Fimela.com, Jakarta Kekurangan cairan dalam tubuh atau dehidrasi bisa fatal akibatnya. Terlebih ketika kekurangan cairan ini terjadi pada bayi. Namun Mom, pada bayi sangat perlu kehatian-hatian jika Mom ingin memberikan bayi asupan cairan lain selain ASI (Air Susu Ibu) termasuk cairan dari air putih. Show
Pemberian air putih ke bayi di waktu yang salah bisa berdampak buruk bagi kesehatan bayi. Dampak tersebut mulai dari perut bayi kembung, diare hingga kekurangan gizi. Pemberian air putih ke bayi juga dikhawatirkan membuat bayi enggan konsumsi ASI atau sumber nutrisi lainnya. Melansir dari laman pregnancybirthday.com, ada waktu yang tepat kapan Mom bisa mengenalkan bayi pada air putih. Para ahli menyarankan agar bayi mulai diberi air putih ketika usianya telah menginjak 6 bulan atau sudah saatnya dikenalkan pada MPASI (Makanan Pendamping ASI). Advertisement Pentingnya ASI EksklusifIlustrasi/Shutterstock.com/sutlafkSebelum bayi berusia 6 bulan, para ahli menyarankan agar Mom hanya memberikan ASI eksklusif untuk buah hati. Para ahli juga menyarankan agar bayi tidak mengonsumsi susu formula jika Mom tidak memiliki masalah apapun terkait produksi ASI atau pemberian ASI untuk buah hati. Dalam kandungan ASI, 80% kandungannya berupa cairan. Tentu hal ini cukup untuk memberikan asupan cairan ke tubuh bayi. Mom tidak perlu khawatir bayi dengan ASI eksklusif akan haus atau lapar selama ini memiliki asupan ASI cukup setiap harinya selama 6 bulan pertama usianya. Setelah usia 6 bulan, bayi baru boleh dikenalkan dengan makanan dan minuman lain termasuk air putih. Waktu Terbaik Memberikan Air Putih ke BayiIlustrasi/copyright shutterstock.com/komokvmWaktu terbaik untuk mengenalkan atau memberikan air putih ke bayi adalah ketika bayi telah berusia 6 bulan. Pada usia 6 bulan ke atas, takaran air putih yang boleh diberikan adalah sebanyak 60 ml. Baru ketika bayi sudah berusia 12 ke atas, takaran air putih ini bisa mencapai 450 ml setiap harinya. Saat memberikan air putih ke bayi, pastikan agar Mom mengawasi dengan baik. Pastikan agar buah hati tidak minum air putih terlalu banyak. Kelebihan konsumsi air putih bisa saja meningkatkan risiko keracunan atau masalah kesehatan lainnya. Semoga informasi ini bermanfaat. Semakin bijak dalam memberikan asupan nutrisi dan gizi untuk buah hati ya Mom. Banyak orangtua masih menganggap bahwa memberikan air putih untuk bayi, khususnya yang berusia di bawah 6 bulan itu aman saja dilakukan. Mereka melakukannya dengan tujuan agar bayinya kenyang dan tidak dehidrasi. Seringkali keyakinan itu diperkuat oleh dorongan dari nenek atau kakek si bayi yang meminta agar cucunya diberikan air putih supaya tidak rewel dan merasa kenyang. Ada juga yang menambahkan gula supaya rasanya lebih manis dan disukai bayi. Biasanya ini terjadi ketika mereka menganggap ASI dari Ibunya tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi, sehingga ia perlu diberikan asupan cairan lain. Meskipun air putih itu menyehatkan dan menyegarkan bagi orang dewasa, terutama saat hari sedang panas-panasnya, namun bukan berarti air putih juga baik bagi bayi. Pemberian air putih untuk bayi tidak bisa sembarangan dilakukan karena justru bisa menimbulkan masalah kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kejang dan koma! Air putih untuk bayi sebaiknya tidak diberikan saat ia masih berusia di bawah 6 bulan. Walaupun ia sudah mulai makan makanan pendamping ASI, pemberian air putih untuk bayi tetap harus dilakukan dengan hati-hati. Risiko Pemberian Air Putih untuk Bayi di Bawah 6 BulanJadi, bolehkah bayi minum air putih? Sebenarnya, larangan minum air putih untuk bayi berlaku ketika bayi masih berusia di bawah 6 bulan, atau ketika ia belum diberi makanan pendamping ASI (MPASI). Air putih untuk bayi di usia tersebut akan memberikan lebih banyak dampak berbahaya dibanding manfaatnya. Apa saja risiko memberikan air putih untuk bayi di bawah 6 bulan?
Kondisi yang Membuat Bayi Minum Air Putih Tanpa SadarMemastikan bayi tidak diberi air putih sebelum usianya mencapai 6 bulan ternyata tidak cukup untuk menghindari berbagai risiko berbahaya di atas. Ini karena ada beberapa kebiasaan atau kondisi yang membuat bayi minum air putih tanpa sadar, meski orangtua sudah menghindarinya!
Waktu Tepat Memberikan Air Putih untuk BayiLalu, sebaiknya kapan bayi boleh minum air putih? Seperti yang sudah disebutkan di atas, memberikan air putih untuk bayi sebaiknya dilakukan saat ia mencapai usia 6 bulan, atau saat ia mulai makan makanan pendamping ASI. Pada usia ini, kondisi tubuh bayi sudah lebih siap diberi asupan cairan lain selain ASI atau susu formula. Namun, perlu dipahami bahwa di awal-awal, orangtua hanya perlu memperkenalkan sedikit air kepada bayi, bukan dengan memberikannya sebotol penuh air putih. Di usia ini merupakan saat yang tepat untuk mulai memperkenalkan konsep bahwa rasa haus dapat dihilangkan dengan air, dengan catatan, sumber hidrasi utama bayi harus tetap ASI atau susu formula. Di awal perkenalan, sebagian bayi mungkin juga akan menolak saat diberi sesendok air putih. Biasanya ia akan menunjukkan raut wajah jijik, menjulurkan lidah, atau memundurkan kepalanya. Ini terjadi karena memang ia sudah terbiasa dengan rasa ASI atau susu formula yang manis. Jadi ketika diberi cairan yang rasanya hambar, ada kemungkinan ia menolak. Namun, Ibu dan Ayah tidak perlu khawatir, karena seiring berjalannya waktu, bayi akan terbiasa dengan rasa air putih dan mungkin malah jadi sangat menyukainya! Dosis Tepat Air Putih untuk Bayi Berdasarkan UsiaOrangtua perlu memperhatikan dosis yang tepat saat memberikan air putih untuk bayi. Bayi yang baru dikenalkan dengan air putih tidak boleh diberi terlalu banyak air. Lalu, berapakah dosis yang tepat pemberian air putih untuk bayi berdasarkan usia?
Manfaat Pemberian Air Putih untuk Bayi di Atas 6 BulanAir putih untuk bayi di bawah 6 bulan memang bisa membawa dampak buruk. Namun, jika air putih diberikan saat bayi sudah berusia 6 bulan ke atas, ia justru bisa membawa sejumlah manfaat, seperti berikut ini:
Untuk kamu yang tinggal di daerah dengan cuaca panas, mungkin seringkali muncul kekhawatiran bayi mengalami dehidrasi karena terus berkeringat sepanjang hari. Namun, bagi bayi yang masih berusia di bawah 6 bulan, sebaiknya tidak langsung diberikan air putih sebagai pelepas dahaga ya. Bayi yang memang mengalami dehidrasi akan menunjukkan beberapa tanda seperti bibir pecah-pecah, mata cekung, lesu, urin berwarna kuning tua, hanya ganti popok 6 kali dalam 24 jam, rewel, serta tangan dan kaki dingin. Jika si kecil mengalami ini, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis, ya! Bolehkah bayi minum air putih saat diare?Jika anak mengalami dehidrasi akibat demam tinggi, diare, atau muntah-muntah, minum air putih diperbolehkan. Namun, sesuai dengan anjuran dokter, ya. Tujuannya adalah mengembalikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang.
Apakah banyak minum air putih bisa menyembuhkan diare?Banyak minum air putih saat diare dapat mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Tanpa asupan cairan yang memadai, organ-organ tubuh Anda tak akan berfungsi maksimal. Namun, jika diare dan dehidrasi yang dialami cukup berat, segera periksa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Mengapa orang yang sedang diare disarankan lebih banyak minum air putih?Saat diare, seseorang disarankan untuk lebih banyak minum air putih untuk menghindari tubuh dari kekurangan cairan. Sebab saat diare seseorang akan banyak mengeluarkan cairan, sehingga harus diimbangi dengan cairan yang masuk pula.
Apakah boleh minum air saat diare?6. Minuman
Selain makanan untuk diare, cairan yang kita konsumsi saat diare juga penting. Usahakan menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang dengan minum banyak air. Minum banyak air membantu mencegah dehidrasi dan membuang racun dalam tubuh. Air kelapa dapat menjadi pilihan yang baik ketika diare.
|