24
Pernyataan yang benar mengenai hubungan antara produk marjinal (marginal product, MP) dan produk rata-rata (average product, AP) adalah… Show Lihat Modul 4 KB 1 tentang Fungsi Produksi Satu Input Variabel Jawaban Anda Salah. Lihat dan pahami hubungan antara produk marjinal dan produk rata-rata, atau lihat Gambar 4.4 Jawaban Anda Salah. Lihat dan pahami hubungan antara produk marjinal dan produk rata-rata, atau lihat Gambar 4.4 Jawaban Anda Benar. Hubungan antara Produk marjinal (MP) dan produk rata-rata (AP) adalah sebagai berikut : (1) pada saat meningkat, MP > AP; (2) pada saat menurun, MP < AP; dan pada saat AP maksimum, maka MP memotong AP Jawaban Anda Salah. Lihat dan pahami hubungan antara produk marjinal dan produk rata-rata, atau lihat Gambar 4.4
Hubungan antara produk total, produk marginal dan produk rata-rata adalah tahapan kenaikan produk total diikuti oleh produk rata-rata, dan pada titik tertentu pada faktor produksi akan diikuti dengan penurunan produk rata-rata, kenaikan produk total juga diikuti oleh kenaikan produk marginal, sampai dengan suatu titik … Bagaimana cara mendapatkan produk rata-rata average product?Produk rata-rata dihitung dengan membagi total produk yang dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan. Ini adalah ukuran produktivitas dari output tersebut. Apakah yang dimaksud dengan produksi total produksi rata-rata dan produksi marginal? Jawaban. produk total adaah jumlah ourput yang dapat diproduksi dalam jngka waktu tertentu. produk marjinal adalah tambahan keluaran produksi karna tambahan 1 unit faktor produksi. produk rata rata adalah produk total di bagi dengan jumlah unit faktor produksi variabel yang digunakan. Jelaskan apa itu produksi marginal dan produksi rata-rata? Produksi marjinal adalah pertambahan output yang dihasilkan dari pertambahan satu unit faktor produksi variabel. Produksi rata-rata adalah jumlah faktor produksi variabel dibagi dengan jumlah unit produksi total yang mencerminkan produksi yang dihasilkan oleh faktor produksi variabel. Bagaimana hubungan total cost dengan total revenue jelaskan?Keuntungan total sama dengan penerimaan (Total Revenue, TR) dikurangi dengan biaya total (Total Cost, TC). Penerimaan total merupakan perkalian antara tingkat harga yang terjadi di pasar dengan jumlah ouput yang dihasilkan, sedangkan biaya total adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam menghasilkan output. Apakah yang dimaksud dengan produksi total?Produk Total (Total Product = TP) : Jumlah total output yang dihasilkan dengan menggunakan semua faktor produksi selama perioda waktu tertentu.
Produksi adalah suatu aktifitas pengolahan input menjadi outpun yang bermanfaat kepada para konsumen.
Produksi adalah suatu aktifitas pengolahan input menjadi outpun yang bermanfaat kepada para konsumen. Dalam beberapa literatur juga dijelaskan bahwa produksi merupakan sebuah proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi yang meningkatkan nilai tambah suatu produk yang dihasilkan dalam proses produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai konsumennya. Untuk penjelasan lengkap baca artikel ini. - Dalam proses produksi seorang produsen mengalokasikan sejumlah faktor produksi untuk menghasilkan produksi barang. Dalam proses produksi terdapat 2 pertimbangan yang menjadi dasar, yaitu berapa produksi yang harus dihasilkan untuk mencapai keuntungan maksimum dan berapa faktor produksi yang harus digunakan untuk mencapai produksi tersebut. Asumsi dasar produsen dalam pengambilan keputusan adalah :
Y = f (X1, X2,………………….., Xn)
Fungsi di atas hanya menyebutkan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi, tapi belumlah memberikan hubungan kuantitatif antara produk dan faktor-faktor produksi itu. Untuk dapat memberikan hubungan kuantitatif fungsi produksi itu haruslah dinyatakan dalam bentuknya yang khas, seperti misalnya:
Jumlah produk Y yang dihasilkan tergantung dari kuantitas dan kualitas faktor-faktor produksi yang digunakan selama proses produksi.
Y = f (X1/X2, X3,………………Xn)
Tabel diatas menjelaskan, bahwa tiap penambahan faktor produksi dengan satu satuan, mula-mula terdapat penambahan produk (kenaikan hasil) bertambah (30, 40 dan 50 satuan), yang kemudian disusul oleh penambahan produk (kenaikan hasil) berkurang (50, 40, 30, 22, 8, -2 dan –4). Jika hubungan di atas digambarkan dalam grafik, terdapatlah Grafik dibawah ini . Kurva produk total (total product) menggambarkan hubungan antara factor produksi dengan produksi bahwa semakin meningkat penggunaan factor produksi akan meningkatkan produksi. Pada suatu titik penggunaan factor produksi sebesar XM, akan tercapai kondidi produksi maksimum. Apabila factor produksi ditambah lebih besar dari XM, justru akan menurunkan produksi. Sebagai contohnya : penggunaan factor produksi pupuk pada jumlah tertentu akan meningkatkan produksi, sampai pada tingkat penggunaan sejumlah pupuk tertentu akan mengakibatkan produksi maksimu, dan apabila penggunaan pupuk ditambah justru akan mengurangi produksi. Secra rasional hal ini dapat diterima akal, dikarenakan pengggunaan pupuk terlalu banyak justru akan membuat tanaman mati dan selanjutnya produksi turun. Secara detail hubungan antara faktor produksi dan produk yang ada pada gambar kurva diatas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu:
Pada tiap tingkat pemakaian faktor produksi, besar produk rata-rata itu dapat dihitung dengan mencari nilai hasil bagi tersebut. Pada gambar 26. produk rata-rata di titik C ialah Y2/X2. Perhatikan segitiga COX2 besar hasil bagi Y2/X2 ditunjukkan oleh tangen sudut COX2 atau sudut α dalam grafik. tg α = 0Y2/0X2 Secara umum dapat dinyatakan bahwa produk rata-rata di tiap titik dari kurva produk total itu besarnya sama dengan tangen dari sudut yang dibentuk oleh garis yang ditarik dari titik pangkal 0 ke titik bersangkutan dan garis horizontal. Pada saat sudut tangen α itu mencapai maksimum, pada tingkat pemakaian faktor produksi sebesar itulah akan tercapai produk rata-rata yang maksimum (dalam grafik 26 pada tingkat pemakaian faktor produksi sebesar OX2). Titik C merupakan titik singgung terluar antara kurva produk total dan garis yang ditarik dari titik pangkal 0. Kondisi inilah yang menunjukkan bahwa tg α maksimum atau penggunaan faktor produksi sebesar 0X2 akan mencapai produk rata-rata maksimum. Total produksi yang diperoleh saat itu mencapai 0Y2 satuan. Konsep produk rata-rata ini sering digunakan dengan sebutan produktivitas.
Selain produktivitas, konsep lain yang tak kalah pentingnya dalam pembahasan teori produksi adalah Produk marjinal (Marginal Product). Produk marjinal (MP) adalah tambahan produksi karena penambahan satu satuan faktor produksi. Kurva yang menunjukkan hubungan antara faktor produksi dan produk marginal pada berbagai tingkat pemakaian faktor produksi dinamakan kurva produk marginal (marginal product curve). Apabila produk marginal dinyatakan dalam satuan fisik, maka kurvanya dinamakan kurva produk fisik marginal (marginal physical product curve), sedang apabila produk marginal dinyatakan dalam nilai uangnya, kurvanya disebut kurva nilai produk marginal (value marginal product). Secara umum produk marginal diformulasikan : Apabila produk total Y dinyatakan sebagai fungsi Y = f(x) dari faktor produksi X, maka besar produk marginal sama dengan dY/dX. Pada tiap tingkat pemakaian faktor produksi besar produk marginal dapat dihitung dengan mencari derivatif pertama (first derivative) dari fungsi produksi terhadap faktor X yang dipakai. Dengan kata lain, bahwa produk marjinal merupakan kemiringan (slope) dari kurva produk total. Pergerakan kurva produk marjinal disajikan pada gambar 26. Di titik B pada grafik gambar 26, produk marginal ditunjukkan oleh dY/dX di titik itu, yang besarnya sama dengan tangens sudut yang dibentuk oleh garis singgung pada kurva produk total di titik bersangkutan dan garis horizontal yang ditarik dari titik tersebut. Kalau diikuti besarnya produk marginal pada berbagai tingkat pemakaian faktor, maka terlihat bahwa produk marginal itu mula-mula naik, lalu mencapai maksimum pada saat fungsi produksi mencapai titik balik, kemudian terus turun. Pada saat produk total mencapai maksimum maka produk marginal sama dengan nol. Sesudah itu produk marginal akan bertanda negatif, yang berarti bahwa dengan penambahan faktor produksi, produk total yang dihasilkan justru akan turun. Hal lain yang perlu diketahui, bahwa produk marjinal merupakan kemiringan dari kurva produk total. Pada penggunaan faktor produksi sebesar X3 kemiringan garis yang menyinggung produk total adalah positif, dan pada X1 kemiringan kurva produk total positif tetapi lebih besar dari kemiringan pada X3. Pada X4 kemiringan kurva produk total positif akan tetapi lebih kecil dari pada X1. Hal ini disebabkan perubahan arah produk total dari cekung menjadi cembung terhadap garis horizontal. Kemiringan kurva produk total mencapai maksimum pada penggunaan faktor produksi sebesar X1, sehingga pada saat tersebut tercapai produk marjinal yang maksimum. Satu hal yang menraik untuk didingat bahwa pada penggunaan faktor produksi sebesar X2, besarnya produk rata-rata (digambarkan dengan tg α) sama dengan kemiringan kurva produk total, yang berarti pada titik tersebut produk rata-rata sama dengan produk marjinal. Hubungan Total Product, Average Product, & Marginal Product
Terdapat keterkaitan antara perkembangan produk total, produk rata-rata serta produk marjinal. Tahapan kenaikan produk total awalnya diikuti dengan kenaikan produk rata-rata, sampai penggunaan faktor produksi tertentu akan diikuti penurunan produk rata-rata. Begitu juga tahap kenaikan produk total diikuti kenaikan produk marjinal sampai pada titik balik fungsi produk total, selanjutnya akan diikuti penurunan kurva produk marjinal. Gambar 26 menunjukkan tahap-tahap produksi yang berhubungan dengan peristiwa hukum kenaikan hasil yang makin berkurang. Gambar (A) melukiskan kurva produksi total (PT) yang bergerak dari 0 menuju B, C dan M. Gambar (B) melukiskan sifat-sifat dan gerakan produksi rata-rata (AP) dan produksi marginal (MP). Kedua gambar ini berhubungan erat. Pada saat kurva TP mulai berubah arah pada titik balik B (inflection point) maka kurva MP mencapai titik maksimum. Itulah batas dimana hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang mulai berlaku. Kalau produk rata-rata pada berbagai tingkat pemakaian faktor itu diikuti, maka terlihatlah bahwa produk rata-rata itu mula-mula naik dan sesudah mencapai maksimum lalu mulai turun. Secara teoritis produk rata-rata itu akan mencapai nol apabila pemakaian faktor produksi sudah tak terhingga banyaknya. Di dalam praktek hal ini tidak akan mungkin terjadi, sebab siapakah yang akan memakai faktor produksi dalam jumlah yang tak terhingga. Karena kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal diturunkan dari kurva produk total, maka sudahlah pasti diantara ketiga kurva-kurva itu terdapat suatu hubungan tertentu. Bentuk dari kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal akan tergantung dari bentuk kurva produk total. Apabila dengan perubahan teknologi kurva produk total dari suatu proses produksi berubah, maka secara otomotis kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal juga akan berubah. Untuk jelasnya hubungan ketiga kurva tersebut di atas akan ditunjukkan dengan tabel 3. Dari tabel 3 dan gambar 26 hubungan antara produk total, produk rata-rata dan produk marginal dapat disimpulkan sebagai berikut:
Apabila dengan perubahan teknologi kurva produk total dari suatu proses produksi berubah, maka secara otomotis kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal juga akan berubah. Untuk jelasnya hubungan ketiga kurva tersebut di atas akan ditunjukkan dengan tabel 3. Dari tabel 3 dan gambar 26 hubungan antara produk total, produk rata-rata dan produk marginal dapat disimpulkan sebagai berikut: Mula-mula produk total mengalami kenaikan dengan tambahan hasil yang semakin meningkat sampai mencapai titik balik B. Saat itu ditandai peningkatan produk marginal sampai mencapai maksimum pada B’; produk rata-rata juga terus naik dan berada di bawah produk marginal. Titik B inilah batas perubahan arah kurva produk total dari cekung menjadi cembung terhadap garis horizontal. Setelah titik B, produk total mengalami kenaikan hasil yang berkurang; produk marginal mulai turun. Pada saat ini produk rata-rata masih naik (dan masih berada di bawah produk marginal) sampai mencapai maksimum di titik C’. Pada waktu produk rata-rata mencapai maksimum di titik C’, produk marginal sama besarnya dengan produk rata-rata. Hal tersebut disebabkan pada titik C besarnya tangen = OY2/OX2 sekaligus sama dengan kemiringan kurva produk total, yang berarti produk rata-rata sama dengan produk marjinal. Setelah titik maksimum C’, produk rata-rata mulai turun tapi sekarang terletak di atas produk marginal. Berarti produk rata-rata menjadi lebih besar dari pada produk marjinal. Pada waktu produk total mencapai maksimum di titik M, produk marginal sama dengan nol terlihat dari kemiringan kurva produk total yang sejajar dengan garis horizontal. Pada saat itu produk rata-rata tetap bernilai positif. Setelah produk total melewati titik maksimum M, selanjutnya kurva produk total mulai turun; hal ini diikuti nilai produk marjinal yang negatip, sedang produk rata-rata tetap bernilai positif.
Seringkali muncul pertanyaan, seberapa besar pengaruh faktor produksi terhadap produksi. Perubahan dari produk yang dihasilkan yang disebabkan oleh perubahan pada faktor produksi yang dipakai, dapat dinyatakan dengan elastisitas produksi. Yang disebut dengan elastisitas produksi ialah rasio perubahan relatif produk yang dihasilkan dengan perubahan relatif jumlah faktor produksi yang dipakai. Misalnya perubahan relatif dari jumlah faktor produksi yang dipakai adalah + 5%, sedangkan perubahan relatif dari jumlah produk yang dihasilkan sebagai akibat dari perubahan pemakaian faktor produksi itu ialah +10%, maka dikatakan bahwa elastisitas produksi adalah 10% / 5% = 2,0. Elastisitas produksi ini juga disebut dengan koefisien fungsi dan disimbolkan dengan tanda e atau eprod. Hubungan antara eprod dengan produk rata-rata dan produk marginal adalah sbb: eprod = (dY/Y) / (dX/X) (definisi) eprod = (dY/dX)*(X/Y) = MP/AP (Produk marjinal/produk rata-rata) Berdasarkan nilai dari eprod ini, para ahli teori ekonomi produksi membagi suatu proses produksi dalam daerah produksi sebagai berikut: Pada tingkat produksi dimana MP > AP, besar eprod > 1. Ini berarti bahwa penambahan faktor produksi sebesar 1% akan menyebabkan penambahan produk lebih besar dari 1%. Persen penambahan faktor produksi menghasilkan persen tambahan produksi yang lebih besar. Pada kondisi ini digambarkan kurva produk marjinal berada diatas kurva produk rata-rata. Dalam daerah ini produk rata-rata naik terus. Apabila produksi bersangkutan memang menguntungkan untuk dijalankan, pengusaha masih terus akan memperbesar produksinya agar pendapatan meningkat dengan pemakaian faktor produksi yang lebih banyak, selama produk rata-rata itu masih terus naik. Jadi dimanapun dalam daerah ini belum akan tercapai pendapatan maksimum, karena pendapatan itu masih selalu dapat diperbesar. Karenanya daerah ini dinamakan daerah tidak rasionil dan ditandai dengan Daerah I dari produksi. Tidak rasional kiranya apabila pengusaha menghentikan penggunaan faktor produksi pada daerah ini, karena sebenarnya penambahan faktor produksi masih dapat meningkatkan produksi rata-rata atau produktivitas. Pengambilan keputusan yang rasionil dimaksudkan pengambilan keputusan yang didasarkan atas perhitungan untuk mendapatkan pendapatan yang maksimum dengan jumlah faktor produksi tertentu. Pada tingkat produksi dimana MP = AP, eprod=1. Pada tingkat ini penambahan faktor produksi sebesar 1% akan menyebabkan penambahan produk sebesar 1% juga. Kondisi ini digambarkan pada daerah dimana besarnya produk marjinal sama dengan produk rata-rata. Dalam daerah ini penambahan faktor produksi sebesar 1% akan menyebabkan penambahan produk lebih besar dari 0% dan sampai kurang dari 1%. Tergantung dari harga-harga produk dan faktor produksi maka dalam daerah inilah akan dicapai pendapatan maksimum, meskipun sampai saat ini masih belum dapat ditetapkan di titik mana dari daerah tersebut. Karena dimungkinkannya dalam daerah ini pengusaha akan memperoleh keuntungan maksimum, maka daerah produksi ini disebut daerah rasionil dan ditandai dengan Daerah II dari produksi. Pada daerah II inilah akan tercapai kondisi efisiensi ekonomis setelah mempertimbangkan harga produk dan harga faktor produksi. Kondisi dimana eprod = 1, maka akan tercapai produksi rata-rata (produktivitas) maksimum, daerah inilah efisiensi teknis tercapai. Daerah II dari produksi itulah yang menjadi pusat perhatian pengusaha, sebab di daerah itulah terdapatnya pendapatan yang maksimum. Pada tingkat produksi dimana MP = 0, besar eprod=0 juga. Pada tingkat ini penambahan faktor produksi sebesar 1% tidak akan menyebabkan perubahan pada produk total. Dalam daerah produksi ini penambahan faktor produksi akan menyebabkan pengurangan (penambahan negatif) produk. Jadi penambahan faktor produksi di daerah ini akan mengurangi pendapatan. Karenanya dinamakan juga dengan daerah tidak rasionil dan ditandai dengan Daerah III dari produksi. Akhirnya pada tingkat produksi dimana MP bernilai negatif, maka eprod<0 Contoh dengan angka hipotetis disajikan pada tabel 3, yang menjelaskan secara rinci hubungan antara produk total, produk rata-rata dan produk marjinal.
Contoh : diketahui fungsi produksi merupakan fungsi dari faktor produksi X yang diformulasikan sebagai berikut : Dimana Y : produk yang dihasilkan X : faktor produksi yang dipergunakan
Marilah kita mencoba menganalisa soal di atas. Kurva produk marginal diberikan oleh dY/dX pada tiap tingkat pemakaian faktor X itu, jadi fungsi produk marginal dari fungsi produk total di atas sbb: MP = dY/dX = 12 X – 1.2 X² Jadi jelas kurva produk marginal itu merupakan fungsi pangkat dua dari faktor produksi X yang dipakai. Kapankah fungsi produk marginal ini akan mencapai maksimum? Suatu fungsi akan mencapai maksimum apabila derivatif pertama dari fungsi bersangkutan sama dengan nol sedangkan derivatif kedua adalah negatif. Jadi produk marginal di atas akan mencapai maksimum, apabila: Maka : 12 – 2.4 X = 0 atau X = 5 dan d(d(MP)/(dX²) adalah –2.4. Jadi pada waktu X besarnya 5 satuan, produk marginal dari fungsi produksi yang disebutkan di atas itu mencapai maksimum sebesar 30 dan besarnya produk total adalah : 100 satuan. Kurva produk rata-rata diberikan oleh Y/X pada tiap tingkat pemakaian faktor produksi X itu. Jadi fungsi produk rata-rata dari fungsi produksi di atas adalah sbb: Kurva produk rata-rata itu pun merupakan pangkat dua dari faktor produksi X yang dipakai. Produk rata-rata akan mencapai maksimum pada saat turunan pertama produk rata-rata sama dengan nol. Maka : 6 – 0,8 X = 0. Atau X = 7.5 dan d(d(AP)/(dX²) adalah –0,8. Jadi pada waktu penggunaan X sebesar 15 satuan, produk rata-rata itu mencapai maksimum yaitu sebesar : 22.5. Dan benar juga bahwa produk rata-rata itu mencapai maksimum pada tingkat pemakaian faktor produksi X yang lebih tinggi daripada saat kurva produk marginal mencapai maksimum. Benarkah bahwa produk marginal itu akan memotong produk rata-rata pada saat yang terakhir ini mencapai maksimum? Pada saat produk rata-rata mencapai maksimum, tingkat pemakaian faktor produksi X adalah 7.5 satuan, sedang besar produk rata-rata itu adalah: AP maksimum = 22.5 satuan Berapakah besar produk marginal pada tingkat pemakaian faktor produksi 7.5 satuan itu? Besar produk marginal adalah: MP = dY/dX = 90 – 67.5 = 22.5 Jadi benarlah bahwa pada saat produk rata-rata mencapai maksimum produk marginal memotong produk rata-rata itu. Ini dapat dilihat dari nilai produk marginal (22.5 satuan) dan nilai produk rata-rata (22.5 satuan) pada saat produk rata-rata itu mencapai maksimum, dalam hal ini pada tingkat pemakaian faktor produksi X sebanyak 7.5 satuan. Terimakasih sudah share artikel ini . Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber ☺ |