Bagaimana cara meneladani Nabi dan rasul dalam kehidupan sehari hari sebagai seorang pelajar Sebutkan minimal 5?

Kelahiran Nabi Muhammad SAW membawa dunia ke kehidupan yang baru. Beliau adalah rahmat bagi seluruh semesta. Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang mulia yang dijadikan teladan bagi umat muslim semua. Nah, meneladani sifat Rasulullah merupakan salah satu bentuk dari kasih sayang kita terhadapnya. Bagaimana menerapkannya? Kita bisa menjalankan sunnah dan perintah Rasul di dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga dapat mencontoh kasih sayang sahabat-sahabat Rasul, seperti misalnya pamannya Hamzah yang rela berkorban untuk melindungi Rasul di perang Uhud, atau bilal yang gembira akan bertemu Rasul disaat hari kematiannya.

Dalam surat al-ahzab ayat 21, Allah SWT berfirman bahwa sudah ada suri tauladan dalam diri Nabi Muhammad SAW yang patut kita teladani. Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan utusan Allah yang pastinya sudah diberikan bekal, yaitu kemuliaan. Sifat Rasulullah yang mulia ini juga dapat kita teladani.

Ada 4 sifat mulia Rasul yang patut kita contoh, yaitu:

Shidiq (jujur)

Jujur dalam perkataan dan perbuatan. Dalam pandemi ini, kita dapat menerapkannya di saat pembelajaran online. Contohnya, mengerjakan tugas-tugas sekolah dan ujian dengan jujur. Atau jujur terhadap orangtua (dan orang lainnya).

Amanah (dapat dipercaya)

Rasulullah biasa dipercaya untuk menyelesaikan masalah orang satu dengan orang lain, karena semua orang percaya terhadap Rasul. Rasulullah pastinya mengerjakan apa yang dipercayakan oleh beliau dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, kita bila diberikan kepercayaan terhadap orangtua, teman, ataupun guru untuk mengerjakan sesuatu (misal menjadi ketua osis atau apapun itu) harus mengerjakan dengan sugguh-sungguh. Janganlah menghianati kepercayaan dari orang yang sudah mempercayai kita.

Tabligh (menyampaikan)

Rasul mendapat wahyu dari Allah SWT yang nantinya akan diberitahukan ke kaumnya. Rasul selalu memberitahu wahyu Allah SWT dengan detail dan tepat. Nah, kita dapat meneladani sifat ini dengan menyampaikan persis seperti apa yang di dengar dari orang yang memberitahu kita. Jangan pernah menambah-nambahkan atau bahkan menyembunyikannya.

Fatanah (cerdas)

Allah SWT sudah membekali Rasul dengan kecerdasan karena risalah beliau yang berat. Rasulullah pasti bisa menyelasaikan suatu masalah dengan bijaksana. Oleh karena itu, kita sebagai umat islam harus menuntun ilmu agar menjadi cerdas. Nah, dengan cerdas kita dapat membantu banyak orang, dan membantu diri sendiri. Misal, kita menjadi susah untuk ditipu, dapat menyelesaikan masalah dengan baik, dapat menyampaikan suatu dakwah, dan memberikan solusi dari suatu masalah.

Diluar 4 sifat mulia diatas, Rasul juga mempunyai sifat mulia lainnya. Nabi Muhammad SAW jauh dari maksiat. Walau beliau merupakan manusia biasa yang pernah lupa, namun Allah SWT pasti memberitahu Rasul, yang nantinya Rasul pasti akan melaksanakannya. Beliau juga dikenal sebagai Al-amin (orang yang dipercaya) oleh orang Mekkah, bahkan diusianya yang begitu muda.

Walau kita tidak bisa benar-benar menjadi seperti Nabi Muhammad SAW, namun kita bisa berusaha sebaik-baiknya untuk meneladani sifat-sifat beliau. Kebaikan tersebut akan berrpengaruh baik bagi masa depan kita.

Ditulis oleh Shofiya Nashita Arundati Kelas 9B, dalam acara Bina Pribadi Islami (BPI) SMPIT Abu Bakar Fullday School.

Sebagai muslim, tentu kita harus meneladani pribadi pilihan Allah SWT yang terbaik yaitu Rasulullah SAW. Dalam diri beliau, terdapat banyak pelajaran hidup yang membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Kita gak bisa menutup mata bahwa beragam godaan di era milenial ini seringkali menjauhkan seorang muslim dari sifat-sifat yang diajarkan Rasulullah SAW. Untuk itu, yuk kita resapi kembali apa saja yang perlu ditiru dari sifat-sifat Rasulullah SAW untuk menjadi muslim tangguh.

1. Selalu merasa takut pada Allah SWT (Khasyyah)

instagram.com/hanan_attaki

Khasyyah adalah salah satu dari beberapa sifat yang bisa menempatkanmu pada derajat tinggi di sisi Allah SWT. Inilah salah satu syarat yang menunjukkan kesungguhan iman seorang hamba.

Saat kita merasa takut, maka kita gak akan sembrono berucap karena ada Allah yang Maha Mendengar. Segala perbuatan juga bakal terhindar dari maksiat saat hati merasa takut pada Allah SWT yang senantiasa mengawasi.

2. Rendah diri di hadapan Allah SWT (Khusyu')

instagram.com/hanan_attaki

Seseorang yang punya sikap khusyu'  akan selalu tunduk dan pasrah pada setiap ketentuan dari Allah SWT. Sepelik apa pun persoalan hidup, akan selalu dihadapi dengan sikap tenang dan wajah teduh. 

Hati yang merendah pada Allah SWT, seharusnya membuatmu berserah diri sepenuhnya dalam rasa ikhlas. Inilah yang membuatmu jadi muslim yang tangguh.

3. Tidak sombong pada siapa pun (Tawadhu)

instagram.com/hanan_attaki

Muslim yang tangguh justru dialah yang menghormati semua lapisan baik kaya atau miskin, tau atau pun muda. Gak ada rasa sombong meski banyak kelebihan yang dia punya. Biar pun nasehat itu datangnya dari anak kecil atau yang lebih muda, selama itu baik tetap diterima dengan rendah hati.

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu."  (QS. Asy Syu'ara:215)

Baca Juga: 6 Amal Ibadah Rasulullah SAW di Bulan Ramadan yang Patut Ditiru

4. Punya akhlak yang bagus (Khusnul khuluq)

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya."  (HR. Ahmad)

Bahkan Rasulullah SAW sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak. Ketakwaan kita gak hanya diukur dari banyaknya ibadah kepada Allah SWT, tapi juga bagaimana interaksi kita pada sesama (hablumminannas). 

Sekalipun kita rajin ibadah, tapi kalau lisan selalu menyakiti hati orang lain, maka pupuslah amal ibadah itu akibat akhlak yang buruk. Akhlak mulia adalah amalan yang wajib, bahkan penyempurna iman seseorang.

5. Hidupnya gak hanya berorientasi pada dunia (Zuhud)

Kenikmatan dunia jangan sampai membuat kita lalai pada kehidupan akhirat. Caranya, kita harus meniatkan segala aktifitas positif karena Allah semata. Jadikan lelah kita hanya Lillah, yaitu demi mengharap ridaNya. Gak perlu deh yang namanya sanjungan atau pujian manusia bagi orang yang zuhud.

Sikap seorang yang zuhud saat tertimpa musibah adalah lebih mengharap pahala dari musibah itu daripada kembalinya harta benda dunia yang hilang.

Ulama salaf, diantaranya Wahib bin Al Warod mengatakan, “Zuhud terhadap dunia adalah seseorang tidak berputus asa terhadap sesuatu yang luput darinya dan tidak begitu berbangga dengan nikmat yang ia peroleh." 

Itulah 5 sifat Rasulullah SAW yang harus kita teladani sebagai umatnya. Mumpung bulan Ramadan, yuk berlomba-lomba perbaiki kualitas diri!

Baca Juga: 8 Sajian Berbuka Menyehatkan ala Rasulullah yang Bisa Kamu Tiru

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK.COM

Ilustrasi

KOMPAS.com - Bagi keluarga muslim, tentu berharap anaknya tumbuh dan berakhlak mulia. Tak hanya itu, setiap anak juga harus bisa mencontoh perilaku Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-harinya.

Ini adalah salah satu wujud bahwa kita mencintai dan menghormati Rasul Allah. Dimulai sejak usia dini supaya perilaku tersebut terbawa saat usia remaja sampai tua.

Tentunya, sikap terpuji Rasulullah SAW sangat banyak. Setiap perilakunya sehari-sehari memiliki suri teladan yang mesti dicontoh. Perkataan dan perbuatan Rasulullah merupakan budi pekerti yang baik.

Baca juga: Pendidikan Karakter lewat Kisah 75 Orang Pemberani dari Nusantara

Dari sikap terpuji Rasulullah, ada 4 sifat yang harus kita ajarkan kepada anak-anak kita sejak dini. Terlebih pada bulan suci Ramadhan ini, anak harus dibekali budi pekerti yang baik.

Merangkum laman resmi Sahabat Keluarga Kemdikbud RI, ini 4 sifat Rasulullah yang harus diajarkan pada anak sejak usia dini:

1. Shiddiq (jujur)

Jujur adalah sikap menyatakan sesuatu sesuai dengan fakta. Kejujuran Rasulullah SAW sangat terkenal, tidak hanya diakui teman dekatnya, bahkan diakui oleh musuhnya.

Anak-anak juga harus punya sikap jujur. Dalam situasi apapun, sifat kejujuran harus dimiliki. Tanda anak hebat adalah jujur.

Sebagai contoh, seorang anak-anak, sebut saja namanya Budi ditanya oleh guru. "Kamu tadi pagi salat Subuh atau tidak?" Budi menjawab dengan berbohong, "Iya Bu, saya salat Subuh tadi pagi" Ibu guru melanjutkan, "Jam berapa kamu salat?" Budi berbohong lagi, "Jam 05.00 Bu"

Ibu guru bertanya lagi, "Salat sama siapa kamu?" Budi terpaksa berbohong lagi, "Sama mama, papa, dan adek, Bu" Hanya karena berbohong sekali, Budi terpaksa berbohong lagi dan lagi karena guru terus bertanya.

Jadi kita tidak boleh berbohong karena berbohong sekali pun dapat menimbulkan kebohongan-kebohongan yang lain dan menyebabkan kita mendapatkan banyak dosa.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA