Apa yang harus dilakukan oleh seorang peserta seminar ketika mengikuti kegiatan itu

Teks Diskusi merupakan salah satu teks yang memberikan dua pendapat berbeda mengenai suatu hal (pro dan kontra) yang mengakibatkan kedua belah pihak menjadi saling membicarakan masalah yang menjadi persoalan (diskusi).

Salah satu unsur yang harus ada dalam diskusi adalah peserta, partisipan atau audien yakni seorang yang ikut berperan serta dalam suatu kegiatan pertemuan, konferensi, seminar dan diskusi.

Hal yang perlu dilakukan oleh seorang peserta saat mengikuti diskusi, yaitu sebagai berikut:

  1. Tidak memotong pembicaraan orang lain yang sedang menyampaikan pendapat.
  2. Bersikap kooperatif dalam diskusi.
  3. Tidak boleh memaksakan pendapat.
  4. Memperhatikan sistematika dan arah diskusi.
  5. Menjaga kondusifitas diskusi.


Dengan demikian, hal yang perlu dilakukan oleh seorang peserta saat mengikuti diskusi adalah tidak memotong pembicaraan orang lain, bersikap kooperatif, tidak boleh memaksakan pendapat, memperhatikan sistematika dan arah diskusi, serta menjaga kondusifitas diskusi.

Etika dan Cara Pelaksanaan Seminar Etika Seminar Kegiatan berbicara dapat dilakukan dengan beragam tujuan. Jika memperhatikan tujuan, tentu pembicara akan menempatkan dirinya sebagai penyampai informasi, menghibur, atau memotivasi. Kegiatan itu akan berpengaruh terhadap gaya dan teknik penyampaiannya. Jika bertujuan untuk menyampaikan informasi, pembicara dapat bersuara datar dan tidak terlalu sering melakukan gerakan kinestetik lainnya. Jika bertujuan untuk menghibur, pembicara diwajibkan untuk dapat menampilkan sikap empati dan simpati melalui raut muka dan gerakan anggota tubuh. Jika bertujuan untuk memotivasi, pembicara harus bersuara lantang, jelas, dan sarat makna. Dan itu memerlukan kemahiran tersendiri. Karena kegiatan itu dilaksanakan di depan public atau banyak orang, pembicara perlu mengetahui etika sebagai pembicara. Etika adalah kesantunan atau batasan norma untuk menghormati lawan tutur atau lawan bicara. Ada beberapa etika dalam semianar 1. Etika Menjaga Konsistensi Materi Banyak pembicara gagal menyampaikan materi kepada pendengar karena ketidakkonsistenannya. Maksudnya, pembicara suka berbicara secara serampangan atau tidak terpola. Jadi, pembicara sekadar berbicara. Maka, keasyikan berbicara itu berakibat kepada terjadinya penyimpangan materi. Etika ini terlalu sering terjadi. Dari mana kita mengetahuinya? Cukup dari reaksi peserta atau pendengar. Jika para pendengar itu kurang bergairah mengikuti pembicaraannya, pembicara harus cepat bersikap. Pembicara harus berintrospeksi secara spontan: mengapa pendengar mengantuk dan tidak memperhatikanku? Jika pembicara tidak menanggapi kondisi ini, pendengar pun akan mengasyikkan diri seraya melakukan aktivitas menyimpang dari materi. 2. Etika Bersikap Jujur Dalam sebuah kegiatan seminar atau diskusi, tentu akan diadakan forum atau session tanya jawab. Pada kesempatan seperti ini, pembicara sering gagap atau kurang siap menerima pertanyaan dari peserta. Bagaimana kita mengetahui bahwa pembicara bersikap demikian? Tentu dari cara menjawab pertanyaan yang sering mbulet atau berbelit-belit. Ini adalah sikap yang tidak baik. Pembicara harus bersikap jujur. Jika memang pertanyaan itu dirasa berat dan mungkin kurang pas, pembicara sebaiknya menyiasatinya dengan menunda jawaban. Pembicara dapat meminta nomor HP atau email penanya. Itu tentu lebih diapresiasi atau dihargai pendengar daripada jawaban yang berbelit-belit tadi. Pendengar itu berasal dari tataran setting yang berbeda-beda: akademisi, pengusaha, atau mungkin masyarakat awam. Jadi, pembicara tidak boleh menyamaratakan kondisi jika peserta memang bertanya. 3. Etika bagi Ketua Sidang Ketua sidang berperan sebagai penengah ketika seminar berlangsung dan memberikan gambaran mengenai permasalahan saat peserta seminar mengalami kesulitan. Ketua siding bukan penguji jadi tidak diperkenankkan menguji makalah. Ketua sidang bertanggung jawab atas kelancaran sidang. Bersama sekretaris menyusun tata tertib sidang, pembagian kelompok, menetapkan tim perumus dan menghimpun hasil seminar. 4. Etika bagi Penyaji Makalah Penyaji makalah dalam seminar mempunyai tugas yang berat yaitu menyajikan makalah dengan baik dan dapat diterima dengan baik oleh peserta seminar, maka seorang penyaji harus mempunyai etika dalam menyajikan makalah dalam sebuah seminar yaitu menguasai masalah yang disajikan dengan berbagai argumen dari berbagai sumber. Mau menyimak dan mencatat tanggapan peserta. Dapat menyugesti peserta untuk mengemukakan pendapat. Dapat mengajukan keberatan terhadap pendapat peserta dengan argumentasi yang meyakinkan. Dapat memanfaatkan media visual yang disiapkannya dalam penyajiannya dengan baik. Dapat menghindari pembicaraan yang berbelit-belit dan menunjukkan solidaritas yang tinggi. 5. Etika bagi Moderator Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam kuliah. Ia bukanlah seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya seminar. Seorang moderator adalah orang yang paling senior dalam tema yang akan diseminarkan. Ini bukan berarti pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan materi semata-mata untuk mengarahkan seminar, karena ia mestinya yang paling tahu tentang seluk beluk tema yang diseminarkan. Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (directing) dan memoderasi (moderating). Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Dengan memoderasi, ia menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan baik. Sebelum seminar, seorang moderator harus telah membaca tema yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam seminar. Di awal seminar ia dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan didiskusikan atau menggambarkan sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan didiskusikan. Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara yang baik. Ia mampu menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas. Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seorang moderator tidak memimpin sebuah seminar lebih dari satu kali dalam sehari 6. Etika bagi Peserta Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik, semua peserta adalah bukan kertas kosong yang menunggu diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah membaca tentang tema yang akan diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei pendek tentang tema yang diseminarkan. Bila yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks tersebut telah dibaca secara analitis, ditandai, disertai tanggapan dan kritik. Dengan terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan diseminarkan, mereka telah mengolahnya di dalam kepala mereka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang diseminarkan. Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut masing-masing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam seminar. Cara Pelaksanaan Seminar A. Bahan untuk Seminar Bahan untuk seminar berupa: 1. Topik Seminar (sesuai penugasan kelompok); 2. Bahan tayang berupa power point, dan narasi topik seminar yang akan menjadi bahan untuk diskusi; 3. Foto copy bahan tayang untuk dibagikan kepada peserta seminar. B. Pembagian Kelompok Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok sesuai dengan kelompok pelaksanaan dengan susunan: 1. Ketua Kelompok, 2. Moderator, 3. Penyaji, 4. Notulis, 5. Narasumber kelompok (1-2 orang), dan 6. Editor (1-2 orang). Tugas masing-masing adalah: 1. Ketua Kelompok adalah yang memimpin kelompok masing-masing dan membagi tugas/peran setiap anggota kelompok dalam pelaksanaan kegiatan seminar, termasuk membagi tugas siapa yang bertanya dan yang menjawab pertanyaan dalam kelompoknya. 2. Moderator adalah yang memimpin jalannya pelaksanaan kegiatan seminar dari awal sampai akhir diskusi setiap kelompok. Moderator berasal dari kelompok lainnya. 3. Penyaji makalah adalah yang bertugas untuk menyampaikan makalah dari kelompoknya sesuai topik yang sudah ditentukan. 4. Notulis adalah yang bertugas untuk mencatat semua proses diskusi selama presentasi kelompok dalam seminar, kemudian membantu pimpinan sidang untuk menyimpulkan hasil seminar. 5. Narasumber kelompok adalah orang yang memberikan masukan masukan selama proses seminar, terutama terkait dengan data dan informasi yang telah diperoleh pada saat kunjungan lapangan. 6. Editor adalah orang yang melakukan tugas teknis berupa perbaikan dan pemeriksaan laporan sesuai kaidah yang berlaku. Pekerjaan editing ini juga meliputi kesalahan penulisan (data/fakta), kesalahan bahasa (ejaan, tanda baca, penawaran, dsb), dan konsistensi dalam penulisan D. Persiapan Seminar Penyelenggara harus menyediakan ruang seminar yang memadai dan sesuai untuk pelaksanaan seminar. Hal yang perlu diperhatikan yaitu cara mengatur (formasi) tempat duduk. Agar diusahakan formasi yang digunakan dengan cara membagi peserta ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok mempunyai meja pertemuannya sendiri-sendiri. Contoh pengaturan tempat duduk dapat dilihat pada gambar di bawah ini. E. Pelaksanaan Seminar Seminar dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Penyelenggara, pada ruang yang ditentukan lengkap dengan peralatan yang diperlukan oleh Peserta, Narasumber dan lainnya. Rincian pelaksanaan seminar sebagai berikut 1. Moderator membuka acara seminar, memperkenalkan pemakalah dan latar belakang dari seminar. 2. Moderator memberikan kesempatan kepada pemakalah untuk menyampaikan materi. 3. Pemakalah menyampaikan materi seminar. 4. Setelah pemakalah selesai menyampaikan materi, kesempatan diberikan kembali kepada moderator. 5. Setelah itu moderator memberikan kesempatan kepada pemakalah selanjutnya untuk menyampaikan materi, dan selanjutnya pemakalah menyerahkan kepada moderator untuk kembali memandu jalannya seminar. 6. Moderator membuka sesi tanya jawab, pada sesi tanya jawab, moderator memberikan kesempatan kepada peserta seminar untuk menyampaikan permasalahan, saran, kritik, terkait jalannya seminar. 7. Setelah peserta seminar menyampaikan permasalahan, moderator memberikan kesempatan kepada pemakalah untuk menanggapi permasalahan yang disampaikan peserta seminar. 8. Para pemakalah menanggapi permasalahan yang disampaikan oleh peserta seminar. 9. Setelah para pemakalah menanggapi permasalahan yang disampaikan oleh peserta seminar, maka waktu dan kesempatan dikembalikan lagi ke moderator. 10. Selanjutnya moderator menyimpulkan semua hasil dan mengakhiri kegiatan seminar. 11. Notulis mencari hal-hal penting dalam pelaksanaan seminar. F. Rangkuman Dalam melaksanakan sebuah seminar maka harus diperhatikan beberapa hal agar pelaksanaan seminar dapat berjalan dengan lancar. Dalam seminar semua perangkat seperti moderator, penyaji dan notulis harus dapat bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hal-hal lain yang perlu dipersiapkan adalah pengaturan ruang atau setting tempat duduk, kesiapan peralatan seperti laptop, LCD, sound system, bahan presentasi, dan jadwal pelaksanaan seminar Tata Tertib Seminar A. Tata Cara Moderator dalam Memimpin Seminar Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan dilanjutkan dengan pemaparan oleh kelompok sesuai gilirannya. Seminar adalah sebuah diskusi dua arah, sehingga tidak ada seorangpun yang lebih mendominasi pembicaraan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Moderator supaya seminar berjalan baik, yaitu: 1. Moderator hanya mempersilakan kepada seluruh Peserta saja, dan bukan kepada para Narasumber, Widyaiswara ataupun Penyelenggara. 2. Moderator haruslah berperan agar dapat menjaring berbagai pertanyaan dari kelompok yang tidak presentasi dan jawaban dari kelompok yang presentasi selama waktu yang ditetapkan pada sesi itu. 3. Bila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda oleh beberapa orang, moderator harus menunjukkan itu dan membuat kesepakatan dalam arti apa istilah itu dipakai sebelum melanjutkan seminar. 4. Etika harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja makan. Bahasa harus santun dan tidak merendahkan. Moderator harus terlebih dahulu memberikan contoh yang dapat diikuti oleh peserta yang lain. Bukan berarti seminar tidak bisa dilakukan dengan ringan dan diiringi tawa, namun canda dan tawa dilakukan dengan wajar dan memberi makna di dalam seminar. Tidak ada yang lebih membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang kadang membangkitkan tawa. B. Tata Cara Penyaji dalam Menyampaikan Makalah 1. Menyiapkan makalah yang sesuai dengan topik yang dibahas. Tidak menambahkan masalah diluar topik yang dibahas, kecuali ada keterkaitannya yang kuat terhadap topik yang dibahas. 2. Menyampaikan makalah secara terstruktur dengan baik dan runtun, sehingga mudah dicerna oleh peserta. 3. Menerima kritik dan saran dari berbagai pihak. 4. Menjawab pertanyaan dengan objektif, dan terstruktur dengan baik C. Tata Cara Peserta dalam Seminar 1. Memahami makalah yang akan disampaikan, sehingga dapat ikut berpartispasi dalam memberikan ide, pendapat dan gagasan. 2. Bersikap sopan santun. 3. Ikut menjaga kelancaran jalannya seminar. 4. Tidak membuat gaduh. 5. Mendengarkan penyajian makalah dengan serius. 6. Peserta tidak melontarkan pertanyaan selama penyaji menyampaikan makalah. Peserta akan diberikan sesi khusus untuk bertanya. 7. Peserta jika akan mengajukan pertanyaan, agar mengangkat tangan. Bila pemandu mempersilakan barulah bertanya. Pertanyaan dengan singkat dan jelas, dan tidak memberikan kesan pertanyaan yang berbelit-belit. D. Tata Cara dalam Mengajukan Pertanyaan dalam Diskusi pada Seminar Setelah penyaji selesai menyampaikan pemaparan sesuai topik yang ditentukan, agenda berikutnya adalah diskusi atau tanya jawab. Diskusi merupakan suatu proses untuk mendapatkan solusi dari suatu masalah yang dilakukan secara bersama-sama, dengan dasar pertimbangan intelektual. Dengan demikian kegiatan diskusi adalah untuk mencari solusi secara bersama. Peserta harus berperan aktif dalam mengikuti seminar, untuk itu para peserta seminar harus menguasai betul-betul topik yang dibahas sehingga dapat menanggapi secara baik dan proporsional. Bentuk tanggapan dari para peserta seminar adalah dapat berupa pertanyaan, sanggahan, atau meluruskan pernyataan dari penyaji makalah. Peran peserta seminar dalam mengajukan pertanyaan, harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah: 1. Pertanyaan harus jelas, fokus dan mengenai sasaran, sehingga tidak terkesan berbelit-belit. 2. Kalimat dalam pertanyaan menggunakan kalimat yang benar dan sopan. 3. Kalimat dalam pertanyaan tidak mengesankan hanya menyalahkan penyaji dalam menyampaikan makalahnya. E. Tata Cara Menyampaikan Ide/ Pendapat dalam Diskusi pada Seminar Seperti sudah didefinisikan terdahulu, bahwa diskusi adalah merupakan suatu proses untuk mendapatkan solusi dari suatu masalah yang dilakukan secara bersama-sama. Dengan demikian diskusi merupakan pertukaran pikiran atau pendapat antara para peserta yang dilakukan secara lisan untuk mendapatkan kesamaan pendapat. Ide dan pendapat peserta adalah pemikiran mengenai sesuatu yang berasal dari pengalaman peserta, baik pengalaman praktis maupun teoritis. Tetapi perlu diingat bahwa pengalaman yang dialami belum tentu cocok atau sesuai jika diterapkan dengan masalah yang sedang didiskusikan. Menyampaikan ide atau pendapat dalam diskusi berarti menyampaikan pendapat atau ide kepada orang lain. Ide atau pendapat yang disampaikan kepada seseorang dapat mengingatkan yang diajak bicara, sehingga yang diajak bicara pun mengingat kembali kejadian yang pernah dialaminya. Tetapi diluar dari itu, ide atau pendapat yang bukan merupakan hasil penelitian atau fakta yang sudah ada, jika sampai terjadi pendapat yang berkepanjangan, sebaiknya kedua-duanya tidak memaksakan pendapatnya. Disini peran moderator diharapkan dapat tampil untuk memberikan pendapat yang lebih bijaksana.

Daftar Pustaka Tegeh,dkk.2013.Seminar Pendidikan Singaraja:Undiksha Press

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA