Bagaimana pelaksanaan fungsi perpustakaan tersebut dijalankan oleh perpustakaan

OLEH: Tri Hardiningtyas

PENGANTAR

Perpustakaan pada umumnya  sebagai  tempat tumpukan buku yang siap dibaca oleh siapa saja yang berkunjung ke perpustakaan. Para pengunjung perpustakaan datang langsung memilih buku yang dikehendaki, dan membacanya. Begitulah gambaran seseorang jika membayangkan sebuah perpustakaan. Sebenarnya, kegiatan seseorang datang dan membaca di perpustakaan merupakan peristiwa  transfer informasi antara pembaca dan koleksi (isi koleksi). Melalui isi koleksi, para pembaca/penikmat koleksi telah mendapatkan ‘kelebihan-kelebihan’ informasi yang dapat ditransfer dalam bentuk kemasan sesuai yang dikehendaki. Kelebihan-kelebihan tersebut dapat berupa informasi tertulis (dapat berupa karya tulis), informasi lisan (tukar pikiran dengan seseorang),  pengayaan pengetahuan (aktualisasi diri), hiburan (kenikmatan/ kesenangan/hobi), dan yang pasti setiap pembaca mempunyai tujuan atas bacaan yang dinikmati.

Dalam kehidupan kampus ( perguruan tinggi ), perpustakaan dianggap sebagai jantungnya universitas. Jadi, apabila sebuah universitas tidak punya perpustakaan, universitas tersebut dianggap mati.  Kenyataannya tidaklah demikian, hal ini dikarenakan  peran perpustakaan perguruan tinggi hanyalah sebagai penunjang dalam melaksanakan tri darma perguruan tinggi. Sebagaimana disebutkan dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi, bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi dalam kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat (PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI: BUKU PEDOMAN, 2004:1-9). Oleh karena itu, istilah jantung universitas dirasakan kurang pas dengan tugas yang diemban. Mungkin lebih pas jika diumpakan sebagai kaki tangan universitas. Pada kenyataannya, kami selaku pelaksana dari tugas perpustakaan sering mendapat informasi bahwa  seorang mahasiswa bisa  lulus tanpa harus ke perpustakaan. Kenyataan ini patut kita syukuri, karena melalui perkembangan teknologi informasi inilah jalan mendapatkan berbagai informsi bagi para pemakai informasi jadi begitu lancar dan mudah. Tidaklah mengherankan, pesatnya perkembangan teknologi informasi  menyebabkan kecilnya peran perpustakaan universitas bagi sivitas akademinya.

Saat sekarang, arus informasi sudah tidak berbatas oleh adanya buku atau informasi dalam berbagai kemasan fisik (misalnya bentuk cetak), akan tetapi cara perolehan informasi sekarang ini tanpa batas. Pada saatnya nanti, tidak perlu adanya buku-buku (berbagai koleksi perpustakaan dalam bentuk fisik) di sebuah perpustakaan. Perpustakaan masa depan  adalah perpustakaan maya. Segala kemasan informasi telah dituangkan dalam perbagai program komputer dan bisa diakses oleh semua orang dari tempat mana pun tanpa harus ke perpustakaan. Namun, mewujudkan model perpustakaan maya untuk universitas di  Indonesia sekarang ini bukanlah hal yang mudah.

Pada kesempatan ini, penulis ingin berbagi pemahaman tentang peran perpustakaan kepada para penikmat perpustakaan.  Mengapa perpustakaan perlu dimengerti, dipahami. Begitu pentingkah seseorang memahami perpustakaan,  apa saja peran perpustakaan.
Pemahaman tentang peran perpustakaan perlu kiranya dimengerti terlebih dahulu, agar dapat memanfaatkan perpustakaan dengan maksimal. Tidak setiap pengunjung perpustakaan mengerti tentang perpustakaan. Hal ini dikarenakan pemahaman mereka (para pengunjung) sebagaimana telah disebutkan di atas, hanya sebatas tempat meminjam dan membaca buku atau koleksi yang disajikan oleh suatu perpustakaan. Padahal, terdapat sekian banyak informasi dan manfaat yang bisa diperoleh melalui perpustakaan. Diharapkan, melalui artikel yang singkat ini, pemahaman tentang perpustakaan semakin luas sehingga dapat memanfaatkan perpustakaan dengan optimal.

PERISTILAHAN YANG DIPAKAI

Pengertian perpustakaan di sini, maksudnya  perpustakaan yang ada di suatu perguruan tinggi, universitas, institut, dan perguruan tinggi sejenis dalam rangka  pelaksanaan tri darma perguruan tinggi. Peran perpustakaan yaitu segala fungsi perpustakaan perguruan tinggi sebagaimana yang disebutkan dalam buku pedoman perpustakaan untuk perguruan tinggi. Adapun tugas (kewajiban) yang harus dilakukan perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan (PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI: BUKU PEDOMAN, 2004:3). Penikmat perpustakaan adalah para pengguna/pemakai perpustakaan perguruan tinggi sebagai almamaternya.

Paham artinya mengerti,  sementara mengerti yang dimaksudkan yakni memahami sesuatu dengan  benar.

PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi disebutkan  bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi dalam kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Dalam rangka menunjang kegiatan tri darma tersebut, maka perpustakaan diberi  beberapa fungsi di antaranya; fungsi edukasi, sumber informasi, penunjang riset, rekreasi, publikasi, deposit, dan interpretasi informasi ( 2004:3-4).

Demikian luasnya fungsi perpustakaan bagi para pemakainya (sivitas akademik). Pada kenyataannya, tugas dan fungsi tersebut di atas belum dapat dilakukan dengan optimal oleh pihak perpustakaan. Hal ini dikarenakan berbagai kendala yang terkadang sulit dipecahkan misalnya dalam pemenuhan kebutuhan sumberdaya manusia dan sarana dalam pelaksanaan tugas. Adanya aturan-aturan  panjang dalam rangka pengadaan sumberdaya manusia  atau peralatan perpustakaan. Selain itu, perbandingan antara pemakai yang dilayani dengan petugas yang ada belum sesuai. Petugas dengan kualifikasi  pendidikan selain ilmu perpustakaan, kadang kurang pas ditempatkan di perpustakaan, atau mutasi petugas yang tidak berkenaan dengan peran perpustakaan. Akibatnya, peranan sebagai pelayan perpustakaan  dijalankan dengan ‘semau gue’; karena kurangnya penghayatan/pemahaman tentang perpustakaan. Akhirnya pelayanan yang diberikan kurang ikhlas/sabar. Padahal, peran petugas (dalam hal ini pustakawan)  sangatlah  menentukan berfungsi tidaknya sebuah perpustakaan. Asumsi kita, apabila pengguna perpustakaan mau menggunakan perpustakaan lebih dari sekali, maka dapat diartikan bahwa perpustakaan berfungsi dalam menjalankan tugasnya, dan pengguna paham peran perpustakaan untuk kepentingannya.

Perpustakaan perguruan tinggi juga sering disebut sebagai perpustakaan khusus. Hal ini dikarenakan perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya khusus melayani sivitas akademik  masing-masing.  Di samping itu, koleksi yang dimiliki perpustakaan perguruan tinggi pun khusus untuk konsumsi mahasiswa maupun dosen. Bila dibandingkan dengan pepustakaan umum, maka perpustakaan perguruan tinggi memiliki kelebihan berupa hasil-hasil karya para sivitas akademik.

MENGERTI  PERPUSTAKAAN :  UPT PERPUSTAKAAN UNS

Sebuah perpustakaan dapat berperan dan berfungsi bagi pemakainya dengan  beberapa syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut meliputi;  adanya koleksi, sistem/aturan yang digunakan, ruangan/tempat berlangsungnya kegiatan, ada petugas/pustakawan, dan pemakai, serta mitra kerja (Sutarno NS., 2006: 10-11). Segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan tentu memerlukan semacam wadah agar dapat melakukan kegiatan tersebut sesuai tujuan yang ingin dicapai oleh penyelenggara kegiatan. Dalam hal ini, perpustakaan bertujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi pemakainya. Petugas  menerjemahkan kemasan informasi dalam bentuk wakil koleksi (katalog koleksi)  sehingga pemakai dapat menggunakan informasi yang dibutuhkan.

Kita berkenalan dengan salah satu perpustakaan perguruan tinggi, dengan contoh UPT Perpustakaan UNS. Dalam rangka mencapai tujuan dari perguruan tinggi, maka UPT Perpustakaan UNS tidak boleh menyimpang dari visi dan misi lembaga induk. Visi yang dijalankan yakni menjadikan UPT Perpustakaan UNS sebagai pusat layanan informasi yang profesional dalam memberikan pelayanan kepada pengguna. Misi yang dilakukan adalah memenuhi kebutuhan informasi untuk menunjang proses belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Universitas Sebelas Maret khususnya dan masysarakat pada umumnya.

Tugas UPT PERPUSTAKAAN UNS  sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0201/01995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Sebelas Maret, tugas UPT Perpustakaan adalah memberikan layanan bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Adapun fungsi dari UPT PERPUSTAKAAN UNS  yaitu  fungsi edukasi, sumber informasi, penunjang riset, rekreasi, publikasi, deposit, dan interpretasi informasi (2004:3-4).

Syarat-syarat berfungsinya sebuah perpustakaan seperti disebutkan di atas, yakni adanya  koleksi, sistem/aturan yang digunakan, ruangan/tempat berlangsungnya kegiatan, ada petugas/pustakawan, dan pemakai, serta mitra kerja. UPT Perpustakaan UNS mempunyai  beragam fasilitas, seperti; ruang baca, taman baca, komputer (OPAC untuk Penelusuran Informasi bahan pustaka), kantin, layanan fotokopi, internet, locker (tempat tas), individual study room (ruang belajar mandiri), ruang koleksi, mushola, serta ruang seminar.

Dalam rangka  meningkatkan kualitas layanan, UPT Perpustakaan UNS  terus berupaya meningkatkan jumlah koleksi buku, juga berlangganan jurnal elektronik. Koleksi buku saat ini telah mencapai 59.590 judul berjumlah 170.123 eksemplar. Selain itu, juga menerapkan  otomasi sistem layanan.  Saat ini, UPT Perpustakaan UNS  bekerja sama dengan UPT Komputer  mengembangkan Program  UNSLA (UNS Library Automation).   Akses layanan penelusuran informasi ilmiah melalui CD-ROM  terus ditingkatkan, juga membuka layanan bibliografi melalui jaringan internet (telnet), serta menyediakan layanan digital library  yang memuat dan menyimpan semua dokumen yang dihasilkan oleh sivitas akademika UNS dalam bentuk digital, dan pelayanan melalui jaringan on-line antara perpustakaan pusat dengan perpustakaan fakultas atau unit kerja yang lain. UPT Perpustakaan UNS  sampi saat ini mempunyai staf sejumlah  32 orang, dan tidak semuanya menjadi pustakawan.

Fungsi utama perpustakaan perguruan tinggi adalah pendukung proses belajar-mengajar di perguruan tinggi (Irma Elvina, 2005:25-30). Demikianlah yang selalu kita baca, dengar, dan amalkan dalam menjalankan tugas. Lebih jelasnya biasa  diuraikan ke dalam beberapa fungsi; yaitu fungsi edukasi , sumber informasi, penunjang riset, memberikan sarana rekreasi,  fungsi publikasi, fungsi deposit, dan interpretasi informasi. Mari kita pahami fungsi yang bagaimana yang dimaksudkan dengan mendukung proses belajar mengajar di perguruan tinggi.

Fungsi edukasi yang dimaksudkan yaitu peran serta dalam mendidik  para pemakai memanfaatkan perpusatkaan. Perpustakaan ikut membantu mencerdaskan para pemakainya melalui informasi yang disajikan. Ada istilah ‘autodidak’ yaitu  seseorang bisa  menjadi ahli bidang tertentu dengan belajar sendiri. Salah satunya yakni dengan membaca, meniru, merekam, mempraktikkan seperti aslinya, sesuai kemampuannya dalam memahami informasi. Hal ini tak akan terjadi tanpa ada transformasi  informasi antara pemakai informasi dengan koleksi atau informasi yang digunakan.

Fungsi sebagai sumber informasi, diharapkan  perpustakaan menjadi tujuan utama mencari  informasi sesuai keinginan pemakai. Memang tidak ada perpustakaan yang dapat memenuhi semua kebutuhan informasi pemakai. Meskipun demikian, perpustakaan dapat memberikan arahan ke mana sebaiknya mencari informasi yang dibutuhkan.

Salah satu tri darma yang memerlukan peran perpustakaan adalah penelitian. Sesuai tugas sebagai penunjang riset bagi sivitas akademik, maka perpustakaan menyajikan berbagai informasi yang berhubungan dengan riset yang akan sedang atau sudah dilakukan. Sivitas akademik sekaligus juga para peneliti yang membutuhkan gambaran tentang berbagai riset yang telah dilakukan atau diterapkan. Informasi yang diperoleh melalui perpustakaan dapat mencegah  terjadinya  duplikasi penelitian. Kecuali  penelitian yang akan sedang dilakukan  merupakan penelitian yang berkelanjutan. Oleh karena itu, melalui fungsi riset diharapkan  karya-karya penelitian yang dilakukan oleh sivitas akademik semakin berkembang. Hal yang perlu diperhatikan, riset yang selama ini telah dilakukan oleh sivitas akademik, tidak dapat langsung dinikmati melalui peran perpustakaan. Jarang pihak perpustakaan menerima karya ilmiah hasil riset sivitas akademik, kecuali tugas akhir atau skripsi sebagai syarat wisuda para mahasiswa. Sementara hasil riset para doktor atau tenaga edukatif jarang kami terima. Ada kemungkinan disebabkan keberadaan lembaga penelitian yang telah berperan sebagai penampung karya-karya riset sivitas akademik.

Sehubungan dengan fungsi rekreasi, maka  fungsi perpustakaan dalam memberikan sarana rekreasi yakni  berupa koleksi yang menghibur/menyenangkan pembaca. Informasi yang berkaitan dengan kesenangan seperti bacaan humor, cerita perjalanan hidup seseorang, berkebun, membuat kreasi ketrampilan, maupun informasi yang dapat membangkitkan semangat pemakai informasi dalam menjalani hidup bersosial. Fungsi rekeasi perpustakaan masih jarang dimengerti, ada kemungkinan kurang pahamnya para pemakai perpustakaan.
Fungsi perpustakaan dalam rangka penyebaran informasi bisa disebut publikasi informasi. Publikasi yang dimaksudkan yaitu ikut serta menyebarluaskan informasi hasil karya pemakai perpustakaan; seperti karya tulis atau hasil riset dari sivitas akademik. Fungsi publikasi sangat menguntungkan sivitas akademik. Selama ini, sivitas akademik terutama tenaga edukatif memanfaatkan fungsi ini dikarenakan urusan kenaikan pangkat maupun jabatan. Sangat disayangkan, hasil-hasil karya tulis sivitas akademik yang telah menempuh pendidikan lanjut  maupun  pengukuhan sebagai doktor, guru besar  dan sebagainya jarang ditemukan di perpustakaan. Padahal fungsi publikasi ini  dapat dimaksimalkan sebagai media komunikasi informasi,  agar hasil karya sivitas akademik dikenal dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak.

Selanjutnya adalah fungsi deposit perpustakaan. Sesuai arti kata deposit yakni menyimpan, maka perpustakaan merupakan tempat menyimpan informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai. Fungsi penyimpanan  yang dimaksudkan menyimpan informasi yang telah dikemas dalam berbagai bentuk kemasan. Pada umumnya orang mengenal perpustakaan sebagai tempat menyimpan buku, akan tetapi perkembangan saat ini, informasi dapat dikemas dalam bentuk CD atau VCD. Boleh dikatakan juga bahwa perpustakaan sebagai tempat arsip berbagai karya. Jadi semestinya, perpustakaan menampung segala hasil karya pemakai perpustakaan. Sebagaimana peraturan serah simpan karya cetak yang memang belum diterapkan secara optimal.

Interpretasi informasi merupakan salah satu fungsi perpustakaan dengan maksud ikut serta memberikan pemahaman tentang koleksi yang dimiliki. Perpustakaan diharapkan dapat menejemahkan isi setiap koleksi yang ada. Setiap informasi yang diperoleh perpustakaan diterjemahkan dengan menyajikan berbagai alternatif subjek dalam bentuk katalog. Jenis katalog yang ditawarkan kepada pemakai sangat tergantung kepada kebijakan setiap perpustakaan. Semakin banyak jenis katalog yang ditawarkan, pemakai akan semakin leluasa mencari informasi yang diinginkan. Di samping itu, informasi dapat diperkenalkan dengan cara meresensi sebuah karya. Namun cara ini dirasa kurang efisien dikarenakan cepatnya informasi berkembang dan berubah. Pihak perpustakaan pun terhalang oleh waktu, tenaga, pikiran yang harus digunakan untuk meresensi koleksi satu per satu. Dimungkinkan jika yang diterjemahkan hanya beberapa koleksi yang dianggap akan laris digunakan. Pada akhirnya, setiap perpustakaan selalu ingin memuaskan pemakai, dan berharap pemakai akan kembai dan kembali berkunjung ke perpustakaan  disebabkan kemudahan dan ketepatan informasi yang sesuai.

PENUTUP

KESIMPULAN

Setiap pengunjung perpustakaan merupakan penikmat perpustakaan, dan secara tidak langsung mengetahui kegunaan perpustakaan. Sesudah melakukan kegiatan di suatu perpustakaan, pengunjung mendapatkan sesuatu yang langsung dirasakan maupun secara tidak langsung bermanfaat untuk dirinya. Adapun kenikmatan yang diperoleh akan ditularkan kepada orang lain atau dinikmati sendiri amatlah tergantung kepada pribadi seseorang. Seseorang yang berkunjung ke perpustakaan lebih dari sekali, dapat diartikan orang tersebut paham dan mengerti fungsi perpustakaan bagi dirinya

SARAN

Berlangsungnya kegiatan di sebuah perpustakaan sangat tergantung dari berbagai unsur yang saling berkaitan sehingga bermanfaat untuk banyak pihak. Koleksi, tenaga, tempat, sistem, dan peralatan bersatu dalam kesepakatan untuk menyajikan informasi sesuai permintaan dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Peran perpustakaan dan pustakawan sebagai agen perubahan; oleh Irma Elvina, hal. 25-30 dalam Perkembangan Perpustakaan di Indonesia. Penyunting: Janti G.Sujana, Yuyu yulia, dan Badollahi Mustafa. Bogor: IPB Press, 2005 PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI: BUKU PEDOMAN. Jakarta: DEPDIKNAS RI, 2004

Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktis. Jakarta: Sagung Seto, 2006

sumber : Mediator, ed. oktober 2008

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA