Bagaimana pendapat alwi shihab tentang masuknya islam ke indonesia

Untuk wartawan Indonesia dengan nama yang mirip secara homofonik, lihat Alwi Shahab.

Alwi Abdurrahman Shihab (bahasa Arab: علوي عبد الرحمن شهابAlawī ʿAbd ar-Raḥman Šihāb, lahir 19 Agustus 1946) adalah seorang politikus Indonesia yang pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat antara 21 Oktober 2004 hingga 7 Desember 2005. Sebelumnya ia adalah Menteri Luar Negeri Indonesia pada tahun 1999 sampai 2001. Ia juga adalah mantan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa.

Alwi Shihab
علوي شهاب

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia ke-13Masa jabatan
21 Oktober 2004 – 7 Desember 2005PresidenSusilo Bambang YudhoyonoWakil PresidenMuhammad Jusuf KallaPendahuluAbdul Malik Fadjar
(ad-interim)PenggantiAburizal BakrieMenteri Luar Negeri Indonesia ke-14Masa jabatan
29 Oktober 1999 – 23 Juli 2001PresidenAbdurahman WahidWakil PresidenMegawati SoekarnoputriPendahuluAli AlatasPenggantiHassan Wirajuda Informasi pribadiLahir19 Agustus 1946 (umur 75)
Rappang, Sulawesi, IndonesiaKebangsaanIndonesiaPartai politikPartai Kebangkitan BangsaSuami/istriAshraf ShahabHubunganQuraish Shihab (kakak)
Najwa Shihab (keponakan)AnakRizvi, Samira, dan SamyOrang tua

  • Abdurrahman Shihab (ayah)
  • Asma Aburisy (ibu)

PekerjaanPolitikus

Ia menghabiskan masa kecil dan remajanya di Makassar, Malang, dan Kairo. Pendidikan sarjananya dalam bidang akidah filsafat di Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Ujung Pandang diselesaikan pada tahun 1986. Pada saat yang hampir bersamaan ia meraih gelar master dari Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Selain itu, Alwi juga mempunyai gelar master dari Universitas Temple, Amerika Serikat yang diterima pada tahun 1992.

Selain meraih dua gelar master, Alwi juga mempunyai dua gelar doktor, masing-masing dari Universitas Ain Syam, Mesir (1990) dan Universitas Temple (1995).

Dunia akademis

Sebelum bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa dan pulang ke Indonesia, Alwi menetap di Washington DC, AS. Di situ, ia mengajar agama Islam di Hartford Seminary sejak tahun 1996. Selain itu, ia juga mengajar di Harvard Divinity School di Universitas Harvard (1998), dan di Auburn Theological Seminary of New York.

Di kalangan cendekiawan dan pemikir Islam AS nama Alwi tidak asing. Alwi adalah salah seorang ahli Islam pertama yang duduk dalam Board of Trustee pada Centre for the Study of World Religions yaitu suatu lembaga pengkajian yang berafiliasi dengan Harvard Divinity School.

Karier politik

Pada tahun 1999, ia menjadi anggota DPR. Kemudian ia diangkat menjadi Menteri Luar Negeri pada tahun 1999. Sejak tahun 2002, ia merupakan Ketua Umum Partai kebangkitan Bangsa (PKB). Di bawah kepemimpinannya, PKB bergandeng tangan dengan Golkar untuk mencalonkan Jenderal TNI (Purn) Wiranto dan Solahuddin Wahid sebagai calon presiden-wakil presiden pada Pemilu 2004, namun pasangan tersebut gagal terpilih. Saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk Kabinet Indonesia Bersatu, Alwi dijadikan Menko Kesra. Setelah dicopot dalam perombakan pada 5 Desember 2005, Alwi direncanakan akan menjabat sebagai utusan khusus untuk kerjasama dengan Timur Tengah.

Alwi Shihab adalah keturunan Arab Hadhrami dan mengklaim silsilah sebagai Sayyid, atau keturunan nabi Muhammad SAW (lewat Ali bin Husain, cicit dari Muhammad).[1][2]

Dari pernikahannya dengan Ashraf Shahab, MBA, seorang guru, Alwi memperoleh tiga anak, Rizvi, Samira, dan Samy. Alwi adalah adik kandung mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII, Quraish Shihab dan paman dari presenter, Najwa Shihab.

Dia terus mencoba untuk menyajikan Islam inklusif, agama moderat, yang mendasarkan pada pembacaan Al-Qur'an.[3]

  • Bintang Mahaputera Adipradana[4]
  1. ^ The Straits Times, June 1, 2007, Insight–Boosting links, 'software' to rekindle Arab ties, by Jeremy Au Yong
  2. ^ Indonesia's Radical Arabs Raise Suspicions of Moderate Countrymen
  3. ^ "The Good, The Bad And The Violent". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-11. Diakses tanggal 2010-013-05.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
  4. ^ "WAGUB TERIMA BINTANG MAHAPUTRA ADIPRADANA". Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. Diakses tanggal 2022-06-05. 
  • Profile at TokohIndonesia.com Diarsipkan 2006-11-21 di Archive.is (In Indonesian)
  • Biodata Diarsipkan 2009-07-11 di Wayback Machine. (in Indonesia)
  • Mandiripos Media (in Indonesia)
Jabatan politik Jabatan partai politik
Didahului oleh:
Abdul Malik Fadjar
(ad-interim)
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia
2004—2005
Diteruskan oleh:
Aburizal Bakrie
Didahului oleh:
Ali Alatas
Menteri Luar Negeri Indonesia
1999—2001
Diteruskan oleh:
Hassan Wirajuda
Didahului oleh:
Matori Abdul Djalil
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa
2001—2005
Diteruskan oleh:
Muhaimin Iskandar

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alwi_Shihab&oldid=21197426"

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Golongan Pembawa Islam di Nusantara

Golongan pembawa Islam di Nusantara

Adanya interaksi antara pedagang dari penjuru dunia dengan intensitas yang tinggi, memunculkan beragam teori mengenai siapakah sebenarnya yang memperkenalkan Agama Islam kepada penduduk Nusantara. Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Nusantara menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya Menemukan sejarah, wacana pergerakan Islam di Indonesia, terdapat tiga teori yang memberikan jawaban tentang permasalahan waktu masuknya Islam ke Nusantara, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.

Adapun ketiga teori tersebut yang menjelaskan mengenai masuknya Islam ke Nusantara antara lain sebagai berikut :

a. Islam datang dari Arab (teori Mekah)

b. Islam datang dari Gujarat (teori Gujarat)

c. Islam datang dari Persia (teori Persia) .

1. Islam datang dari Arab ( teori Mekah )

Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Dasar teori ini adalah :

  1. Pada abad ke-7 yaitu tahun 674 M dipantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab) dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
  2. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafii, dimana pengaruh mazhab Syafii terbesar pada waktu itu di Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
  3. Raja-raja samudra Pasai menggunakan gelar Al-Maliki yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir. Pendukung teori Mekah ini adalah Buya Hamka, Alwi Shihab, Ahmad Mansur Suryanegara, Fazlur Rahman, Crawford, Niemann, De Holander. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad ke-13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya Agama Islam ke Nusantara terjadi sebelumnya yaitu abad ke-7 M dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

Gambar 1. Prof. Dr. H. Hamka



2. Islam datang dari Gujarat ( teori Gujarat )

Pendapat ini dikemukakakan oleh Soetjipto Wirjosoeparto dan   Christian Snouck Hurgronje dari Belanda. Ia berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara bukan dari Arab. Melainkan dari Gujarat/India. Hubungan langsung antara Nusantara dan Arab baru terjadi pada masa kemudian yaitu contohnya hubungan utusan dari Mataram dan Banten ke Mekah pada pertengahan abad ke-7 M. Pendapat tersebut didasarkan  pula kepada unsur-unsur Islam di Nusantara yang menunjukkan persamaannya dengan India.
 Menurut pendapat Prof. DR. Azyumardi Azra (Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah), teori Gujarat yang dipopulerkan oleh Snouck Hurgronje tidak benar. Dia mengatakan Islam dibawa oleh pedagang yang datang dari Gujarat pada abad ke- 12 atau abad ke-13. Padahal masa itu, Gujarat dikuasai oleh kerajaan Hindu yang kerap mengusir kapal-kapal pedagang muslim yang disanggah.


Gambar 2. Christian Snouck Hurgronje


3. Islam datang dari Persia (teori Persia)

Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara abad ke-13 M dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Teori ini mengungkapkan adanya kesamaan budaya yang dimiliki oleh beberapa kelompok masyarakat Islam Nusantara dengan penduduk Persia. Misalnya peringatan hari Asyura (10 Muharam) atas meninggalnya Hasan dan Husen cucu Nabi Muhammad, yang sangat dijunjung oleh orang Syi’ah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro, penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi harakat. Baris atas disebut Jabar, bawah disebut Ajer, dan depan disebut Pes, sedang dalam bahasa Arab ejaan itu disebut Fathah, Kasrah dan Dhommah. Didalam tulisan Arab, Sin bergigi sedangkan dalam tulisan Persia tidak bergigi sementara itu, Oemar Amir Hoesin mengatakan bahwa di Persia terdapat suku bangsa ”Leren”. Beliau inilah yang dahulu datang ke tanah Jawa sebab di Giri terdapat Kampung Leran, dan nisan Maulana Malik Ibrahim (1419) di Gresik.Pendukung teori Persia adalah  P.A. Hoesein Djajadiningrat, Haji Muhammad Said, J.C. Van Leur, M. Dahlan Mansur dan Haji Abu Bakar Aceh. 

Gambar 3. Hoessein Djajadiningrat


   

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA