Apakah teks tersebut termasuk teks debat mengapa demikian mas dayat

tirto.id - Contoh kalimat fakta dan opini serta ciri-cirinya perlu diketahui untuk memahami lebih dalam tentang pengertian dan perbedaan dua kalimat tersebut.

Kalimat fakta dan opini biasanya terdapat dalam teks editorial. Berdasarkan pengertiannya, teks editorial adalah sebuah artikel dalam surat kabar yang berisi pendapat atau pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa yang aktual atau yang sedang menjadi perbincangan hangat.

Isu di dalam teks editorial bisa berupa masalah politik, sosial, maupun persoalan ekonomi yang berkaitan dengan politik. Contoh: kenaikan BBM, perombakan kabinet, kebijakan impor dan lain-lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Sementara opini adalah pendapat; pikiran; pendirian.

Sri Sutarni dan Sukardi dalam buku Bahasa Indonesia 2 SMA Kelas XII (2008) menuliskan, suatu editorial pada umumnya mengandung dua jenis pernyataan penulis, yakni pernyataan berisi fakta dan pernyataan berisi opini. Informasi yang disampaikan berdasarkan fakta disebut informasi faktual. Sedangkan opini adalah pendapat, pemikiran atau pendirian.

Suatu fakta di dalam teks editorial diuraikan dalam kalimat berisi data autentik yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan. Sedangkan opini diuraikan dalam bentuk pendapat, saran atau ramalan penulis terhadap peristiwa atau permasalahan yang sedang dibahas.


Contoh kalimat fakta

  • Buktinya bisa kita lihat dari pelaku kasus-kasus korupsi yang ditangkap oleh KPK dari daerah.
  • Kemudian, KPK juga sedang menyelidiki kasus alih fungsi hutan menjadi kawasan perkotaan dan pelabuhan di dua provinsi.
  • Selain itu, KPK juga melakukan investigasi terhadap beberapa proyek pembangunan di Indonesia.

Contoh kalimat opini

  • Perlawanan terhadap korupsi memang menuntut KPK harus lebih intens dalam bekerja keras.
  • Pembukaan kantor KPK di daerah akan memudahkan memonitor pergerakan kasus korupsi.
  • Beberapa kasus penyelewengan uang negara memang meningkat frekuensi dan besarannya di daerah.

Perbedaan kalimat fakta dan kalimat opini

Kalimat fakta dan kalimat opini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan itu bisa dilihat pada poin-poin berikut ini seperti dilansir dari buku Bahasa Indonesia 3 SMA Kelas XII oleh Sri Sutarni dan Sukardi.

Kalimat fakta

  • Berisi uraian tentang peristiwa yang sedang terjadi.
  • Berisi jawaban atas pertanyaan: apa, siapa, di mana, kapan atau berapa.
  • Bersifat objektif dan dilengkapi data berupa keterangan atau angka yang menggambarkan peristiwa.
  • Mengandung aspek perfektif atau duratif, yaitu menunjukkan peristiwa telah terjadi (lampau) atau sedang terjadi.

Contoh kalimat fakta

  • Pemprov Jateng mendapat proyek peningkatan jalan dari dana APBN sebesar Rp20 miliar.
  • Bank dunia memberikan bantuan sebesar Rp240 miliar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas jalan di ruas jalan Semarang Kota, jalan Kaligawe, dan lingkar Demak.

Kalimat opini

  • Berisi tanggapan terhadap peristiwa yang sedang terjadi.
  • Berisi jawaban atas pertanyaan: mengapa, bagaimana, atau lalu apa.
  • Bersifat subjektif dan dilengkapi uraian tentang pendapat, saran, atau ramalan tentang sebab dan akibat terjadinya peristiwa.
  • Mengandung aspek futuratif, yaitu menunjukkan peristiwa belum atau akan terjadi pada masa yang akan datang.

Contoh kalimat opini

  • Kerusakan infrastruktur, terutama jalan di jalur Pantura Jawa Tengah akan segera diperbaiki pada pertengahan Maret 2008.
  • Menurut Endro Suyitno, kerusakan jalan itu bukan hanya akibat kelebihan beban kendaraan yang melintas, tetapi juga ditengarai akibat penurunan permukaan jalan.

KOMPAS.com - Kita perlu belajar sejarah untuk menghindari mengulang kesalahan di masa lampau.

Untuk mempelajari sejarah, biasanya kita membaca cerita-cerita yang memuat peristiwa di masa lampau.

Nah, cerita-cerita tentang masa lalu itu disebut sebagai teks cerita sejarah. Tahukah kamu bagaimana cara menulis teks cerita sejarah?

Simak penjelasannya seperti dikutip dari Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan (2017)!

Pengertian teks cerita sejarah

Teks cerita sejarah adalah teks yang memuat penjelasan peristiwa di masa lalu. Teks cerita sejarah biasanya menceritakan:

  • Peristiwa bersejarah yang memiliki dampak besar
  • Latar belakang terjadinya peristiwa besar
  • Asal-usul hal yang memiliki nilai sejarah
  • Perkembangan sejarah suatu hal

Baca juga: Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah merangkum peristiwa dengan bahasa yang mudah dipahami, seperti sedang membaca sebuah cerita.

Lewat teks cerita sejarah, catatan peristiwa dan manuskrip sejarah dikemas menjadi tulisan populer.

Teks cerita sejarah bisa kita temukan di buku, ensiklopedia, majalah, internet, surat kabar, dan tulisan-tulisan di museum.

KOMPAS.com/Masriadi Sambo Salah satu bagian buku Sejarah Aceh yang menampilkan cerita tentang Pulau Sumatera

Struktur teks cerita sejarah

Orientasi memberi informasi mengenai peristiwa atau hal yang ingin diangkat dalam teks. Orientasi berfungsi sebagai pendahuluan. Bagian ini mengantarkan pembaca mengetahui peristiwa sejarah sebelum masuk ke detilnya.

Pada tahap ini, tulisan memuat urutan peristiwa sejarah. Bagian ini memuat informasi inti dari tulisan.

Rangkaian kejadian harus ditulis dengan urut. Ini agar tulisan tidak membingungkan.

Baca juga: Struktur Teks Cerita Sejarah

Reorientasi adalah penutup dari teks cerita sejarah. Reorientasi bertujuan menghadirkan kembali peristiwa sejarah pada masa kini.

Bagian ini menekankan pentingnya peristiwa sejarah itu, atau penyelesaiannya kini. Kendati demikian, reorientasi bisa saja digunakan, bisa juga tidak.

Kaidah kebahasaan teks cerita sejarah

  • Menggunakan bentuk lampau

Misalnya, "Pada masa Demokrasi Terpimpin yakni dari 1959 hingga 1966, kondisi politik dan perekonomian Indonesia sangat kacau."

  • Menggunakan konjungsi pengurut

Untuk menyambungkan antara satu peristiwa dan peristiwa yang lain, gunakan konjungsi atau kata hubung.

Beberapa konjungsi yang umum digunakan dalam teks cerita sejarah yakni dan, tetapi, kemudian, dan lain-lain.

  • Menggunakan keterangan dan frasa adverbial

Adverbial atau keterangan digunakan untuk mengungkapkan waktu dan cara. Adverbial untuk mengungkapkan waktu contohnya dahulu, kemarin, Pada abad lalu, dan sebagainya.

Sementara adverbial untuk mengungkapkan cara contohnya, "dengan cepat", "dengan hati-hati", dan sebagainya.

Baca juga: Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

  • Menggunakan kata kerja yang menyatakan tindakan

Kata kerja digunakan untuk menjelaskan peristiwa dan tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang terlibat dalam cerita sejarah.

Kata kerja yang kerap ditemukan dalam teks cerita sejarah contohnya pergi, berperang, melawan, menyerang, menemukan, menghasilkan, datang, menceritakan, memerintah, dan sebagainya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber gambar, Antara/Oky Lukmansyah

Keterangan gambar,

Empat orang keluarga lansia berada di rumahnya di Desa Tarub, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (17/07).

Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, tingkat kemiskinan Indonesia kurang dari 10% setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa angka kemiskinan Indonesia adalah 9,82%.

"Untuk pertama kalinya persentase penduduk miskin berada di dalam satu digit," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di kantornya.

Kalimat ini disuarakan kembali Menteri Keuangan Sri Mulyani saat berbicara kepada wartawan seperti dikutip dari Kompas, 17 Juli 2018.

"For the first time in the history of Indonesia tingkat kemiskinan di bawah 10%," ujar mantan pejabat Bank Dunia itu.

Menurut data BPS, jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2018 adalah 25,95 juta orang, semakin sedikit dari jumlah warga miskin pada September 2017, yaitu 26,58 juta orang.

Tren penurunan ini mendapat banyak sambutan dari warganet, yang memuji keberhasilan pemerintahan Presiden Jokowi.

Tak sedikit juga yang mengkritik.

Namun, apa sebenarnya arti kemiskinan 9,82%?

Angka rata-rata garis kemiskinan pada Maret 2018 adalah Rp401.220 per kapita per bulan.

BPS menjelaskan kemiskinan sebagai ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar, yang diukur dari pengeluaran.

Artinya, orang yang pengeluarannya di bawah angka rata-rata garis kemiskinan termasuk warga miskin.

Data BPS menunjukkan bahwa angka ini lebih tinggi dibanding pada 2017, yang pada semester pertama (Maret) berjumlah Rp361.496 dan Rp 370.910 pada semester kedua 2017.

Pada Maret 2017, provinsi dengan rata-rata garis kemiskinan tertinggi adalah Bangka Belitung dengan Rp602.942 dan yang terendah adalah Sulawesi Selatan dengan Rp274.434.

Angka ini menimbulkan kontroversi di media sosial. Beberapa warganet protes karena pengeluaran Rp500.000 tidak dianggap miskin.

"Garis kemiskinan Rp401.000 per bulan memang masih terlalu rendah, perlu dievaluasi lagi," kata peneliti di Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira.

Dia menjelaskan bahwa angka ini adalah pengeluaran per orang. Jadi, dalam keluarga yang terdiri atas empat orang misalnya, mereka dianggap miskin jika pengeluarannya kurang dari Rp1,6 juta per bulan.

BPS juga menjelaskan bahwa ketimpangan antara penduduk kaya dan miskin pun berkurang.

Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk diukur dengan angka rasio gini. Saat rasio gini semakin mendekati angka satu, artinya ketimpangan semakin besar. Ketika rasio gini semakin dekat ke angka nol, artinya sudah ada kesetaraan dalam pengeluaran penduduk.

Rasio gini pada Maret 2018 adalah 0,389. Angka ini turun dari rasio gini setahun lalu, Maret 2017 sebesar 0,391.

"Ketimpangan yang seolah-olah turun ini sebenarnya semu," kata Bhima.

Sumber gambar, Antara/SISWOWIDODO

Keterangan gambar,

Harga telur beberapa hari terakhir naik dari bisanya Rp17.000 menjadi Rp24.000per kilogram (harga di peternak).

Dia menjelaskan bahwa berdasarkan data BPS, ketimpangan turun karena pengeluaran 20% penduduk terkaya berkurang (dari 46,4% ke 46,09%).

Angka kemiskinan memang tidak berasal dari jumlah pemasukan, tapi dari pengeluaran.

"Diduga orang kaya Indonesia menahan belanja karena khawatir dengan ketidakpastian kondisi ekonomi makro," kata Bhima.

Sementara itu, pengeluaran masyarakat kelas bawah didorong oleh bantuan sosial dan bantuan beras yang jumlahnya naik secara signifikan.

Sementara, program infrastruktur belum banyak dirasakan hasilnya. "Ada yang sampai lima tahun," kata Bhima.

Meskipun persentase penduduk miskin di Indonesia mencapai rekor terendah dengan 9,82%, penyebarannya tidak merata.

Penduduk miskin yang tinggal di desa lebih banyak dari penduduk yang miskin kota.

Di Maluku dan Papua, 29,15% penduduk yang tinggal di desa masih miskin. Di kota, hanya 5,03% penduduk masuk kategori miskin.

Di Bali dan Nusa Tenggara, 17,77% penduduk desa masuk kategori miskin.

Daerah dengan persentase penduduk miskin terendah adalah di Kalimantan, 7,6% (di kota 4,33%)

Menurut Bhima, hal ini disebabkan karena usaha pemerataan yang dilakukan pemerintah melalui dana desa belum bekerja optimal karena birokrasi pencairan dana desa masih lambat.

"Pemberdayaan petani masih kurang, idealnya petani miskin diberi sertifikat lahan, kemudian bekerja sama dengan BUMN dan swasta untuk menyerap hasil pertanian yang lebih besar," kata Bhima.

Sumber gambar, Antara/Aprillio Akbar

Keterangan gambar,

Warga beraktivitas di Kampung Bandan, Jakarta, Selasa (17/7). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia pada Maret 2018 mencapai 25,95 juta orang atau berkurang 633,2 ribu orang dibandingkan kondisi September 2017.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertekad untuk terus menurunkan angka kemiskinan. "Jadi kita tidak berhenti di situ, ingin menurunkan lebih lanjut. Masalah pemerataan juga lebih bagus," kata Sri Mulyani.

Namun Bhima Yudhistira ragu dengan hal itu. Menurutnya, angka kemiskinan justru bisa naik seiring naiknya harga energi dan kebutuhan pokok, yang terpengaruh pelemahan kurs. Pasalnya, masyarakat miskin sensitif terhadap kenaikan harga pangan.

Menurut BPS, makanan yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan di kota dan desa adalah beras, rokok kretek filter, daging sapi, telur ayam ras, mi instan dan gula pasir.

Selain makanan, kebutuhan yang pengaruhnya besar adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi.

"Tantangan kemiskinan paling berat adalah soal stabilitas harga pangan dan energi," kata Bhima. Pasalnya, masyarakat miskin sensitif terhadap kenaikan harga pangan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA