Ceritakanlah virus yang sudah pandemir ribuan tahun lalu tersebut

Apa itu COVID-19?Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa disingkat COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas.

Apakah COVID-19 Menular?

YA. Infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. Jarak jangkauan droplet biasanya hingga 1 meter. Droplet bisa menempel di benda, namun tidak akan bertahan lama di udara. Waktu dari paparan virus hingga timbulnya gejala klinis antara 1-14 hari dengan rata-rata 5 hari. Maka, orang yang sedang sakit diwajibkan memakai masker guna meminimalisir penyebaran droplet.

Apa Penyebab COVID-19?

Sampai saat ini belum diketahui penyebab dari virus Corona, tetapi diketahui virus ini disebarkan oleh hewan dan mampu menjangkit dari satu spesies ke spesies lainnya, termasuk manusia. Diketahui virus Corona berasal dari Kota Wuhan di China dan muncul pada Desember 2019.

Bagaimana Gejala COVID-19?

Orang yang terinfeksi memiliki gejala ringan seperti demam, batuk, dan kesulitan bernafas. Gejala dapat berkembang menjadi pneumonia berat.

Bagaimana Cara Mencegah COVID-19?


Tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan infeksi antara lain tetap berada di rumah, menghindari bepergian dan beraktivitas di tempat umum, sering mencuci tangan dengan sabun dan air, tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci. Segera hubungi Hotline jika Anda mengalami gejala atau memiliki riwayat perjalanan/berpergian dari Negara yang terjangkit.

Yuk, Lindungi Diri!

- Terapkan etika batuk atau bersin (dengan menutup mulut dan hidung). Jangan meludah sembarangan.- Bersihkan benda yang sering disentuh.- Gunakan masker jika Anda sakit dan segera ke fasilitas kesehatan terdekat- Cuci tangan dengan sabun- Konsumsi makanan bergizi dan olahraga

- Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Gejala Mirip COVID-19?

  • Hubungi nomor layanan Kendal Tanggap COVID-19 di 0294-381159- Gunakan masker dan ganti secara berkala.

    - Batasi kontak dengan orang lain dan tetap tinggal di rumah.

Informasi Lain

JAKARTA – Manusia sudah memerangi virus sejak lama, bahkan jauh sebelum virus Corona COVID-19 melanda dunia. Untuk beberapa penyakit yang diakibatkan oleh virus, sudah ada vaksin dan obat yang dapat mengatasi infeksi itu, sehingga penularannya tidak lagi menyebar secara luas. Akan tetapi masih ada vaksin virus yang belum bisa ditemukan hingga saat ini, seperti HIV.

Dalam beberapa dekade terakhir, sejumlah virus yang berpindah dari hewan ke manusia berhasil memicu wabah yang cukup besar, sampai merenggut nyawa banyak orang, seperti yang kita alami saat ini, yaitu virus Corona.

Selain itu, ada sejumlah virus yang pernah mewabah di berbagai belahan dunia. Berikut di antaranya dikutip dari Live Science.

1. Virus Marburg

Para ilmuwan mengidentifikasi virus Marburg pada tahun 1967. Wabah ini dimulai ketika beberapa pekerja laboratorium di Jerman terinfeksi virus dari kera Uganda. Virus Marburg mirip dengan Ebola karena keduanya memiliki gejala, seperti demam berdarah, kerusakan organ tubuh, hingga kematian.

2. Virus Ebola

Wabah Ebola sudah terdeteksi sejak tahun 1976. Virus ini menyebar melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, termasuk hewan yang terinfeksi. Seseorang yang terinfeksi virus ini, memiliki gejala yang serupa dengan demam berdarah.

3. Rabies

Meskipun vaksin rabies untuk hewan peliharaan sudah diperkenalkan pada tahun 1920-an, tetapi virus ini masih menjadi permasalahan bagi beberapa negara, seperti di India dan Afrika. Rabies sendiri disebabkan oleh gigitan hewan yang terinfeksi. Biasanya, terdapat pada hewan anjing yang belum disuntik vaksin.

4. HIV

Di dunia modern, HIV menjadi salah satu virus mematikan yang dijuluki sebagai 'Pembunuh Terbesar.' Virus ini sebenarnya sudah dikenali sejak tahun 1980-an. Menurut Amesh Adalja, seorang dokter penyakit menular dan juru bicara Masyarakat Penyakit Menular Amerika, penyakit menular yang memakan korban terbesar adalah HIV karena diperkirakan sudah sekitar 32 juta orang yang telah meninggal sejak virus ini pertama kali dikenali.

5. Cacar

Penyakit Cacar disebabkan karena virus Varicella. Virus ini rupanya sudah dikenali sejak ribuan tahun yang lalu dan diteliti sudah membunuh satu dari tiga orang yang terinfeksi. Menurut sejarawan, terdapat 90% penduduk asli Amerika yang meninggal karena cacar yang ditularkan dari para penjelajah Eropa. Pada abad ke-20, cacar telah membunuh sekitar 300 juta orang.

6. Hantavirus

Virus ini terdeteksi pada tahun 1993, ketika seorang pemuda Navajo bersama tunangannya yang tinggal di daerah Four Corners di Amerika Serikat, meninggal beberapa hari setelah mengalami sesak napas. Beberapa bulan kemudian, otoritas kesehatan menemukan terdapat hantavirus dari seekor tikus rusa yang tinggal di rumah salah satu orang yang terinfeksi. Lebih dari 600 orang di Amerika Serikat yang terjangkit virus HPV, dan 36% diantaranya meninggal dunia.

7. Virus Flu Spanyol

Wabah penyakit ini dimulai sejak tahun 1918 yang menewaskan sekitar 50 juta orang. Virus ini memiliki kesamaan dengan COVID-19, yaitu gejalanya mirip dengan influenza, penularan yang cepat, dan menyebabkan kematian. Wabah penyakit flu Spanyol juga menjadi salah satu faktor perdamaian perang dunia pertama dikarenakan banyak tentara yang meninggal akibat virus ini.

8. Virus Dengue

Virus ini pertama kali muncul pada tahun 1950-an di Filipina dan Thailand. Sejak saat itu, virus ini menyebar ke seluruh wilayah tropis dan subtropis di dunia. Virus Dengue sendiri dibawa oleh nyamuk dan mengakibatkan sakit Demam Berdarah. Virus ini diklaim memiliki tingkat kematian sebesar 20 persen jika tidak ditangani.

9. Rotavirus

Rotavirus menyebabkan penyakit diare yang parah pada bayi dan anak kecil. Virus ini dapat menyebar dengan cepat. Penelitian sendiri mengkonfirmasi bahwa penyakit ini banyak menyebabkan kematian di negara berkembang karena perawatannya yang tidak tersebar secara luas.

10. Mers-CoV

Virus ini memicu wabah di Arab Saudi pada tahun 2012 dan Korea Selatan pada tahun 2015. Virus Mers termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan SARS-CoV dan SARS-CoV-2. Akan tetapi penyakit zoonosis ini berasal dari unta.

Virus corona menjadi topik terhangat sejak dua pekan terakhir Januari 2020. Virus ini mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat dunia, terutama setelah merenggut nyawa ratusan orang hanya dalam waktu dua pekan.

Satu hal yang paling mengkhawatirkan adalah virus ini terus mencari mangsa, sementara obatnya hingga saat ini belum ditemukan. Virus corona jenis baru mulai menjadi perhatian masyarakat dunia setelah pada 20 Januari 2020, otoritas kesehatan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, mengatakan tiga orang tewas di Wuhan setelah menderita pneumonia yang disebabkan virus tersebut.

Dilansir dari Asian Nikkei Review, berita tersebut langsung meresahkan warga Tiongkok yang akan melakukan perjalanan pulang kampung untuk merayakan Tahun Baru Imlek pada 25 Januari 2020. Virus ini terasa semakin menakutkan bagi warga karena berkaitan dengan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) yang pernah menewaskan hampir 650 orang di Tiongkok dan Hong Kong pada 2002 dan 2003.

Berikut penjelasan lengkap asal muasal virus corona dan perjalanannya hingga menjadi teror paling meresahkan bagi masyarakat dunia.

1. Asal muasal virus corona dan cara penyebarannya

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Virus corona jenis baru yang tengah menyerang masyarakat dunia saat ini dalam istilah kedokteran disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Dikutip dari Center for Disease Control and Prevention, cdc.gov, virus corona merupakan jenis virus yang diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada saluran pernapasan, yang pertama kali terdeteksi muncul di Kota Wuhan, Tiongkok.

Virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di Kota Wuhan. Dilaporkan kemudian bahwa banyak pasien yang menderita virus ini dan ternyata terkait dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut. Orang pertama yang jatuh sakit akibat virus ini juga diketahui merupakan para pedagang di pasar itu.

Dikutip dari BBC, koresponden kesehatan dan sains BBC, Michelle Roberts and James Gallager mengatakan, di pasar grosir hewan dan makanan laut tersebut dijual hewan liar seperti ular, kelelawar, dan ayam. Mereka menduga virus corona baru ini hampir dapat dipastikan berasal dari ular. Diduga pula virus ini menyebar dari hewan ke manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia.

2. Gejala-gejala seseorang terinfeksi virus corona

(IDN Times/Arief Rahmat)

Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah menyatakan, virus corona yang menular ke manusia bisa menyebabkan peradangan saluran pernapasan. Kepala Dinkes Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengungkapkan, dalam kondisi paling kritis seseorang yang terkena virus corona suhu tubuhnya bisa naik drastis lebih dari 38 derajat celcius.

“Gejalanya nyaris mirip flu biasa. Cuma demamnya lebih tinggi di atas 38 derajat. Kemudian penderitanya mengalami sakit kepala, batuk-batuk kering, kadang juga sesak napas. Tapi untuk infeksi paling berat bisa mengalami gagal napas,” kata Yulianto kepada IDN Times, Senin (27/1).

Ia menuturkan jika tak dilakukan analisa yang cermat, petugas medis sulit membedakan antara flu dengan gejala virus corona. Secara umum, seorang yang terinfeksi virus corona memiliki gejala seperti demam, gangguan pernapasan, batuk pilek, sakit tenggorokan, dan letih.

3. Lima cara penularan virus corona dari manusia ke manusia lainnya

Grafik Virus Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir dari A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and Prevention, terdapat lima cara penularan virus corona dari manusia ke manusia lainnya.

1. Transmisi dari cairan: air dapat membawa virus dari pasien ke orang lain yang berada dalam jarak sekitar satu meter. Air yang dimaksud biasanya berupa cairan tubuh yang keluar saat berbicara, batuk, dan bersin. 2. Transmisi dari udara: virus corona bisa menyebar dalam jarak jauh melalui udara. Cara ini sama dengan cara virus flu, SARS, variola, dan norovirus menular dari satu orang ke orang lainnya. 3. Transmisi kontak: virus dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir (seperti mata, lidah, luka terbuka, dan lain-lain). Transmisi juga bisa berlangsung melalui darah yang masuk ke tubuh atau mengenai selaput lendir. 4. Transmisi dari hewan: orang yang mengolah, menjual, dan mendistribusikan hewan liar yang membawa virus corona dapat tertular melalui kontak tersebut.

5. Kontak dekat dengan pasien: keluarga, orang yang tinggal serumah, petugas medis, atau bahkan orang yang sempat berada dekat dengan pasien rentan untuk tertular.

4. Virus bisa mati dalam rentang waktu 5-7 hari

Ratusan WNI saat dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok, menggunakan pesawat Batik Air. (Twitter/@infoppkk)

Menurut sumber yang sama, masa inkubasi corona paling pendek berlangsung selama dua hingga 3 hari, sedangkan paling lama bisa mencapai 10 hingga 12 hari. Namun melihat perilaku virus corona pada penyakit lainnya, para ahli mengatakan bahwa masa inkubasi tersebut dapat mencapai waktu 14 hari.

Ini adalah rentang waktu yang dibutuhkan oleh virus tersebut untuk menjangkit dan menampakkan gejala-gejala awal. Dalam masa tersebut virus corona masih bisa menular ke orang lain sehingga cukup sulit untuk mendeteksinya.

Menurut riset, virus corona sensitif terhadap panas dan dapat secara efektif dinonaktifkan oleh pelarut lipid dengan suhu setidaknya 56℃ selama 30 menit. Selain itu bisa juga dinonaktifkan dengan eter, alkohol 75 persen, disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus ini.

Kepala Dinkes Jawa Tengah, Yulianto Prabowo memastikan bahwa virus corona belum bisa diobati dengan penanganan medis apa pun. Walau demikian, ia mengatakan, sebenarnya virus corona yang masuk ke dalam tubuh manusia bisa mati dalam rentang waktu 5-7 hari. Dengan sistem imun tubuh yang cukup baik, virus corona tak mudah menyebar ke seluruh anggota tubuh.

5. Empat orang meninggal saat 2 hari setelah Pemerintah Tiongkok tutup Kota Wuhan

Situasi Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. (Istimewa)

Dikutip dari kemenkes.go.id, pada 21 Januari 2020 sudah ada 218 warga Tiongkok yang tertular virus corona dan 4 orang meninggal. Jumlah korban terus bertambah, hingga pada 23 Januari 2020, Pemerintah Tiongkok memutuskan untuk menutup Kota Wuhan yang menjadi pusat munculnya virus corona. Keputusan ini diambil setelah jumlah korban tewas mencapai 17 jiwa dan kurang lebih 600 orang terinfeksi.

Dilansir Reuters, pemerintah setempat menginformasikan semua jaringan transportasi dihentikan dan penerbangan keluar dari Wuhan ditunda sejak pukul 10.00 pagi waktu setempat. Virus berbahaya tersebut sudah menyebar ke beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Amerika Serikat.

6. Pemerintah Indonesia memulangkan 238 WNI dari Provinsi Hubei

Ratusan WNI yang dievakuasi dari wabah virus corona di Tiongkok, tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2). (ANTARA FOTO/M N Kanwa)

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan mulai menarik warganya dari Wuhan. Pemerintah Indonesia pun mulai memikirkan hal yang sama.  Setelah mendapat lampu hijau dari Pemerintah Tiongkok, Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri memulangkan 243 WNI dari Provinsi Hubei.

Pada 1 Februari 2020, Pemerintah Indonesia menjemput 243 WNI dari Hubei. Dari jumlah itu, 238 orang saja yang dievakuasi dan menjalani karantina untuk observasi selama dua pekan di Natuna, Kepulauan Riau.

Sebanyak 238 WNI itu tiba di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, Minggu, 2 Februari 2020 sekitar pukul 08.30 WIB menggunakan pesawat Batik Air dan keluar dari pesawat sekitar pukul 09.00 WIB.

Saat turun dari tangga pesawat, sejumlah petugas berpakaian kapsul berwarna putih dan kuning menyemprotkan cairan disinfeksi kepada setiap penumpang. Di antara mereka terdapat anak-anak. Mereka menggunakan jaket dan penutup kepala serta masker. Mereka kemudian menjalani karantina di hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna.

Empat WNI menolak kembali ke tanah air dan tiga lainnya tak lolos screening kesehatan.

7. Pada 30 Januari 2020 virus corona telah menyebar ke 18 negara

Sebanyak 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok, tiba di Bandara di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2) sekitar pukul 08.30 WIB. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, virus corona telah menyebar ke 18 negara. Menurut WHO jumlah penyebaran ini telah meningkat per tanggal 30 Januari 2020, yang sebelumnya hanya 15 negara bertambah tiga negara yang melaporkan kasus virus ini yaitu Finlandia, India dan Filipina.

Negara lainnya yang menyusul memberi konfirmasi adalah Jepang (11), Singapura (10), Malaysia (7), Prancis (5), Korea Selatan (4), Vietnam (2), Kamboja (1), Thailand (14), Nepal (1), Sri Lanka (1), Amerika Serikat (5), Kanada (3), Jerman (4), dan Uni Emirat Arab (4).

8. Pada 30 Januari WHO nyatakan darurat global terhadap wabah virus corona

Anggota paramiliter menggunakan masker saat berjaga di Gerbang Tiananmen, saat sejumlah wilayah dilanda wabah virus korona baru, di Beijing, Tiongkok, pada 27 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Setelah hampir dua bulan virus ini mewabah, akhirnya pada 30 Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyatakan darurat global terhadap virus corona. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan situasi darurat bukan karena penyebaran virusnya di Tiongkok, melainkan karena sudah menyebar luas ke banyak negara.

“Alasan utama kami menyatakan dalam deklarasi ini bukan karena apa yang terjadi di Tiongkok melainkan penyebaran yang terjadi di negara lain,” ujar Ghebreyesus seperti dikutip dari stasiun berita BBC, Jumat (31/1).

dikutip sesuai aslinya : sumber //bali.idntimes.com/health/medical/denny-adhietya/asal-muasal-dan-perjalanan-virus-corona-dari-wuhan-ke-seluruh-dunia-regional-bali/full

Rabu, 28 Juli 2021, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi NTB, H. Huailid, S.Sos., M.Si., mengikuti Zoom Meeting Uji Publik […]

Koordinator Pengelolaan Data dan Informasi/KMC Bappeda Provinsi NTB, Hj. Suryani Eka Wijaya, ST., MBA., P.hD., Mengikuti Rapat Asistensi Kabupaten/Kota dalam peningkatan daya […]

Perwakilan Pejabat Fungsional Utama Bappeda Provinsi NTB, Taufiqurrahman, M. Pd, Mengikuti Lokakarya Kurikulum dan Penandatanganan perjanjian kerja sama Program Merdeka Belajar Kampus […]

Kepala Bappeda Provinsi NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si., memimpin Rapat Tindak Lanjut Pembahasan Kawasan Konservasi Gili Tramena (Trawangan, Meno, Air) dalam […]

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA