Berapa lama telur burung puyuh menetas

PENGADAAN BIBIT

Bibit dapat diperoleh dengan cara  membeli pada produsen bibit atau menetaskan sendiri.Namun, untuk mendapatkan bibit dari produsen bibit, biasanya harus memesan terlebih dahulu jauh hari sebelumnya.Saat ini, kebutuhan bibit masih terlalu besar di banding produksinya.

Bibit juga dapat  diperoleh  dengan cara menetaskan sendiri. Menetaskan telur puyuh bukanlah hal yang mudah,  perlu ketelitian dan kesabaran. Akan tetapi, biaya yang dikeluarkan jauh lebih kecil daripada membeli bibit dari produsen bibit. Proses penetasan puyuh adalah sebagai berikut.

Memilih telur

 Telur yang dipilih untuk ditetaskan haruslah telur yang berkualitas sehingga mempunyai daya tetas tinggi. Secara umum, kualitas telur puyuh dapat dilihat dari bentuk dan bobotnya.

Bentuk telur dipengaruhi oleh keturunan, jumlah putih telur, dan saat keluarnya telur.Telur yang pertama kali dikeluarkan puyuh mempunyai bentuk yang lebih panjang daripada telur yang dikeluarkan berikutnya.Bentuk lonjong inidapat  juga terjadi pada saat telur yang pertama kali dikeluarkan setelah fase istirahat selama tujuh hari.

Bobot telur dipengaruhi oleh Janis puyuh, jumlah pakan yang diberikan, lingkungan kandang, ukuran tubuh puyuh, dan umur puyuh.Pakan yang kadungan proteinnya rendah juga mengakibatkan telur yang memiliki bentuk dan ukuran kecil.

Telur yang berkualitas dan mempunyai daya tetas tinggi dapat diketahui dari ciri-ciri berikut.
a. Bentuk telur lonjong, berukuran sedang, dan berat ratarata 10-11 g/butir.
b. Jika telur diteropong menggunakan kertas yang digulung kemudian diarahkan ke sinar matahari atau lampu, akan terlihat terang kemerahan.
c. Cangkang telur tidak retak dan tidak mempunyai bercak kelabu yang merata di permukaan telur.
d. Permukaan telur halus, bersih, dan tidak ada kotoran yang menempel.
e. Warna telur tidak terlalu kuning, terlalu cokelat, atau putih polos.
f. Telur berasal dari induk betina yang berumur 4-10 bulan.
g. Telur berasal dari kandang pemeliharaan yang mempunyai perbandingan jantan dan betina 3:1.
h. Penyimpanan telur maksimal lima hari. Penyimpanan lebih dari lima hari akan menyebabkan daya tetas turun 3% per hari

Menyiapkan mesin tetas 

Mesin tetas dapat dibuat sendiri dari bahan kayu dan papan tripleks. Mesin tetas dengan kapasitas 1.000 butir telur puyuh membutuhkan kotak berukuran 160 x 80 x 40 cm.

Mesin tetas dilengkapi dengan pintu berkaca untuk melihat keadaan telur di dalam mesin. Sumber panas dapat menggunakan kumparan kawat tersebut dialiri listrik 175 watt 220 volt.Namun, sumber panas yang lazim dipakai adalah lampu bohlam.Sumber panas ini digunakan untuk menjaga suhu didalam mesin tetas agar tetap stabil.Tinggi rendahnya suhu diatur dengan thermostat atau pengatur suhu otomatis.

Cara kerja alat ini adalah apabila terkena panas, kapsul akan mengembang hingga menekan microswitch yang akan memutus arus listrik menuju lampu bohlam sehingga lampu mati. Jika suhu mulai menurun, kapsul akan menyusut hingga melepaskan tekanan pada microswitch sehingga arus listrik akan mengalir kembali ke lampu bohlam. Lampu bohlam pun akan menyala kembali.

Selain suhu, kelembapan udara dalam mesin terus juga harus diatur.Kelembapan udara dalam mesin tetas berkisar  55 – 65 % pada minggu pertama dan 70% pada minggu selanjutnya. Kelembapan tersebut dapat diatur dengan memasukan air dalam nampan kecil kadalam mesin.Pengaturan kelembapan dilakukan sebelum telur dimasukan ke dalam mesin.

Sebelum telur dimasukan, mesin tetas disemprot terlebih dahulu dengan antiseptic, kemudian diangin-anginkan hingga kering. Nampan berisi air dimasukan ke dalam mesin untuk menjaga kelembaban udara dalam mesin.Alat pemanas dihidupkan hingga suhu dalam mesin mencapai 39,5 0  C.Thermometer diletakan di dalam mesin tetas untuk mengetahui suhu. Sambil menunggu suhu dalam mesin tetas stabil, telur disemprot dengan antiseptic, kemudian diangin-anginkan hingga kering , telur yang sudah kering dimasukan ke dalam rak mesin penetasan setelah suhu dalam mesin tetas stabil.

 Penetasan

Telur dalam rak penetasan dapat diatur secara vertical ataupun horizontal.Bila telur diatur vertical, posisinya dibuat miring 45 0. Harike 2 - 16 telur dibolak-balik empat kali sehari agar panas masuk ke telur secara merata.Selain itu, rak telur diputar 1800  sekali sehari.Hal tersebut dilakukan untuk menghindari embrio atau calon anak puyuh yang berada di dalam telur lengket atau menempel  pada salah satu sisi kulit telur sehingga anak puyuh terhindar dari kelainan kaki bengkok. Telur akan menetas pada hari ke-19. Proses menetasnya telur tersebut terjadi selama 3 jam.

Jika ada telur yang belum menetas selama lebih dari 3 jam. Lebih baik dibuang kerena apabila menetas akan menghasilkan bibit dengan kualitas yang jelek. Suhu dan kelembaban di mesin akan meningkat selama proses menetasnya puyuh. Oleh karena itu, ventilasi udara bagian atas mesin dibuka dan pintu sedikit dibuka untuk mencegah kematian pada anak puyuh yang baru menetas karena suhu yang terlalu panas.Anak puyuh yang sudah menetas agar dipindahkan ke kandang. 

 BIBIT BERMUTU

Tidak semua peternak puyuh melakukan pembibitan atau penetasan sendiri, sebagian besar hanya berternak untuk produksi telur saja.Hal itu menjadi salah satu kendala yang dihadapi peternak puyuh terutama peternak kecil, yaitu sulitnya mencari bibit.

Sebenarnya, peternak juga dapat memperoleh  bibit dengan cara menetaskan telur tetas yang dibeli dari peternak lain atau telur tetas produksi sendiri.
Akan tetapi, bagi peternak yang belum berpengalaman mungkin akan mengalami kesulitan. Sebelum membahas tentang cara mendapatkan bibit, ada baiknya jika mengetahui ciri-ciri bibit bermutu terlebih dahulu.

Bibit akan turut menentukan keberhasilan usaha ternak karena tinggi rendahnya produktivitas puyuh dimulai dari bibit. Oleh karena itu, sebelum membeli bibit, peternak perlu mengetahui ciri-ciri bibit bermutu. Bibit yang sudah dipilih masih perlu diseleksi lagi pada umur tiga minggu sambil dilakukan vaksinasi dan pemotongan paruh.

Bibit yang tidak lolos seleksi dipisahkan.Paruh perlu dipotong agar puyuh tidak saling melukai satu dengan yang lain terlebih pada saat  terjadi perkelahian antar puyuh.

Adapun ciri-ciri bibit bermutu adalah sebagai berikut.
1. bibit tidak berasal dari satu keturunan, lebih bagus jika induk berasal dari daerah yang berbeda.
2. Besar bibit seragam.
3. Gerakan lincah, sehat, tidak ada luka atau cacat, dan aktif mencari makan.
4.  Mata cerah dan bersih.
5. Paruh melengkung.
6. Bulu tidak rontok dan warnanya tidak kusam.
7. Ekor mengarah kebawah.

MENENTUKAN JENIS KELAMIN

Penentuan jenis kelamin adalah suatu hal penting yang harus diketahui oleh peternak puyuh. Peternak dapat mengoptimalkan produksi dengan mengetahui ciri-ciri jenis kelamin puyuh karena peternak dapat mengurangi jumlah puyuh jantan yang dipelihara.

Peternak akan rugi jika terlalu banyak memelihara puyuh jantan karena puyuh jantan hanya perlu dipelihara untuk menghasilkan telur tetas. Selain itu, puyuh jantan yang terlalu banyak akan mengganggu ketenangan puyuh betina dan juga memboroskan pakan.

Ciri-ciri puyuh jantan dan puyuh betina 

Pada puyuh jantan, Warna bulu di atas mata saat baru menetas gelap dan membentuk garis lengkung.Ada benjolan pada anus saat berumur dua minggu. Bulu dada cokelat kemerahan pada umur 3-6 minggu. Ada benjolan di antara anus dan ekor, berwarna merah dan mengeluarkan cairan putih jika dipijat, pada puyuh dewasa. Ukuran tubuh lebih kecil dan bobotnya lebih ringan daripada puyuh betina. Suara lebih nyaring. 

Untuk info lebih lanjut diharapkan dapat menghubungi para penyuluh di wilayah bapak / ibu berdomisili, atau pada Dinas Pertanian Setempat.

Penulis: Sad Hutomo

Sumber Informasi : Berbagai Artikel Hasil Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

----

Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK:  LANGGANAN TABLOID SINAR TANIAtau versi elektronik (e-paper Tabloid Sinar Tani) dengan klik: myedisi.com/sinartani/

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA