Berikut yang termasuk barang yang jumlah permintaannya berkurang saat pendapatan meningkat adalah

Barang inferior atau inferior good adalah jenis barang yang tingkat permintaannya akan menurun saat pendapatan konsumen sedang meningkat. Untuk itu, jenis barang ini mempunyai tingkat elastisitas pendapatan yang kurang dari nol. Saat pendapatan sedang meningkat, maka permintaan pada barang inferior akan menurun.

Masih penasaran dengan pengertian barang inferior dan dampak yang mempengaruhi barang inferior? Baca terus artikel tentang barang inferior ini hingga selesai.

Pengertian Barang Inferior

Seperti yang telah kita jelaskan secara singkat di awal, barang inferior adalah barang yang tingkat permintaannya akan menurun secara signifikan saat pendapatan finansial konsumen sedang meningkat.

Kenapa bisa terjadi hal seperti itu? Karena dengan meningkatnya pendapatan konsumen, maka mereka akan cenderung mengganti barangnya dengan yang lebih mahal. Artinya, barang inferior bisa dilihat sebagai suatu hal yang akan para konsumennya tuntut bila mereka memiliki pendapatan yang lebih tinggi.

Dapat dilihat juga bahwa barang inferior adalah barang yang memiliki kualitas rendah dan juga harga yang rendah, sehingga bagi konsumen yang memiliki penghasilan pas-pasan, maka barang inferior adalah pilihan terbaik untuk bisa memenuhi setiap kebutuhannya.

Contoh sederhana adalah sendal jepit, sendal ini akan dijadikan pilihan utama untuk mereka yang memiliki pendapatan pas-pasan atau rendah. Namun untuk mereka yang memiliki pendapatan lebih, mereka tentunya tidak ingin memilih jenis sendal ini, dan lebih memilih sandal dengan harga dan kualitas yang lebih tinggi.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa barang inferior pada setiap negara tidak melulu harus sama. Seperti misalnya pada negara maju, roti mungkin bisa menjadi barang inferior. Tapi pada negara berkembang, roti adalah komoditas yang normal, dan bermasalah yang menjadi barang inferior.

Komoditas normal atau barang normal adalah kebalikan dari barang inferior, karena saat pendapatan finansial konsumen sedang meningkat, maka tingkat permintaan pada barang juga akan ikut meningkat.

Baca juga: Belanja Modal Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Elastisitas Barang Inferior

Kita bisa memanfaatkan elastisitas pendapatan untuk bisa mengkategorikan barang sebagai barang inferior ataupun barang normal. Tingkat elastisitas pendapatan adalah ukuran dari responsivitas kuantitas permintaan dalam hal menanggapi perubahan pendapatan. Berikut ini adalah rumusnya yang bisa digunakan.

Elastisitas pendapatan dari permintaan (IE) =% Perubahan kuantitas permintaan /% Perubahan pendapatan

Berdasarkan adanya tanda nilai elastisitas, maka kita bisa membedakan barang tersebut menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Barang Normal

Tingkat elastisitasnya positif yang ditandai dengan (IE>0). Saat tingkat pendapatan sedang meningkat, maka kuantitas permintaan pun akan meningkat. Namun, saat tingkat pendapatan sedang menurun, maka jumlah permintaan mereka akan meningkat pula.

2. Barang Inferior

Tingkat elastisitasnya negatif (IE <0). Tingkat peningkatan pendapatan akan mampu mengurangi permintaan mereka, dan penurunan pendapatan akan mampu menghasilkan kuantitas permintaan yang lebih tinggi lagi.

Selanjutnya, dari barang normal, kita bisa membaginya menjadi dua bagian berdasarkan nilai elastisitas barang, yakni barang kebutuhan dan juga barang mewah.

Permintaan barang mewah adalah elastisitas pendapatan yang ditandai dengan (IE> 1). Bila tingkat pendapatan konsumen meningkat hingga 5%, maka tingkat permintaan mereka akan meningkat lebih dari 5%.

Sebaliknya, barang kebutuhan mempunyai tingkat elastisitas pendapatan yang lebih dari nol, namun kurang dari satu atau (0 <IE <1). Artinya, permintaan mereka tidak elastis dalam hal pendapatan. Bila pendapatan meningkat sebanyak 5%, maka jumlah permintaan mereka akan lebih kecil dari 5% namun tetap tidak negatif.

Lebih lanjut lagi, beberapa produk inferior mungkin meman elastis. Itu artinya, saat pendapat finansial konsumen meningkat hingga 5%, maka permintaan mereka terhadap barang inferior akan turun lebih dari 5%.

Beberapa produk inferior lainnya pun bisa jadi tidak elastis, dan saat terjadi peningkatan pendapatan sebanyak 5%, maka permintaan barang ini menurun kurang dari 5%. Tapi, para ahli ekonomi sebenarnya tidak membedakan produk inferior ini berdasarkan tingkat elastisitas pendapatannya.

Contoh Barang Normal dan Inferior

Untuk contoh barang normal, kita bisa menemukannya dengan mudah setiap hari. Sedangkan untuk barang mewah, barang ini lebih ditujukan untuk sebagian orang kaya.

Sementara itu, produk barang inferior ini bisa kita temukan dengan mudah pada mereka yang tingkat pendapatannya pas-pasan. Saat penghasilan mereka meningkat, maka mereka akan cenderung meminta barang dengan kualitas yang tinggi. Contoh sederhananya adalah mobil bekas, mobil ini akan lebih disukai oleh konsumen dengan tingkat pendapatannya yang pas.

Namun saat pendapatan mereka meningkat, maka permintaan mereka untuk mobil bekas pun tentu akan menurun. Mereka akan lebih beralih ke mobil baru karena lebih terjangkau. Jadi di dalam kisaran pendapatan seperti ini, mereka akan menganggap bahwa mobil bekas memiliki kualitas yang rendah.

Makanan murah seperti halnya mie instan dan singkong adalah contoh lain dari barang inferior. Saat pendapatan masyarakat sedang meningkat, maka mereka akan lebih memilih makanan yang lebih bergizi, menarik, atau lebih mahal.

Perlu Anda ketahui bahwa klasifikasi pada barang normal dan inferior ini bervariasi, kenapa? Karena hal tersebut tentu tergantung dari tingkat pendapatan mereka masing-masing.

Kenapa Penurunan Harga Mampu Mempengaruhi Barang Inferior?

Agar bisa menjelaskan perubahan harga untuk permintaan produk inferior, maka Anda harus mengingat konsep efek harga di dalam ekonomi. Efek harga ini terdiri dari efek substitusi dan juga efek pendapatan.

1. Efek Substitusi

Efek ini akan menghubungkan harga relatif dari dua barang yang di dalamnya saling terkait. Efek subtitusi ini akan selalu terkait negatif. Hal ini akan selalu berjalan berlawanan arah dengan perubahan harga di pasar. Itu artinya, saat harga barang sedang naik, maka akan mengurangi permintaan mereka. Karena konsumen akan lebih beralih pada produk alternatif.

Namun, saat harga produk sedang menurun, maka permintaan pun akan meningkat. Sehingga, konsumen akan beralih dari produk pengganti ke produk tersebut. Ingat, dalam hal ini kita mengasumsikan bahwa harga barang pengganti tidak terjadi perubahan.

2. Efek Pendapatan

Efek pendapatan akan menjelaskan efek perubahan harga pada pendapatan riil konsumen. Bila harga sedang jatuh, maka pendapatan konsumen secara riil pun akan meningkat. Mereka bisa membeli lebih banyak barang dengan nominal uang yang sama.

Sebaliknya, bila harga sedang meningkat, maka pendapatan riil pun akan menurun. Nominal yang yang sama hanya mampu dibelanjakan lebih sedikit barang karena harganya yang meningkat.

Barang normal mempunyai dampak pendapatan yang terbilang positif. Peningkatan pendapatan finansial yang terjadi pada konsumen akan mampu meningkatkan permintaan mereka. Bila harga jatuh, maka mereka akan meningkatkan pendapatan riil konsumen. Sehingga, harga yang lebih rendah akan mampu meningkatkan permintaan barang normal.

Karena efek dari subtitusi ini selalu negatif, maka penurunan harga juga akan meningkatkan permintaan barang normal. Sehingga, pada barang normal, efek substitusi dan efek pendapatannya akan saling menguatkan. Permintaan barang yang normal ini akan meningkat saat harganya sedang turun.

Efek pendapatan dan juga subtitusi berlaku pada produk inferior. Tapi, keduanya memiliki arah yang berlawanan. Saat harga sedang jatuh, maka efek pendapatan pada produk inferior pun akan menjadi negatif. Menurunnya harga tersebut akan meningkatkan pendapatan riil konsumen, sehingga akan mengurangi tingkat permintaan konsumen.

Karena memang selalu negatif, maka jika harga produk inferior sedang menurun, maka permintaan pun akan menurun karena konsumen akan mencari alternatif lainnya.

Saat harga barang inferior sedang jatuh, maka permintaan masih positif namun menjadi kurang elastis bila dibandingkan dengan sebelum terjadinya peningkatan. Efek pendapatan ini akan bertindak untuk bisa mengurangi tingkat kuantitas yang diminta, seperti 10 item. Sedangkan efek substitusi akan meningkatkan kuantitas yang diminta, seperti 15 item.

Pada akhirnya, penurunan harga masih bisa meningkatkan kuantitas yang diminta, yakni sebanyak 5 item, karena efek substitusinya yang lebih besar daripada efek pendapatan. Tapi, karena efek pendapatan negatif mampu mengimbangi sebagian efek substitusi positif dari penurunan harga, maka peningkatan permintaannya pun akan relatif lebih kecil.

Kondisi Ekonomi Akan Berdampak Pada Permintaan Barang Inferior

Saat kondisi ekonomi sedang membaik, maka pendapatan masyarakat pun akan lebih meningkat, banyak lapangan pekerjaan dan upah juga akan meningkat.

Dalam kondisi ini, maka belanja rumah tangga juga akan mengurangi permintaan pada barang inferior. Mereka akan lebih cenderung menggantinya dengan barang yang memiliki kualitas yang lebih tinggi dan harga yang lebih mahal

Namun saat kondisi ekonomi sedang mengalami resesi, maka permintaan barang inferior juga akan meningkat. Kondisi resesi akan memperburuk pendapatan rumah tangga masyarakat. Ketika kondisi ini terjadi, maka belanja rumah tangga hanya sebatas pada barang inferior daripada barang normal

Baca juga: Aggregate Demand: Pengertian, Komponen, dan Fakor Yang Mempengaruhinya

Penutup

Demikianlah penjelasan lengkap dari kami tentang barang inferior. Penjelasan di atas sangat penting untuk dipahami oleh setiap lapisan masyarakat, baik itu pekerja, pebisnis, siswa, mahasiswa, maupun tokoh negarawan. Untuk pebisnis, mereka bisa lebih memilih produk barang apa yang sesuai untuk mereka jual agar bisa mendapatkan keuntungan yang besar.

Namun, keuntungan yang besar ini hanya bisa diklaim bila Anda sudah bisa melakukan pembukuan keuangan secara rapi dan juga akurat. Untuk membantu Anda dalam melakukan kegiatan tersebut, maka gunakanlah software akuntansi dari Accurate Online.

Software akuntansi yang sudah dipercaya oleh lebih dari 300 ribu pebisnis di Indonesia ini akan membantu Anda dalam menyiapkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara rapi dan akurat. Selain itu, aplikasi ini juga sudah dibekali dengan fitur yang lengkap dan bisa Anda akses dimana saja dan kapan saja Anda berada.

Anda bisa langsung mencoba Accurate Online secara gratis selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA