Apakah teks tersebut termasuk teks debat? mengapa demikian? jawab:

Bacalah teks berikut!


Ketidakberdayaan Bahasa Indonesia dalam Interaksi Antarbahasa

Moderator: Selamat pagi. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas banyaknya kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia. Banyaknya pemakaian kosakata asing dalam bahasa Indonesia karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Saya persilakan kepada tim A, tim B, dan tim C untuk mengemukakan pendapatnya mengenai topik ini.

Tim A: Kami setuju bahwa kosakata bahasa asing masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peranan bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mengandalkan kosakata asing yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia. Penyerapan tersebut membuktikan bahwa ketergantungan bahasa Indonesia terhadap bahasa asing menjadikan bahasa Indonesia sulit berinteraksi antarbahasa tanpa bantuan kosakata asing. Masuknya kosakata bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia membuktikan bahwa semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dengan baik sehingga proses transfer ilmu pengetahuan berjalan dengan cepat. Kosakata serapan bahasa asing tersebut mempermudah kita dalam mempelajari, memahami, sekaligus berinteraksi dengan bangsa lain. Tanpa bantuan bahasa asing yang masuk kedalam bahasa Indonesia, bahasa Indonesia belum mampu menunjukkan eksistensinya dalam interaksi antarbahasa. Banyak kosakata serapan bahasa asing dalam bahasa Indonesia sehingga peran bahasa Indonesia masih diragukan. Banyak orang lebih familiar dengan kosakata serapan dari bahasa asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Dengan demikian, kami tetap setuju bahwa kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia membuktikan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.

Tim B: Kami tidak setuju bahwa banyaknya kosakata bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia disebabkan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Kosakata bahasa asing masuk ke dalam bahasa Indonesia hanya digunakan sebagai padanan kata. Padanan kata ini bagi sebagian orang lebih mudah dipahami. Namun, pada intinya dalam bahasa Indonesia, telah ada kosakata yang berkaitan dengan kosakata asing tersebut. Kata snack, misalnya, lebih sering kita dengar daripada padanan katanya dalam bahasa Indonesia makanan ringan. Dalam permasalahan ini, kosakata asing hanya sebagai variasi kata bagi sebagian kalangan. Bahasa Indonesia mampu berinteraksi dengan bahasa lain karena memiliki banyak variasi kosakata. Kosakata bahasa asing hanya digunakan dan dimengerti bagi kalangan tertentu saja. Namun, bahasa Indonesia dimengerti dan digunakan oleh hampir semua kalangan. Artinya meskipun banyak kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia. eksistensi bahasa Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan kosakata bahasa asing baik yang telah dibakukan maupun belum dibakukan ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mampu berinteraksi dengan bahasa lain tanpa bantuan dari kosakata bahasa asing. Masuknya kosakata bahasa asing bukan disebabkan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa, melainkan lebih kepada masyarakat yang ingin selalu merasa berpendidikan tinggi dan merasa terhormat jika menggunakan kosakata bahasa asing. Dengan demikian, tim kami tetap tidak setuju jika kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia menunjukkan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.

Tim C: Kami sebagai pihak netral menganggap bahwa kemampuan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa dapat diwujudkan jika porsi penggunaan bahasa Indonesia seimbang dengan kosakata bahasa asing. Apabila seseorang menggunakan bahasa asing yang telah dibakukan seperti kata atom, vitamin, dan unit, tentunya ini bukan merupakan masalah karena bahasa asing itu sudah menjadi padanan dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, apabila pengguna bahasa Indonesia menggunakan bahasa asing yang belum dibakukan, akan mengancam keberadaan bahasa Indonesia. Penggunaan kosakata asing dalam bahasa Indonesia tidak selalu diidentikkan dengan dampak negatif. Penggunaan kosakata asing juga mempunyai sisi positif yakni mempermudah kegiatan berkomunikasi. Namun, dengan adanya sosialisasi padanan bahasa Indonesia dari bahasa asing diharapkan kelak tidak lagi terdapat wacana bahwa kosakata bahasa asing lebih akrab di telinga para pengguna bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Indonesia.

Disadur dari: htlps://id.scribd.conrcloc/285837571/MATERI-DEBAT-BAHASA-INDONESIA, diunduh 10 Maret 2016

Setelah membaca teks tersebut, jawablah pertanyaan berikut!

Mengapa teks tersebut tergolong teks debat? 

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Melalui artikel ini, kamu akan belajar tentang teks debat meliputi pengertian, struktur, ciri-ciri, kaidah kebahasaan, hingga unsur-unsur debat. Penasaran? Yuk, baca sampai selesai!

--

Pernah nggak kamu menonton kegiatan debat, baik itu secara langsung maupun melalui televisi? Atau kamu sendiri pernah ikut lomba debat di sekolah? Menurut kamu, lebih seru nonton debat atau ikut debatnya langsung, nih?

Tentunya masing-masing memiliki keseruannya tersendiri, ya! Kalau lagi nonton debat, kita pasti jadi ikut deg-degan, kira-kira pihak mana ya, yang debatnya lebih bagus dan argumennya lebih oke?

Sementara itu, kalau kita ikut lomba debat, kita juga pasti akan deg-degan nih, kira-kira argumen yang disiapkan sudah bagus belum, ya? Kira-kira bisa lancar nggak ya, waktu menyampaikan argumen? Duh, bayanginnya aja udah seru nggak, sih!

Baca juga: Ciri-Ciri, Struktur, Contoh, dan Cara Membuat Teks Negosiasi

Eits, ngomongin soal debat, kamu udah tahu belum sih, apa yang dimaksud dengan debat? Debat merupakan pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing pihak. Dalam berdebat, masing-masing pihak diperkenankan untuk menambahkan informasi, bukti, dan data untuk mempertahankan pendapat.

Kenapa sih, harus ada debat? Salah satu tujuan diadakannya debat adalah untuk memperoleh sudut pandang baru yang bisa diterima oleh kedua belah pihak.

Meskipun begitu, tidak jarang debat berakhir dengan kedua pihak tetap berbeda pendapat dan berpegang pada pendapatnya masing-masing, tapi tentunya mereka tetap akan mendapatkan wawasan baru dengan mendengarkan argumen dari pihak lawan. Berbeda pendapat itu wajar, tapi ingat! Tetap hargai pihak lain yang berbeda pendapat dengan kamu, ya!

Nah, setelah mengetahui pengertian debat, sekarang mari kita bahas mengenai teks debat. Apa itu teks debat? 

Teks debat adalah teks yang disusun berdasarkan kegiatan debat yang berlangsung. Teks debat ini berisi argumen-argumen yang disampaikan oleh masing-masing pihak, lengkap dengan kesimpulan yang didapat ketika sesi debat berakhir.

Struktur Teks Debat

Teks debat disusun secara sistematis berdasarkan struktur teks debat. Struktur teks debat terdiri atas:

1. Pengenalan

Pertama, yaitu pengenalan. Pada bagian pengenalan, moderator menyampaikan salam pembuka dan memperkenalkan pihak atau tim yang akan berdebat. Moderator adalah pemimpin sidang, rapat, atau diskusi, yang bertindak sebagai pengarah dan penengah. Selain mengenalkan pihak yang berdebat, moderator juga menyampaikan mosi dari debat yang akan berlangsung.

2. Penyampaian Argumentasi

Kedua, yaitu penyampaian argumentasi. Penyampaian argumentasi disampaikan oleh pihak afirmasi, pihak oposisi, dan pihak netral/penengah (jika ada).

Pihak afirmasi adalah pihak yang mendukung mosi atau pro terhadap mosi. Pihak oposisi adalah pihak yang menentang mosi atau kontra terhadap mosi. Sedangkan Pihak netral/penengah adalah pihak yang bersikap netral dan berperan sebagai penengah dalam debat. Pihak netral ini bersifat opsional alias tidak harus ada dalam debat.

3. Debat

Ketiga, yaitu debat. Pada bagian ini, pihak afirmasi dan pihak oposisi saling memberikan sanggahan, lalu ditengahi oleh pihak netral. Jika pihak netral tidak ada, maka boleh ditengahi oleh moderator selaku pemimpin acara debat. Nah, bagian ini nih, yang merupakan bagian terseru dari keseluruhan acara debat!

4. Simpulan

Keempat, yaitu simpulan. Pada bagian ini, pihak afirmasi, pihak oposisi, dan pihak netral menyampaikan simpulan terkait mosi, pendapat, serta sanggahan dari tim lain.

5. Penutup

Kelima, yaitu penutup. Pada bagian ini, moderator memberikan simpulan secara kesuluruhan tanpa berpihak kepada pihak manapun, kemudian menutup kegiatan debat dengan salam.

Ciri-Ciri Debat

Debat sendiri memiliki ciri-ciri yang harus kamu ketahui, antara lain sebagai berikut:

1. Terdapat dua tim yang berdebat, yaitu tim afirmasi dan tim oposisi

2. Terdapat dua sudut pandang, yaitu pro dan kontra

3. Terdapat topik atau isu yang diperdebatkan

4. Terdapat argumentasi

5. Terdapat pihak penengah (opsional)

Kelima ciri tersebut harus ada pada setiap acara debat, kecuali nomor 5 karena bersifat opsional. Jadi, kalau kamu mau mengadakan latihan debat sendiri bersama teman-temanmu, jangan lupakan kelima ciri ini, ya!

Baca juga: Pengertian, Struktur, Kaidah Kebahasaan & Contoh Teks Diskusi

Kaidah Kebahasaan Teks Debat

Dalam menulis teks debat, kamu harus memperhatikan tata bahasa atau kaidah kebahasaan yang dimiliki teks debat sebagai berikut:

1. Menggunakan bahasa baku

Teks debat ditulis menggunakan bahasa baku atau bahasa yang sesuai dengan standar dan kaidah bahasa Indonesia.

2. Menggunakan kata denotatif

Teks debat ditulis menggunakan kata denotatif. Kata denotatif adalah kata yang bermakna sebenarnya.

Contoh:

Denotatif → Marilah kita menutup mata sambil berdoa.

Bukan denotatif → Pemerintah tidak boleh menutup mata atas kejadian yang melanda Indonesia saat ini.

Unsur-Unsur Debat

Unsur-unsur debat terdiri atas tiga hal, yakni mosi, tim debat, dan partisipan. Untuk lebih lengkapnya, coba kamu lihat gambar berikut!

1. Mosi

Unsur pertama yaitu mosi. Mosi adalah topik atau isu yang diangkat dalam debat. Mosi akan menentukan sikap dari masing-masing pihak atau tim yang berdebat, apakah akan pro terhadap mosi atau kontra terhadap mosi.

2. Tim Debat

Seperti yang tadi sudah dijelaskan, dalam debat umumnya terdapat tiga tim debat yaitu:

  • Tim afirmasi → tim pendukung mosi atau pro terhadap mosi
  • Tim oposisi → tim penentang mosi atau kontra terhadap mosi
  • Tim netral/penengah → tim yang netral dan berperan sebagai penengah (opsional)

Untuk tim netral/penengah tidak wajib ada dan perannya sebagai penengah dapat digantikan oleh moderator.

3. Partisipan

Selain tim debat, terdapat juga partisipan lainnya dalam debat yaitu:

  • Penonton atau juri → menilai tim yang berdebat
  • Moderator → memimpin jalannya debat
  • Notulen → mencatat jalannya debat dan hasil debat

Baca juga: Contoh Teks Eksposisi, Struktur, dan Kaidah Kebahasaannya

Sekarang, coba kerjain contoh soal yuk!

Contoh Soal

1. Perhatikan kutipan teks debat berikut ini.

Tim Oposisi : “Saya tidak setuju. Kosakata bahasa asing hanya digunakan dan dimengerti oleh kalangan tertentu saja. Namun, bahasa Indonesia  dimengerti dan digunakan hampir oleh  semua kalangan.”

Kutipan teks di atas termasuk dalam struktur teks debat, yaitu....

  1. pengenalan
  2. penutup
  3. penyampaian argumentasi
  4. debat
  5. pengantar

Jawaban : D

Pembahasan : Struktur teks debat, yaitu pengenalan, penyampaian argumentasi, debat, simpulan, dan penutup. Kutipan teks di atas termasuk dalam struktur teks bagian debat yang ditandai dengan sanggahan “saya tidak setuju”.

2. Berikut ini yang termasuk dalam struktur kebahasaan teks debat, kecuali….

  1. penutup
  2. pengenalan
  3. penawaran
  4. penyampaian argumentasi
  5. simpulan

Jawaban : C

Pembahasan : Penutup, pengenalan, penyampaian argumentasi, dan simpulan merupakan struktur teks debat, sedangkan penawaran bukan merupakan struktur teks debat. Jadi, jawaban yang tepat adalah C.

---

Itulah tadi pembahasan tentang teks debat, meliputi pengertian, struktur, ciri-ciri, kaidah kebahasaan, hingga unsur-unsur debat. Kamu sudah paham, belum? Kalau kamu merasa belum cukup memahami materi hanya dengan membacanya saja, kamu bisa mencari guru privat berkualitas di ruangles. Yuk, pilih sendiri gurumu!

Referensi:

Zabadi, Fairul dan Sutejo. (2015). Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Artikel ini pertama kali ditulis oleh Shabrina Alfari dan telah diperbarui pada 8 Maret 2022.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA