Bagaimana sebuah konflik ekonomi dapat terjadi

Bagaimana sebuah konflik ekonomi dapat terjadi

Arti kebutuhan hidup dan keadaan motif ekonomi yang nyata terjadi dalam masyarakat sejatinya tidak mungkin sempurna dan berjalan lancar begitu saja. Hal ini dikarenakan aka nada gejolak-gejolak yang mengakibatkan goyahnya kehidupan dan perekonomian masyarakat. sifat keserakahan, individualism dan adanya sikap sewenang-wenangan menjadi salah satu faktor yang menyulutkan munculnya gejolak tersebut. Apabila hal ini terus-menerus terjadi, maka akan muncul konflik diantara masyarakat.

Apakah upaya peredaman konflik menjadi tanggungjawab pemerintah saja? Tentu tidak, kita sebagai masyarakat memiliki peran yang sama dalam menjaga harmonitas kehidupan. Artikel ini akan memaparkan beberapa contoh konflik ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia serta akibat yang ditimbulkannya.

Konflik Ekonomi

Konflik ekonomi merupakan salah satu bentuk permasalahan kualitas penduduk yang terjadi karena adanya gejolak di bidang ekonomi. Biasanya, gejolak tersebut ditandai dengan adanya persaingan yang sengit antar pelaku-pelaku bisnis atau antar pelaku bisnis dengan pemerintah.

Persaingan tersebut berlangsung cukup lama hingga mengakibatkan adanya dendam atau emosi tingkat tinggi diantara kedua belah pihak. Mereka sama-sama berusaha untuk mempertahankan opini dan asumsinya, sehingga tidak dapat menemui titik tengah yang seimbang.

Persaingan antara pebisnis-pebisnis tersebut dengan pemerintah terjadi karena adanya perebutan sumber daya ekonomi yang terbatas jumlahnya namun memberikan profit yang baik. Adanya perebutan dan keinginan memiliki seutuhnya sumber daya ekonomi yang potensial menjadikan persainag tersebut semakin meluas hingga dapat menimbulkan unjuk rasa dan hal buruk lainnya.

Contoh Konflik Ekonomi

Terdapat beberapa contoh konflik ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia, antara lain sebagai berikut.

Konflik ini berawal dari adanya perizinan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada PT. Semen Indonesia untuk membangun pabrik dan melakukan penambangan karst di Rembang. Hal ini dirasa sangat merugikan masyarakat sekitar wilayah penambangan karena akan menganggu kegiatan ekonomi sehari-hari serta dikhawatirkan akan muncul perusakan alam.

Akibat dari adanya konflik ini, banyak pengunjuk rasa yang menuntut keadian di depan istana presiden. Tidak hanya itu, karena aksi ini dilakukan dengan bentuk semen kaki maka juga terdapat warga yang terluka bahkan hingga meninggal dunia akibat aksi tersebut.

Konflik buruh dengan pengusaha pada Oktober 2013 karena adanya tuntutan kenaikan upah mengikuti kenaikan harga bahan pokok serta adanya PHK yang sepihak dari pengusaha. Menjelang penetapan besaran upah minimum tahun 2014, para buruh melakukan aksi mogok di seluruh kota di Indonesia.

Mereka menuntut adanya keadilan dari pengusaha dan pemerintah daerah serta pusat. Secara lebih tepatnya, mereka menolak Inpres nomor 9 tahun 2013 mengenai Kebijakan Penetapan Upah Minimum.

Akibat adanya konflik ekonomi ini, sejumlah perusahaan berhenti produksi selama buruh mereka melakukan aksi mogok kerja. Selain itu, sejumlah tempat publik disekitar aksi mengalami kerusakan.

Konflik ekonomi Aceh dan Papua pada 2015. Konflik ini dilator belakangi oleh keadaan ekonomi yang belum memuaskan seluruh masyarakat.

Mereka menganggap bahwa pemerintah pusat belum memberikan aksi nyata untuk menyamakan perekonomian Aceh dan Papua seperti provinsi lain di Indonesia. Konflik ini dikatakan bahwa berlatar belakang pula pada adanya perbedaan pendapat sesame GAM.

Akibat konflik tersebut, terjadi aksi penembakan pada 24 Maret 2015 lalu. Penembakan tersebut mengakibatkan dua anggota TNI tewas karena ditembak orang tak dikenal. Anggota TNI tersebut merupakan Angkatan Darat Kodim 0103 Aceh Utara yang bernama Sertu Indra dan Hendri. Menurut seorang pakar di Aceh, dikatakan bahwa penembakan kepada anggota TNI ini adalah untuk menarik perhatian negara lain.

Konflik Sampit pada tahun 2001 ternyata tidak hanya disebabkan oleh pandangan etnis yang berbeda tetapi juga karena adanya keinginan menguasai perekonomian. hal ini berawal dari ketika orang Suku Madura transmigrasi ke Kalimantan (Suku Dayak).

Peristiwa ini mengakibatkan terjadinya persaingan dan pemberlakuan hukum control hubungan industrial komersial di Kalimantan Tengah terhadap warga Madura.

Akibatnya, terjadi pertumpahan darah dan saling membunuh. Bahkan oleh suku Dayak, 100 warga Madura dipenggal kepalanya. Hal ini mengakibatkan banyak aktivitas seperti sekolah, kantor dan aktivitas lain terhenti.

Konflik terkait ekonomi yang lemah di Cimahi. Konflik ini muncul sebagai akibat adanya kebijakan moneter dari pemerintah yang dianggap tidak tersosialisasi dengan baik dan terkesan tergesa-gesa. Secara lebih jelas, konflik ekonomi di Cimahi ini seringkali muncul karena memperjuangkan nasib buruh terkait dengan kebijakan upah minimum.

Akibatnya, ketika ada aksi yang digelar oleh buruh maka warga Cimahi akan melakukan demonstrasi. Hal ini juga menimbulkan adanya kecemburuan sosial dan ekonomi antar warga, antar desa, dan antar wilayah.

Konflik ini berawal dari negara Thailand dan beberapa negara di Asia. Namun, negara Indonesia merupakan negara yang paling parah dampaknya.

Masalah ini terdapat beberapa jenis seperti masalah ketidakseimbangan neraca yang berdampak pada buruknya keadaan dunia usaha hingga perbankan, lemahnya fundamental karena masih bergantung pada bantuan luar negeri, tidak percayanya lagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan pangsa ekspor Indonesia menurun.

Akibatnya adalah, turunnya nilai tukar rupiah yang disertai dengan tidak adanya pinjaman modal dari luar negeri karena mereka juga mengalami kesuraman yang sama, kesempatan kerja semakin berkurang akibat tidak adanya modal hingga produktivitas harus dikurangi.

Krisis ini berasal dari adanya krisis keuangan yang terjadi secara global di Amerika Serikat. Sebabnya, ada kenaikan harga yang diikuti oleh inflasi sangat tinggi hingga mengakibatkan krisis ekonomi global. Namun, imbasnya meluas ke negara berkembang termasuk Indonesia di dalamnya.

Kondisi ini menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tingkat 6%. Bahkan, ketidakstabilan pasar keuangan internasional juga dirasakan selama konflik krisis keuangan ini. Akibatnya, neraca pembayaran meningkat defisitnya.

Ciri Terjadinya Konflik Ekonomi

Konflik ekonomi dapat dilihat dari kondisi dan fakta yang terjadi, khususnya di bidang kegiatan ekonomi. Namun, tidak menutup kemungkinan juga akan meluas pada bidang yang lainnya. Adapun ciri-ciri konflik ekonomi adalah sebagai berikut.

  1. Adanya perebutan sumber daya ekonomi yang menggunakan cara kekerasan. Perebutan sumber daya ekonomi ini dilakukan oleh pebisnis dengan pemerintah karena mereka menginginkan profit yang mampu dihasilkan oleh sumber daya ekonomi tersebut.
  2. Muncul rasa dendam. Rasa dendam yang ada dalam diri pebisnis maupun pemerintah muncul karena emosi akibat adanya ketidakadilan. Misalnya, untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi tertentu, pemerintah memberlakukan kebijakan yang merugikan pebisnis lain. Hal ini akan berdampak pada munculnya dendam pebisnis terhadap pemerintah. Dendam ini dapat berujung pada adanya tindakan fisik karena adanya keinginan yang tidak mampu terpenuhi.
  3. Keinginan saling menjatuhkan. Perebutan kelangkaan sumber daya ekonomi dan adanya rasa dendam dapat mendorong rasa ingin saling menjatuhkan satu sama lainnya. Hal ini dilakukan untuk dapat memenangkan perebutan sumber daya ekonomi tersebut. Namun, hal ini menjadi sangat bahaya karena dimungkinkan pelaku akan melakukan berbagai cara untuk dapat menjatuhkan lawannya.

Itulah tadi artikel yang telah kami tuliskan pada segenap pembaca. Berkenaan dengan contoh konflik ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia dan akibatnya. Semoga bisa memberikan wawasan serta menambah bahan bacaan bagi kalian.

  • Erdianto, K. 2017. Selasa Siang, Petani Kendeng Kembali Aksi di Istana. (online) www.nasional.kompas.com/read/2017/03/14/08541281/selasa.siang.petani.kendeng.kembali.aksi.semen.kaki.di.depan.istana (diakses pada 2 Mei 2020).
  • Marthahindriyani. 2013. Krisis 1997 dan Krisis 2008: Dampak dan Kebijakan. (online) www.marthahindriyani.blogspot.com/2013/01/krisis-1997-dan-krisis-2008-dampak-dan.html (diakses pada 2 Mei 2020).
  • Prasetiyo, A. 2012. Analisis: Konflik Politik dan Ekonomi di Indonesia. (online) www.agus-prasetiyo.blogspot.com/2012/03/konflik-politik-dan-ekonomi-di.html (diakses pada 2 Mei 2020).

Bagaimana sebuah konflik ekonomi dapat terjadi

Konflik adalah perjuangan yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, otoritas, dan lain sebagainya, dimana tujuan dari mereka bertikai itu tidak hanya untuk memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya dengan kekerasan atau ancaman.

Menurut Fisher, konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Konflik adalah suatu kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan sering bersifat kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan. Konflik timbul karena ketidakseimbangan antara
hubungan-hubungan sosial, seperti kesenjangan status sosial, kurang meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang yang kemudian menimbulkan masalah-masalah diskriminasi.

Fuad dan Maskanah, konflik adalah benturan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang disebabkan karena adanya perbedaan kondisi sosial budaya, nilai, status, dan kekuasaan, dimana masing-masing pihak memiliki kepentingan terhadap sumberdaya alam.