Benerkah whatsapp dijual ke facebook

Baca Juga: Film 'Avatar: The Way of Water' Mendominasi Bioskop di AS, Raih Pendapatan Rp 2 Triliun 4 Hari Penayangan

Di luar pasar Amerika Utara, "Avatar 2" dilaporkan telah mengumpulkan sebanyak 957 juta dolar AS.

Sutradara James Cameron memperkirakan bahwa film abad ke-20 beranggaran tinggi perlu menghasilkan dua kali lipat hanya untuk mencapai titik impas.

Sebelumnya, film "Avatar" pertama berhasil menembus rekor dengan menghasilkan 2,9 miliar dolar AS.

Baca Juga: Film 'Avatar: The Way of Water' Merajai Penjualan Tiket Bioskop di Korsel, 6 Juta Penonton dalam 2 Minggu!

Selain sekuel "Avatar", bioskop Amerika Utara juga diramaikan oleh film keluarga "Puss in Boots: The Last Wish" yang menempati posisi kedua box office dengan mengumpulkan 22 juta dolar AS selama Jumat 30 Desember 2022 hingga Senin 2 Januari 2023.

Sekuel blockbuster lainnya, "Black Panther: Wakanda Forever" dari Disney, menghasilkan 6,5 juta dolar AS dan menempati posisi ketiga.

Pendapatan itu menambahkan total pendapatan domestik menjadi 439,6 juta dolar AS pada minggu kedelapan penayangannya.

Baca Juga: 6 Film Terlaris Box Office di Tahun 2022, dari 'The Batman' hingga 'Avatar: The Way of Water'

Selanjutnya di tempat keempat diduduki oleh film biografi "Whitney Houston: I Wanna Dance With Somebody" yang dibintangi aktris Inggris Naomi Ackie.

Film ini menambahkan pendapatan sebanyak 5,4 juta dolar AS. Kemudian, posisi kelima diikuti oleh film drama komedi "Babylon" yang meraup pendapatan 3,6 juta dolar AS.***

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton, kembali mengajak masyarakat untuk bergabung dengannya dan meninggalkan Facebook dengan menghapus aplikasi dari ponsel mereka. Dia sebelumnya telah membuat pernyataan itu pada awal 2018, seperti dilansir laman fortune, akhir pekan lalu.

Dua Petinggi Facebook Mengundurkan Diri, Ini Kata Mark Zuckerberg

Dalam penampilannya sebagai pembicara tamu untuk kelas sarjana di almamaternya, Stanford, Acton mengkritik Facebook karena menghasilkan uang dengan memperdagangkan privasi penggunanya. Menurut laman BuzzFeed News, Acton juga menjelaskan bahwa Fecebook mengambil keuntungan dari itu.

Acton yang sekarang memimpin Signal, saingan nirlaba untuk WhatsApp, pernah ditolak Facebook ketika dirinya melamar pekerjaan di sana pada 2009. Pada tahun 2014, layanan pengiriman pesan WhatsApp dijual ke Facebook dengan nilai akuisisi seharga US$ 19 miliar, yang membuat Acton menjadi kaya.

Kemudian Acton menentang Facebook pada 2017 karena rencananya untuk memonetisasi WhatsApp. "Saya memiliki 50 karyawan, dan harus memikirkan mereka dan uang yang akan mereka hasilkan dari penjualan ini," kata Acton. "Saya harus memikirkan investor kami dan memikirkan saham minoritas saya. Saya tidak memiliki kekuatan penuh untuk mengatakan tidak jika saya mau".

Acton benar-benar keluar dari Facebook sebelum dia menerima dana bantuan akhir sebesar UD$ 850 juta yang dia kumpulkan. Acton dan salah satu pendiri WhatsApp lainnya, Jan Koum, berharap mereka dapat menciptakan cara lain untuk memonetisasi aplikasi mereka. Koum meninggalkan Facebook pada 2018, konon karena rencana Facebook untuk menggunakan data pribadi anggota WhatsApp.

Awalnya, WhatsApp akan membebani pengguna US$ 1 per tahun yang akan mendukung model privasi dan keamanan. Mereka berpikir, dengan pengguna yang cukup, itu akan menguntungkan. "Itu bukan menghasilkan uang luar biasa, dan jika Anda memiliki satu miliar pengguna. Anda akan memiliki UD$ 1 miliar pendapatan per tahun," kata Acton di Stanford. "Bukan itu yang diinginkan Google dan Facebook. Mereka menginginkan jutaan dolar".

"Pengguna aplikasi Whatsapp lebih banyak dari negara di luar Amerika," kata Morin, Jumat, 21 Februari 2014. "Dan saya berpikir akuisisi itu benar-benar suatu pengakuan akan keberadaan jejaring sosial mobile."

Morin sendiri belum terpikir untuk menjual Path ke perusahaan lain, seperti Facebook. Alasannya, ia bermimpi memiliki perusahaan yang berumur panjang dan mandiri. Karena itu, Morin hanya memberikan peluang bagi investor untuk membeli saham Path. Namun tidak untuk mengakuisisinya. "Prioritas Path, terus memberikan pelayanan kepada para pengguna," ujar dia. (Lihat juga : Wawancara Dave Morin: Bakrie Tak Memiliki Path)

Kamis lalu, perusahaan Mark Zuckerberg membeli karya cipta Jan Koum dan Bryan Acton senilai US$ 19 miliar. Jika ditukar ke dalam rupiah hari ini, akuisisi tersebut setara Rp 223 triliun. Angka besar itu bakal dibagi ke dalam tiga bentuk pembayaran: US$ 4 miliar secara tunai; US$12 miliar berbentuk saham di Facebook; dan US$ 3 miliar akan diberikan kepada pemilik dan karyawan peluncur WhatsApp. (Berita terkait : Cara Path Bersaing dengan Jejaring Sosial Lain)

Menurut analis analis eMarketer, Debra Aho Williamson, di situs ABC News, pembelian Whatsapp ini merupakan transaksi terbesar di dunia jejaring sosial. "Ini menjadi kesepakatan terbesar, dibandingkan yang pernah dibuat Google dengan Motorola Mobility dan Microsoft dengan Skype, bahkan Apple."

Berapa harga WhatsApp dibeli oleh Facebook?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada 2014, dunia dihebohkan atas aksi akuisisi WhatsApp oleh Facebook senilai US$22 miliar. Ini menjadi salah satu aksi korporasi terbesar kala itu. Kini para mantan petinggi WhatsApp mengungkapkan penyesalannya setelah akuisisi terjadi.

Kenapa WhatsApp dijual ke Facebook?

Karena itu, untuk mempercepat adopsi layanan messaging ke cakupan yang lebih luas lagi, Facebook membeli WhatsApp. Alasan lagi, menurut beberapa analis, Facebook perlu melengkapi basis data pengguna jejaring sosialnya.

Berapa Mark Zuckerberg Beli WhatsApp?

Jakarta, CNBC Indonesia - Facebook atau sekarang menjadi Meta, membeli WhatsApp seharga US$ 19 miliar pada tahun 2014. Namun sudah delapan tahun setelah akuisisi, WhatsApp ternyata belum menjadi bisnis yang menguntungkan.

Mengapa wa diakuisisi oleh Facebook?

1. WhatsApp aplikasi pesan tercepat, aman dan terpercaya. Tak bisa dipungkiri, kesuksesan WhatsApp saat ini berkat layanan yang menjadi cirri khas aplikasi ini, yakni cepat, aman dan terpercaya namun sederhana. Bos FB, Mark Zuckerberg menilai WhatsApp sebagai aplikasi terbaik diantaranya yang terbaik.