Bagaimana gambaran keadaan pada hari kiamat sesuai isi kandungan surat Al Qoriah?

Karena sangat sulit mengetahui hakikat al-qari'ah, maka dalam ayat ini Allah menjelaskan waktu kedatangannya. Ketika itu, keadaan manusia bagaikan laron yang beterbangan di sekeliling lampu pada malam hari. Penyerupaan ini adalah untuk menggambarkan keadaan manusia yang kebingungan dan tidak menentu arah tujuannya. Manusia pada hari yang dahsyat itu bertebaran di mana-mana, bingung, dan tidak tahu ke mana akan dituju, apa yang akan dikerjakan, dan untuk apa mereka dikumpulkan di sana. Kondisi ini tidak ubahnya seperti anai-anai yang tidak berketentuan arahnya. Dalam ayat lain, Allah berfirman:

Seakan-akan mereka belalang yang beterbangan. (al-Qamar/54 : 7)

1. Al-Fatihah2. Al-Baqarah3. Ali 'Imran4. An-Nisa5. Al-Maidah6. Al-An’am7. Al-A’raf8. Al-Anfal9. At-Taubah10. Yunus11. Hud12. Yusuf13. Ar-Ra’d14. Ibrahim15. Al-Hijr16. An-Nahl17. Al-Isra18. Al-Kahf19. Maryam20. Taha21. Al-Anbiya22. Al-Hajj23. Al-Mu’minun24. An-Nur25. Al-Furqan26. Asy-Syu'ara'27. An-Naml28. Al-Qasas29. Al-'Ankabut30. Ar-Rum31. Luqman32. As-Sajdah33. Al-Ahzab34. Saba35. Fatir36. Yasin37. As-Saffat38. Sad39. Az-Zumar40. Ghafir41. Fussilat42. Asy-Syura43. Az-Zukhruf44. Ad-Dukhan45. Al-Jatsiya46. Al-Ahqaf47. Muhammad48. Al-Fath49. Al-Hujurat50. Qaf51. Az-Zariyat52. At-Tur53. An-Najm54. Al-Qamar55. Ar-Rahman56. Al-Waqiah57. Al-Hadid58. Al-Mujadilah59. Al-Hasyr60. Al-Mumtahanah61. As-Saff62. Al-Jumu'ah63. Al-Munafiqun64. At-Taghabun65. At-Talaq66. At-Tahrim67. Al-Mulk68. Al-Qalam69. Al-Haqqah70. Al-Ma'arij71. Nuh72. Al-Jinn73. Al-Muzammil74. Al-Muddassir75. Al-Qiyamah76. Al-Insan77. Al-Mursalat78. An-Naba'79. An-Nazi'at80. 'Abasa81. At-Takwir82. Al-Infitar83. Al-Mutaffifin84. Al-Insyiqaq85. Al-Buruj86. At-Tariq87. Al-A'la88. Al-Ghasyiyah89. Al-Fajr90. Al-Balad91. Asy-Syams92. Al-Lail93. Ad-Duha94. Al-Insyirah95. At-Tin96. Al-'Alaq97. Al-Qadr98. Al-Bayyinah99. Az-Zalzalah100. Al-Adiyat101. Al-Qari'ah102. At-Takatsur103. Al-'Asr104. Al-Humazah105. Al-Fil106. Quraisy107. Al-Ma'un108. Al-Kautsar109. Al-Kafirun110. An-Nasr111. Al-Lahab112. Al-Ikhlas113. Al-Falaq114. An-Nas

1234567891011

1234567891011

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

BincangSyariah.Com – Banyak sekali ayat al-Quran yang menggambarkan kondisi hari kiamat. Bahkan, tidak sedikit surah yang mengkhususkan pembahasan tersebut. Di antaranya Q.S Al-Qori’ah yang termasuk ke dalam surah Makkiyyah. Ada perbeedaan pendapat mengenai jumlah ayatnya, ada yang menyebut 8 ayat (ulama Syam dan Basrah), 10 ayat (ulama Makkah dan Madinah), dan 11 ayat (ulama Kuffah).

Allah berfirman dalam Q.S Al-Qori’ah ayat 1-5:

الْقَارِعَةُ (۱)  مَا الْقَارِعَةُ (۲)  وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ (۳)  يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ (۴)  وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ (۵)

(1) al-qāri’ah  (2) mal-qāri’ah (3) wa mā adrāka mal-qāri’ah (4) yauma yakụnun-nāsu kal-farāsyil-mabṡụṡ (5) wa takụnul-jibālu kal-‘ihnil-manfụsy

Artinya: “(1) Hari Kiamat, (2) apakah hari Kiamat itu? (3) Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? (4) Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, (5) dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”

Tema utama surah ini adalah hari kiamat, karenanya menurut al-Biqa’i surat ini dinamakan dengan al-Qari’ah (hari kiamat). Walaupun pembahasan surah ini dibagi menjadi dua, yaitu: menggambarkan hari kiamat, dan amal perbuatan manusia.

Syeikh ‘Athiyyah Muhammad Salim mengatakan: sesuatu yang memiliki banyak nama,ia adalah sesuatu yang dahsyat/besar. Seperti yang kita ketahui, banyak surah al-Quran yang berarti hari kiamat. Namun, nama-nama tersebut bukanlah sinonim. Karena setiap nama, mempunyai artinya masing-masing.

Dalam tafsir al-Misbah, Kata qari’ah berasal dari kata qara’a yang berarti mengetuk. Ini diibaratkan sebagai suara yang menggelegar dari kehancuran alam semesta yang mengetuk hati dan pikiran manusia. Sedangkan menurut al-Ragib al-Asfahani, qara’a berarti memukul suatu ketukan dengan sesuatu.

Semua pakar bahasa sepakat, kata qari’ah digunakan untuk menunjuk peristiwa yang besar dan mencekam, baik disertai suara yang keras maupun tidak. Dalam tafsir Jalalayn, pengulangan kata qari’ah dalam ayat ke-2, bertujuan untuk menambahkan ungkapan ketakutan yang mencekam.

Dalam ayat ketiga pun, terdapat pengulangan yang ditambah dengan redaksi ‘wa ma adraka’. Suatu kaidah dalam ‘ulum al-Qur’an mengatakan bahwa, suatu hal yang ditambah dengan redaksi tersebut memiliki makna yang sangat luar biasa, dan tidak terjangkau oleh akal manusia.

Menurut Quraish Shihab, Kata al-Farasy berarti belalang yang baru lahir. Ketika mereka terlahir, mereka saling menindih dan hilang arah. Dan dalam tafsir Jalalyn dijelaskan bahwa, manusia berada dalam kebingungan, karenanya mereka hendak berlari beriringan dengan semrawut. Hal tersebut berlangsung sampai mereka dipanggil untuk menjalani penimbangan amal mereka.

Kata al-‘ihn diartikan dengan bulu, pada ayat  itu gunung-gunung diumpamakan dengan bulu yang dapat berhamburan dengan mudahnya terbawa angin. Hamka menjelaskan dalam tafsir al-Azhar, gunung ketika itu sudah tidak berfungsi lagi sebagai tiangnya bumi. Letusan pun terjadi di setiap gunung, diiringi dengan gempa yang dahsyat. Lahar yang panas pun bergejolak, mengalir seperti bulu yang berhamburan.

Itulah gambaran yang sangat dahsyat tentang hari kiamat. Tentang manusia yang sangat kacau, dan bencana alam yang terjadi dimana-mana. Menandakan, tidak ada tempat yang aman untuk berdiam diri lagi ketika hari kiamat terjadi. Semoga hal tersebut menjadi pengingat kita untuk senantiasa mengerjakan amal yang baik. Wallahu a’lam bi ash-showab.

Tabik

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

3 dari 4 halaman

© Freepik

Ayat 1-3 ini berisi pemberitahuan akan datangnya hari kiamat, dan pertanyaan apakah hari kiamat itu.  Pertanyaan bukan berarti ketidaktahuan Allah Swt melainkan untuk menarik perhatian siapa saja yang mendengarkan.

Ayat 4-5

Ayat 4-5 menjelaskan peristiwa yang terjadi pada hari kiamat keadaan manusia sangat panik, ketakutan dan kebingung. Mereka berlarian tak tentu arah sehingga mereka digambarkan seperti anai-anai yang bertebaran. Di antara para mufassir ada yang menjelaskan makna anai-anai adalah laron-laron yaitu binatang yang terbang tak tentu arah, ia hanya terbang apakah ia akan selamat tau celaka. Ada yang memaknai anai-anai dengan binatang atau serangga kecil yang  sering bertebarang mengelilingi lampu.

Sedangkan gunung-gunung digambarkan seperti bulu yang berhamburan. Gunung adalah sesuatu yang bermateri berat dan bulu adalah sesuatu yang sangat ringan. Bisa dibayangkan kedahsyatan kiamat pada saat itu sehingga gunung diibaratkan seperti bulu yang dihambur-hamburkan sehingga menjadikan manusia menjadi kebingungan.

Kita biasa memikirkan, ada satu gunung berapi mengalami erupsi, sudah menjadikan manusia kebingungan, mencari perlindungan dan tempat yuang aman, mereka mengungsi dan meninggalkan harta bendanya. Apa lagi ketika gunung-gunung berapai semua berhamburan, mengeluarkan llahar panas tentu akan menjadikan situasi yang tidak menentu.

Ayat 6-9

Ayat 6-9 menjelaskan adanya dua golongan manusia, yaitu golongan orang-orang yang mempunyai timbangan kebaikannya lebih berat dan orang-orang yang mempunyai timbangan kebaikannya ringan. Setelah hari kiamat ada yang disebut dengan yaumul ba’ast yang artinya hari dibangkitkannya manusia dari kubur.

(ba’ast = bangkit) sedangkan yaumul mahsyar yaitu dikumpulkannya manusia di padang mahsyar setelah itu manusia menerima catatan amalnya selama di dunia. Dengan catatan amal itu manusia dihisab (dihitung) dan dimizan (ditimbang) semua amalnya.

Hal tersebut dinamakan yaumul hisab. Setelah itu manusia mendapatkan reward dan punishment atas seluruh perbuatannya di dunia pada saat yaumul jaza’ (jaza’=pahala) orang yang memiliki timbangan amal kebaikan yang banyak akan mendapatkan kehormatan dengan dimasukkannya ke dalam kehidupan yang memuaskan (surga). Dan kebalikannya orang yang memiliki timbangan amal kebaikan yang sedikit akan dimasukkan Allah Swt ke dalam Neraka Hawiyah.

Ayat 10-11

Ayat 10-11 menjelaskan tentang neraka Hawiyah. Hawiyah artinya yang turun. Maka orang yang memiliki amal kebaikan yang sedikit akan dimasukkan Allah Swt ke dalam neraka Hawiyah. Apakah dan bagaimanakah neraka hawiyah itu? Adalah api yang panas. Api yang panas, (bergejolak).

Ilustrasi terjemahan surat Al Qariah. Sumber: Unsplash

Al Qariah merupakan surat Makkiyah yang terdiri dari 11 ayat pendek. Mengutip dari Al Qur’an dan Terjemahannya, Soenarjo (1971: 1093), terjemahan surah Al qariah ialah hari kiamat. Itu sebabnya surat pendek ke-101 dalam alquran tersebut mengandung gambaran tentang kejadian di hari kiamat.

Melalui terjemahan surah Al Qariah, Allah SWT telah menerangkan bahwasanya di hari kiamat nanti umat manusia akan bertebaran, kemudian gunung-gunung juga akan berhamburan seperti halnya bulu yang beterbangan.

Bacaan dan Terjemahan Surat Al Qariah tentang Hari Kiamat

Agar semakin memahami kandungan isi surat Al Qariah tersebut, maka simaklah bacaan serta terjemahan surah Al Qariah berikut ini:

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْقَارِعَةُ ۗ

Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ

yauma yakụnun-nāsu kal-farāsyil-mabṡụṡ

Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,

وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ

wa takụnul-jibālu kal-'ihnil-manfụsy

dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهٗۙ

fa ammā man ṡaqulat mawāzīnuh

Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۗ

fa huwa fī 'īsyatir rāḍiyah

maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).

وَاَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗۙ

wa ammā man khaffat mawāzīnuh

Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا هِيَهْۗ

Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

(Yaitu) api yang sangat panas.

Selain memberikan gambaran tentang hari kiamat, terjemahan surah Al Qariah juga berisi pengingat bagi umat muslim bahwasanya setelah tiba hari kiamat tersebut seluruh manusia akan menghadapi hari penimbangan amal kebaikan dan keburukan. Jika timbangan keburukannya jauh lebih besar, maka umat manusia akan mendapatkan balasan berupa siksa api neraka. Karena itu, selama kita masih diberi kesempatan hidup di dunia seperti sekarang, maka manfaatkanlah waktu sebaik mungkin untuk memperbanyak ibadah dan berbuat kebaikan untuk bekal kehidupan akhirat nanti. (HAI)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA