Bagaimana peran desa dan kota dalam pembangunan wilayah daerah perkotaan

tirto.id - Kegiatan pembangunan di desa tidak sama dengan di kota. Biasanya, pembangunan sarana dan prasarana di desa menggunakan bahan baku dari sumber daya alam di desa tersebut. Begitu pula dengan tenaga kerjanya, yakni penduduk desa setempat.

Sementara pembangunan sarana dan prasarana di kota lebih lengkap dan beragam sehingga memiliki daya tarik bagi masyarakat yang menempati maupun wisatawan. Keadaan ini mengakibatkan ketimpangan pembangunan antara wilayah desa dan wilayah kota.

Usaha Pemerataan Pembangunan di Desa dan Kota

Untuk mengatasi ketimpangan pembangunan yang tidak merata antara di desa dan kota ialah dengan melakukan pemerataan pembangunan. Dengan melihat kondisi kedua wilayah, pembangunan dapat dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mendesak.

Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan sebagai usaha pemerataan pembangunan di desa dan kota seperti dikutip dari modul Interaksi Desa-Kota.

1. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat desa

Usaha ini dapat ditempuh dengan program wajib belajar 12 tahun. Di desa, tingkat pendidikan masih sangat rendah. Hal itu disebabkan jarak sekolah yang cukup jauh dan akses jalanan yang rumit.

Semestinya, hal itu tidak menghalangi anak-anak sebagai generasi bangsa yang memiliki semangat dan tekat yang kuat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Kelak, mereka mampu menjadi pembangun desa.

2. Membuka kesempatan kerja

Upaya ini dapat menekan arus urbanisasi dari desa ke kota. Banyaknya penduduk desa yang pindah ke kota membuat tenaga kerja di desa berkurang. Hal ini berdampak pada sektor pertanian yang menjadi mata pencaharian utama penduduk desa.

Dengan membuka lapangan pekerjaan dan memberlakukan peraturan yang membatasi arus masuk bagi pendatang diharapkan dapat mengikis angka pelaku urbanisasi.

3. Mengadakan penyuluhan, pelatihan serta pembinaan

Perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di desa. Sebagai contoh, dilaksanakannya penyuluhan dan pelatihan tentang budi daya pertanian dan pemberdayaan perempuan guna meningkatkan keterampilan mereka.

4. Perbaikan sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana di desa masih jauh dari fasilitas penunjang yang ada di kota. Di daerah pegunungan, akses jalan masih perlu perbaikan. Adanya sarana dan prasarana yang baik dapat melancarkan hasil pemasaran dari desa ke kota. Tentu, pembangunan akses jalan yang merata perlu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi desa.

Baik penduduk desa maupun masyarakat kota, pasti pernah terlibat dalam satu kegiatan yang sama. Dalam hal ini, terjadilah interaksi antara wilayah desa dan wilayah kota. Interaksi itu tentunya menghadirkan dampak positif dan negatif bagi kedua wilayah.

Dampak Interaksi Desa dan Kota

Interaksi antara desa dan kota mendukung adanya perubahan pada kedua wilayah. Perubahan-perubahan ini berpengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan seperti budaya, ekonomi, sosial, dan sebagainya. Berikut ini ialah dampak positif dan negatif yang timbul karena interaksi desa dan kota.

1. Dampak positif interaksi desa dan kota bagi desa

a) Meningkatnya pengetahuan penduduk desa akibat dari pembangunan sarana dan prasarana yang memadai.

b) Interaksi antara desa dan kota yang saling menguntungkan dapat mengurangi ketertinggalan wilayah desa.

c) Kesenjangan ekonomi antara kedua wilayah berkurang. Fasilitas penunjang desa yang lebih baik dapat mendorong kegiatan ekonomi yang mensejahterahkan.

d) Aksesibilitas wilayah desa semakin mudah karena akses transportasi yang memadai. Adanya infrastruktur yang layak membawa keuntungan bagi sektor perekonomian di desa.

e) Masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dapat membantu kegiatan perekonomian dan pendidikan di desa.

2. Dampak positif interaksi desa dan kota bagi kota

a) Meningkatnya akses transportasi yang menghubungkan desa dan kota berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi kedua wilayah.

b) Terpenuhinya kebutuhan bahan baku untuk sektor industri di kota. Sumber daya alam (SDA) desa yang melimpah membantu kegiatan produksi dan tenaga kerja di kota.

c) Pernikahan antarsuku yang akan meningkatkan rasa cinta tanah air serta persatuan dan kesatuan yang kuat.

d) Adanya proses akulturasi karena ragam budaya yang masuk karena datangnya penduduk desa ke kota.

1. Dampak negatif interaksi desa dan kota bagi desa

a) Berkurangnya tenaga ahli di desa karena banyaknya penduduk desa yang melakukan urbanisasi.

b) Terjadinya penetrasi kebudayaan dari kota ke desa yang tidak sejalan dengan tradisi di wilayah desa.

c) Adanya perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan lingkungan di pedesaan menjadi rusak.

d) Kepadatan penduduk di wilayah desa karena banyaknya orang yang kembali ke desa setelah pergi ke kota.

2. Dampak negatif interaksi desa dan kota bagi kota

a) Tingginya jumlah penduduk di kota akibat urbanisasi membuat kinerja pelayanan umum menjadi kurang optimal.

b) Meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin di kota. Hal ini disebabkan oleh ketidaksiapan penduduk desa yang datang ke kota untuk mencari pekerjaan.

c) Hadirnya daerah-daerah kumuh dan liar di bantaran sungai, pinggiran rel kereta api, kolong jembatan, dan kuburan.

d) Masuknya orang-orang dengan beragam budaya dapat memunculkan konflik antar-etnis.

Dalam pelaksanaannya, pemerataan dan pembangunan di desa juga memerlukan peran penduduk desa dan masyarakat kota. Tentu, pemerintah mempunyai tanggung jawab penuh untuk melakukan hal itu, tetapi tanpa bantuan masyarakat di kedua wilayah, pembangunan akan sulit dilakukan.

Baca juga:

  • Apa Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan?
  • Apa Itu Interaksi Antar Ruang, Bentuk, Perubahan dan Dampaknya
  • Jenis-jenis Interaksi Sosial & Teorinya Menurut para Ahli Sosiologi

Baca juga artikel terkait PEMERATAAN PEMBANGUNAN atau tulisan menarik lainnya Rizka Alifa Rahmadhani
(tirto.id - riz/ale)


Penulis: Rizka Alifa Rahmadhani
Editor: Alexander Haryanto
Kontributor: Rizka Alifa Rahmadhani

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Squad, kamu pernah melihat apartemen pencakar langit di sebuah desa nggak?

Hmm...apakah ada yang salah dari pertanyaan tersebut?

Nggak mungkin lah ya. Masa ada apartemen di desa. Umumnya, apartemen itu adanya di kota. Kalau di desa itu adanya sawah, peternakan, sama perkebunan. Terlepas dari apartemen nih Squad, kamu pernah ngeh nggak bagaimana kehidupan sosial masyarakat yang tinggal di apartemen dengan masyarakat yang ada di desa?

Pasti berbeda kan? Kehidupan di kota itu identik dengan kehidupan yang glamor dan mewah. Beda dengan kehidupan di desa dengan penuh kesederhanaan. Maka jangan heran jika setelah arus mudik, akan ada arus balik ke kota-kota besar yang jumlahnya malah lebih banyak.

Kenapa?

Ini karena adanya kesenjangan kemajuan dan perkembangan antara kota dan desa, masalah ketenagakerjaan dan lapangan kerja, serta masalah lingkungan hidup. Sadar atau nggak, kesenjangan pembangunan tersebut bisa berdampak pada kedua wilayah (desa dan kota) lho Squad.

Nah, dalam artikel berikut akan dijelaskan beberapa bentuk usaha pemerataan pembangunan di desa dan di kota. Kira-kira seperti apa ya bentuk usahanya? Keep scroll ya Squad!

1. Percepatan pembangunan secara optimal

Kamu harus tahu Squad, bahwa pembangunan secara optimal yang dimaksud ialah mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis yang selama ini masih belum berkembang secara optimal. Misalnya, ada sebuah daerah yang sebenarnya sangat potensial untuk dijadikan objek pariwisata. Nah, infrastruktur daerah tersebutlah yang harus dipercepat pembangunannya.

2. Fokus pengembangan wilayah tertinggal dan terpencil

Ini bisa dilakukan meningkatkan keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan wilayah yang tertinggal dan terpencil. Salah satunya dengan kegiatan mengirim guru-guru muda (sarjana pendidikan) untuk mengajari di daerah tertinggal dan terpencil.

3. Mengembangkan wilayah-wilayah perbatasan

Wilayah-wilayah perbatasan di Indonesia memang kurang mendapatkan perhatian dibanding dengan wilayah lain. Nah, untuk mengembangkan wilayah perbatasan itu dapat dilakukan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi melihat ke dalam menjadi melihat keluar. Artinya, pemerintah harus bisa melakukan harmonisasi dengan negara tetangga yang ada di perbatasan tersebut.

4. Menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan

Emang agak susah sih Squad untuk menyeimbangkan pembangunan antarkota metropolitan, besar, menengah dan kecil secara hierarki dalam suatu sistem pembangunan perkotaan nasional. Namun, pastinya pemerintah akan melakukan usaha terbaiknya untuk bisa menyeimbangkan hal tersebut.

5. Meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi

Kegiatan ekonomi di pedesaan dan diperkotaan harus ditingkatkan sekaligus terintegrasi. Kenapa? Ya ini kan untuk memudahkan proses produksi, distribusi, hingga sampai ke tangan masyarakat. Semakin mudah kegiatan ekonomi antara desa dan kota, maka laju pertumbuhan ekonomi juga akan semakin membaik.


Salah satu faktor yang menghambat kegiatan ekonomi (distribusi). Jalan yang rusak menghambat proses pendistribusian logistik. (sumber: pikiran-rakyat.com)

Baca Juga: Dampak Perkembangan Kota untuk Masyarakat Desa dan Kota

6. Mengoperasionalisasikan Rencana Tata Ruang

Balik lagi nih Squad. Supaya pembangunan itu bisa merata harus menengok kembali ke hierarki perencanaan (RTRW-Nasional, RTRW-Pulau, RTRW-Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota) sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antarsektor dan antarwilayah.

7. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat

Kamu pernah melihat kasus busung lapar nggak Squad? Nah, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, ada dua pro­vinsi yang tingkat gizi buruknya sangat tinggi, yaitu >30%. Provinsi tersebut adalah adalah NTT diikuti Papua Barat. Data lima tahun yang lalu tersebut menjadi bahan kajian untuk pemerintah dalam pemerataan kebutuhan pokok. Tapi, selain pangan juga jangan dilupakan kebutuhan pokok lainnya yakni sandang dan papan.


Foto balita yang mengalami gizi buruk (sumber: kupang.tribunnews.com)

8. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan

Masih sering kita lihat lho Squad, atau mungkin ada di daerah sekitarmu, banyak anak-anak yang belum menerima pendidikan yang layak. Selain itu, kalau kamu pergi ke suatu daerah yang jauh dari pusat kota, tentunya pelayanan kesehatannya belum memadai. Bisa kamu bayangkan jika ada seseorang sakit dan kemudian harus di rujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang ada di kota. Hmmm...butuh waktu dan semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap orang yang sakit tersebut ya.

9. Pemerataan kesempatan kerja

Siapa yang saat lebaran nanti / kemarin pulang kampung? Lalu dari kampung membawa saudara untuk mencari pekerjaan di kota besar? Nah, itu salah satu bentuk belum meratanya kesempatan kerja di daerah dan di kota. Bagi orang pedesaan, magnet kota-kota besar masih sangat kuat untuk mengadu nasib.

Squad, ternyata nggak cuma ada 9 lho bentuk usaha pemerataan pembangunan di desa dan kota. Penasaran nggak? Semua bentuk usaha pemerataan akan dibahas secara lengkap di video belajar beranimasi. Buruan daftar yuk di ruangbelajar sekarang. Ada soal latihan plus rangkuman yang pastinya bikin kamu makin paham lho.

Referensi:

Endarto, Danang, Dkk, 2009. Geografi 3 Untuk SMA/MA Kelas XII, Jakarta, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber Gambar

Jalan yang rusak menghambat proses pendistribusian logistik, //ketapangnews.com/2017/05/bahaya-lubang-menganga-di-jalan-ketapang-siduk/

Foto balita yang mengalami gizi buruk, //kupang.tribunnews.com/2014/05/07/duh-gizi-buruk-bikin-bayi-silvester-kritis-dengan-berat-cuma-23-kg 

Artikel ini diperbaharui pada tanggal 17 Desember 2020

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA