Apabila huruf berharakat kasrah bertemu dengan ya sukun maka hukum bacaannya adalah

Jakarta -

Huruf ra ( ﺭ ) adalah salah satu huruf hijaiyah yang hukum pelafalannya berbeda-beda dalam ilmu tajwid. Pengucapannya ada yang dapat dibaca tebal atau pun dibaca tipis. Hukum inilah yang disebut dengan hukum tafkhim dan tarqiq.

Mengutip dari buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid karya Dr. Marzuki, M.Ag., Sun Choirol Ummah, S Ag, M S I, kata tafkhim berasal dari kata al tasmin yang mengandung arti menggemukkan atau menebalkan. Sementara itu, kata tarqiq diambil dari kata al tanhif yang artinya menguruskan atau menipiskan.

Sebab itu, menurut ilmu tajwidnya, tafkhim dapat didefinisikan sebagai ungkapan tentang ketebalan yang masuk pada suara huruf ketika diucapkan sehingga memenuhi mulut dengan gemanya.

Sebaliknya, tarqiq disebut sebagai ungkapan tentang kekurusan yang masuk pada suara huruf ketika diucapkan sehingga mulut tidak bisa penuh dengan gemanya. Huruf-huruf hijaiyah dapat dikelompokkan berdasarkan hukum bacaan tersebut.

Namun, hanya tiga huruf hijaiyah yang dapat dibaca tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis), yakni alif ( ا ), lam ( ل ), dan ra ( ﺭ ).

Setelah memahami dasar hukum pengucapan tafkhim dan tarqiq dalam huruf hijaiyah, berikut ini penjelasan lengkap mengenai tiga macam hukum bacaan ra ( ﺭ ).

3 Hukum bacaan ra ( ﺭ ) dan contohnya dalam Al Quran

1. Tarqiq, ada tiga sebab yakni di antaranya,

- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat kasrah ( ِ- ) atau kasratain ( ٍٍ- ). Contohnya: رِجَالًا كَثِيرًا

- Apabila huruf ra ( ﺭ ) sukun karena dibaca waqaf didahului ya sukun ( يْ ). Contohnya: فِي كَثِيرٍ

- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat sukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah yang asli, dan tidak terdapat huruf isti'la sesudah huruf ra ( ﺭ ). Adapun yang dimaksud huruf isti'la adalah kha (خ), ṣad (ص), ḍad (ض), ghain (غ), ṭha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ).

Contohnya: وَفِرْعَوْنَ ذِي

2. Tafkhim, ada empat faktor di antaranya,

- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat dammah ( ُ- ), fathah ( ﹷ ), fathatain ( ً- ), atau dammatain ( ٌ- ). Contohnya: سَيَصْلَىٰ نَارًا

- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat sukun dan huruf sebelumnya fathah atau dammah. Contohnya: وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ

- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari kalimat itu. Contohnya: رَبِّ ارْحَمْهُمَا

- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat sukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, dan terdapat salah satu huruf isti'la sesudah huruf ra ( ﺭ ). Contohnya: كُلِّ فِرْقَةٍ

3. Jawazul Wajhain

Huruf ra ( ﺭ ) boleh dibaca tafkhim dan boleh dibaca tarqiq. Hukum ini berlaku jika terdapat huruf ra sukun huruf sebelumnya berharakat kasrah dan huruf sesudahnya berupa huruf isti'la.

Contohnya: مِنْ عِرْضِهِ - بِحِرْصٍ

Demikianlah penjelasan singkat mengenai jenis-jenis hukum bacaan ra ( ﺭ ), semoga udah dipahami ya, detikers.

Simak Video "Adu Cepat dan Cermat, Menyusun Huruf Hijaiyah dari Biji Kurma, Surabaya"



(rah/row)

Macam-Macam Mad Beserta Penjelasannya

1. Mad Thabi'i atau Mad Asli

Mad Thobi’i yaitu merupakan satu dari bagian [cabang] dari Hukum Mad. Secara bahasa [etimologi] Mad Thobi’i mempunyai arti alami atau biasa, yaitu tidak lebih dan juga tidak kurang. Dibaca dengan panjang 2 harakat atau 1 alif.

 Mad Thobi’i ini sering disebut dengan istilah lain sebagai Mad Ashli, ini artinya adalah asal mula [asal-muasal] suatu kejadian, dan ini adalah merupakan kunci utama [dasar] di dalam belajar tentang hukum-hukum dari Mad Far’i.

Hukum Mad Thobi’i ini berlaku ketika:

Huruf hijaiyah dengan harakat Fathah  [ ــــَــ ]  ketemu dengan huruf hijaiyah Alif  [ ا ];huruf hijaiyah dengan harakat Kasrah [ ـــــِـــ ] ketemu huruf  hijaiyah Ya Sukun [ يْ ];dan huruf hijaiyah dengan harakat Dhammah [ ـــــــُــــــ ] ketemu dengan huruf Waw sukun [ وْ ]maka huruf-huruf itu dibaca dengan panjang 1 alif atau 2 harakat.

Contoh Mad Thobi’i atau Mad Ashli Huruf Alif [ا]

حَامِيَةٌ : haamiyatun
سَالِمٌ : saalimun

Contoh Mad Thobi’i atau Mad Ashli Huruf Waw Sukun [ وْ ]

شَكُوْرٌ = syakuurun

غَفُوْرٌ = ghofuurun

Contoh Mad Thobi’i atau Mad Ashli Huruf Ya Sukun [يْ ]

بِصِيْرٌ = bashiirun

خَبِيْرٌ = khobiirun

2. Mad Far'i

Mad Far'i secara bahasa artinya adalah cabang. Sedangkan menurut istilah Mad Far'i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli [sebagai hukum asalnya], yang disebabkan oleh hamzah atau sukun. Nah, Mad Far'i ini terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya sebagai berikut: 

1. Mad Jaiz Munfashil

Mad Jaiz Munfashil merupakan satu dari 13 bagian dari Hukum Mad Far’i dalam ilmu tajwid. Secara etimologi Jaiz Munfashil adalah : Jaiz berarti boleh dan Munfashil berarti terpisah atau di luar kata
Mad Jaiz Munfashil ini terjadi ketika ada huruf Mad Thobi’i  yaitu [ ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ] ketemu dengan huruf hijaiyah Alif [ا] yang mempunyai harakat Fathah, harakat Kasrah, ataupun harakat Dhammah [ اَ – اِ – اُ ]

Cara membaca dari Mad Jaiz Munfashil ini adalah boleh panjang 1 alif [2 harakat], 2 alif [4 harakat], ataupun juga bisa 3 alif [6 harakat]. Begini contohnya:وَﻻَأنْتُمْ بِمَا أُنْزِلَ 

Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Belajar Alquran Ilmu tajwid Hukum bacaan Mad

Bagikan Artikel:

Oleh: Muhammad Farid Wajdi 

Related Post: Memahami Mad Lazim, Macam dan Contohnya

BLOGGURU – Menurut bahasa, mad berarti panjang, sementara dalam menurut istilah dalam Ilmu Tajwid, Mad berarti memanjangkan bacaan suatu huruf menurut aturan-aturan tertentu di dalam membaca Al-Qur’an.

Artinya hukum bacaan Mad adalah memanjangkan suara dengan suatu huruf di antara huruf-huruf mad atau lainnya [layyin] ketika bertemu dengan hamzah [ء] atau sukun [ه] karena adanya sebab. Huruf-huruf mad itu sendiri terdiri dari tiga huruf hijaiyah di antaranya adalah, alif [أ], wawu [و], dan ya’ [ي].

Untuk Materi pertama [Bab I] dari Mata Pelajaran Al-Qur’an-Hadits Kelas IX [Kelas 3 SMP/MTs], diperkenalkan dua macam Mad, yaitu Mad Tabi’i dan Mad Far’i, namun dalam pembahasannya berfokus pada contoh-contoh Mad Silah [Qasirah dan Tawilah], Mad Badal, Mad Tamkin, dan Mad Farqi yang mana keempatnya merupakan bagian atau contoh dari Mad Far’i.

Apa itu Mad Far’i? Mad Far’i secara bahasa artinya adalah cabang, sedang menurut istilah Mad Far’i berarti mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli [sebagai hukum asalnya], yang disebabkan oleh hamzah [ء] atau sukun [ه] .

Mad Shilah

Secara bahasa, Shilah artinya hubungan, sedang secara istilah, Mad Shilah berarti mad yang terjadi karena ha dhamir [kata ganti orang ketiga tunggal dan sebelumnya berupa huruf hidup].

Mad Shilah dibagi menjadi dua macam, yaitu Mad Shilah Qashirah dan Mad Shilah Thawilah.

Mad Shilah Qashirah

Mad Shilah Qashirah terjadi jika ada ‘haa dhamir’ dan sebelum haa tadi terdapat huruf hidup [berharakat]. Maka untuk cara membacanya haruslah panjang seperti halnya mad thobi’i.

Contohnya:

اِنَّهُ كَانَ ﻻَشَرِيْك لَهُ

Latihan:

Bacalah Qs. Al-‘Adiyat: 4-8 dan perhatikan Hukum Bacaan Mad-nya!

Mad Shilah Thawilah

Macam-macam mad selanjutnya adalah Mad Shilah Thawilah. Mad ini dihukumi jika ada Mad Qashirah bertemu dengan hamzah [ ء ]. Cara untuk membacanya adalah seperti Mad Jaiz Munfashil.

Contohnya adalah:

عِنْدَهُ اِﻻَّبِاذْنِه لَهُ اَخْلَدَهُ

Latihan:

Bacalah Qs. Al-Hijr/15: 88, Qs. Al-Ahqaf/46: 32, Qs. Al-Lail/92:11, Qs. Al-Humazah/104:3 dan perhatikan Hukum Bacaan Mad-nya!

Mad Badal

Mad Badal terjadi jika terdapat hamzah [ ء ] bertemu dengan sebuah Mad , maka cara untuk membacanya adalah seperti Mad Thobi’i.

Contohnya:

آدَمَ إيْماَنٌ

Latihan:

Bacalah Qs. Al-Qari’ah serta Qs. Az-Zalzalah dan perhatikan Hukum Bacaan Mad-nya!

Mad Tamkien

Mad Tamkien ini terjadi jika terdapat ya’ sukun yang didahului dengan ya’ yang bertasydid dan harakatnya kasrah.

Contohnya:

النَبِيّيْنَ حُييِّيْتُمْ

Mad Farq

Mad farqi, yaitu bertemunya dua hamzah dimana satu hamzah istifham sedangkan yang kedua hamzah washol pada lam alif ma’rifat. Cara membacanya adalah sepanjang 6 harakat.

Contohnya:

قُلْ ءٰاﷲُ اذِنَ لَكُمْ ءٰٰاﷲُخَيْرٌاَمّايُشْرِكُون قُلْ ءٰٰالذَّكَرََيْنِ

Latihan:

Bacalah Qs. Al-An’am: 143-144,  Qs. Yunus/10: 59,  Qs. An-Naml/27: 59 dan perhatikan Hukum Bacaan Mad-nya!

Al-Mulahazah: 

  • Mad adalah memanjangkan bacaan menurut aturan-aturan tertentu di dalam membaca Al-Qur’an;
  • Mad Shilah adalah Mad yang terjadi karena ada ha dhamir [kata ganti orang ketiga tunggal dan sebelumnya berupa huruf hidup];
  • Mad Badal adalah Setiap ada dua hamzah yang berjajar dan kedua hamzah tadi diganti huruf mad yang sesuai/dibaca panjang;
  • Mad Tamkin adalah apabila huruf ya’ bertasydid jatuh setelah kasrah, atau huruf ya’, kasrah yang bertasydid dan bertemu huruf ya’ sukun;
  • Mad Farqi adalah Mad yang dibaca panjang dengan tujuan untuk membedakan antara kalimat tanya dengan bukan kalimat tanya.

[* Muhammad Farid Wajdi, Guru Al-Qur’an-Hadits pada SMP/MTs Ponpes Modern Putri IMMIM Minasatene-Pangkep.

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions [MCQ] Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Mad Iwad
  2. Mad Tamkin
  3. Mad Badal
  4. Mad Liin

Jawaban terbaik adalah B. Mad Tamkin.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Adanya ya’ sukun [ ي ] yang didahului ya` bertasydid dan berharakat kasrah, merupakan kaidah hukum bacaan ....❞ Adalah B. Mad Tamkin.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Yang termasuk contoh hukum bacaan mad badal pada potongan ayat di bawah ini adalah .... dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

Apa itu cp.dhafi.link??

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Mad Tamkin adalah salah satu cabang dari hukum Mad Far’i yang berlaku untuk huruf Waw Sukun bertemu Waw Berharakat, dan Ya Sukun bertemu Ya Berharakat. Kunci hukum Mad Tamkin sama seperti hukum-hukum Mad Far’i lainnya, yaitu terletak pada Hukum Mad Thobi’i.

Secara bahasa, Mad Tamkin adalah cara memanjangkan bacaan [Mad] pada huruf Waw dan Ya apabila bertemu dengan huruf yang identik, sama persis baik sifat dan mahrajnya; satu sukun dan satu lagi berharakat. Dan kedua huruf yang sama persis ini bentuknya terpisah atau tidak berada di dalam satu kata/kalimat.

Baca Juga ; Contoh Mad Badal

Ada 3 keadaan yang menjadikan mad tamkin.

1. Ada huruf wau sukun sebelumnya dhammah dan setelahnya ada wau berharakat atau ya’ sukun sebelumnya kasrah dan setelahnya ya’ berharakat. Contoh:

قَالُوْا وَهُمْ – آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتُ – فِيْ يَوْمٍ – الَّذِيْ يُوَسْوِسُ

2. Apabila wau sukun sebelumnya wau berharakat dhammah atau ya’ sukun sebelumnya ya’ berharakat kasrah. Contoh:

يَلْوُوْنَ – يُحْيِيْ – لَا يَسْتَحْيِيْ

3. Apabila ya’ sukun sebelumnya ya’ bertasydid dan berharakat kasrah. Contoh:

حُيِّيْتُمْ – عِلِيِّيْنَ – مِنَ النَّبِيِّيْنَ

Ukuran madnya 2 harakat. Namun dalam keadaan tertentu panjang bisa seperti bertemu hamzah atau huruf sukun. Ketika  bertemu hamzah maka hukumnya menjadi mad jaiz munfashil yang panjangnya 4-5 harakat. Contoh:

لَا يَسْتَحْيِيْ أَنْ يَضْرِبَ

Ketika bertemu huruf sukun karena di waqafkan menjadi mad aridh lissukun yang panjang bisa 2, 4 atau 6 harakat. Contoh:

لَفِيْ عِلِيِّيْنَ ۞ – مِنَ النَّبِيِّيْنَ ۞

Baca Juga : Mad Shilah Qashirah

Salah satu faidah adanya mad tamkin adalah untuk menghindari hukum idgham. Pada keadaan pertama yakni wau sukun bertemu dan wau dan ya’ sukun bertemu ya’ tidak terjadi idgham. Mengapa ya?

Sebelumnya lanjut saya ingin bertanya.

Apakah wau sukun bertemu dan ya’ sukun bertemu termasuk kategori mutamatsilain? Sebagaimana kita ketahui bahwa kalau ada huruf yang sama dimana yang pertama sukun dan yang kedua berharakat itu hukumnya wajib idgham. Nama idghamnya idgham mutamatsilain. Contohnya:

قَدْ دَّخَلُوْا – فَمَا رَبِحَتْ تِّجَارَتُهُمْ – بَلْ لَّا

Bila ada yang menjawab bahwa wau sukun dan wau juga ya’ sukun bertemu ya’ termasuk mutamatsilain, berarti dia belum faham betul tentang makhraj. Saya ingatkan kembali bahwa wau’ dan ya’ sukun yang termasuk mad itu makhrajnya al-jauf.

Baca Juga : ;Mad Arid Lissukun

Sedangkan wau’ berharakat dan wau lin makhrajnya asy-syafatain. Adapun ya’ berharakat dan ya’ lin makrajnya dari tengah lidah. Jadi intinya tidak termasuk mutamatsilain dan tidak ada idgham.

Begitu pula dalam keadaan nomor kedua bahwa ya’ yang kedua sebenarnya berharakat tetapi dan menjadi ya’ mad karena termasuk ilat. Pada keadaan nomor tiga tidak bisa diidghamkan lagi karena ya’ yang pertama sudah bertasydid.

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA