Hai sobat SumberPengertian.id ! Pagi ini mimin akan menyapa pembaca tentang pengertian hak tawan karang. Yuk langsung saja mari kita simak artikel berikut ini.
Pengertian Hak Tawan Karang
Pengertian hak tawan karang adalah hak istimewa yang dimiliki oleh raja-raja Bali pada masa lalu, dimana raja akan menyita kapal-kapal yang terdampar di wilayah mereka lengkap beserta seluruh muatannya.
Hukum dari hak tawan karang ini adalah dibolehkan apabila ada kapal termasuk penumpang beserta barang muatannya terdampar di karang-karang muka laut laut dan dipesisir pantai laut Bali, hanya masyarakat Bali yang dapat menyelamatkan kapal mereka.
Ketika masyarakat Bali berhasil menyelamatkan kapal beserta muatannya, maka itu semua telah menjadi milik masyarakat Bali beserta raja-rajanya. Penumpang kapal yang terdampar tersebut dapat dijadikan budak oleh masyarakat bahkan bisa dibunuh.
Hukum Hak Tawan Karang
Hukum hak tawan karang terdapat pada 2 prasasti yang pada saat itu berlaku. 2 prasati tersebut adalah :
1. Prasati Sembiran (923 Masehi)
Prasati Sembiran menyebutkan bahwa apabila peristiwa tawan karang (kapal, perahu, jukung, dan talaka) diketahui oleh penduduk desa, maka kapal tesebut dan muatannya dipersemahkan kepada Bhatara Punta Hiyang.
2. Prasasti Babetin (896 Masehi)
Hak tawan karang yaitu jika ada pedagang yang berlabuh disana dan pedagang itu telah meninggal, maka harta kekayaan pedagang tersebut harus dibagi dua dan jika perahunya rusak, maka serihannya dijadikan pagar benteng.
Baca Juga : Pengertian Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Adanya hukum tawan karang ini menyenyebabkan keselamatan harta benda dan awak kapal Belanda menjadi terancam. Kemudia, pada tahun 1839 Belanda membuat perjanjian dengan seluruh raja Bali guna menghapus hukum tawan karang. Belanda menggantinya dengan sejumlah uang untuk setiap kapal yang terdampar. Namun, Belanda tidak menepati janjinya.
Hal tersebut membuat raja Buleleng menyita kapal Belanda yang terdampar di Pantai Buleleng. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1844. Belanda meminta agar raja Buleleng mengembalikan kapal beserta isinya, akan tetapi raja Buleleng tidak menanggapinya.
Pada akhirnya Belanda membawa pasukannya guna menyerang Bali yang dilanjutkan dengan perang Puputan. Perang Puputan merupakan perlawanan sampai mati oleh seluruh keluarga kerajaan beserta para pengikutnya. Setelah raja Bali ditaklukan, hak tawan karang ini kemudian dikuasai oleh Belanda.
Demikian yang dapat mimin sampaikan. Terimakasih telah mengunjungi log kami di Sumberpengertian.ID. See you in the next article π
Tawan karang (taban karang) adalah hak istimewa yang dimiliki raja-raja Bali pada masa lalu, dimana raja akan menyita kapal-kapal yang terdampar di wilayah mereka lengkap beserta seluruh muatannya.
Istilah Tawan Karang sudah dikenal sejak masa Bali Kuno dengan ditemukannya dua prasasti berikut:
Walaupun Tawan Karang dianggap sebagai hal yang wajar oleh raja-raja Bali, Belanda menganggap hal ini mengancam kepentingannya. Oleh karena itu dibuatlah penjanjian penghapusan Tawan Karang dengan beberapa kerajaan di Bali pada waktu itu:[2] Walaupun penjanjian sudah dibuat dan ditandatangani, pada kenyataannya perjanjian ini tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh raja-raja di Bali. Pada tahun 1844, terjadi lagi perampasan terhadap kapal-kapal Belanda yang karam di Pantai Perancak dan Sangsit.[3]
"anada tua banyaga turun ditu, paniken di hyangapi, parunggahna ana mati ya tua banyaga, parduan drbyana, ana cakcak lancangna kajadyan papagerangen kuta"Terjemahan:"jika ada pedagang berlabuh di sana, dihaturkan di Hyang Api persembahannya. Jika pedagang itu meninggal, miliknya dan lain-lain harus dibagi dua. Jika perahunya rusak/pecah agar dijadikan pagar benteng"
"me yanad taban karang ditu, perahu, lancing, jukung, talaka, anak banwa katatahwan di ya, kajadyan wrddhi kinwa[na] ma katahu aku, pynnekangna baktina, di bhatara punta hyang?"Terjemahan:"dan bila ada peristiwa peristiwa tawan karang (taban karang) di perahu, lancang, jukung, talaka, serta diketahui oleh penduduk desa, supaya dijadikan wrddhi (semacam persembahan), setelah diberitahukan kepadaku, supaya dihaturkan kepada Bhatara Punta Hyang"
Pada tahun 1845, Raja Buleleng menolak pengesahan perjanjian penghapusan Tawan Karang.[3] Hal ini membuat Belanda menggunakan isu Tawan Karang untuk menyerang Bali pada Perang Bali I (1846), Perang Bali II (1848) dan Perang Bali III (1849).
Setelah penyerbuan Belanda, penandatanganan perjanjian penghapusan Tawan Karang dilanjutkan dengan kerajaan-kerajaan sebagai berikut:[2]
- Kerajaan Bangli, 25 Juni 1849
- Kerajaan Jembrana, 30 Juni 1849
- Kerajaan Gianyar, 13 Juli 1849
Dalam bulan yang sama (13-15 Juli 1849) ditandatanganilah perjanjian perdamaian di Kuta untuk menghentikan pertempuran antara raja-raja Bali dengan Belanda. Pada perdamaian ini, raja-raja Bali menegaskan lagi untuk menghentikan dan menghapuskan adat Tawan Karang.
Pada tanggal 27 Mei 1904 sebuah kapal bernama Sri Kumala kandas di Pantai Sanur - bagian Selatan Kerajaan Badung. Beberapa minggu setelah itu, pemilik kapal menuduh bahwa barang berharga yang ada di dalam kapar tersebut dirampas oleh penduduk sekitar Sanur. Insiden ini dipakai sebagai alasan Belanda untuk menyerbu Kerajaan Badung. Terjadilah peristiwa Puputan Badung pada tanggal 20 September 1906.
- ^ a b Tawan Karang, suatu aturan transportasi laut di Bali pada masa lalu
- ^ a b Petrus Haryo Sabtono, Praktik Adat Tawan Karang Sebagai Dalih Ekspedisi Militer Belanda Melakukan Ekspansi ke Kerajaan Badung, 1904-1906
- ^ a b c Sejarah nasional Indonesia: Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19[pranala nonaktif permanen]
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tawan_Karang&oldid=18449961"
Page 2
1 Mei adalah hari ke-121 (hari ke-122 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian.
Mei
M
S
S
R
K
J
S
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
2022
- 1218 β Rudolph I dari Jerman, Kaisar Romawi Suci (w. 1291)
- 1738 β Raja Kamehameha I, Raja Hawaii (w. 1819)
- 1769 β Arthur Wellesley dari Wellington, negarawan Inggris (w. 1852)
- 1825 β Johann Jakob Balmer, matematikawan Swiss (w. 1898)
- 1852 β Santiago RamΓ³n y Cajal, neurolog Spanyol penerima Nobel (w. 1934)
- 1854 β Percy French, pelukis dan penulis lagu Irlandia (w. 1920)
- 1855 β Marie Corelli, penulis Inggris (w. 1924)
- 1857 β Theo van Gogh, pedagang Belanda, saudara Vincent van Gogh (w. 1891)
- 1881 β Pierre Teilhard de Chardin, filsuf dan paleontolog Prancis (w. 1955)
- 1909 β Endel Puusepp, pilot Uni Soviet (w. 1996)
- 1915 β Hanns-Martin Schleyer, politisi Jerman Nazi (w. 1977)
- 1916 β Glenn Ford, aktor Kanada (w. 2006)
- 1917 β Danielle Darrieux, aktris dan penyanyi Prancis
- 1920 β Utuy Tatang Sontani, sastrawan Indonesia (w. 1979)
- 1926 β Peter D. Lax, matematikawan Amerika Serikat
- 1930 β Probosutedjo, pengusaha Indonesia
- 1930 β Rachmat Saleh, mantan menteri Indonesia
- 1939 β Max Robinson, jurnalis Amerika Serikat (w. 1988)
- 1946 β John Woo, sutradara Hong Kong
- 1947 β Jaka Bimbo, penyanyi dan penulis lagu Indonesia (Bimbo)
- 1954 β Kusmayanto Kadiman, mantan menteri Indonesia
- 1962 β Choi Min-soo, aktor Korea Selatan
- 1967 β Tim McGraw, aktor dan penyanyi Amerika Serikat
- 1968 β Oliver Bierhoff, pemain sepak bola Jerman
- 1968 β Chicha Koeswoyo, aktris dan penyanyi Indonesia
- 1972 β Julie Benz, aktris Amerika Serikat
- 1973 β Oliver Neuville, pemain sepak bola Jerman
- 1975 β Marc-Vivien FoΓ©, pemain sepak bola Kamerun (w. 2003)
- 1980 β Jacquelin Chong, aktris Hong Kong
- 1980 β Yosuke Ichikawa, aktor Jepang
- 1981 β Alexander Hleb, pemain sepak bola Belarus
- 1982 β Tommy Robredo, petenis Spanyol
- 1983 β Park Hae Jin, aktor Korea Selatan
- 1987 β Leonardo Bonucci, pemain sepak bola Italia
- 1987 β Arifin Putra, aktor Indonesia
- 1988 β Nicholas Braun, aktor Amerika Serikat
- 1988 β Anushka Sharma, aktris dan model India
- 1989 β Tim Urban, aktor dan musisi Amerika Serikat
- 1989 β Alejandro Arribas, pemain sepak bola Spanyol
- 1991 β Abdisalam Ibrahim, pemain sepak bola Somalia
- 1991 β Ryan Donaldson, pemain sepak bola Inggris
- 1993 β Jean-Christophe Bahebeck, pemain sepak bola Prancis
- 1993 β Kyary Pamyu Pamyu, penyanyi Jepang
Paus Pius V
- 408 β Arcadius, kaisar Romawi (l. 337/338)
- 1118 β Matilda dari Skotlandia, istri pertama Henry I dari Inggris (l. c.1080)
- 1308 β Albrecht I dari Jerman, Raja Jerman (l. 1255)
- 1555 β Paus Marsellus II (l. 1501)
- 1572 β Paus Pius V (l. 1504)
- 1610 β Matteo Ricci, pastur Italia (l. 1552)
- 1873 β David Livingstone, misionaris Skotlandia (l. 1813)
- 1904 β AntonΓn DvoΕΓ‘k, komponis Ceko (l. 1841)
- 1970 β Euimin, putra mahkota Korea (l. 1897)
- 1945 β Joseph Goebbels, politisi Jerman Nazi (l. 1897)
- 1991 β Cesare Merzagora, politisi Italia (l. 1898)
- 1993 β Pierre BΓ©rΓ©govoy, Perdana Menteri Prancis (l. 1925)
- 1993 β Ranasinghe Premadasa, Presiden Sri Lanka ke-3 (l. 1924)
- 1994 β Ayrton Senna, pembalap mobil Brasil (l. 1960)
- 2000 β Steve Reeves, aktor Amerika Serikat (l. 1926)
- 2008 β Anthony Mamo, Presiden Malta ke-1 (l. 1909)
- 2008 β Tan Sri S.M. Nasimudin, pengusaha Malaysia (l. 1955)
- 2008 - Kenaikan Yesus Kristus.
- Hari Buruh Sedunia atau May Day
- Hari Konstitusi (Latvia)
- Hari Ibu (Samoa, Hong Kong, Hungaria, Lituania, Mozambique, Portugal, Spanyol, Rumania)
- Lei Day (Hawaii)
Wikimedia Commons memiliki media mengenai May 1. |
- BBC: On This Day
30 April - 1 Mei - 2 Mei
Wikimedia Commons memiliki media mengenai 1 May. |
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=1_Mei&oldid=21029024"