Apa yang mempengaruhi harga saham sandiaga uno turun

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.

Jakarta, PONTAS.ID – Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno meminta semua pihak untuk tidak mempermasalahkan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang ingin menjual saham di PT Delta Djakarta.

Terlebih lagi, menjadikannya sebagai polemik di muka publik. Pasalnya menurut pria yang akrab disapa Sandi ini, hal tersebut bisa menyebabkan harga saham produsen minuman beralkohol tersebut mengalami penurunan.

“Kalau menciptakan polemik yang terbuka di umum, bisa berakibat negatif kepada harga saham. Kalau harga saham turun, yang rugi siapa? Yang rugi juga warga Jakarta, karena saat ini masih milik rakyat Jakarta,” kata Sandi di Jakarta, Kamis (12/7/2018).

Oleh karena itu, Sandi menegaskan bahwa Pemprov DKI tidak akan membahas lagi polemik pelepasan saham di PT Delta Djakarta, hingga hal itu terealisasi. Sebab setiap pernyataan yang terkait dengan suatu perusahaan akan memengaruhi perilaku investor.

“Pihak OJK (Otoritas Jasa Keuangan) akan mempertanyakan kepada kami (Pemprov DKI) kalau ada berita-berita yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi harga saham. Itu tidak diperbolehkan berdasarkan undang-undang pasar modal,” ujarnya.

Terkait dengan pernyataan dari Ketua DPRD DKI, Prasetyo Edi Marsudi yang tegas menolak penjualan saham di PT Delta Djakarta, Sandi mengatakan bahwa pihaknya bakal terus meyakinkan DPRD DKI, agar mau meloloskan penjualan saham PT Delta Djakarta.

“Pak Prasetyo tentunya sebagai Ketua DPRD, pandangannya perlu kami dengar dengan baik-baik, dan nanti akan kami berikan penjelasan. Saya sudah waktu itu memberikan penjelasan, dan akan terus memberikan penjelasan kembali,” tutur dia.

Sebenarnya, jelas Sandi, hitung-hitungan penjualan aset Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI ini sangat mudah dan menguntungkan, sehingga tak perlu diperdebatkan. Hasil dari pelepasan saham itu pun nantinya akan dimanfaatkan untuk membuka lapangan pekerjaan baru.

“Selain itu, juga untuk mengembangkan investasi program Pemprov yang langsung berdampak pada masyarakat. Kita fokus untuk itu. Bisa digunakan untuk investasi di program-program pemerintah provinsi yang langsung berdampak kepada masyarakat,” ucapnya.

Lagipula, tambah Sandi, keuntungan yang didapatkan oleh Pemprov DKI dari PT Delta Djakarta itu tidak terlalu signifikan, jika dibandingkan dengan penerimaan dari sumber yang lain. Maka dari itu, dia berharap pihak DPRD DKI bisa menyetujui rencana tersebut.

“Kalau kita lihat apakah sumbangsih APBD ini signifikan? Sangat kecil dividen yang kami terima dari PT Delta Djakarta, dibanding dengan penerimaan kita dari berbagai sumber, termasuk juga dari Bank DKI. Dividen Bank DKI jauh lebih besar,” tutup Sandi.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mengumumkan akan melepas 26,25 persen saham di PT Delta Djakarta. Rencananya saham itu akan dilego ke pemilik saham mayoritas San Miguel. Pemprov DKI menaksir bakal meraup Rp1 triliun dari penjualan tersebut.

Hingga saat ini, Pemprov DKI masih melakukan langkah koordinasi terkait pelepasan saham itu dengan OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan melepaskan saham tersebut diyakini akan menambah pendapatan khususnya bagi Pemprov DKI.

Rata-rata deviden yang didapatkan Pemprov DKI dari PT Delta Djakarta sekitar Rp 38 miliar per tahunnya. Untuk melepas saham di sana, terlebih dahulu memang harus melalui proses di DPRD DKI. Namun Pemprov optimis akan mendapat dukungan para anggota dewan.

Editor: Risman Septian

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia -- Harga saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sempat melonjak hingga 3 persen pada siang ini setelah nama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno santer disebut-sebut akan mendampingi Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com sejak pukul 15.00 WIB, harga saham Saratoga Investama Sedaya menyentuh level Rp3.800 per saham atau melambung 3,26 persen.

Sebagai informasi, Sandiaga merupakan salah pemegang saham di perusahaan tersebut dengan persentase kepemilikan sebesar 27,97 persen atau setara dengan 754.115.429 lembar saham.

Analis Mega Capital Indonesia Fadlillah Qudsi mengatakan rumor yang menyebut Sandiaga Uno akan maju menjadi calon wakil presiden tahun depan dimanfaatkan pelaku pasar untuk mendapatkan cuan dari pasar saham.

"Karena memang itu bisa menjadi sentimen positif untuk perusahaannya sendiri," kata Fadlillah kepada CNNIndonesia.com, Kamis (9/8).

Sejauh ini, belum ada data pasti terkait kemudahan operasional perusahaan jika salah satu pemegang sahamnya adalah pemimpin daerah atau pemimpin negara.

Namun, secara tak langsung nama perusahaan akan terangkat jika Sandiaga Uno benar-benar maju dalam pesta demokrasi tahun depan. Setelah nama perusahaan terangkat, seluruh rencana proyek Saratoga Investama Sedaya kemungkinan besar akan lebih mudah direalisasikan.

"Misalnya bisa mempengaruhi salah satu pihak atau seseorang untuk deal or no deal dengan perusahaan ini. Dengan menyebut nama perusahaanya saja itu sebenarnya sudah bisa mempengaruhi," papar Fadlillah.

Sayangnya, pada akhir penutupan sore ini, harga saham Saratoga Investama Sedaya hanya mampu menguat tipis sebesar 0,82 persen ke level Rp3.710 per saham.

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Reza Priyambada menjelaskan sentimen ini hanya bersifat jangka pendek. Jika nama Sandiaga tak muncul dalam pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden pada esok hari, maka pelaku pasar akan langsung melakukan aksi ambil untung (profit taking).

"Besok saat pendaftaran calon presiden dan wakil presiden terakhir bisa-bisa profit taking-nya kencang kalau Sandiaga namanya tidak ada," ungkap Reza.

Reza menilai saham Saratoga Investama Sedaya sebenarnya tak liquid atau tak terlalu laris ditransaksikan di pasar sekunder. Dengan kata lain, jumlah permintaan dan penjualan saham tak sebanding.

"Apalagi perusahaan itu juga jarang mengeluarkan pernyataan, aksi korporasi juga jarang," terang Reza.

Makanya, Reza menyebut kondisi ini sebagai momentum pelaku pasar untuk memanfaatkan saham Saratoga Investama Sedaya yang selama ini bergerak stagnan (flat).

Secara year to date (ytd), harga saham tertinggi Saratoga Investama Sedaya berada di level Rp4.500 per saham. Namun, sejak akhir Juli 2018 harga saham perusahaan terus tertekan dan belum kembali ke area Rp4.000 per saham. (lav/lav)

Sandiaga Uno pemegang saham apa?

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) Sandiaga Uno memiliki saham SRTG sebanyak 2.917.827.145 lembar saham atau sebesar 21,51% dari total saham SRTG. Sandiaga pun menjadi pemegang saham pengendali SRTG.

Mengapa saham SRTG turun?

Penurunan ini tak lepas dari kerugian Rp 250 miliar di periode April-Juni 2022. Salah satu faktor penyebab penurunan signifikan tersebut adalah tergerusnya pendapatan neto atas investasi saham dan efek ekuitas lainnya.

Berapa jumlah saham Sandiaga Uno di Saratoga?

Ada THR Rp 814 Miliar Dari Saratoga Nih! Dari sini bisa dihitung, nilai dividen SRTG sekitar Rp 60 per saham. Sedang Sandiaga Uno memiliki 21,51% atau setara 2,92 miliar saham SRTG. Hasil perkalian Rp 60 per saham dengan 2,92 miliar saham adalah, Rp 175,2 miliar.

Perusahaan Sandiaga Uno bergerak di bidang apa?

Setahun berlalu dan sukses dengan bisnis pertamanya, Sandi bersama Edwin Soeryadjaya anak dari William Soeryadjaya pemilik Astra International, mendirikan Saratoga Capital yang menjadi bisnis Sandiaga Uno selanjutnya. Perusahaan tersebut bergerak dalam bidang infrastuktur dan sumber daya alam.

Pos Terkait

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA