Bagaimana konsep amar ma ruf nahi munkar dalam QS Ali Imran ayat 104?

Ilustrasi Al-Quran. Surat Ali 'Imran Ayat 104. /PIXABAY / Afshad

PORTAL JEMBER - Allah menyarankan agar ada segolongan dari umat muslim yang melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar.

Amar Ma'ruf adalah perbuatan menyeru orang-orang uuntuk mengerjakan kebajikan.

Sedangkan nahi munkar adalah perbuatan melarang orang-orang mengerjakan perbuatan yang munkar.

Baca Juga: Surat Ali 'Imran Ayat 97, Dalil Wajibnya Pergi Haji Bila Mampu

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥụn

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Q.S. Ali 'Imran : 104)

Khafidhoh, Noor (2020) Konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar Menurut M. Quraisy Shihab Dalam Tafsir Al-Misbah Dan Implementasinya Pada Masyarakat Di Desa Kedungdowo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Undergraduate thesis, IAIN KUDUS.

Abstract

v ABSTRAK Noor Khafidhoh, (1630110001). Konsep Amar Ma‟ruf Nahi Munkar Menurut M. Quraisy Shihab Dalam Tafsir Al-Misbah Dan Implementasinya Pada Masyarakat Di Desa Kedungdowo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Skripsi. Kudus: Fakultas Ushuluddin, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT). IAIN Kudus. 2020. Penelitian ini bertujuan (1)Untuk mengetahui konsep Amar Ma‟ruf Nahi Munkar menurut M. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah, (2) untuk mengetahui bagaimana implementasi amar ma‟ruf nahi munkar di Desa Kedungdowo Kaliwungu Kudus, (3) untuk mengetahui dampak adanya amar ma‟ruf nahi munkar pada masyarakat di Desa Kedungdowo Kaliwungu Kudus secara aktual. Dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif, sumber data primer berupa buku tafsir, sumber sekunder tokoh masyarakat Desa Kedungdowo, baik tokoh masyarakat, agama, pemerintah Desa Kedungdowo yang terkait dengan amar ma‟ruf nahi munkar, teknik pengumpulan data meliputi, observasi, dokumentasi, dan wawancara, dan teknik analisis datanya menggunakan bentuk deskriptif. Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa, Amar Ma‟ruf Nahi Munkar merupakan wujud rasa kepedulian kita terhadap sesama muslim. Karena dengan semangat tersebut dapat menumbuh kembangkan rasa saling kasih mengasihi terhadap sesama muslim. Untuk hukumnya sendiri amar ma‟ruf nahi munkar adalah fardu kifayah bukan fardu „ain. Jika sebagian orang telah melaksanakannya, maka gugurlah kewajibannya bagi yang lain. Allah Swt berfirman dalam Qur’an surat Ali-Imran ayat 104 yang berbunyi:                 Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” Bila sebagian umat seperti yang telah disebutkan dalam ayat di atas telah menunaikan tugas amar ma‟ruf nahi munkar, maka kewajiban kalangan yang lainnya akan gugur. Tetapi diisyaratkan bagi kalangan penegak amar ma‟ruf nahi munkar harus memiliki kapabilitas untuk menegakkan syiar ini dengan catatan bahwa amar ma‟ruf nahi munkar pada beberapa kondisi hukumnya fardlu ‘ain. Kata Kunci: Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Implementasi dan Hambatannya, di Desa Kedungdowo Kecamatan Kaliwungu Kudus

Actions (login required)

View Item


ABSTRAK Moh. Shofiyuddin, Penafsiran Amar Ma’ru>f Nahi Munkar dalam Tafsi>r Al-Mara>gi> (Kajian Qs. Ali Imra>n: 104, 110, 114). Al-Qur’an menyebut kegiatan dakwah amar ma’ru>f nahi munkar banyak sekali. Seruan dakwah oleh al-Qur’an mendapat tempat yang sangat mulia. Sehingga umat Islam berlomba-lomba dalam mengaplikasikan seruan amar ma’ru>f nahi munkar. Tujuan mereka adalah mendapatkan predikat umat terbaik, sebagaimana yang disebutkan dalam al-qur’an. Dalam skripsi ini penulis memberikan analisis penafsiran Ah}mad Mus}t}afa> al-Mara>gi> tentang amar ma’ru>f nahi munkar dalam Tafsi>r al-Mara>gi>. Penelitian ini menggunakan analisis Amīn Al-Khūlī yang tercantum dalam buku Mana>hij Tajdi>d. Ada dua kajian yang disampaikan oleh Ami>n Al-Khu>li>, yakni kajian terhadap segala sesuatu yang berada di seputar al-Qur’an (dira>sah ma> h}aula al-Qur’a>n) dan kajian terhadap al-Qur’an itu sendiri (dira>sah ma> fi> al-Qur’a>n). Pendekatan yang digunakan adalah langkah-langkah sebagaimana dikemukakan oleh ‘Abdul H{ayy al-Farma>wi>. Proses yang dilalui dalam penelitian ini adalah biografi penafsir yakni Ah}mad Mus}t}afa> al-Mara>gi>. Kemudian menganalisis makna dasar dari kata amar ma’ru>f nahi munkar dan kontekstual kata tersebut. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research). Dengan mengumpulkan data-data kemudian diolah melalui penggalian dan penelusuran terhadap kitab yang diteliti dan kitab-kitab, buku-buku dan catatan lainnya yang memiliki hubungan dan dapat mendukung penelitian. Hasil penelitian adalah: amar ma’ru>f nahi munkar dalam Tafsi>r al-Mara>gi> memberi makna bahwa setiap mukmin mempunyai tugas untuk berdakwah menyebarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran untuk meluruskan ke jalan yang benar. Ada empat syarat berdakwah amar ma’ru>f nahi munkar, yakni pandai dalam bidang al-Qur’an, sunnah, dan s}i>rah Nabi Muhammad Saw dan Khulafaurrasyidin ra., mengetahui kehidupan sosial mereka, mengetahui bahasa, mengetahui agama, aliran, atau sekte-sekte masyarakat. Tujuan kewajiban dakwah adalah menegakkan kalimat Allah.

SK201720028.12X1 SHO p c.1PERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAHTersedia

Judul Seri No. Panggil Penerbit Deskripsi Fisik Bahasa ISBN/ISSN Klasifikasi Tipe Isi

-

2X1 SHO p

Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Surakarta., 2017

80 hal. 29 cm

Bahasa Indonesia

-

2X1

Text

Tipe Media Tipe Pembawa Edisi Subyek Info Detil Spesifik Pernyataan Tanggungjawab

Text

-

-

-

-

-

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas

  • Halaman Judul
  • Bab I
  • Bab V
  • Daftar Pustaka



DETAIL CANTUMANKembali ke sebelumnyaXML DetailCite this


Tekan tombol Enter untuk memulai obrolan

Oleh :

Dr. Hj. Huriyah, M.Pd.

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.

Menurut Al Maraghi yang dimaksud dengan al ma’ruf adalah sesuatu yang dipandang baik menurut agama dan akal. Sedangkan yang disebut al munkar adalah lawan atau kebalikan dari yang ma’ruf.[1] Dalam Mu’jam Mufradat al Fadz al Qur’an, ma’ruf didefinisikan nama bagi setiap perbuatan yang diakui mengandung kebaikan menurut pandangan akal dan agama. Sedangkan al munkar adalah sesuatu yang ditentang oleh akal dan agama .[2] Dalam pada itu Muhammad Abduh mengatakan amar ma’ruf nahi munkar adalah benteng pemeliharaan ummat dan sumber timbulnya persatuan.[3] Lebih jauh, Abu ‘Ala al Maududi menyatakan bahwa kata ma’ruf yang jamaknya ma’rufat adalah nama untuk segala kebajikan atau sifat-sifat baik yang sepanjang masa telah diterima dengan baik oleh hati nurani manusia. Sedangkan nahyi munkar adalah nama untuk segala dosa dan kejahatan-kejahatan yang sepanjang masa telah dikutuk oleh watak manusia sebagai jahat.[4]

Merujuk pendapat yang telah disebutkan di atas dapat dianalisis bahwa yang termasuk dalam kata ma’ruf adalah segala sesuatu baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, pemikiran dan sebagainya yang dipandang baik menurut syari’at (agama) dan akal fikiran, atau yang dianggap baik menurut akal serta sejalan atau tidak bertentangan dengan syari’at. Sedangkan munkar kebalikan dari ma’ruf yang banyak macamnya meliputi kejahatan dalam bidang social, pendidikan, ekonomi, kebudayaan, politik dan sebagainya.

Selanjutnya di kalangan ahli tafsir dan para fakar dakwah kerapkali menghubungkan kata amar ma’ruf nahi munkar dengan kegiatan dakwah. Bahkan lebih spesifik lagi kata tersebut digunakan sebagai basis bagi perumusan pengertian dan tujuan dakwah Islamiyah. Dakwah adalah menyeru, mengajak atau mendorong manusia dengan kuat agar berpedoman kepada kebaikan dan petunjuk Tuhan, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran agar mereka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.[5] Dengan demikian, kegiatan dakwah pada intinya menggerakkan orang lain agar tertarik melakukan hal-hal yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar. Kegiatan dakwah dalam konteks amar ma’ruf mencakup segenap aspek kehidupan masyarakat, baik dalam bidng social, pendidikan, ekonomi, kebudayaan, politik dan sebagainya.[6]

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik untuk mencapai taraf kedewasaan.[7] Perubahan yang diharapkan dalam pendidikan mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotor (keterampilan). Untuk dapat mencapai ketiga ranah tersebut, maka komponen-komponen yang ada dalam pendidikan (pendidik, peserta didik, tujuan, materi, metode, dan evaluasi) harus saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Dalam hal ini pendidikan Islam mempunyai posisi sentral untuk mensosialisasikan ajaran Islam, baik secara individu maupun social di berbagai aspek kehidupan manusia. Pendidikan Islam harus menginternalisasikan nilai-nilai iman, taqwa dan moral kepada peserta didik agar memiliki komitmen religius yang tinggi dalam mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang pada gilirannya melahirkan budaya religius.[8] Dengan demikian hubungan (korelasi) dakwah dan pendidikan tampak erat.

Adapun korelasi dakwah dan pendidikan berdasar kepada al Qur’an surat Ali Imran ayat 104 dapat dilihat dan dianalisis sebagai berikut[9]:

  1. Dilihat dari segi sasarannya. Dakwah dan pendidikan memiliki sasaran yang sama, yaitu manusia. Walaupun sama obyeknya, tapi antara dakwah dan pendidikan ada perbedaan. Sasaran dalam dakwah ada yang dikelompokan ada yang tidak. Dalam berdakwah dilakukan ke dalam kelompok dari berbagai latar belakang, jenis kelamin, usia, tingkat kecerdasan, dan lainya yang berbeda-beda menjadi satu. Sedangkan dalam pendidikan, obyek sasarannya terklasifikasi berdasarkan perbedaan usia, kecerdasan dan lainnya.
  2. Dilihat dari segi ruang lingkup atau materi yag disampaikan, dakwah dan pendidikan memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah ruang lingkup atau materi dakwah dan pendidikan harus sejalan dengan al Qur’an dan Sunnah. Perbedaannya materi dalam dakwah lebih umum atau tidak terperinci dan lebih menggambarkan motivasi global. Sedangkan materi pendidikan lebih terperinci yang dituangkan dalam kurikulum dan silabus yang harus dicapai pada setiap semester, triwulan dan setiap kali tatap muka pembelajaran.
  3. Dilihat dari tujuannya. Tujuan dakwah dan pendidikan memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama mengubah sikap mental manusia, perubahan kognitif, afektif dan psikomotor dengan cara diberikan motivasi, dan materi-materi agar orang tersebut mau melaksanakan ajaran Islam, sehingga ia dapat melaksanakan fungsi kekhalifahannya dalam rangka beribadah kepada Allah. Tetapi dalam pendidikan terdapat tujuan yang bertingkat, yaitu rumusan tujuan bersifat universal, nasional, institusional, kurikuler, mata pelajaran, pokok bahasan, dan tujuan sub pokok bahasan.
  4. Dilihat dari segi metodenya. Dakwah dan pendidikan memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya dalam berdakwah metode yang digunakan dengan tiga cara, yaitu hikmah, mau’idzah hasanah dan mujadalah (Q.S. al Nahl : 125). Sedangkan metode dalam pendidikan, disamping yang tiga tersebut masih banyak lagi variasinya, seperti ceramah, diskusi, keteladanan,, kisah, sosio drama, simulasi, problem solving, karyawisata, drill dan sebagainya.

Berdasarkan deskripsi di atas, maka perlu adanya kerja sama yang solid antara kegiatan dakwah dengan pendidikan. Dakwah harus memotivasi masyarakat agar mau meningkatkan kualitas dirinya dengan cara meningkatkan kemampuannya melalui pendidikan. Demikian pula pendidikanpun harus memotivasi masyarakat agar mau melakukan dakwah dan mengamalkan ajaran amar ma’ruf nahi munkar. Wallahu a’lam

[1] Imam Musthafa al Maraghi, Tafsir al Maraghiy, (Beirut: Dar al Fikr, tp,th), hal,21

[2] Al Raghib al Asfahani, Mu’jam Alfadz al Qur’an, (Beirut: Dar al Fikr, tp. Th.). hal.343

[3] Al Ustadz al Imam al Sayikh Muhammad Abduh, Tafsir Al Manar, Juz. IV, (Mesir: tp.,pn.,tp.th.), hal 26

[4]Lihat. Abu ‘Ala al Maududi, Pokok-pokok Pandangan Hidup  Muslim, (terj.) Osman Raliby dari judul asli Islam Way of life, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967), hal.32

[5] Anwar Masy’ari, Studi Tentang Ilmu Dakwah, (Surabaya: Bina Ilmu, 1981), cet. I, hal. 38

[6] Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al Ayat  al Tarbawi, (Jakarta: Raja Grapindo, 2002) hal. 179-181

[7] D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Ma’arif, 1982) hal. 80

[8] I. Suyuthi Pulungan, Universalisme Islam, (Jakarta: Moyo Segoro Agung, 2002) cet. I, hal. 110

[9] Abuddin Nata,. 0p. cit., hal. 171 – 186

Daftar Pustaka

Imam Musthafa al Maraghi, Tafsir al Maraghiy, (Beirut: Dar al Fikr, tp,th)

Al Raghib al Asfahani, Mu’jam Alfadz al Qur’an, (Beirut: Dar al Fikr, tp. Th.)

Al Ustadz al Imam al Sayikh Muhammad Abduh, Tafsir Al Manar, Juz. IV, (Mesir: tp.,pn.,tp.th.)

Abu ‘Ala al Maududi, Pokok-pokok Pandangan Hidup  Muslim, (terj.) Osman Raliby dari judul asli Islam Way of life, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967)

Anwar Masy’ari, Studi Tentang Ilmu Dakwah, (Surabaya: Bina Ilmu, 1981)

Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al Ayat  al Tarbawi, (Jakarta: Raja Grapindo, 2002)

D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Ma’arif, 1982)

I. Suyuthi Pulungan, Universalisme Islam, (Jakarta: Moyo Segoro Agung, 2002)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA