Berapa hari boleh marah Menurut Islam?

Jakarta -

Salah satu perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain adalah marah. Orang yang tidak bisa menahan amarahnya termasuk orang yang rugi. Begitupun sebaliknya, orang yang menahan amarahnya akan mendapat banyak keutamaan.

Marah dapat disebabkan faktor internal dan eksternal. Periset Dr Molly Crockett dari University of Cambridge menjelaskan, fluktuasi kadar hormon serotonin dalam otak mempengaruhi respons seseorang dalam mengatur amarahnya.

Dalam Islam, marah adalah perbuatan yang dilarang karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Al Quran dan hadits menganjurkan umat Islam untuk senantiasa menahan marah.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 133-134 sebagai berikut:

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ (134)

Arab latin: 133. Wa sāri'ū ilā magfiratim mir rabbikum wa jannatin 'arḍuhas-samāwātu wal-arḍu u'iddat lil-muttaqīn. 134. Allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-'āfīna 'anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn

Artinya: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."

Dalam haditsnya Rasulullah SAW menyampaikan, orang yang kuat bukanlah orang yang jago gulat. Namun orang yang mampu menahan amarahnya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قال: "لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرُعة، وَلَكِنَّ الشَّدِيدَ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ".

Artinya: "Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Orang yang kuat itu bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah." (HR Bukhari dan Muslim).

Ada banyak kisah dari Rasulullah dalam menahan amarah yang dapat diteladani. Suatu ketika beliau dicaci pengemis tunanetra yang dia suapi makanan, namun Rasulullah SAW sama sekali tidak marah padanya.

Selain dalam Al Quran, dalam beberapa hadits Nabi SAW, telah dijelaskan tentang larangan marah dan keutamaan orang yang mampu menahan amarah. Berikut hadits larangan marah yang perlu dipahami umat Islam:

1. Dari Abu Hurairah RA

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Artinya: "Dari Abu Hurairah RA bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, "Berilah wasiat kepadaku." Sabda Nabi SAW: "Janganlah engkau mudah marah." Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau, "Janganlah engkau mudah marah." (HR Bukhari).

2. Dari Abu Darda RA

Rasulullah SAW bersabda:

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

Artinya: "Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga." (HR Ath-Thabrani).

3. Dari Ibnu 'Abbas RA

Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ.

Artinya: "Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR Ahmad dan Bukhari).

4. Dari Mu'adz bin Anas Al-Juhani RA

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ مَا شَاءَ.

Artinya: "Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Sahabat hikmah, marah termasuk godaan yang datang dari setan. Untuk itu, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berlindung kepada-Nya dari godaan setan. Sebagaima termaktub dalam QS. Al A'raf ayat 200 sebagai berikut:

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚإِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui."

Simak Video "Viral! Yusuf Mansur Marah-marah Sampai Gebrak Meja"
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)

Sebenarnya masih banyak lagi hadist yang menerangkan perkara hukum marah lebih dari 3 hari dalam islam. Namun, beberapa hadist diatas secara garis besar telah mewakili bahwa islam secara tegas bahwa manusia di haramkan saling marah, mendiamkan, tidak menegur, bermusuhan antara satu sama lainya melebihi tiga hari.

Bagaimana Hukum Mendiamkan Saudara Muslim Lebih dari Tiga hari?

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Yakni dia berpaling dari saudaranya dan saudaranya pun berpaling darinya ketika keduanya bertemu. Yang paling baik di antara mereka adalah yang lebih dahulu memberi salam.” (HR Bukhari).

Mengapa dalam Islam tidak boleh marah lebih dari 3 hari?

Nah, perihal marah tidak boleh lebih dari tiga hari pun pernah diriwayatkan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW. Larangan ini dibuat karena sebagai sesama Muslim, marah bisa menjadi penyebab putusnya tali silaturahmi. Ini jelas bukan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT.

Apa Hukum mendiamkan orang selama 3 hari?

“Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, (yang mana sebelumnya) mereka berdua saling bertemu, bercerita ini dan itu. Yang paling baik dari mereka adalah orang yang memulai percakapan dan salam,” sabda Rasulullah. Dikutip dari Bergaul Ala Penghuni Surga tulisan Imam Al Ghazali.

Apa hukum tidak tegur sapa selama 3 hari?

Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya di atas tiga hari”. (HR Muttafaq ‘alaihi).

Apa hukum tidak menegur suami selama 3 hari?

Menurut Rasulullah SAW, ujar master bidang hukum Islam ini, tidak halal bagi seorang muslim yang tidak saling menyapa lebih tiga hari seperti yang diriwayatkan Bukhari (6237) dan Muslim (2560).

Apakah ngambek itu dosa?

Maka haram hukumnya sikap saling cuek, ngambek dan saling tidak menyapanya dua orang tersebut. Ketika dihukumi haram, maka keduanya akan mendapatkan dosa setiap hari dan setiap kali mereka menahan sapa dan keinginan untuk memperbaiki hubungan di antara mereka. Ya, inilah batas ngambek dalam Islam.

Barang siapa yang mendiamkan saudaranya selama 1 tahun?

Dari Abū Khirāsh As-Sulamiy radhiyallāhu ‘anhu: Sesungguhnya dia mendengar dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang memboikot/menghajr saudaranya selama setahun maka seakan-akan dia telah menumpahkan darah saudaranya.”

https://www.youtube.com/watch?v=p-XXYsN5Yik

Berapa lama orang boleh marah Menurut Islam?

Namun, beberapa hadist diatas secara garis besar telah mewakili bahwa islam secara tegas bahwa manusia di haramkan saling marah, mendiamkan, tidak menegur, bermusuhan antara satu sama lainya melebihi tiga hari.

Berapa lama kita boleh marah?

Nah, perihal marah tidak boleh lebih dari tiga hari pun pernah diriwayatkan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW. Hadist tersebut bisa menjelaskan kenapa kita semua sebagai umat Muslim tidak boleh marah lebih dari tiga hari. Sebab marah adalah perbuatan yang sangat disukai oleh setan.

Apa hukum marah lebih dari 3 hari?

(HR. Muslim, Hadits No. 2560). Hadist diatas menegaskan bahwa hukum marah dalam islam lebih dari tiga hari kepada saudara sesame muslim adalah perbuatan yang tidak baik, bahkan dapat menambah perbuatan dosa. Sebab perbuatan marah saja dapat merupakan perbuatan yang amat di sukai oleh syaitan.

Apa hukum nya tidak tegur sapa selama 3 hari?

Dari Abū Ayyub radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah ﷺ berkata, “Tidak halal bagi seorang muslim untuk meng-hajr (memboikot) saudaranya lebih dari 3 malam (yaitu 3 hari).