Berikut ini aspek-aspek dalam kreativitas kecuali

atinisun girang merga bijinisun apik. kalimat iku nyatakaken rasa​

Daf5ar aiken stumber standar dan fungsinya

Daftar aiken stumber standar dan fungsinya.serta gambarnta

Sebutkan bahan yang dapat menghantarkan listrik dan bahan yg mempengaruhi arus listrik jelaskan.

Akibat negatif seseorang yang tidak mempunyai sikap tatakrama di masyarakat

1. Apa yang dilakukan seseorang apabila berbuat dosa namun Allah Subhanahu Wa Ta'ala masih memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencari kesalahan … ?2. diambil pada ayat berapa perkataan ASY - SYAMS ?​

Bagaimana balasan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ketika hambanya manusia melakukan perbuatan yang dilarang?​

17. Perilaku orang yang mengamalkan hadis riwayat Bukhari tentang kebesaran dan saan Allah SWT adalah senantiasa menjalankan apa yang diperintahkan ol … eh .....18.lafal yang bergaris bawah pada ayat disamping artinya ونفس وماسويها .​

hadir akan menjadi tenang dan tentram apabila mendahulukan...​

bang, gw bosen, hibur bang, kalo bisa bikin ketawa,.emak sama bapak tiri lagi tempur, terus keknya bentar lagi jadi pelampiasan lagi bang, hibur bang​

atinisun girang merga bijinisun apik. kalimat iku nyatakaken rasa​

Daf5ar aiken stumber standar dan fungsinya

Daftar aiken stumber standar dan fungsinya.serta gambarnta

Sebutkan bahan yang dapat menghantarkan listrik dan bahan yg mempengaruhi arus listrik jelaskan.

Akibat negatif seseorang yang tidak mempunyai sikap tatakrama di masyarakat

1. Apa yang dilakukan seseorang apabila berbuat dosa namun Allah Subhanahu Wa Ta'ala masih memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencari kesalahan … ?2. diambil pada ayat berapa perkataan ASY - SYAMS ?​

Bagaimana balasan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ketika hambanya manusia melakukan perbuatan yang dilarang?​

17. Perilaku orang yang mengamalkan hadis riwayat Bukhari tentang kebesaran dan saan Allah SWT adalah senantiasa menjalankan apa yang diperintahkan ol … eh .....18.lafal yang bergaris bawah pada ayat disamping artinya ونفس وماسويها .​

hadir akan menjadi tenang dan tentram apabila mendahulukan...​

bang, gw bosen, hibur bang, kalo bisa bikin ketawa,.emak sama bapak tiri lagi tempur, terus keknya bentar lagi jadi pelampiasan lagi bang, hibur bang​

Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang ditandai dengan orisinilitas dan relatif berbeda dengan apa yang telah ada untuk menggerakkan kemajuan manusia di bidang pengetahuan dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.

Berikut ini aspek-aspek dalam kreativitas kecuali

Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir setelah kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Kreativitas yang ada pada individu itu digunakan untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan mencari berbagai alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuaian diri secara adekuat.

Kreativitas merupakan proses mental yang unik, suatu proses semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu disebut pemikiran perbedaan (divergent thinking). Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya.

Berikut definisi dan pengertian kreativitas dari beberapa sumber buku:

  • Menurut Pamilu (2007), kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinilitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif. 
  • Menurut Rachmawati dkk (2005), kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. 
  • Menurut Munandar (2012), kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberi gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan baru antara unsur yang sudah ada sebelumnya. 
  • Menurut Ghufron dan Risnawita (2011), kreativitas adalah unsur kekuatan sumber daya manusia yang andal untuk menggerakkan kemajuan manusia dalam penelusuran, mengembangkan, dan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia. 
  • Menurut Sternberg (1999), kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menghasilkan suatu karya yang mengandung unsur kebaruan (termasuk diantaranya keaslian dan tidak terduga) serta tepat guna (termasuk diantaranya berguna dan dapat disesuaikan dengan tuntutan tugas).

Menurut Munandar (2012), terdapat empat dimensi kreativitas, yaitu pribadi (person), pendorong (press), proses (process), produk (product). Adapun pembahasan dari masing-masing dimensi kreativitas tersebut adalah sebagai berikut: 

Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinalisasi dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk inovatif. Oleh karena itu pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya (jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama).

Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang penting ialah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan.

Pada pribadi kreatif, jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang, atau lingkungan yang memberi kesempatan atau peluang untuk bersibuk diri secara kreatif maka diprediksikan bahwa produk kreativitasnya akan muncul. Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong (press) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif. Hendaknya pendidik menghargai produk kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan mengunggah minat bakat untuk berkreasi.

Bakat kreatif akan terwujud jika adanya dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu.

Menurut Sternberg (1999), terdapat beberapa aspek yang dapat menjadi pendorong kemampuan seseorang untuk mengembangkan kreativitas, yaitu: 

  1. Kelancaran berpikir (fluency of thinking). Kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran secara cepat. Dalam kelancaran berpikir yang perlu ditetapkan adalah kuantitas bukan kualitas. 
  2. Keluwesan berpikir (flexibility). Kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda dan mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang kreatif adalah orang yang luwes berpikir.
  3. Elaborasi pikiran (elaboration). Kemampuan mengembangkan gagasan dan menambahkan atau merinci detil-detil dari suatu objek gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. 
  4. Keaslian berpikir (originality). Kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.

Sedangkan menurut Pamilu (2007), terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kreativitas anak, yaitu sebagai berikut: 

  1. Kedekatan emosi. Berkembangnya kreativitas anak sangat bergantung pada kedekatan emosi dari orang tua. Suasana emosi yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan, atau terpisah sangat menghambat perkembangan kreativitas anak. 
  2. Kebebasan dan respek. Anak kreatif biasanya memiliki orang tua yang menghormatinya sebagai individu, mempercayai kemampuan yang dimiliki, adanya keunikan, serta memberi kebebasan kepada anak tidak otoriter, tidak selalu mengawasi atau terlalu membatasi kegiatan anak. 
  3. Menghargai prestasi dan kreativitas. Orang tua anak kreatif biasanya selalu mendorong anaknya untuk selalu berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan karya yang baik, tidak menekankan pada hasil akan tetapi proses. Spontanitas, kejujuran dan imajinasi dianggap penting bagi perkembangan kreatif anak.

Menurut Satiadarma dan Waruwu (2003), terdapat empat tahap proses berpikir kreatif pada diri individu, yaitu sebagai berikut: 

  1. Tahap persiapan (preparation). Tahap persiapan merupakan tahap peletakan dasar, berupa pengumpulan informasi, data-data, dan bahan-bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini, individu mempelajari latar belakang masalah, seluk-beluk dan problematikanya.
  2. Inkubasi (incubation). Tahap inkubasi adalah tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tanpa sadar mengerami permasalahan tersebut dalam alam pra sadar. Tahap ini berlangsung dalam waktu yang tak menentu, bisa lama dan bisa juga hanya sebentar.
  3. Iluminasi (illumination). Tahap ini merupakan tahap munculnya insight. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan ide atau gagasan, pemecahan masalah, penyelesaian, cara kerja serta jawaban baru. 
  4. Verifikasi (verification). Tahap verifikasi adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi terhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan kondisi yang sebenarnya (nyata). Ide atau kreasi baru harus diuji terhadap realitas yang ada.

Kreativitas tidak dapat berkembang secara otomatis tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Menurut Hurlock (1978), terdapat beberapa kondisi dan faktor yang mempengaruhi kreativitas, yaitu sebagai berikut: 

  1. Waktu. Kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk bermain-main dengan gagasan dan konsep serta mencoba dalam bentuk baru dan orisinal. 
  2. Kesempatan menyendiri. Anak membutuhkan waktu dan kesempatan menyendiri untuk mengembangkan kehidupan imajinatif yang kaya. 
  3. Dorongan. Terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang dewasa, mereka harus didorong untuk kreatif dan bebas dari ejekan dan kritik. 
  4. Sarana. Sarana bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas. 
  5. Rangsangan dari lingkungan. Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan memberikan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang akan mendorong kreativitas.
  6. Hubungan orang tua dan anak yang tidak posesif. Orang tua yang tidak terlalu melindungi atau posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri, dua kualitas yang sangat mendukung kreativitas. 
  7. Cara mendidik anak. Mendidik dengan cara demokratis dan permisif di rumah dan sekolah meningkatkan kreativitas. Sedangkan mendidik secara otoriter memadamkannya.
  8. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang dapat diperoleh anak, semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.

  • Munandar, Utami. 2012. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
  • Pamilu, Anik. 2007. Mengembangkan Kreativitas dan Kecerdasan Anak. Jakarta: Buku Kita.
  • Rachmawati, Yeni & Kurniati, Euis. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud.
  • Ghufron & Risnawita. 2011. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Madia.
  • Sternberg, R.J. 1999. Handbook of Creativity. New York: Cambridge University Press.
  • Satiadarma, M.P. dan Waruwu, F.E. 2003. Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
  • Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak: Jakarta: Erlangga.