Berikan contoh sikap seseorang yang menjadikan agama sebagai bahan candaan dan main-main

BAHAYA; AGAMA DIJADIKAN LELUCON*

🔴 Larangan Mengolok-olok Agama dan *Menjadikan Agama Sebagai Bahan Candaan dan lelucon*

- Contoh mengolok-olok dalam agama yang tidak boleh:

- Seperti yang dilakukan oleh para pelawak yang memelesetkan ayat-ayat Allah dan syi’ar-syi’ar agama. Memplesetkan firman Allah yang berbunyi “laa taqrabuu zina” kemudian diartikan “jangan zina hari Rabu!” Selain Rabu bole

h !- Memplesetkan TAKBIR Allahu Akbar dengan : TAKE BIR (:ambil Arak) atau TAEK PIL atau TUAK BIR.- Sebagian oknum, ada yang berani memplesetkan arti firman Allah: Inna lillahi wa inna ilahi raji’un, dengan arti “yang tidak berkepentingan dilarang masuk!”- Ada yang berani memplesetkan arti firman Allah: 'warka'uu ma'ar rooki'in', dengan arti : merokoklah bersama orang² yang merokok.- Bentuk guyonan dan lawakan, yang mengatakan MEKAH itu MEkaKAH, QORAN itu QERO AN, Kepada orang seperti ini, kita ucapakan _inna lillahi wa inna ilaihi raji’un._- Mengatakan : Malaikat Jibril sekarang PENSIUN, karena wahyu sudah gak ada, yang ada Wahyuningsih. _wal'iyadzu billah_- Malaikat Isrofil lagi bikin trompet, ditiup tiap tahun baru.- Memplesetkan MAN ROBBUKA dengan : Maa.... Rokmu buka ! Malaikat Munkar Nakir itu porno, di ala kubur selalu tanya buka rok. _na'udzu billah min dzalik_- Demikian pula, kita sering mendengar dari sebagian orang yang memelesetkan lafadz azan. Sebagai contoh ucapan “hayya ‘alal falaah”, mereka pelesetkan menjadi “hayalan saja”.- Dan masih banyak lagi bentuk-bentuk pelesetan, yang hakikatnya adalah pelecehan dan istihzaa’ terhadap syi’ar-syi’ar agama. Hendaklah orang-orang yang melakukannya segera bertaubat dengan taubatan nasuha. Dan bagi para orang tua, hendaklah mencegah dan melarang anak-anaknya, apabila mendengar anak-anak mereka melatahi pelesetan-pelesetan bernada pelecehan tersebut. Hendaklah mereka ketahui, bahwa perbuatan seperti itu merupakan perbuatan Yahudi.- Dalam bentuk ejekan dan sindiran terhadap syi’ar-syi’ar agama dan orang-orang yang mengamalkannya.Seringkali kita mendengar sebagian orang tak bermoral mengejek wanita-wanita Muslimah yang mengenakan busana warna hitam-hitam dengan ejekan “awas...ninja! ninja! Atau ...mbak mau ngunduh sarang tawon lah ?"- Mengejek seorang muslim yang taat memelihara jenggotnya dengan ejekan “si kambing!.... mbeeek” Semakin jenggotan semakin goblok.- Atau seorang Muslim yang berpakaian tanpa isbal (tanpa menjulurkannya melebihi mata kaki) dengan ejekan: “tiap hari kebanjiran”.- Sering kita dapati di kantor-kantor, para pegawai yang taat menjalankan syi’ar agama ini diejek oleh rekan kerjanya yang jahil alias tolol, sok alim, si ustadz, garis keras, terroris.- Sekarang ini kaum muslimin yang taat menjaga identitas keislamannya, seringkali dicap dan diejek dengan sebutan radikal dan lain sebagainya. Yang sangat memprihatinkan adalah para pelaku pelecehan dan pengejekan itu adalah dari kalangan kaum muslimin sendiri.- Dalam bentuk sindiran terhadap Islam dan hukum-hukumnya. Seperti orang yang mengejek hukum hudud dalam Islam, semisal potong tangan dan rajam dengan sebutan hukum barbar.- Menyebut Islam sebagai agama kolot dan terkebelakang. Menyebut syariat thalak dan ta’addud zaujaat (poligami) sebagai kezhaliman terhadap kaum wanita. Atau ucapan bahwa Islam tidak cocok diterapkan pada zaman modern. Nabi Muhammad itu penggila sex, suka pedofil, dan ucapan-ucapan kufur sejenisnya.– Dalam bentuk perbuatan dan bahasa tubuh atau gambar. Seperti isyarat, istihzaa’ dalam bentuk karikatur dan sejenisnya.- Seperti juga mengatakan : "Kalau ikut ajaran Islam, maka bisa ketinggalan zaman"- Contoh lain menjadikan agama sebagai bahan candaan:- "Ustadz boleh tidak berbuka dengan air rasa sirup? Boleh saja asalkan jangan berbuka dengan sirup rasa ingin memiliki"- "Zaman pemilu: Tasyahhud itu sah kalau 1 jari, bukan 2 jari (milih nomor 1)"- "Saya bilang lho bahasa Arab, nih saya baca Alfatihah, tuh kan saya bisa bahasa Arab"- Dan contoh yang lainnya, masih banyak bahan candaan yang lainnya untuk bercanda yang mubah, sebaiknya jangan pakai agama sebagai bahan candaan, karena ini bisa mengantarkan ke arah mengolok-olok agama.Allah Subhanahu wa Ta’ala mengancam dengan berfirman dalam kitabNya:يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُم بَمَا فِي قُلُوبِهِمْ قُلِ اسْتَهْزِءُوا إِنَّ اللهَ مُخْرِجُ مَاتَحْذَرُونَ"Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan RasulNya)”. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti." [at-Taubah/9 : 64].وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللهِ وَءَايَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya, kamu selalu berolok-olok?”. [at Taubah/9 : 65].لاَتَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِن نَّعْفُ عَن طَائِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ"Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema’afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa". [at- Taubah/9 : 66].

🔴 Ayat ini menjelaskan sikap orang-orang munafik terhadap Allah, RasulNya dan kaum mukminin. Kebencian yang selama ini mereka pendam, terlahir dalam bentuk ejekan dan olok-olokan terhadap Allah dan RasulNya.

🔴 Karena dasar agama ini dibangun di atas sikap ta’zhim (pengagungan) terhadap Allah dan pengagungan terhadap agama dan rasul-rasulNya. Dan memperolok-olok sesuatu daripadanya, (berarti) menafikan dasar tersebut dan sangat bertentangan dengannya.” [Tafsir As Sa’di (III/259).]

🔴 Sikap memperolok-olok syi’ar agama bertentangan dengan keimanan. Dua sikap ini, dalam diri seseorang, tidak akan bisa bertemu. Oleh karena itu, Allah menyebutkan bahwa pengagungan terhadap syiar-syiar agama berasal dari ketaqwaan hati. Allah berfirman.

ذَلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ"Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati". [Al Hajj/22 : 32].*MAKNA ISTIHZA’*

🔴 Istihza’, secara bahasa artinya sukhriyah, yaitu melecehkan, penghinaan, merendahkan [Silakan lihat Lisanul Arab (I/183) .

🔴 Ar Raghib Al Ashfahani berkata,”Al huzu’, adalah senda-gurau tersembunyi. Kadang-kala disebut juga senda-gurau atau kelakar.” [kitab Al Mufradaat, hlm. 790.]

🔴 *ISTIHZA’, DAHULU*

Perbuatan mengolok-olok agama dan syi’ar-syi’ar agama ini, bukan hanya muncul pada masa sekarang; namun akarnya sudah ada sejak dahulu. Banyak sekali bentuk-bentuk istihzaa’ yang dilakukan oleh orang-orang dahulu maupun sekarang.

🔴 Contoh zaman dahulu adalah orangYahudi di zaman nabi [] yang memplesetkan kata “raa’inaa” menjadi “ru’uunah”. “raa’inaa artinya “kamu memperhatikan kami” diplesetkan menjadi makna buruk yaitu “ru’uunah” yang artinya sangat dungu atau tolol. Oleh karena itu, kaum muslimin diperintahkan mengganti kata “raa’inaa” menjadi “undzurnaa”.

🔴 Kisah ini terdapat dalam Al-Quran:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انظُرْنَا وَاسْمَعُوا ۗ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): “Raa’ina”, tetapi katakanlah: “Unzhurna”, dan “dengarlah”. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih.” (QS. Al-Baqarah[2]: 104)

🔴 Ibnu Katsir menjelaskan,

وذلك أن اليهود كانوا يعانون من الكلام ما فيه تورية لما يقصدونه من التنقيص عليهم لعائن الله فإذا أرادوا أن يقولوا : اسمع لنا يقولون : راعنا . يورون بالرعونة“Hal ini karena orang yahudi memaksudkan tauriyah (kode tidak langsung) untuk bermaksud merendahkan, dengan maksud mereka mengatakan ‘raa’inaa’ dengan ‘ru’uunah’”. [Tafsir Ibnu Katsir]

🔴 Demikian juga orang Yahudi memplesetkan salam menjadi “as-saamu ‘alaikum” yang artinya “semoga kematian menimpamu”.

🔴 Karena Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

ان اليهود اذا سلموا وقالوا : السام عليكم, فقولوا : وعليكم“Orang Yahudi apabila mengucapkan salam dan mengucapkan as-saamu ‘alaikum (semoga kematian menimpamu), maka jawablah Wa’alaikum’ (dan demikian juga bagimu)” (HR. Muslim).

🔴 Contoh lainnya adalah Bani Israil yang memplesetkan menjadi “sami’naa wa ‘ashainaa” (kami dengar tapi kami tidak taat), seharusnya “Sami’naa wa ‘atha’naa” (kami dengar dan kami taat).

🔴 Allah berfirman dalam Al-Quran,

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُم بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا ۖ قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ ۚ قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُم بِهِ إِيمَانُكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴿٩٣﴾“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!” Mereka menjawab: “Kami mendengar tetapi tidak mentaati”. Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: “Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).”[Al-Baqarah: 93]

🔴 Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa hukumnya sangat berat yaitu bisa keluar dari agama Islam. Beliau berkata,

‏ فإن الاستهزاء باللّه وآياته ورسوله كفر مخرج عن الدين لأن أصل الدين مبني على تعظيم اللّه، وتعظيم دينه ورسله“Mengolok-olok dalam agama, ayat Al-Quran dan Rasul-Nya termasuk kekafiran yang bisa mengeluarkam dari Islam, karena agama ini dibangun di atas pengagungan kepada Allah, agama dan Rasul-Nya.” [Tafsir As-Sa’diy]

🔴 Al Qadhi Iyadh berkata: “Barangsiapa mengucapkan perkataan keji dan kata-kata yang berisi penghinaan terhadap keagungan Allah dan kemuliaanNya, atau melecehkan sebagian dari perkara-perkara yang diagungkan oleh Allah, atau memelesetkan kata-kata untuk makhluk yang sebenarnya hanya layak ditujukan untuk Allah tanpa bermaksud kufur dan melecehkan, atau tanpa sengaja melakukan ilhad (penyimpangan); jika hal itu berulang kali dilakukannya, lantas ia dikenal dengan perbuatan itu sehingga menunjukkan sikapnya yang mempermainkan agama, pelecehannya terhadap kehormatan Allah dan kejahilannya terhadap keagungan dan kebesaranNya, maka tanpa ada keraguan lagi, hukumnya adalah kafir.”[Asy Syifaa (II/1092)]

🔴 An Nawawi menyebutkan dalam kitab Raudhatuth Thalibin: “Seandainya ia mengatakan -dalam keadaan ia minum khamar atau melakukan zina- dengan menyebut nama Allah! Maksudnya adalah melecehkan asma Allah, maka hukumnya kafir.” [Raudhatuth Thalibin (X/67) dan Mughnil Muhtaaj, karangan Asy Syarbini (IV/135)]

🔴 Ibnu Qudamah mengatakan: “Barangsiapa mencaci Allah, maka hukumnya kafir, sama halnya ia bercanda atau sungguh-sungguh. Demikian pula, siapa saja yang memperolok-olok Allah atau ayat-ayatNya atau rasul-rasulNya atau kitabNya.

🔴 Mari kita beritahu saudara kita yang belum mengetauhi, dan kita dakwahkah terus TAUHID sebagai prioritas

🔴 Agama ini suci lagi mulia. Janganlah agama yang agung ini dibikin lelucon dan target pelecehan dan penghinaan.

Baca selengkapnya ا:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA