Jakarta -
Cara hidup masyarakat pada zaman prasejarah mencakup berburu dan berpindah-pindah, bermukim dan berladang, hingga bercocok tanam di pesawahan. Tahukah detikers, pada zaman pra aksara, cara hidup dengan mengumpulkan makanan disebut dengan istilah apa?
Cara hidup dengan mengumpulkan makanan ditemukan di zaman batu tua atau Paleolitikum. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat zaman Paleolitikum berburu binatang di hutan, menangkap ikan di sungai, atau mencari dan mengumpulkan makanan, seperti dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia oleh M. Junaedi Al Anshori.
Pada zaman pra aksara, manusia purba punya cara bertahan hidup dengan mengumpulkan makanan dan meramu disebut dengan istilah food gathering. Selain itu dengan cara berburu. Makanan yang dikumpulkan meliputi ubi, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang tersedia di alam.
Masyarakat zaman batu tua yang melakukan food gathering hidup berpindah-pindah. Mereka mencari tempat tinggal yang dihuni banyak binatang buruan dan daerah yang subur serta banyak tersedia makanan. Makanan yang dicari yaitu seperti umbi-umbian, biji-bijian, daun-daunan, atau kayu-kayuan.
Masyarakat zaman Paleolitikum sudah pandai menggunakan alat. Dari penemuan peninggalan zaman batu tua, diketahui alat-alat itu digunakan untuk berburu, menangkap ikan, dan mengumpulkan makanan.
Batu kasar merupakan bahan dasar untuk membuat alat-alat berupa kapak, palu, parang, cangkul, anak panah, dan lain-lain. Yang paling menonjol dan sering digunakan adalah kapak perimbas. Kapak perimbas adalah kapak serba guna yang dapat dipakai untuk memotong, memukul, atau mencangkul.
Hasil food gathering masyarakat zaman batu tua, seperti binatang hasil buruan dan makanan hasil pencarian lalu dimakan langsung. Sebagian makanan juga disimpan untuk bahan makanan cadangan hari-hari berikutnya di sekitar tinggal mereka. Masyarakat zaman batu tua tinggal di atas pohon atau di gua.
Peradaban masyarakat yang sederhana di zaman batu tua atau zaman Paleolitikum mulai berubah di zaman Mesolitikum. Pada zaman batu tengah ini, masyarakat mulai bermukim dan menanami ladang dengan tumbuhan yang dapat dimakan.
Jadi, pada zaman pra aksara, cara hidup dengan mengumpulkan makanan disebut dengan istilah food gathering. Selamat belajar, detikers!
Simak Video "Merinding! Wisata ke Gua Sancang Garut yang Berbau Mistis"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/pal)
KOMPAS.com - Kehidupan masyarakat praaksara mengalami fase food gathering dan food producing.
Food gathering adalah masa di mana manusia purba mempertahankan hidupnya dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan atau meramu.
Sedangkan food producing adalah corak kehidupan manusia praaksara yang artinya memproduksi makanan dengan cara beternak dan bercocok tanam.
Lantas, apa perbedaan food gathering dan food producing pada zaman prasejarah?
Food gathering
Kehidupan manusia purba pada masa berburu dan masa meramu yang masih sangat tergantung pada alam sekitarnya disebut food gathering.
Pola kehidupan ini terjadi pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, atau bersamaan dengan Zaman Paleolitikum dan Mesolitikum.
Pada masa ini, kehidupan manusia purba masih sangat tergantung pada alam sekitarnya. Segala daya masyarakatnya pun ditujukan untuk berhasilnya usaha memenuhi kebutuhan makan.
Oleh karena itu, manusia purba hidup dengan cara berpindah-pindah (nomaden), mengikuti tempat yang cukup banyak menyediakan bahan makanan dan air.
Baca juga: Nomaden: Sejarah dan Perkembangannya
Biasanya, mereka hidup di dekat sungai atau danau, di mana hewan buruannya mencari minum.
Hewan yang diburu saat itu adalah babi, kerbau, banteng, rusa, monyet, ikan, dan masih banyak lainnya.
Perburuan dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari laki-laki, dan hasilnya dibagi untuk keluarga mereka.
Teknologi yang dikuasai masa food gathering masih sangat rendah, di mana hampir semua alat yang digunakan bentuknya begitu sederhana.
Untuk menangkap hewan buruan, manusia purba menggunakan alat-alat dari kayu dan tulang, memasang jebakan, serta menggiring hewan ke arah jurang yang terjal.
Sementara itu, kegiatan meramu atau mengumpulkan makanan dilakukan oleh perempuan.
Makanan yang dikumpulkan berupa umbi-umbian seperti keladi, buah-buahan, biji-bijian, dan daun-daunan.
Peran perempuan sangat penting dalam memilih tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan dan membimbing anak-anak dalam meramu.
Hasil budaya yang khas pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana adalah kapak perimbas.
Baca juga: Corak Kehidupan Manusia Zaman Prasejarah
Food producing
Dalam perkembangannya, manusia purba mengalami transisi dari food gathering ke food producing.
Perubahan dari food gathering ke food producing terjadi pada Zaman Neolitikum.
Periode ini disebut sebagai Revolusi Neolitik karena dianggap sebagai periode revolusi besar-besaran dalam peradaban manusia, di mana terjadi perubahan yang mendalam dan meluas dalam seluruh penghidupan manusia.
Pada masa food producing, manusia purba dapat memproduksi makanan sendiri dengan cara beternak dan bercocok tanam.
Oleh karena itu, masyarakatnya mulai meninggalkan hidup nomaden untuk tinggal menetap.
Namun pada awalnya, praktik bercocok tanam masih dilakukan dengan amat sederhana dan berpindah-pindah menurut keadaan kesuburan tanah.
Setelah tanah pertanian dianggap tidak subur lagi, mereka akan berpindah untuk mencari lahan baru.
Tanaman yang dibiakkan pada masa ini misalnya adalah keladi, ubi, sukun, pisang, gandum, padi, kentang, jagung, kedelai, dan beberapa jenis buah-buahan.
Di sisi lain, masyarakatnya juga telah mengenal teknik penjinakan hewan dan bertukar barang.
Hewan-hewan seperti anjing, babi, kerbau, kuda, dan jenis-jenis unggas akan dipelihara untuk persediaan makanan dan keperluan pertanian.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia prasejarah pada periode ini kerap menukar hasil bercocok tanam mereka.
Manusia prasejarah yang telah mengembangkan budaya pertanian adalah Homo sapiens.
Referensi:
- Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Muhammadzahran2000 @Muhammadzahran2000
March 2019 2 435 Report
Carahidup masyarakat praaksara yang ditandai kemampuan menghasilkan makanan disebut
wulandari0025 Verified answer Zaman batu muda yaitu manusia tlh menghasilkan makananatau food producing
4 votes Thanks 11
ANIsaRafa Cara hidup masyarakat praaksara yang ditandai kemampuan menghasilkan makanan disebut food producing
2 votes Thanks 8
More Questions From This User See All
Muhammadzahran2000 March 2019 | 0 Replies
Berikut ini yang dimaksud Food gathering adalah Answer
Muhammadzahran2000 March 2019 | 0 Replies
Zaman batu baru, pola kehidupan manusianya adalah Answer
Muhammadzahran2000 March 2019 | 0 Replies
Masyarakat Kepulauan Indonesia pada zaman praaksara dalam melakukan perjalanannya sangat sipengaruhi Answer
Muhammadzahran2000 March 2019 | 0 Replies
Pada zaman batu tua masyarakat hidup dengan pola Answer
Recommend Questions
AlmaSabrina22720061 May 2021 | 0 Replies
mrifyal23 May 2021 | 0 Replies
Dewan konstituante yang dibentuk berdasarkan hasil pemilu yang pertama tahun 1955 mempunyai tugas
mimimi890 May 2021 | 0 Replies
jelaskan selat yg menghubungkan sumatera dan jawa
jihanhanifa59 May 2021 | 0 Replies
politik etis sering mendapat ejekan sebagai politik sarung tangan sutra. mengapa demikian?jelaskan!
Muhammadmansyur May 2021 | 0 Replies
daerah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan majapahit meliputi sumatra jawa Kalimantan Sulawesi nusa tenggara maluku dan papua . pernyataan tersebut di paparkan oleh
nadia175356 May 2021 | 0 Replies
penjelasan bagaimana aqidah tanpa filsafat dan filsafat tanpa aqidah
said1622 May 2021 | 0 Replies
jelaskan bagaimana sikap masyarakat indonesia terhadap agama dan bagaimana langkah langkah membumikan islam di kampus
FikriArdjun3009 May 2021 | 0 Replies
Bentuk bentuk perubahan sosial dan budaya dalam konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah
fraansiskaa3667 May 2021 | 0 Replies
Nerikut ini yang bukan dampak negative dari penerapan revolusi hijau di indonesia adalah
RazanMI May 2021 | 0 Replies
kenampakan bayangan yang lebih kecil dari ukuran benda sebenarnya