Bila kita berbicara dengan bapak ibu di rumah harus dengan perkataan

Jaman sudah makin edan, kultur ketimuran semakin terkikis dan pendidikan agama sudah banyak dikesampingkan. Sekarang banyak ditemui anak yang hilang sopan santun hingga kurang ajar terhadap orang tuanya, tidak mempunyai sikap berbakti bahkan menelantarkan orang tua yang sudah lanjut usia. Berbuat baik kepada kedua orang tua hukumnya wajib, baik waktu kita masih kecil, remaja atau sudah menikah dan sudah mempunyai anak bahkan saat kita sudah mempunyai cucu. Ketika kedua orang tua kita masih muda atau sudah lanjut usianya bahkan pikun kita tetap wajib berbakti kepada keduanya. Mereka membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan berbagai pengorbanan. Pengorbanan itu tak hanya dalam hal tenaga, waktu dan materi, bahkan demi anak nyawa pun rela dikorbankan.

Berikut ini setidaknya ada 10 cara yang cukup sederhana yang dapat kita lakukan untuk berbakti atau memuliakan orang tua, termasuk kepada orang tua yang telah tiada.

1. Lemah Lembut Dalam Bertutur Kata Kepada Orang Tua
Jagalah setiap tutur kata kita sebagai anak agar senantiasa lemah lembut tatkala berbicara kepada orang tua. Jauhi ucapan-ucapan bernada tinggi, apalagi kata-kata kasar. Kepada pimpinan atau bos kita saja kita bisa berusaha santun (meskipun terkadang hanya basa-basi), seharusnya kita pun bisa bertutur lemah lembut kepada orang tua. Kadang kita temui anak yang berkata kepada orang tuanya dengan cara berteriak-teriak.

2. Membantu Berbagai Pekerjaan Rumah
Banyak dari kita yang tidak menyadari sebenarnya ada berbagai rutinitas orang tua, terutamanya Ibu yang sebenarnya cukup melelahkan, namun atas dasar tanggung jawab sebagai orang tua, perkara-perkara rutinitas dalam keseharian itu tidak menjadikan mereka berkeluh kesah. Maka tidak ada salahnya bagi kita untuk membantu meringankan beban orang tua tersebut, seperti halnya membantu mencuci piring, menyapu halaman, mengepel lantai, membersihkan rumah dan semisalnya. Meskipun mungkin kita tidak setiap hari membantu dalam meringankan pekerjaan-pekerjaan tersebut, tapi niscaya itu akan membuat orang tua merasa bahagia.

3. Ringan Tangan Menjalankan Perintah Orang Tua
Jika orang tua memerintahkan suatu hal kepada kita, yang mana hal tersebut dapat kita jalankan, maka janganlah menolak atau menunda-nunda jika memang kita tidak memiliki udzur dalam perkara tersebut. Orang tua ‘melayani’ kita sejak kita lahir, sejak masih bayi hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Sungguh tidak pantas ketika tiba saatnya orang tua kita memerintahkan kita untuk melakukan suatu perkara yang sanggup kita kerjakan, namun kita mencari-cari alasan untuk mengelak dari perintah tersebut.

4. Senantiasa Bersikap Sopan dan Santun
Tidak sekedar ucapan yang lemah lembut saja yang harus kita jaga, namun juga disertai dengan sikap sopan dan santun terhadap orang tua. Semisal kita mengucapkan salam ketika pulang, tidak sekedar seperti orang masuk pasar. Terlebih lagi kita harus menjauhi sikap kurang ajar kepada orang tua.

5. Bersikap Sabar dan Menahan Marah
Sering kali kita mendengar ucapan dari sekian banyak orang terkait orang tua yang semakin bertambah usia mereka, maka akan semakin ‘rewel’ sikap mereka, seperti anak kecil lagi. Terkadang dipicu oleh kondisi kesehatan yang sudah tidak prima lagi, terkadang orang tua semakin usianya renta mereka jadi lebih sensitif dan mudah marah. Dalam keadaan seperti ini kita harus berusaha untuk menahan diri dengan bersabar. Bahwasanya surga itu adalah tempat yang salah satu ciri-ciri penghuninya adalah mereka yang dapat menahan marah.Bayangkan bagaimana kesabaran orang tua mengasuh kita sejak kecil hingga dewasa, sabar menghadapi kebandelan kita, sabar menasehati kita, dll.

6. Memberi Hadiah Kepada Orang Tua
Memberi hadiah tidak hanya khusus dituntunkan kepada pasangan suami-istri ataupun dari orang tua kepada anak. Namun anak pun dapat memberikan suatu hadiah kepada orang tuanya. Hadiah tidak haruslah yang mahal, namun yang penting dapat menyenangkan orang tua kita. Semisal untuk Ibu kita beri hadiah berupa jilbab yg syar’i, atau kepada bapak kita hadiahkan sebuah sarung yang bagus, semisal tatkala Alloh ‘Azza wa Jalla memberi kita kemudahan dalam hal rezeki yang berlebih. Betapa orang tua akan merasa dimuliakan anak.

7. Tidak Menyia-nyiakan Kerja Keras Orang Tua
Di jaman sekarang ini, banyak kita temui anak yang tidak bisa menghargai perjuangan dan kerja keras orang tuanya dalam menafkahi mereka, menyekolahkan mereka, dan hal yang semisalnya yang notabene perjuangan tersebut adalah untuk membuat kita menjadi lebih baik. Semisal bentuk tidak menghargai perjuangan dan kerja keras orang tua adalah: bolos sekolah, menghambur-hamburkan uang pemberian orang tua, malas belajar, dan sikap negatif lainnya yang dilakukan seorang anak.

8. Merawat Mereka Saat Usia Semakin Renta
Saat kita masih kecil hingga kita dewasa orang tua merawat kita dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Saat kita sakit sejak kita bayi hingga dewasa, orang tua menjaga kita siang dan malam. Ingatlah bagaimana Ibu kita memandikan kita, menyuapi kita dengan telaten, memakaikan baju setiap hari, mengajari kita hal-hal yang baik, mengganti popok kita, dll. Sekarang banyak kita temui, anak-anak yang menaruh orang tuanya di panti jompo dikarenakan mereka lebih memilih menghabiskan semua waktu untuk mengejar nafsu duniawi. Sungguh kebanyakan orang tua akan nelangsa dengan perlakuan seperti ini.

9. Doa Anak Yang Shalih Untuk Orang Tua Yang Telah Meninggal
Bagi Kaum Muslimin yang mana kedua orang tua atau salah satunya telah tiada, bahwasanya doa dari anak yang sholeh begitu luar biasa memberi manfaat bagi orang tua yang telah meninggal. Telah banyak hadits yang menerangkan tentang bagaimana kebaikan yang akan didapatkan orang tua di kehidupan setelah mati tatkala memiliki anak-anak yang sholeh yang mau mendoakan mereka. Dan shaleh ataupun shalehah itu harus diperjuangkan dengan cara taat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikuti tuntunan Rasul-Nya, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Sebaliknya anak-anak yang tidak mau taat kepada perintah Alloh dan sebaliknya gemar berbuat dosa akibat meninggalkan shalat, berbuat maksiat, tidak mau belajar ilmu agama dan hal-hal yg dibenci Alloh serta RasulNya.. maka sang anak hanya akan memberikan beban berat yang harus dipertanggung jawabkan orang tuanya di yaumul akhirat.

0. Menjaga Silahturahmi Dengan Kerabat ataupun Teman Orang Tua
Termasuk juga dalam ini adalah menyambung hubungan dengan teman atau sahabat dari orang tua kita yang telah tiada. Dalam syariat Islam bahwasanya dituntunkan untuk kita senantiasa menyambung tali silahturahmi dengan keluarga-keluarga dari orang tua kita yang telah tiada sebagai bentuk bakti kita kepada orang tua. Kita usahakan meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah paman, tante dan semisalnya.

Hadits Shahih :

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga.”

[Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346]

Penjelasan ringkas dari hadits di atas: Bahwasanya kedua orang tua itu adalah ‘ladang pahala’ untuk kita menggapai surga Alloh ‘Azza wa Jalla. Terdapat kemuliaan tatkala seorang anak ikhlas dan sadar dalam memuliakan serta berbakti kepada kedua orang tuanya dalam perkara-perkara yang ma’ruf (perkara yang baik dan tidak melanggar syariat). Dan sungguh celaka dan merugi bagi seorang anak yang tatkala kedua orang tua atau salah satunya masih hidup lantas ia enggan merawatnya, enggan berbakti kepada mereka terlebih tatkala orang tua sudah renta, bahkan sampai membiarkan orang tua terlantar tanpa perhatian dan kasih sayang dari anak-anaknya. Demi mengejar karir, demi membahagiakan istri atau suami, sering kali akhirnya orang tua dilupakan dan dikesampingkan. Tanpa disadari mereka mendekatkan diri dengan api neraka dan azab-Nya.

Sumber tulisan https://12056fis.wordpress.com/2013/06/05/10-cara-sederhana-berbakti-dan-memuliakan-orang-tua/

10 Cara Sederhana Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Orang tua dan anak biasanya kesulitan mencari waktu untuk berbicara secara terbuka satu sama lain. Para orang tua sering kali berpikir mereka mengganggu privasi anak, sementara para anak berpikir bahwa orang tua tidak tertarik dengan hal yang hendak mereka bicarakan. Kapan pun Anda merasa orang tua terlalu kritis atau terlalu canggung untuk memulai percakapan, buatlah sebuah rencana dan gunakanlah beberapa strategi komunikasi untuk membantu Anda berbicara dengan mereka.

  1. 1

    Beranikan diri. Tak peduli apa pun subjeknya, ketahuilah bahwa Anda akan merasa lebih lega setelah berbicara dengan orang tua. Jangan merasa khawatir, takut, atau malu karena tugas orang tua adalah mendukung Anda. Mereka juga mungkin tahu lebih banyak hal daripada yang selama ini Anda pikir.[1] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  2. 2

    Tak perlu khawatir orang tua akan marah atau bereaksi buruk. Dengan perencanaan yang matang dan komunikasi yang baik. Anda dapat membicarakan hal yang diinginkan. Orang tua khawatir karena mereka peduli dan hanya menginginkan yang terbaik bagi Anda. Dengan mengingat hal tersebut, mereka akan senang Anda mau meminta nasihat untuk masalah Anda.[2] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  3. 3

    Jangan menghindari percakapan. Setiap masalah atau kecanggungan tidak akan hilang begitu saja jika Anda menghindari percakapan dengan orang tua. Lepaskan stres dengan membicarakannya secara terbuka. Mengetahui bahwa orang tua mencoba memahami Anda dan membantu memecahkan masalah dapat menghilangkan stres dan ketakutan.[3] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  4. 4

    Kenalilah siapa yang hendak diajak bicara. Apakah Anda ingin bicara dengan kedua orang tua atau hanya ibu yang cocok menangani masalah ini? Hubungan Anda dengan masing-masing orang tua akan berbeda. Jadi, tanyakan kepada diri Anda hal apa yang lebih pantas dilakukan.[4] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Beberapa topik mungkin lebih mudah didiskusikan dengan salah satu orang tua. Salah satu orang tua Anda mungkin lebih tenang, sementara yang satunya lebih mudah marah. Dalam kasus ini, akan lebih baik jika bicara ke orang tua yang lebih tenang terlebih dahulu sebelum membicarakan hal yang sama ke orang tua satunya bersama-sama.
    • Ketahuilah bahwa orang tua Anda kemungkinan besar akan membicarakan percakapan Anda bersama-sama, meskipun Anda hanya berbicara dengan salah satu dari mereka. Sebaiknya sertakanlah kedua orang tua Anda di dalam percakapan, tetapi pintar-pintarlah meminta bantuan dari salah satu orang tua jika Anda merasa hal tersebut adalah yang terbaik. Sebagai contoh, Anda tidak ingin mengalienasi ayah Anda dan hanya bicara pada ibu soal perundungan di sekolah. Tanyakan kepada ibu apakah ia dapat menemani Anda bicara dengan ayah karena Anda takut ayah justru marah atas sikap Anda yang tidak mau melawan para perundung.

  5. 5

    Jadwalkan waktu dan tempat untuk berbicara. Cari tau jadwal orang tua Anda agar tahu waktu yang tepat untuk berbicara. Anda tentu tidak ingin mereka teralihkan dari pembicaraan karena memikirkan soal pertemuan dan mempersiapkan makan malam. Lokasi pembicaraan juga penting karena Anda tidak ingin hal-hal seperti suara TV atau rekan kerja mengacaukan percakapan.[5] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  6. 6

    Rencanakan hasil akhirnya. Sekalipun Anda tidak tahu hasil akhir dari percakapan tersebut, ada beberapa versi jawaban yang mungkin diberikan oleh orang tua Anda. Rencanakanlah segalanya. Idealnya, Anda ingin percakapan tersebut positif untuk Anda, tetapi jika tidak, tidak masalah. Anda tidak pernah sendirian karena ada banyak sumber lain yang bisa dipercaya, seperti para guru dan orang dewasa lainnya yang bertanggung jawab.

    • Jika hasil akhirnya tidak sesuai keinginan, Anda dapat mencoba beberapa hal:
      • Bicaralah dengan orang tua Anda lagi. Mungkin saja Anda bicara pada mereka di waktu yang salah. Jika hari mereka sedang tidak baik, orang tua mungkin tidak berada di kondisi terbaik untuk berdiskusi dengan pikiran terbuka. Sebagai contoh, jangan minta izin datang ke pesta dansa sekolah tepat setelah Anda membuat mereka telat datang ke pertunjukan menari saudara perempuan Anda.
      • Bicaralah. Jangan membuat orang tua kesal dan mengacaukan kesempatan untuk mendapat apa yang Anda mau dalam waktu dekat. Jika Anda sudah bicara secara sopan dan terbuka, hargailah pendapat orang tua Anda. Menunjukkan kedewasaan dengan menghormati pendapat orang tua akan memudahkan Anda di masa depan karena mereka akan lebih mudah menerima apa yang hendak Anda sampaikan berdasarkan sikap Anda yang bisa menahan emosi.
      • Carilah bantuan dari luar. Pertimbangkan untuk meminta bantuan dari kakek dan nenek, orang tua teman-teman, atau guru-guru Anda. Orang tua Anda akan selalu bersikap protektif. Jadi, meminta bantuan dari luar dapat meyakinkan mereka bahwa Anda bisa menangani situasi tersebut. Sebagai contoh, Anda dapat meminta kakak Anda bicara pada orang tua bahwa ia pernah pergi ke tempat yang hendak Anda kunjungi dan mau mengantar Anda ke sana untuk memastikan keamanannya.

  1. 1

    Tulislah apa yang hendak Anda sampaikan. Anda tidak perlu menulis seluruh skrip, tetapi setidaknya catatlah poin-poin penting pembicaraan Anda. Hal ini juga dapat membantu Anda menata pikiran sehingga bisa memperkirakan bagaimana percakapan tersebut nantinya.[6] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Anda bisa memulainya dengan mengatakan hal seperti “Ayah, aku ingin bercerita tentang sesuatu yang membuatku stres”. “Ibu, bolehkah aku menceritakan sesuatu?” “Ibu, ayah, aku sudah membuat kesalahan besar dan butuh bantuan untuk menyelesaikannya.”

  2. 2

    Bicarakan hal-hal kecil dengan orang tua setiap hari. Jika Anda tidak terbiasa bicara para orang tua setiap hari, mulailah dengan membicarakan hal-hal kecil. Jika Anda membiasakan diri untuk bicara dengan orang tua tentang segala hal, mereka akan lebih mudah mendengarkan Anda. Hal ini juga dapat memperkuat hubungan kalian.[7] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Tidak ada kata terlambat untuk bicara pada orang tua Anda. Sekalipun Anda belum berbicara pada mereka selama lebih dari setahun, Anda bisa memulai percakapan dengan sekadar menanyakan kabar. Katakanlah sesuatu seperti “Aku hanya ingin kalian tahu apa yang sudah aku lakukan selama ini dan mengobrol sebentar. Kita tidak saling bicara untuk waktu yang cukup lama dan aku ingin kalian tahu hal apa yang terjadi pada hidupku.” Orang tua akan menyambut sikap tersebut dan merasa lebih mudah untuk berdialog secara terbuka.

  3. 3

    Lakukan uji coba. Jika Anda pikir topik pembicaraan yang hendak disampaikan terlalu sensitif atau yakin bahwa orang tua akan bersikap kasar, bicarakan hal tersebut secara berangsur-angsur. Pancinglah mereka dengan pertanyaan untuk menebak responsnya atau menunjukkan apa yang sebenarnya hendak Anda sampaikan.[8] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Sebagai contoh, jika Anda perlu berbicara dengan orang tua seputar seks, katakanlah sesuatu seperti “Bu, Lisa sudah berpacaran selama setahun, sepertinya mereka serius. Apakah ibu pikir sepasang kekasih dapat berhubungan secara serius saat masih SMA?” Dengan menggunakan situasi teman Anda sebagai konteks percakapan, Anda bisa memprediksi reaksi orang tua. Anda dapat mencoba mencari tahu pandangan mereka, tetapi berhati-hatilah untuk tidak menunjukkan hal tersebut terlalu jelas karena orang tua bisa mengetahui maksud pembicaraan dan menanyakan apa masalah Anda sebenarnya.

  4. 4

    Ketahuilah hasil akhir apa yang Anda inginkan. Tidak mungkin Anda bisa mengatur percakapan jika tidak tahu apa tujuan Anda melakukan hal tersebut. Tanyakan kepada diri sendiri apa sebenarnya tujuan dari percakapan tersebut agar Anda tahu strategi apa yang mesti dipakai.[9] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  1. 1

    Pastikan pesan yang disampaikan jelas dan tidak berbeli-belit. Kemukakan pikiran, isi perasaan, dan keinginan Anda secara jelas. Sangat mudah untuk merasa gugup atau mengoceh tidak jelas. Siapkan isi percakapan untuk menenangkan pikiran, serta berikan contoh kasus secara mendetail sampai Anda yakin orang tua memahami apa yang sebenarnya hendak Anda sampaikan.[10] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  2. 2

    Jujurlah. Jangan berbohong atau melebih-lebihkan sesuatu. Sangat sulit untuk menyembunyikan emosi apabila topiknya sangat sensitif. Bicaralah dengan jujur dan pastikan orang tua tidak memotong perkataan Anda. Jika Anda pernah ketahuan berbohong atau sering bersikap dramatis, mereka tidak akan mudah memercayai Anda, tetapi tetaplah berusaha.[11] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  3. 3

    Pahamilah sudut pandang orang tua Anda. Bersiaplah menghadapi reaksi orang tua. Pernahkah Anda membicarakan hal tersebut? Jika Anda tahu mereka akan bersikap negatif atau tidak setuju, biarkan mereka tahu bahwa Anda mengerti sudut pandang mereka. Jika Anda menunjukkan bahwa Anda memahami perasaan mereka, orang tua kemungkinan besar akan ikut melihat melalui sudut pandang Anda.[12] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Sebagai contoh, jika orang tua Anda khawatir dengan kepemilikan ponsel, Anda bisa mengatakan sesuatu seperti “Bu, pak, aku tahu kalian tidak ingin aku punya ponsel. Aku mengerti barang tersebut cukup mahal, harus digunakan secara bertanggung jawab, dan tidak terlalu penting bagi anak seusiaku. Aku tahu kalian melihat anak seusiaku hanya menggunakan ponsel untuk bermain gim dan Instagram. Bagaimana kalau uang jajanku dipotong untuk beli ponsel? Kalian juga boleh memeriksa gim dan aplikasi yang aku unduh karena aku hanya akan menggunakannya untuk berkomunikasi tanpa perlu mengganggu kalian.”

  4. 4

    Jangan beradu argumen atau mengeluh. Bersikaplah hormat dan dewasa dengan nada bicara yang positif. Jangan berbicara secara sarkastik atau memberontak saat mendengar sesuatu yang tidak Anda setujui. Jika Anda berbicara dengan orang tua secara santun, kemungkinan besar mereka akan mendengarkan kata-kata Anda dengan serius.[13] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  5. 5

    Pertimbangkan untuk bicara dengan ayah atau ibu. Beberapa jenis percakapan sebaiknya dilakukan bersama salah satu dari kedua orang tua Anda. Mungkin Anda lebih cocok membicarakan tentang kegiatan sekolah ke ayah dan persoalan cinta ke ibu. Pastikan Anda membuat percakapan yang tepat dengan orang yang tepat.[14] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  6. 6

    Temukan waktu dan tempat yang tepat. Pastikan orang tua Anda memiliki perhatian penuh saat Anda bicara pada mereka. Hindarilah tempat umum di mana mereka hanya bisa bercakap-cakap sebentar. Biarkan mereka mencerna segala hal yang Anda ucapkan dan jangan buat mereka merasa dikejutkan karena Anda mencoba menyelipkan suatu percakapan penting di waktu yang salah.[15] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  7. 7

    Dengarkan orang tua saat mereka berbicara. Jangan sibuk memikirkan hal yang hendak Anda katakan selanjutnya. Resapi kata-kata orang tua Anda dan responslah perkataan mereka dengan baik. Pikiran akan mudah teralihkan saat Anda tidak segera mendapat respons yang diinginkan.[16] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Anda dapat mengulangi perkataan orang tua untuk memastikan Anda memahami ucapan mereka dan membiarkan mereka tahu bahwa Anda mendengarkan dengan baik.

  8. 8

    Buatlah diskusi yang aktif dan mengalir. Anda tentu tidak ingin percakapan berubah menjadi satu arah. Jadi, tanya dan uraikanlah pendapat Anda apabila mereka tampak kurang memahami. Jangan memotong pembicaraan atau meninggikan suara. Namun, jika orang tua Anda tampak marah, katakanlah sesuatu seperti “Aku mengerti kalian marah. Aku tidak ingin kabur dari pembicaraan, tetapi aku ingin percakapan ini lebih konstruktif jika kita hendak melanjutkannya.”[17] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  1. 1

    Bersiaplah menghadapi hasil akhirnya. Anda mungkin ingin percakapan tersebut mencapai satu atau beberapa hal di bawah ini:[18] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Buatlah orang tua Anda mendengarkan dan mengerti apa yang hendak Anda sampaikan tanpa menghakimi atau mengomentari.
    • Buatlah orang tua mendukung atau mengizinkan Anda melakukan sesuatu.
    • Memberi Anda nasihat atau bantuan.
    • Memberi Anda panduan, terutama saat Anda menghadapi sebuah masalah.
    • Adil dan tidak menjatuhkan Anda.

  2. 2

    Kenali perasaan Anda. Hal ini mungkin sulit diungkapkan, terutama jika Anda perlu berbicara tentang seks atau membuka diri dengan cara yang tak pernah Anda lakukan sebelumnya. Sangat alami untuk merasa canggung atau takut saat membicarakan hal yang sulit dengan orang tua. Kenalilah perasaan Anda sendiri dan biarkan orang tua mengetahuinya agar Anda merasa lebih lega.[19] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Sebagai contoh, jika Anda khawatir orang tua akan merasa kecewa, bicarakanlah hal tersebut sesegera mungkin. Katakanlah sesuatu seperti “Bu, aku tahu ibu sudah membicarakan hal ini sebelumnya dan ibu pasti kecewa dengan perkataanku, tetapi aku tahu ibu akan selalu mendengar dan memberikan apa yang aku cari.”
    • Jika orang tua Anda sangat emosional dan Anda tahu reaksi mereka akan sangat buruk dan tidak suportif, biarkan mereka tahu bahwa Anda sudah berpikir matang-matang dan mengumpulkan banyak keberanian untuk mengatakan hal tersebut. Jadilah proaktif dan redakan situasi tersebut dengan sikap positif. “Ayah, aku tahu hal ini akan membuatmu marah, tetapi penting untuk mengatakan hal ini karena aku tahu ayah mencintai dan menghargaiku, serta marah karena mengingkan hal terbaik bagiku.”

  3. 3

    Tentukan waktu yang tepat untuk berbicara pada mereka. Jika orang tua Anda mengalami hari buruk, mereka cenderung akan memberikan reaksi negatif. Selain dalam keadaan darurat, tunggulah waktu yang tepat untuk mendekati orang tua. Tunggulah sampai Anda merasa suasana hati mereka sedang baik dan hari-hari mereka tidak sedang dipenuhi rasa stres.[20] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Sebagai contoh, tanyalah “Bisakah kita bicara sekarang atau ini bukanlah waktu yang tepat?” Saat Anda pergi berkendara jauh atau berjalan-jalan bisa jadi merupakan waktu yang tepat. Namun, jika Anda tak kunjung menemukan waktu yang pas, luangkanlah waktu Anda sendiri.
    • Pastikan Anda tahu apa yang Anda inginkan sebelumnya atau catatlah poin-poin penting untuk memastikan Anda tidak melewatkan sesuatu. Anda tentu tidak ingin lengah dan membiarkan orang tua memulai percakapan yang tidak siap Anda hadapi.

  1. 1

    Jangan berkeras hati. Anda tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Jadi, jangan keras kepala jika orang tua mengatakan sesuatu yang tidak ingin Anda dengar. Jika Anda sudah mengemukakan pendapat Anda secara hormat dan mendengarkan perkataan mereka, orang tua akan mendengarkan Anda dengan lebih terbuka di percakapan berikutnya.[21] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  2. 2

    Bicaralah dengan orang dewasa lainnya yang bisa dipercaya. Terkadang orang tua sibuk mengatasi masalahnya sendiri. Jika salah satu orang tua Anda mengalami kecanduan atau masalah kesehatan mental, bicaralah dengan orang dewasa lain yang bisa dipercaya. Entah itu guru, saudara, atau konselor, ada banyak orang di luar sana yang bisa Anda ajak berbicara.[22] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Sebelum berbicara pada siapa pun yang belum Anda kenal, lakukanlah penyelidikan secara mendalam dan mintalah bantuan dari teman-teman Anda.

  3. 3

    Bersikaplah dewasa. Jika Anda memilih untuk tidak bicara pada orang tua, atasilah masalah tersebut secara dewasa. Jangan menghindar dari masalah apa pun, terutama jika hal tersebut berkaitan dengan kesehatan atau keselamatan Anda. Jika Anda ingin berbicara pada orang tua mengenai orang lain, bicaralah pada mereka secara jelas dan hormat.[23] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  • Pagi hari adalah waktu yang buruk karena orang tua mungkin sibuk menghindari macet atau memikirkan soal pekerjaan. Cobalah untuk membicarakan topik-topik yang ringan jika Anda ingin berbicara kepada mereka di pagi hari.
  • Kata-kata sederhana sangat berpengaruh. Ucapan “terima kasih” atau sesuatu yang simpel seperti “halo, apa kabar ibu hari ini?” bisa berdampak besar.
  • Tidak masalah untuk tidak menyetujui sesuatu selama Anda menghormati perkataan mereka.
  • Mempersiapkan makan malam adalah waktu yang baik untuk mengobrol karena semua orang mungkin memiliki sesuatu yang perlu dilakukan. Hal ini dapat membuat semua orang berkumpul di satu lokasi tanpa memusatkan seluruh perhatian kepada Anda.
  • Tetaplah percaya diri dan jangan takut.
  • Cobalah untuk membaca buku, blog, atau forum yang membahas tentang cara berkomunikasi dengan orang tua secara lebih terbuka.
  • Jika Anda tidak menyetujui sudut pandang mereka, tenangkanlah diri Anda sebelum bereaksi negatif dan melibatkan amarah. Ambil beberapa napas panjang. Setelah merasa tenang selama beberapa detik, mulailah menjelaskan sudut pandang Anda.
  • Pastikan orang tua Anda tidak sedang buru-buru, sibuk, merasa frustrasi, atau lelah sebelumnya. Cobalah untuk bicara dengan mereka di waktu yang tepat. Pastikan Anda merasa siap untuk memulai percakapan.

  • Semakin lama Anda menunggu untuk membicarakan topik yang sensitif, semakin banyak rasa stres dalam hidup Anda. Jika orang tua Anda mengetahui ada sesuatu yang disembunyikan dari mereka, akan sulit untuk memulai percakapan yang diinginkan.
  • Bersabarlah saat bicara dengan orang tua, terutama mengenai topik yang sensitif. Anda tidak ingin emosi memuncak dan mengaburkan penilaian yang netral.
  • Jika Anda dan orang tua tidak berkomunikasi dengan baik di masa lalu, mereka mungkin membutuhkan sedikit waktu lebih untuk bisa merasa nyaman berkomunikasi dengan Anda.

wikiHow adalah suatu "wiki", yang berarti ada banyak artikel kami yang disusun oleh lebih dari satu orang. Untuk membuat artikel ini, 46 penyusun, beberapa di antaranya anonim, menyunting dan memperbaiki dari waktu ke waktu. Artikel ini telah dilihat 18.694 kali.

Daftar kategori: Kehidupan Keluarga

Halaman ini telah diakses sebanyak 18.694 kali.