Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Pola Lantai Seni Tari - Pernahkah kamu memperhatikan sebuah pertunjukan tari? Atau mungkin kamu pernah ikut latihan menari di sanggar atau di sekolah? Pada beberapa tarian, terutama tari kelompok, para penari membentuk posisi tertentu dalam tarian. Ada sebuah tari yang jika diamati, posisi penari membuat bentuk atau formasi tertentu. Bentuk atau formasi tertentu yang dibuat penari dalam sebuah tari dinamakan pola lantai.

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan pola lantai? Pola lantai adalah garis-garis di lantai yang dilalui oleh penari dari perpindahan tempat satu ke tempat lain pada saat melakukan gerak tari.

Fungsi Pola lantai adalah untuk menata gerakan tarian, menciptakan kekompakan antar anggota penari, serta membentuk komposisi dalam pertunjukan tari sehingga menjadikan tarian yang disajikan menjadi lebih indah dan menarik ketika ditonton.

Pada saat menari, penari kadang bergerak ke kiri, ke kanan, maju, mundur, atau bergerak membentuk lingkaran. Jika digambarkan, seolah-olah ada satu garis imajiner yang dilalui penari selama menyajikan satu tarian. Garis imajiner yang dilalui oleh penari saat melakukan gerak tari disebut pola lantai.

Pola lantai disebut juga garis imajiner yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Garis imajiner juga dapat digambarkan dengan melihat formasi para penari dalam memperagakan tarian. Para penari dapat membentuk formasi garis lurus, lengkung, segitiga, atau lingkaran. Bentuk formasi garis dapat berubah-ubah selama penari menampilkan sebuah tarian.

Baca Juga : Soal Ujian Sekolah Dasar Kelas 5 Tema 6 Kurikulum 2013

Pola lantai merupakan garis yang dilalui penari pada saat melakukan gerak tari. Pola lantai ini dilakukan baik oleh penari tunggal, berpasangan, atau penari kelompok. Dalam tarian, terdapat dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan lengkung. Pola garis lurus terdiri atas pola lantai horizontal, vertikal, dan diagonal. Pengembangan pola lantai lurus dapat berupa pola lantai zig-zag, segitiga, segi empat, dan segi lima.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Selain garis lurus, terdapat juga pola garis lengkung. Pola ini pun dapat dikembangkan menjadi berbagai pola lantai. Pola lantai itu antara lain berupa lingkaran, angka delapan, garis lengkung ke depan, dan garis lengkung ke belakang.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu


Pada dasarnya, ada dua jenis pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus memberikan kesan sederhana tetapi kuat. Sedangkan garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi lemah. Ciri pola lantai vertikal (lurus) adalah penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Pola lantai ini banyak digunakan pada tari klasik. Pola lurus memberi kesan sederhana tetapi kuat. Berikut gambar pola lantai vertikal.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Beberapa tarian daerah yang menggunakan pola lantai vertikal adalah tari yospan dari papua, tari serimpi dari jawa tengah, tari baris cengkedan dari bali. Pada pola lantai diagonal, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Berikut gambar pola lantai diagonal.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu


Contoh tarian daerah yang menggunakan pola lantai diagonal adalah tari gending sriwijaya dari sumatera selatan, tari sekapur sirih dari jambi, dan tari pendet dari bali. Pada pola lantai garis melengkung, penari membentuk garis lingkaran, pola lantai lengkung ular, dan pola lantai angka delapan. Tari rakyat dan tari tradisional banyak menggunakan pola ini. Pola lantai ini memberi kesan lemah dan lembut. Berikut contoh pola lantai garis melengkung.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Tari ma'badong toraja sulawesi utara, tari randai sumatera barat merupakan contoh tarian yang menggunakan pola lantai garis melengkung.

Baca Juga : Soal Ujian Sekolah Dasar Kelas 5 Tema 7 Kurikulum 2013

Dengan adanya berbagai macam bentuk tarian, bentuk pola lantainya pun berbeda-beda. Bentuk pola lantai tarian yang satu berbeda dengan tarian yang lain. Selain bentuknya yang berbeda, terdapat pola lantai yang mempunyai maksud dan ada juga yang tidak memiliki makna. 

Pola lantai yang mempunyai maksud lebih banyak ada dalam tari-tarian klasik yang terdapat di keraton Surakarta dan Yogyakarta. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan jika pola lantai dalam tari kreasi baru dan tari rakyat juga mempunyai maksud.

Tari Jaran Kepang berasal dari Yogyakarta. Tari Jaran Kepang berdasarkan bentuk koreografi termasuk dalam jenis tari rakyat. Tari Jaran Kepang mempunyai pola lantai gabungan antara pola lantai lurus dan lengkung yang sederhana.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu


Pola lantai yang digunakan pada tari ini antara lain pola melingkar, garis lurus ke depan, dan garis horizontal. Pola lantai pada Tari Jaran Kepang tidak memiliki makna tertentu. Pola lantai dibuat untuk formasi penari. Tari Bedhaya Semang juga berasal dari Yogyakarta. Tari Bedhaya termasuk dalam jenis tari klasik. Tari klasik ini mempunyai pola lantai yang sudah tertentu dan mempunyai makna tertentu. Pola lantai yang digunakan pada tari ini pun memiliki nama tertentu, seperti gawang jejer wayang, gawang tiga-tiga,gawang perang, dan gawang kalajengking.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Ada satu pola lantai pada Tari Bedhaya yang dikenal dengan nama rakit lajur. Pola lantai rakit lajur bermaksud menggambarkan lima unsur yang ada pada diri manusia, yaitu cahaya, rasa, sukma, nafsu, dan perilaku. Tari Pendet merupakan salah satu tari tradisonal Bali yang sangat populer. Lahirnya tari Pendet berawal dari ritual sakral Odalan di Pura yang disebut dengan mamendet atau mendet. Mendet dimulai setelah pendeta Hindu mengumandangkan mantra dan setelah pementasan Topeng Sidakarya. Tari ini dipentaskan secara berpasangan atau secara masal dengan membawa perlengkapan, berupa bokor, sesajen, dan bunga.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Pendet disepakati lahir pada tahun 1950. Tari Pendet ini masih tetap mengandung kesan sakral dan religius meskipun dipentaskan di sebuah acara yang tidak berhubungan dengan kegiatan keagamaan. Pada tahun 1961, I Wayan Beratha memodifikasi tari Pendet hingga menjadi tari Pendet yang sering kita saksikan sekarang. Beliau juga menambah penari Pendet menjadi lima orang. Setahun kemudian, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menyajikan tarian Pendet massal yang ditarikan oleh 800 orang penari untuk ditampilkan di Jakarta dalam acara pembukaan Asian Games. Kemudian pada tahun 1967, koreografer tari Pendet Modern, I Wayan Rindi, mengajarkan dan meneruskan tarian Pendet kepada generasi muda. Selain Pendet, beliau juga mengajarkan dan melestarikan tari Bali lainnya kepada keluarganya maupun lingkungan di luar keluarganya.

Baca Juga : Soal Ujian Sekolah Dasar Kelas 5 Tema 8 Kurikulum 2013

Tari Pendet menceritakan tentang dewi-dewi kahyangan yang turun ke bumi. Biasanya tari Pendet ini dibawakan secara berkelompok atau berpasangan oleh remaja putri. Para penari Pendet berbusana layaknya penari upacara keagamaan. Setiap penari akan membawa sesaji berupa bokor yang di dalamnya terdapat bunga warna-warni. Pada akhir tarian, bunga ini akan ditaburkan ke tamu undangan yang menyimbolkan penyambutan.

Tari Pendet menggunakan pola lantai yang sangat sederhana dibandingkan pola lantai tarian bali lainnya. Tari Pendet hanya menggunakan pola lantai berbentuk huruf V (diagonal), pola lantai lurus, dan pola menghadap ke samping kanan dan kiri.

Seperti halnya tarian tradisional kebanyakan, pola lantai pada tari Pendet tidak memiliki makna khusus. Tidak seperti tari Bedhaya dari Yogyakarta yang memiliki makna di setiap pola lantai tariannya. Kamu mungkin dapat melihat bahwa pada tari daerah seperti tari Pendet menggunakan pola lantai tertentu pada tariannya. Pola lantai ini ada yang bermakna tertentu ada juga yang tidak. Tarian Bedhaya dari Jawa Tengah memiliki makna pada setiap pola lantai yang dibuat penari. Tetapi pada tari lainnya seperti tari Pendet, pola lantai tidak memiliki makna tertentu.

Tari Kecak merupakan tarian adat Bali. Tari Kecak dimainkan oleh puluhan laki-laki yang duduk berbaris melingkar. Menyerukan kata “cak” dengan irama tertentu dengan kedua lengan diangkat. Gerakannya serempak dan kompak. 

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Kekompakan gerakan dalam tarian Kecak mengandung ritual agama. Selain itu juga mencerminkan kebersamaan dan kerukunan. Kebersamaan dan kerukunan tidak hanya dalam tari Kecak. Akan tetapi, juga dalam kehidupan di keluarga, sekolah, masyarakat, dan bangsa. Kebersamaan dan kerukunan penting dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Gerakan pada Tarian Kecak duduk melingkar di tempat. Berdasarkan gerakan tari kecak tersebut, pola lantai tarian Kecak adalah pola lantai garis melengkung yang membentuk garis lingkaran.

Tari Saman merupakan tarian tradisional suku Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam yang diciptakan oleh seorang ulama terpandang, Syekh Saman di abad ke-14. Sebelum diakui sebagai warisan budaya dunia tak benda dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, Unesco.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Pola lantai Tari Saman adalah Pola Horizontal yakni berupa pola dengan garis lurus mendatar ke samping. Pola ini disebutkan sebagai perlambang hubungan manusia dengan tuhan yang vertikal dan hubungan dengan sesama manusia yang horizontal.

Tari indang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatra Barat. Tari Indang berasal dari kata Indang atau disebut juga Badindin. Tari indang biasanya ditampilkan secara berkelompok, sehingga diperlukan panggung yang luas.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Pola lantai tari indang adalah horizontal (lurus) Penari berbaris membentuk garis lurus ke samping. Pola lantai tari Indang dilandasi nilai-nilai persatuan. Tari indang menyerupai tari Saman yang berasal dari Aceh. 

Tari Seudati adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Aceh. Tarian ini biasanya ditarikan oleh sekelompok penari pria dengan gerakannya yang khas dan enerjik serta diiringi oleh lantunan syair dan suara hentakan para penari. 

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Tari Seudati ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Aceh, dan sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat, acara pertunjukan, dan acara budaya. Berikut pola lantai Tari Seudati dari Aceh.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat bahwa pada tari Seudati terdapat pola lantai lurus, segi empat, pola berbentuk huruf U, pola zig zag, pola berbentuk huruf S, pola segi tiga, dan pola segi empat silang.

Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi, Kepulauan Riau, dan Riau. Tarian ini juga terkenal di Malaysia sebagai tarian wajib kepada tamu besar.

Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.

Baca Juga : Soal Ujian SD Kelas 5 Tema 9 Kurikulum 2013

Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal. Propetri yang digunakan: cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju kurung /adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : biola, gambus, akordion, rebana, gong dan gendang.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Formasi Tari Sekapur Sirih membentuk huruf V (diagonal) atau segitiga yang merupakan pengembangan dari pola lantai garis lurus.

Tari piring atau tari piriang dalam bahasa Minangkabau Sumatera Barat adalah tarian tradisional Minangkabau yang melibatkan atraksi piring. Para penari mengayunkan piring mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Gerakannya diambil dari langkah-langkah dalam silat Minangkabau atau silek. Secara tradisional, tari ini berasal dari Solok, Sumatra Barat dan secara umum menjadi simbol masyarakat Minangkabau.

Pada awalnya, tari ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis.

Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian.

Bentuk Pola lantai yang dipergunakan dalam tari piring adalah lingkaran besar dan kecil, berbaris, spiral, horizontal, dan vertikal serta penempatan level bawah, level sedang serta level atas ditambah dengan pembagian beberapa kelompok.

Tari Andun adalah salah satu tarian rakyat yang berasal dari Bengkulu dan dilakukan pada saat pesta perkawinan. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan gadis secara berpasangan pada malam hari dengan diringi musik kolintang. 

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Pada zaman dahulu, tari ini biasanya digunakan sebagai sarana mencari jodoh setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk pelestariannya saat ini dilakukan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat, khususnya bujang gadis.

Tari Andun merupakan tarian yang ditampilkan oleh penari pria dan wanita. Tarian ini menggambarkan ungkapan rasa syukur dan kebahagian atas berkat yang didapatkan.

Pola Lantai Tari Andun sendiri menggunakan pola lantai melingkar dimana para penarinya membentuk lingkaran yang bermakna agar orang yang di dalam lingkaran penari itu dapat saling mendoakan.

Tari Tandak adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Riau dan Kepulauan Riau. Tarian ini tergolong tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan penari wanita. Dengan berbusana tradisional melayu mereka menari dengan gerakannya yang khas dan diiringi oleh lagu dan alunan musik pengiring. 

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Tari Tandak memiliki pola lantai campuran, antara lingkaran, lurus dan zig-zag, gerakan Tari Tandak diawalai dengan semua peserta tari membentuk sebuah lingkaran antara peserta satu dengan yang lain saling berpegangan pundak, gerakan di lanjutkan dengan melangkahkan kaki serta menghentakkannya ke lantai atau tanah.

Pementasan Tari tandak biasanya di ikuti oleh seorang kepala ngejang yang berposisi berdiri di tengah-tengah peserta tari sambil memegang alat music yang terbuat dari bahan besi atau perunggu yang memiliki nama giring-giring, kepala ngejang bertugas memberikan irama pada gerak tari Tandak ini.

Tari Tandak juga menjadi salah satu pergelaran seni tari yang bertujuan untuk saling mempertemukan kaum muda dan mudi, dan tak khayal banyak pasangan muda-mudi yang pada akhirnya menikah dan pertemuan mereka bermula dari menyaksikan atau menjadi peserta pementasan Tari Tandak ini.

Tari Tandak juga juga memiliki makna sebuah ikatan yang terjalin antar sahabat-sahabat yang memiliki kampung berbeda,selain itu tari tandak juga memberikan kesan aman di sebuah kampung, semua peserta tari bebas memilih pasangannya masing-masing, karena tarian ini bersifat hiburan , sehingga tarian ini dapat di ikuti oleh semua kalangan, baik tua muda bahkan anak-anak.

Tari Tandak biasanya di tampilkan secara berpasangan antara penari pria dan wanita, penari bisa terdiri dari lima pasang atau lebih, busana yang di kenakan pun merupakan busana khas melayu, penari melakukan gerakan tari ini sambil di iringi musik pengiring yang khas serta lantunan syair pantun yang saling berbalas.

Tari tambun dan Bungai memiliki pola lantai campuran antara garis lurus (horizontal) dan zig zag. Tari tambun dan Bungai merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Tarian ini mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai dalam mengusir musuh yang akan merampas hasil panen dari rakyat.

Berikut adalah 2 jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu

Tambun dan Bungai adalah seorang saudara dari ayah mereka yang merupakan adik-kakak. Keduanya memiliki karakter serta sifat yang sama. Mereka juga memiliki watak yang cerdas, peramah, lemah lembut, suka menolong sesama, sedikit menerima banyak memberi, bijaksana, cepat kaki ringan tangan,  dan juga pantang menyerah untuk membela kebenaran.

Salah satu peristiwa penting yang menjadikan Tambun dan Bungai sebagai pejuang dari Kalimantan Tengah adalah mereka selalu menang didalam pertempuran melawan musuh yang akan merampas tanah dan juga panen masyarakat setempat. Atas perjuangan Tambun dan Bungai, banyak orang yang menciptakan kebudayaan untuk mengenangnya, salah satunya ialah Tarian Tambun dan Bungai.

Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga informasi tentang pola lantai ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca di manapun berada.

Artikel yang sedang anda baca ini berjudul Macam-Macam Pola Lantai Dalam Seni Tari dengan alamat link https://www.sanjayaops.com/2019/05/pola-lantai-tari.html.