Ciri umum musik kontemporer yaitu tekstur dan warna bunyi dapat

Kreasi Musik Kontemporer (Part 1) Seni Budaya Kelas XII/1

Ciri umum musik kontemporer yaitu tekstur dan warna bunyi dapat

A. Konsep Musik Kontemporer

    Istilah musik berasal dari bahasa Yunani, mousikos. Kata ini diambil dari nama salah satu dewa Yunani yang bernama Mousikos. Mousikos dilambangkan sebagai dewa keindahan dan menguasai bidang kesenian dan ilmu pengetahuan. Musik dapat diartikan sebagai ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk bunyi-bunyian. Ungkapan yang dihasilkan melalui suara manusia disebut vokal sedangkan ungkapan yang dihasilkan melalui alat musik disebut instrumental.

    Dalam perkembangannya muncul berbagai bentuk atau jenis musik. Di barat kita mengenal berbagai jenis musik, seperti musik klasik, latin, jazz, dan musik rock n roll. Di nusantara kita mengenal berbagai jenis musik seperti musik daerah, keroncong, pop, melayu, dan dangdut. Dalam musik daerah kita mengenal berbagai macam jenis musik dengan alat musik tradisionalnya yang khas. Di Sumatera Utara ada musik Tata Ganing dan Gordang. Di Sumatera Barat kita mengenal Talempong.

    Banyak seniman musik bermunculan. Karya seni musik terus berkembang hingga munculnya musik kontemporer. Musik kontemporer muncul sebagai ekspresi individual seniman musik. Musik kontemporer memerlukan daya kreativitas yang tinggi. Selain itu, musik kontemporer ini menjadi sebuah wadah atau tempat bagi seniman-seniman musik untuk menciptakan maupun mengaransemen sajian musik berbeda dari yang lain.

    Kontemporer mempunyai arti kekinian. Apabila musik populer kebanyakan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana hiburan, karya seni kontemporer lebih mementingkan seni untuk seni. Penyaji musik kontemporer tidak peduli apakah musiknya diminati masyarakat atau tidak. Mereka tidak menuntut adanya popularitas atau selera dari masyarakat. Musik kontemporer dapat dikenali dengan beberapa ciri yang melekat dalam keadilannya.

1. Judul

    Karya musik kontemporer lazim menggunakan judul yang aneh bahkan asing, misalnya Gymnopedie, Liturgi Kristal, dan Telemusik. Ada juga yang menggunakan bahasa yang tidak lazim, seperti judul karya Steve Reich, Tehilin. Di Berlin juga pernah diadakan konser musik kontemporer yang diberi judul Soundbridges-Jembatan-Jembatan-Bunyi.

2. Tema

    Dalam musik yang lazim dikenal, tema yang diangkat umumnya berkisar pada cinta, duka, dan gembira. Musik kontemporer yang mengusung tema yang baru misalnya Tetabuhan Sungut karya Slamet Abdul Syukur yang mengusung tema eksplorasi kemampuan bunyi mulut manusia.

3. Instrumentasi

    Dalam musik kontemporer, bukan hanya menggunakan instrumen musik yang lazim dikenal, melainkan juga menggunakan benda-benda yang menghasilkan bunyi. Misalnya, generator gelombang bunyi dalam karya Stockhausen, musik dari tepukan tangan karya Steve Reich, dan piano yang disumbat dengan sekrup dan benda-benda logam karya John Cage Partitura.

4. Partitur

    Untuk musik kontemporer, notasi balok dan/atau angka tidaklah cukup. Konsep musik dalam musik kontemporer sering disertai petunjuk yang detail tentang gambaran bunyi dan cara memproduksi bunyi tersebut. Itulah mengapa dalam ranah musik kontemporer dikenal pula notasi auditif dan notasi tindakan.

Ciri umum musik kontemporer yaitu tekstur dan warna bunyi dapat

Partitur auditif dari musik karya Stockhausen

5. Teknik Garapan

    Seringkali, komponis musik kontemporer membuat sendiri tata gramatika, idiom musiknya, susunan, dan struktur harmoni yang baru. Ide garapan dapat saja menggunakan idiom dan tata gramatika musik tradisi atau juga perhitungan nilai matematis dan dapat pula rasio atau perbandingan sebuah struktur rancangan bangunan. Selain di atas, musik kontemporer juga mempunyai ciri berikut.

  • Tekstur atau warna bunyi bisa heterogen (berbagai jenis) bisa pula homogen (sejenis).
  • Notasi musik berupa simbol atau tanda yang hanya dimengerti oleh pemusik.
  • Musik memiliki kecenderungan improvisasi mengikuti mood pemusik.
  • Bunyi yang dikomposisikan tidak selalu berasal dari instrumen musik.
  • Musik bisa memiliki melodi atau hanya komposisi ritmis.
  • Tidak dibatasi pada satu jenis tangga nada.
  • Tidak terikat pada satu jenis birama.
  • Dinamik dan tempo bervariasi.

    Konsep yang digunakan para pemusik kontemporer mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Konsep musik ini hadir dalam bentuk yang beraneka ragam, diantaranya:

  • Perpaduan musik daerah (tangga nada pentatonis) dengan musik Barat.
  • Penonjolan alat musik perkusi (alat musik pukul) yang di sistem terlebih dahulu sehingga menimbulkan kesan selaras dengan nada.
  • Menggabungkan suara murni alam seperti angin, ombak, atau badai dengan musik umum (musik Barat).
  • Menciptakan musik baru.
  • Menggunakan teknologi elektronik.


B. Musik Kontemporer dari Indonesia

    Menurut kajian Prof. Dieter Mack, komposer, pianis, dan pakar tentang budaya musik Indonesia dari Universitas Freiburg Jerman, keberadaan musik kontemporer di Indonesia dibagi menjadi 3 kategori.

1. Musik Kontemporer dalam Idiom Tradisi Barat

    Komposisi yang termasuk dalam kategori ini adalah Amir Pasaribu, Dua Srikandi, Trisutji Kamal, dan Marusya Nainggolan Abdullah. Materi garapannya dapat berupa musik tradisional. Teknik garapannya memakai prinsip-prinsip yang lazim dikenal pada musik barat misalnya nuansa gending gamelan Jawa yang ditranskripsikan ke dalam piano. Namun, laras dan alur musiknya tidak pelog, salendro, ataupun ladrang, melainkan mengambil bentuk sonata, prelude, dan semacamnya.

2. Musik Kontemporer yang Bersumber dari Unsur Etnik

    Kategori musik ini dimotori oleh tokoh-tokoh seperti A. W. Sutrisna, Rahayu Supanggah, Wayan Sadra, Dodi Satya Ekagustdiman, komponis muda yang banyak mendapat pujian di Jerman. Karya dalam kategori ini dikatakan revitalisasi musik tradisi. Misalnya, degung Sunda yang diberi "baju" baru. Cara menabuh dengan teknik baru misalnya dengan sendok makan. Cara memetik kacapi dengan menggunakan gesekan kuku jari.

3. Musik Baru yang Berlatar Belakang Budaya Indonesia dan Budaya Barat

    Komponis terkemuka dalam kategori ini adalah Slamet Abdul Syukur, Sapto Raharjo, Ben M. Pasaribu, Tony Prabowo, dan Oto Sidharta. Ciri garapan kategori ini adalah mix culture. Percampuran dua macam budaya, misalnya karya Slamet Abdul Syukur yang berjudul Tetabuhan Sungut adalah sebuah canon vokal namun strukturnya mengambil teknik garapan gending.

C. Musik Kontemporer dari Luar Negeri

1. Kontemporer Klasik (Akhir Abad ke-19-Awal Abad 20)

    Musik kontemporer yang muncul akhir abad ke-19-awal abad ke-20 ini disebut kontemporer klasik untuk membedakannya dengan musik kontemporer modern. Istilah yang dipakai tidak sesuai dengan pengertian yang sesungguhnya. Kontemporer artinya sesuai zamannya. Kenyataannya justru sesuatu yang unik dan berbeda dengan popularitas zamannya.

    Pada zaman ini, musik bersifat impresionis, tidak dibatasi oleh aturan untuk keindahan dan mengekspresikan perasaan, tetapi lebih sering mengalun sesuai kemauan komposernya. Ciri-ciri musik kontemporer klasik antara lain:

  • Banyak menggunakan modulasi (perubahan nada dasar).
  • Ada perubahan komposisi instrumen.
  • Dinamik dan tempo dengan variasi tak lazim.
  • Harmoni lepas dari sistem tonal (pengelompokan tingkat akor).

    Tokoh-tokoh musik kontemporer klasik antara lain Claude Debussy dan George Gershwin.

2. Kontemporer Modern

    Kontemporer modern dipelopori oleh Arnold Schoenberg dengan tangga nada duodekatonik atau sistem 12 nada. Selain itu, tokoh musik kontemporer lainnya seperti Pierre Blouse memiliki teknik kreativitas dengan menggunakan idiom dan tata gramatika matematika. Tokoh musik kontemporer dari Asia yaitu Nam June Paik yang berasal dari Korea.


Apa ciri ciri musik kontemporer?

Musik kontemporer memiliki ciri khas, yaitu: Memiliki warna bunyi sejenis atau berbagai macam jenis. Memiliki notasi yang hanya bisa dimengerti oleh pemusik karena notasinya ditulis dengan tanda atau simbol. Mempunyai improvisasi yang beragam sesuai keinginan si pembuat musik (komposer).

Apakah tekstur warna musik kontemporer adalah heterogen?

Selain di atas, musik kontemporer juga mempunyai ciri berikut. Tekstur atau warna bunyi bisa heterogen (berbagai jenis) bisa pula homogen (sejenis).

Berikut Manakah yang bukan termasuk ciri ciri musik kontemporer?

Jawaban. Jawaban: Memiliki warna bunyi sejenis atau berbagai macam jenis.

Apa saja yang termasuk unsur seni musik kontemporer?

Unsur khas dalam musik kontemporer.
Tone. Sebagai penikmat musik tentu kalian sudah mengenal apa yang dimaksud tone dengan jelas. ... .
Ritme. Dalam musik kontemporer, ritme adalah unsur yang cukup signifikan terasa. ... .
Melodi. Melodi juga jadi salah satu unsur yang cukup ditemukan di dalam sebuah karya musik kontemporer. ... .
Harmoni..