Apakah semboyan yang di terapkan Ki Hajar Dewantara?

Minggu, 2 Mei 2021 | 21:10 WIB
Oleh : Maria Fatima Bona / WM

Nadiem Makarim.

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, filosofi dari semboyan Ki Hajar Dewantara yang hingga kini melekat adalah Merdeka Belajar. Selain itu, semboyan dalam bahasa Jawa yakni ing ngarsa sung tulada (di depan, memberi teladan), ing madya mangun karsa (di tengah memberi bimbingangan), tut wuri handayani (dari belakang memberi dorongan) bisa digunakan sebagai analogi sekolah.

Nadiem menyebutkan, dalam menerjemahkan semboyan tersebut, sekolah- sekolah yang lebih maju, misalnya, sekolah penggerak menjadi pemimpin dan melihat menjadi teladan. Sedangkan sekolah- sekolah di tengah, mereka membimbing kelasnya mereka melakukan transformasi di dalam. Sementara, sekolah- sekolah yang masih di belakang diberikan dorongan dan mereka harus meminta ke dinas ke pemerintah untuk bantu meningkatkan kualitasnya.

“Jadi itu salah satu filsafat gotong royong, tapi ekosistemnya yang dikuatkan. Jadi menurut saya itu yang terpenting,” kata Nadiem saat berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam siniar atau podcast tentang Hari Pendidikan Nasional 2021, Minggu (2/5/2021).

Kendati demikian, Nadiem menyebutkan, sepakat dengan pendapat Presiden Jokowi bahwa kemerdekaan berpikir, kemerdekaan berkarya, kemerdekaan bertanya. Menurut Nadiem, hal tersebut menjadi impian dari Kemdikbudristek yang terjadi di kelas, sehingga anak-anak ini bisa merdeka dalam menjadi apapun yang sesuai dengan minat dan bakat mereka

Pada kesempatan sama, Nadiem juga mengatakan, sebelum adanya pandemi sebetulnya banyak sekali hal perlu diubah dalam pendidikan. Namun, dengan adanya pandemi ini menjadi semakin jelas hal-hal yang perlu diubah seperti kesenjangan digital, misalnya akses internet yang tidak merata, akses guru berkualitas yang tidak merata, penganggaran yang tidak memprioritaskan daerah 3T yaitu terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).

“Itu semua ketahuan semuanya, karena pandemi dan menjadi koreksi kita. Kita juga sudah melihat guru yang terpaksa belajar berbagai platform pendidikan,” ucap Nadiem.

Lanjut dia, hal tersebut tidak akan pernah terjadi jika tidak ada pandemi. Namun dengan pandemi ini jumlah guru yang belajar teknologi dan mereka mengakses seminar-seminar daring tingkat partisipasi sangat tinggi.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: BeritaSatu.com


Mengingat 3 semboyan Ki Hajar Dewantara, maka tak bisa lepas dari Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei. Tahukah smart readers, diperingatinya Hardiknas pada tanggal tersebut karena bertepatan dengan kelahiran Bapak Pendidikan?

Hayo siapa Bapak Pendidikan? Siapa lagi dong, kalau bukan Ki Hajar Dewantara dengan ketiga semboyannnya yang fenomenal.

Salah satu alasan mengapa Ki Hajar Dewantara dijuluki sebagai Bapak Pendidikan adalah karena Perguruan Nasional Taman Siswa yang didirikannya. Tak hanya itu, semua orang pada masa sebelum ataupun setelah kemerdekaan RI telah menjadi saksi perjuangan beliau. Oleh karenanya beliau juga diangkat sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.

Peringatan Hardiknas dilaksanakan setiap tahun yaitu pada tanggal 2 Mei sejak tahun 1959, berdasarkan Keputusan Presiden atau Keppres Nomor 316 Tahun 1959. Untuk mengenang perjuangan pahlawan pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, mari berkenalan dengan 3 semboyan yang dijunjung tinggi olehnya.

3 Semboyan Ki Hajar Dewantara dan Maknanya

Terdapat 3 semboyan Ki Hajar Dewantara yang hingga saat ini masih tetap melekat dan diterapkan di dunia pendidikan. Apa saja hayo, smart readers?

Yup, bener banget. Ada ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Lalu apa sih sebenarnya makna dari 3 semboyan tersebut? Cari tahu yuk!

Semboyan ini jika diuraikan satu persatu, terdiri dari empat kata;

  • ing yang berarti “di”,
  • ngarsa yang berarti “depan”,
  • sung berarti “jadi”,
  • tulada yang merupakan “contoh” atau “panutan”.

Kesimpulan yang bisa diambil dari semboyan Ki Hajar Dewantara yang pertama ini yaitu “yang berada di depan harus bisa menjadi contoh, teladan atau panutan.”

Makna dari semboyan Bapak Pendidikan yang pertama ini yaitu bahwasanya seorang guru, pengajar, atau pemimpin harus bisa memberikan contoh, teladan ataupun panutan kepada orang lain di sekitarnya saat ia berada di depan. Karena saat berada di depan, segala gerak-geriknya bisa terlihat oleh orang-orang di belakang.

Sudah sepatutnya siapapun yang berada di depan barisan atau di depan sebuah organisasi, harus memperhatikan perilaku karena akan dicontoh oleh orang-orang yang berposisi di belakangnya.

Semboyan ini juga bisa kita terapkan di dalam rumah. Sebagai orang tua ataupun seorang kakak, kita harus bisa menjadi teladan bagi anak ataupun adik-adik yang usianya lebih muda. Karena kita pasti dijadikan role model bagi mereka.

Ing Madya Mangun Karsa

Sama halnya dengan semboyan Ki Hajar Dewantara yang pertama, semboyan kedua ini apabila diuraikan satu persatu terdiri dari beberapa kata, yaitu;

  • Ing artinya “di”,
  • madya memiliki arti “tengah”,
  • mangun berarti “membangun” atau “memberikan”,
  • karsa memiliki arti “kemauan”, “semangat”, atau “niat”.

Jika keempat kata itu digabungkan, semboyan ing madya mangun karsa memiliki arti “yang posisinya berada di tengah, bertugas untuk memberi atau membangun semangat, niat, maupun kemauan.”

Semboyan kedua dari Ki Hajar Dewantara ini bermakna bahwa ketika guru atau pengajar berada di tengah-tengah orang lain maupun muridnya, guru harus bisa membangkitkan atau membangun niat, kemauan, dan semangat dalam diri orang lain di sekitarnya.

Hal ini juga bisa diterapkan dalam sebuah organisasi, komunitas ataupun di dalam keluarga lo. Jangan mengecilkan peran diri sebagai anggota. Sebagai anggota, kita juga tetap bisa memaksimalkan peran sebagai pengobar semangat dan perekat kerja sama di dalam kelompok tersebut.

Tut Wuri Handayani

Kata tut wuri dapat diartikan sebagai “di belakang” atau “mengikuti dari belakang.” Sementara itu handayani memiliki arti “memberikan dorongan” atau “semangat.”

Jika dua kata itu digabungkan, makna dari tut wuri handayani menjadi “orang yang posisinya berada di belakang bisa memberikan dorongan atau semangat”.

Adapun semboyan ketiga ini memiliki makna bahwa seseorang saat berada di belakang barisan/ kelompok, apapun perannya, entah itu guru, pengajar ataupun orang biasa, harus senantiasa bisa memberikan semangat maupun dorongan kepada para orang-orang yang berada di depannya.

Dari ketiga semboyan Ki Hajar Dewantara di atas, smart readers juga bisa menyimpulkan bahwasanya menjadi orang yang bermanfaat tidak harus selalu berada di depan barisan. Kita bisa tetap menebar manfaat, meski berada di tengah ataupun belakang.

Setiap posisi memiliki fungsinya masing-masing. Kita nggak perlu berkecil hati ketika kita berada di tengah ataupun belakang. Kita masih bisa berperan sesuai porsi masing-masing.

Hal terpenting adalah bagaimana kita bisa memaksimalkan peran di manapun ditempatkan.

3 Semboyan ini awalnya dikenal sebagai Patrap Triloka dalam Perguruan Nasional Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. Lahirnya Patrap Triloka ini sebagai bentuk ketidakpuasan beliau atas sistem belajar yang diterapkan oleh Belanda.

Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini mencetuskan tiga semboyan di atas sebagai dasar pembelajaran yang cocok dengan karakter bangsa. Atas sumbangsihnya terhadap dunia pendidikan, beliau diangkat sebagai Menteri Pengajaran Indonesia pada kabinet pertama republik ini.

Beliau juga mendapat gelar doktor kehormatan dari Universitas Gajah Mada, universitas tertua di Indonesia.

Wafat pada usia 69 tahun pada tanggal 26 April 1959, Ki Hajar Dewantara telah meninggalkan warisan yang sangat berharga untuk dunia pendidikan Indonesia. Mari sebagai penerus bangsa, kita junjung dan aplikasikan 3 semboyan Ki Hajar Dewantara dalam kehidupan sehari-hari.

sebutkan jenis-jenis pekerjaan yang terlibat dalam pembuatan obat !​

sebutkan jenis-jenis pekerjaan yang terlibat dalam media YouTube!please yah kk" di jawab pertannyaan aku ​

Berikan contoh energi panas menjadi energi panas​

Jelaskan tentang reboisasi ekstensifikasi​

tentang penampakan wilayah daerah daratan dan perairan​

manfaat dan kegunaan kacang kedelai adalah​

Apa perbedaan perdagangan ekspor dan impor​

kegiatan jual beli atau perpindahan pemilikan barang disebut​

nama mata angin disebelah kanan tenggara adalah​

4. Benda yang digunakan untuk membangkitkan listrik dari energi cahaya matahari disebut.... ​

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA