TABLOIDSINARTANI.COM, Merauke --- Berbudidaya bawang merah ternyata lebih menguntungkan menggunakan biji atau benih daripada menggunakan umbi. Penyuluh Pertanian dari Merauke, Sunaryo pun membagikan tips untung bertanam bawang merah dari petani binaannya.
"Pendapatan bersih yang diterima petani untuk bawang merah asal biji setelah dikurangi dengan biaya saprotan per hektarnya adalah Rp 550.255.000,- dan untuk bawang merah asal umbi adalah Rp 236.705.000," beber penyuluh pertanian Kabupaten Merauke, Sunaryo.
Sunaryo juga menjelaskan bahwa tahapan-tahapan penanaman True Shallot Seed/TTS tidaklah sulit, karena yang harus diperhatikan adalah kondisi lahan yang terkait dengan benih penggunaan bawang merah diantaranya: (1) Lahan harus rata dan dekat dengan sumber air; (2) Tekstur keremahan tanah dan struktur tanah gembur; (3) Tinggi bedengan ± 25 – 30 cm; (4) Pembuatan sekam arang di atas bedengan; dan (5) Sekam arang sudah jadi tanah ratakan agar struktur tanah remah sehingga benih siap ditanam.
Langkah selanjutnya adalah kegiatan pengolahan tanah yang membutuhkan waktu antara 2 sampai dengan 4 minggu sebelum penanaman, dengan kedalaman tanah kurang lebih 25 cm.
Selain itu langkah-langkah penting yang harus diperhatikan adalah menyeleksi atau memisahkan biji/benih yang kosong atau hampa dengan biji yang setengah isi.
Agar mendapatkan daya tumbuh baik seragam dan serempak tumbuhnya baik di persemaian untuk mendapatkan bibit yang sehat dan kuat.
Setelah proses pemilahan benih selesai tahapan selanjutnya adalah perendaman selama 24 hingga 30 jam. Setelah benih direndam, lalu ditiriskan selama 12 hingga 24 jam.
Lalu benih ditaburkan di bedengan atau pada media lahan terbuka dengan struktur tanah gembur dan remah serta tanah selalu dengan kondisi basah tetapi tidak lembab, sirkulasi udara/angin lancar, tidak terkena sinar matahari langsung atau dapat juga dibuatkan naungan dengan tujuan untuk menjaga kelembaban suhu udara yang stabil, agar bibit tidak rusak/kekeringan.
Setelah 1 sampai 2 minggu naungan dapat dibuka, dengan sistem penyiraman pagi dan sore hari selama 45 sampai 55 hari setelah semai dan pada umur 6 minggu bibit sudah siap digunakan/siap tanam.
"Bawang Merah dapat di panen setelah 85 persen bagian daun rebah pada umur tanaman berkisar 98-110 hari setelah tanam (hst)," ujar Sunaryo.
Panen dapat secepatnya dilakukan dengan cara mencabut tanaman secara hati-hati agar umbi tidak rusak/tertinggal di dalam tanah.
Umbi bawang Merah yang telah dipanen dibersihkan dan diikat untuk dikeringkan, pengeringan umbi Bawang Merah dilakukan dengan cara dijemur selama 5 hingga 7 hari sampai daun benar-benar kering betul dan siap disimpan/di pasarkan.
Sunaryo juga menjelaskan bahwa tahapan yang paling penting adalah penjemuran, yang dilakukan setelah umbi bawang merah dicabut lalu dilayukan daunnya selama 5 hingga 7 hari dengan cara dialas dengan daun kelapa kering /daun kering agar umbi bawang merah tidak rusak dan busuk.
Selanjutnya umbi ditutup dengan daun-daun kering agar tidak terkena sinar matahari langsung. Menurut Sunaryo, hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan umbi bawang merah yang berkualitas tinggi.
Setelah itu dilakukan pelayuan daun bawang merah sampai kering daunnya lalu diikat sesuai dengan keadaan umbi daun/batang bawang merah di naungkan di dalam tenda/terpal, kemudian disusun rapi disesuaikan dengan keadaan kondisi terpal.
Setelah itu Bawang Merah kering disimpan dalam gudang pada posisi digantungkan dengan ikatan disusun rapi sambil menunggu peluang pasar.
Di banyak negara di dunia, penanaman bawang merah paling banyak adalah dari umbi dan bukan dari biji. Namun di masa sekarang penanaman dari biji sangat penting karena dapat memberikan jalan keluar dari mahalnya ongkos produksi. Penggunaan biji adalah lebih murah dan resiko penyakit adalah lebih rendah daripada penanaman dari umbi. Penanaman dari biji, menawarkan fleksibilitas. Benih biji bisa langsung ditanamkan, dipindah tanamkan ataupun digunakan umbinya kembali untuk disimpan dan ditanamkan.
Kenapa kami menawarkan alternatif penanaman dari biji adalah karena penanaman dari umbi sangat rentan terhadap penyakit. Umbi yang sudah terkena penyakit akan mengganggu tanaman lain. Produktifitas pun akan berkurang begitu juga dengan kualitasnya. Perbedaan penanaman dari bawang merah biji dan umbi adalah sangat signifikan. Saatnya anda untuk mencoba
penggunaan teknologi penanaman benih dari biji atau yang dikenal dengan TSS (True Shallot Seeds).
KEUNTUNGAN MENANAM BAWANG DARI BIJI
- Dapat meningkatkan pendapatan anda
- Menanam dengan benih adalah awalan yang 100% murni dan bebas penyakit
- Penanaman bisa dilaksanakan di setiap musim namun disarankan di musim kemarau untuk biji dan dari umbi dapat dilakukan di musim hujan
- Penanaman akan sukses dengan didukung oleh unsur hara yang tepat dan penggunaan pupuk berimbang
- Daya simpan benih yang lama
- Musim yang tepat mendukung hasil yang maksimal
- Hasil produksi dapat beragam jenisnya mulai dari umbi mini, umbi konsumsi ataupun umbi untuk pindah tanam
TAHAP PERSEMAIAN (NURSERY)
1. Persiapan (Preparation)
- Media tanam yang bagus untuk persemaian adalah tanah gembur dan berpasir.
- Media bisa didapatkan dengan mencampur:
- Pupuk Kandang Halus dan tanah halus (perbandingan 1:1)
- Tanah halus, Pupuk Kandang halus dan arang sekam dengan perbandingan (1:1:1)
2. Semai (Seedling)
- Ukuran bed semai dibuat sesuai kondisi lahan.
- Campurkan benih dengan Insektisida ST (Seed Treatment)
- Benih ditaburkan pada bed semai dengan kedalaman lubang semai 2 cm dan jarak antar jalur tanam 10 cm.
- Kurang lebih sebanyak 1 gram untuk jalur tanam dengan panjang 1 m.
- Biji yang sudah disemai agak ditekan sebelum ditutup dengan tanah.
- Persemaian ditutup dengan jerami dan dibuka 7 hari setelah semai.
- Benih akan mulai tumbuh 4-5 hari setelah semai.
3. Perawatan Persemaian (Nursery maintenance)
- Penyiraman 2 kali sehari (Sesuai kebutuhan).
- Pemupukan umur 21 Hari Setelah Semai.
- 5 g NPK dilarukan dengan 1 l air dicampur dengan Previcur 0,5 cc/l dan disiramkan di perakaran.
- Dosis pemupukan 10 liter/3 m2.
- Pencabutan gulma secara manual.
TAHAP PINDAH TANAM (TRANSPLANTASI)
- Dilakukan saat tanaman di persemaian berumur 30-45 hari setelah semai atau sudah memiliki 3-4 daun.
- Tanaman sehat dan belum mengalami pembentukan umbi.
- Akar dan daun dipotong untuk mengurangi stress tanaman saat dipindah tanam.
- Saat pindah tanam terbaik adalah saat pagi atau sore hari.
- Jarak tanam 10x15 cm (sesuai kebutuhan), bisa lebih rapat agar umbi pecah atau dilebihkan agar umbi besar (12 x 12 cm)
PEMUPUKAN DOSIS DAN WAKTU REKOMENDASI:
Waktu pemupukan (Fertilizing time and Dosage):
Umur (HST)
Pupuk
Kandungan
Dosis/Ha (kg/Ha)
10
NPK
16% n; 16% P205; 16% K20; 0,5% MgO; 6% CaO
50
10
Urea
46% N
25
25
NPK
16% n; 16% P205; 16% K20; 0,5% MgO; 6% CaO
100
40
NPK
16% n; 16% P205; 16% K20; 0,5% MgO; 6% CaO
100
40
KCL
45% K20
25
Pemupukan dilakukan dengan menaburkan pupuk di area pertanaman.
IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN DAN PENANGGULANGAN:
- Deteksi Hama dan Penyakit sangat perlu dilakukan sejak dini untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
- Hama yang sering menyerang adalah ulat bawang (Spodoptera exigua).
- Pencegahan hama saat masih berupa kupu-kupu sangat diperlukan sebelum bertelur dan menjadi ulat.
- Penyakit yang sering menyerang adalah layu fusarium dan antraknosa.
- Pengendalian dengan menyemprotkan fungisida kontak dan sistemik secara bergantian dengan dosis sesuai rekomendasi
- Gulma yang mengganggu dapat menggunakan herbisida selektif yang digunakan aman untuk bawang dengan bahan aktif Pendimethalin atau lainnya
- Penggunaan pestisida sebaiknya sesuai dengan ketepatan dosis, ketepatan penyakit dan ketepatan atas waktunya.
TATA LAKSANA PANEN:
- Dilakukan saat tanaman berumur 65-75 hari setelah transplanting.
- Ditandai dengan pangkal batang sudah lunak dan 75% tanaman sudah mulai rebah.
- Penyiraman dihentikan 1 minggu sebelum panen.
- Umbi yang sudah dipanen dijemur selama 10 hari.
- Setelah kering bawang kemudian diikat dan dijual atau disimpan.