Apa yang dimaksud evaluasi dalam prosedur merangkai tari kreasi?

» Kelas11 seni budaya buku siswa 1731

» Pengembangan Sikap Apresiatif Seni Rupa

» Pengembangan Sikap Empati kepada Profesi Seniman dan Budayawan Mengamalkan Prilaku Manusia Berbudaya dalam Kehidupan Bermasyarakat

» Interaksi dan Komunikasi Efektif dengan Lingkungan Seni Budaya Rangkuman

» Mengamati Menanyakan Mencoba Menalar

» Ruang lingkup seni lukis

» Warna Sifat Warna Unsur Visual a. Garis

» Notasi Warna Warna-Warna Antara Warna Hangat dan Warna Sejuk

» Ruang Tekstur Pengertian Dasar Seni Lukis

» Bentuk Pengertian Dasar Seni Lukis

» Releksi Rangkuman Releksi Penciptaan Desain

» Keselarasan harmony Kesebandingan proportion Irama rythme Keseimbangan balance Penekanan emphasis

» Menanya Mengeksplorasi Mendengarkan Musik

» Mengasosiasi Mengomunikasikan Mendengarkan Musik

» Mengamati Menanya Menggubah Musik

» Latihan Musik Penyajian Musik

» Menanya Mengeksplorasi Mengasosiasi Penyajian Musik

» Mengomunikasikan Musik Penyajian Musik

» Keterampilan Pengetahuan Penilaian Diri

» Konsep Gerak Dasar Tari Tradisional

» Ragam Gerak Kepala Ragam Gerak Badan Ragam Gerak Tangan Ragam Gerak kaki

» Eksplorasi Improvisasi Evaluasi Komposisi

» Uji Kompetensi Sikap Uji Konsepsi

» Fungsi Tari Kelas11 seni budaya buku siswa 1731

» Mengamati simbol dalam busana

» Konsep Tari Tradisional 1. Mengamati konsep tari tradisional

» Uji Kompetensi Kelas11 seni budaya buku siswa 1731

» Wawasan Seni Kelas11 seni budaya buku siswa 1731

» Pengertian Teater Pengertian Drama

» Teater Yunani Kuno Teater Zaman Renaisance Di Ingggris th. 1500 M – th. 1700 M Teater Zaman Renaisance Di Perancins th. 1500 M – th. 1700 M

» Teater Tradisional Cina Teater Tadisional Jepang Teater Tradisional India

» Lenong Longser Beberapa Jenis Teater Tradisional Nusantara

» Ketoprak Ludruk Arja Beberapa Jenis Teater Tradisional Nusantara

» Kemidi Rudat Kondobuleng Beberapa Jenis Teater Tradisional Nusantara

» Dulmuluk Randai Makyong Beberapa Jenis Teater Tradisional Nusantara

» Mamanda Beberapa Jenis Teater Tradisional Nusantara

» Aktor dengan Suara dan Tubuhnya

» Olah Suara Melatih Kejelasan Ucapan Melatih Tekanan Ucapan

» Melatih Kerasnya Ucapan Olah Tubuh

» Latihan kepala dan leher Latihan tubuh bagian atas Latihan pinggul, lutut dan kaki Seluruh batang tubuh Berjalan

» Membentuk staf produksi Memilih dan menentukan pemain Menentukan Karakterisasi Ikah

» Menentukan bloking Tata Rias Tata Busana

Show more

Dari pengalaman sebelumnya yang telah kamu lakukan secara naluriah, sebenarnya kamu telah membuat sebuah karya tari yang secara teoritis mengikuti langkah dan kaidah proses penciptaan tari, seperti yang telah diungkapkan oleh Hawkins (2003) dalam bukunya yang berjudul Creating through the Dance. Adapun langkahnya sebagai berikut.

1. Eksplorasi

yaitu pengalaman melakukan penjajakan gerak, untuk menghasilkan teknik gerak. Pada kegiatan ini kamu dipersilahkan untuk berimajinasi dan melakukan penafsiran gerak terhadap apa yang telah dilihat dan didengar. Kamu dapat bebas bergerak mengikuti kata hati, mengikuti imajinasi/daya hayal, dan menafsirkannya ke dalam bentuk gerak.

2. Improvisasi

yaitu pengalaman secara spontanitas mencoba atau mencari kemungkinan teknik gerak yang telah diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap teknik gerak yang dihasilkan pada waktu eksplorasi/pencarian gerak, selanjutnya dikembangkan dari aspek tenaga, ruang, dan waktu sehingga menghasilkan teknik gerak yang sangat banyak.

3. Evaluasi

yaitu pengalaman untuk menilai dan menyeleksi teknik gerak yang telah dihasilkan pada tahap improvisasi. Dalam kegiatan ini kalian mulai menyeleksi dengan cara membuat teknik gerak yang tidak sesuai dan memilih teknik gerak yang sesuai dengan gagasannya. Hasil inilah yang akan digarap oleh kalian pada tahap komposisi tari.

4. Komposisi

yaitu tujuan akhir mencari gerak untuk selanjutnya membentuk tari dari gerak yang kamu temukan.

Setelah mengetahui prosedur diatas, lakukan:

1. Gerak kepala, badan, tangan, dan kaki dari hasil pengamatanmu menjadi satu rangkaian gerak.

2. Lakukan pemilihan gerak menurut kata hatimu.

3. Rangkaikan gerak yang telah terpilih sehingga menjadi komposisi tari. 4. Tampilkan komposisi tari kreasi yang dibuat di lingkungan sekolahmu.

Latihan Eksplorasi Ragam Gerak

Coba kamu gabungkan teknik gerak tangan dengan teknik gerak kaki berdasarkan gambar yang kalian pilih!

Coba kamu rangkaikan dan kreasikan gerak dasar (kepala, badan, tangan, kaki) yang kamu pelajari dari empu tari atau sumber belajar lainnya.

Gambar 4.14 Gerak tangan proses ukel (Sunda)

Gambar 4.15 Gerak tangan proses ukel (Sunda)

Gambar 4.16 Gerak tangan proses ukel

Gambar 4.17 Gerak tangan proses akhir ukel

menjadi lontang kembar (Sunda)

Gambar 4.18 Gerak tangan lontang kanan (Sunda)

Gambar 4.19 Gerak lontang kembar

Sumber: Melayu online.com

Gambar 4.23 Gerak kaki dalam tari Melayu

Gambar 4.22 Gerak engke gigir

(Sunda)

Sumber: Arini, 2012.

Gambar 4.24 Rangkaian gerak miles, angkat, nyogok, taruh pada tari Bali.

Sumber: cabiklunik blogspot.com

Gambar 4.25 Gerak gabungan dengan properti dalam tari Danshare karya Gianti

Sumber: blog jarumbeasiswaplus.org

1. Bentuklah kelompok kecil yang terdiri atas 5 orang!

2. Setelah kamu mengamati konsep tari kreasi, teknik menari, proses merangkai gerak kreasi dari berbagai sumber. Peragakanlah konsep, teknik, dan prosedur merangkai menjadi sebuah tarian yang utuh!

3. Rangkaikan dan gabungkan berdasarkan pilihanmu gerak kepala, tangan, badan, dan kaki dalam 8 hitungan bersama kelompokmu!

1. Kamu telah melakukan aktivitas pembelajaran gerak tari dengan mengeksplorasi gerak dasar tari dari pakar tari yang ada di lingkungan sekolahmu.

2. Tampilkan komposisi tari hasil eksplorasi gerak di lingkungan sekolahmu!

3. Tuliskan komentarmu mengenai tampilan salah satu kelompok temanmu maksimum dalam 50 kata!

4. Berikan komentar yang membangun sehingga kamu dan temanmu mengetahui keunggulan dan kelemahan masing-masing!

D. Uji Kompetensi

1. Uji Kompetensi Penampilan

Kamu telah memahami, mengetahui, dan menerapkan teknik gerak dasar tari. Lakukan gerak secara berkelompok, secara rampak dengan teknik gerak bervariasi dari kepala, badan, tangan, dan kaki.

Berikan penilaian secara bergantian dengan menggunakan tabel berikut ini! (penilaian menari secara berkelompok).

No. Aspek

yang dinilai

Skor Penilaian

A B C D

86 - 100 76 - 85 66 - 75 56 - 65

1. Menerapkan teknik gerak kepala dengan variasi ruang, tenaga, dan waktu

No. Aspek yang dinilai

Skor Penilaian

A B C D

86 - 100 76 - 85 66 - 75 56 - 65

3. Menerapkan teknik gerak tangan dengan variasi ruang, tenaga, dan waktu

4. Menerapkan teknik gerak kaki dengan variasi ruang, tenaga, dan waktu 5. Menerapkan dan menggabungkan

gerak kepala, badan, tangan, dan kaki dengan variasi ruang, tenaga, dan waktu

A. Jika gerakan yang dilakukan > 5 gerakan B. Jika gerakan yang dilakukan 3 – 4 gerakan C. Jika gerakan yang dilakukan 2 gerakan D. Jika gerakan yang dilakukan 1 gerakan 2. Uji Kompetensi Sikap

Uraikan pendapatmu secara singkat dan jelas pada butir pertanyaan berikut!

a. Bagaimana caranya melestarikan ragam gerak tari tradisional di Indonesia? b. Setuju atau tidak setujukah kamu dengan berkembangnya ragam gerak tari yang

berasal dari luar negeri di kota-kota besar Indonesia? 3. Uji Konsepsi

Jawablah dengan singkat soal berikut ini!

a. Bagaimana cara mengeksplorasi ragam gerak dasar tari tradisional?

b. Tulislah empat gerakan teknik gerak dasar yang ada di daerah, dan di luar daerah kamu.

Rangkuman

Karya tari adalah produk budaya suatu masyarakat yang di dalamnya tersimpan konsep nilai keindahan lokal. Untuk berkarya tari kreasi, stimulus bisa diperoleh dari:

1. pengamatan terhadap perilaku alam, manusia, dan binatang; 2. mewujudkan tokoh yang berasal dari cerita; dan

3. mengacu pada lagu atau guru lagu. Proses berkarya tari mengikuti langkah: eksplorasi, improvisasi, evaluasi, dan komposisi.

Releksi

Berkarya tari memberikan pengetahuan dan pemahanan tentang macam teknik gerak tari yang bersumber pada kearifan lokal tentang kehidupan masyarakat penggunanya serta menunjukkan pada kita bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tak ternilai harganya.

Kegiatan berkarya ini dapat memupuk sikap menghargai, menghayati, dan sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian teknik tari Indonesia.

Kegiatan analisis gerak ini dapat mengkaji karakteristik tari etnis nusantara sehingga dapat memupuk sikap menghargai, menghayati, dan sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian teknik tari budaya Indonesia.

Alur Pembelajaran

Pada Bab 11 ini, siswa diharapkan:

1. Mendeskripsikan gerak tari kreasi berdasarkan fungsi tari, teknik, bentuk, jenis, dan nilai estetis sesuai iringan.

2. Mengidentiikasikan gerak tari kreasi berdasarkan fungsi tari, teknik, bentuk, jenis, dan nilai estetis sesuai iringan.

3. Melakukan eksplorasi karya tari kreasi berdasarkan fungsi tari, teknik, bentuk, jenis, dan nilai estetis sesuai iringan.

4. Melakukan asosiasi karya tari kreasi berdasarkan fungsi tari, teknik, bentuk, jenis, dan nilai estetis sesuai iringan.

5. Mengomunikasikan karya tari kreasi berdasarkan fungsi tari, teknik, bentuk, jenis, dan nilai estetis sesuai iringan.

MENERAPKAN GERAK TARI KREASI

(FUNGSI, TEKNIK, BENTUK, JENIS,

DAN NILAI ESTETIS SESUAI IRINGAN)

BAB

A. Fungsi Tari

Ada beberapa cara untuk mengamati tari-tarian di Indonesia, salah satunya dipandang dari fungsinya. Soedarsono (1998), membagi fungsi tari atas dasar:

1. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai upacara

Tari yang berfungsi sebagai upacara, apabila tari tersebut memiliki ciri: dipertunjukan pada waktu terpilih, tempat terpilih, penari terpilih, dan disertai sesajian.

Dalam hal ini kamu bisa mengamati tari-tari yang ada di daerah sekitarmu atau daerah lainnya. Bagi siswa yang berada di Bali, tentunya tidak akan sulit menemukan tari-tari tersebut, bukan? Hampir semua tari yang digunakan untuk acara keagamaan memiliki fungsi upacara. Bagi siswa yang berada Yogyakarta atau Surakarta, kamu tentu mengenal tari Bedhaya dan tari Serimpi yang digelar di keraton saat upacara penting. Tarian tersebut digelar pada waktu, tempat, dan penari terpilih.

Gambar di bawah ini adalah salah satu contoh tari yang berfungsi sebagai upacara.

Sumber: //chrevie.wordpress.com

Gambar 11.1 Tari Hudoq dari Kalimantan pada upacara untuk kematian

2. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai hiburan hasil dari ekspresi diri

Tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi memiliki ciri gerak yang spontan. Pernahkah kamu menyaksikan orang menari dengan gerak spontan seperti itu? Betul sekali jika kamu menyatakan orang yang sedang ramai-ramai menari diiringi musik dangdut sebagai tari untuk hiburan pribadi. Dari pengamatan kamu, mengapa mereka menari secara spontan? Sekali lagi kamu benar, bahwa pada intinya tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi ini dilakukan untuk kesenangan sendiri atau kegembiraan yang sesaat.

Gambar 11.2 adalah salah satu contoh tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi.

Sumber: //www.inspirasinusantara.com

Gambar 11.2 Tari Tayub di Blora

3. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis

Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis adalah tari yang disiapkan untuk dipertunjukan. Apakah kamu pernah menonton pertunjukan tari di gedung pertunjukan atau televisi? Sudah tentu sering sekali menonton pertunjukan seperti itu, ya. Banyak sekali contoh pementasan tarian sebagai penyajian estetis itu. Menurut kamu, bagaimana cara penari agar terlihat kompak, serempak, hafal gerakan, dan sesuai dengan iringannya? Tentu saja latihan yang intens dengan sesama penari dan juga menyesuaikannya dengan musik pengiringnya. Seperti gambar di bawah ini yang terlihat rapih adalah hasil dari latihan yang berulang untuk menghasilkan gerak tari yang kompak sesuai dengan iringan.

Sumber: www.youtube.com

B. Bentuk dan Jenis Tari

Menurut jenisnya tari digolongkan menjadi 3 yaitu:

1. Tari Rakyat

Tari yang berkembang di lingkungan masyarakat lokal, hidup dan berkembang secara turun temurun.

2. Tari Klasik

Tari yang berkembang di keraton. Tari ini memiliki pakem-pakem tertentu dan nilai-nilai estetis yang tinggi.

3. Tari Kreasi Baru

Tari yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, namun pada dasarnya tidak menghilangkan nilai-nilai tradisi itu sendiri.

Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:

1. Tari kreasi berpolakan tradisi

Merupakan tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidan-kaidah tari tradisi, baik dalam koreograi, musik, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya. Ada sebagian pengembangan yang dilakukan, namun tidak menghilangkan unsur utama dari tradisi.

2. Tari kreasi non tradisi

Merupakan tari yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi, baik dalam hal koreograi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya.

C. Nilai Estetis Tari

Estetis atau estetika adalah nilai keindahan yang terdapat dalam karya seni. Seni tari sebagai bagian dari seni, umumnya sudah tentu memiliki nilai estetis sebagai kriteria untuk menilai keindahan gerak. seperti bagan di bawah ini.

Menilai Karya Tari

Wiraga

• Wiraga digunakan untuk menilai:

Kompetensi menari, meliputi keterampilan menari, hafal terhadap gerakan, ketuntasan gerak, dan keindahan gerak.

• Wirama untuk menilai:

Kesesuaian dan keserasian gerak dengan irama (iringan), kesesuaian dan keserasian gerak dengan tempo.

• Wirasa untuk menilai:

Kesesuaian gerak dengan tema tari yang terlihat dalam cara kamu memberikan penjiwaan terhadap tari.

Pertanyaannya, apakah kamu bisa menilai tari Bali, tari Jawa, tari Sumatera dan tari etnis lainnya dengan kriteria yang sama seperti wiraga, wirama, wirasa? Untuk menjawab pertanyaan ini memerlukan pemahaman yang menyeluruh, bukan? Kalau kamu perhatikan, setiap etnis memiliki penampilan tari yang berbeda dilihat dari cara menarikannya (wiraga), iringan tarinya (wirama) dan cara menjiwai isi tari (wirasa). Marilah kita coba untuk mengurai mengenai wiraga, wirasa dan wirama. Dimulai dengan pertanyaan apa yang kamu bisa amati dalam mengidentiikasi tari? Betul, yang pertama terlihat adalah gerak, selanjutnya busananya, kemudian mendengar iringannya. Dengan memperhatikan ciri khas geraknya dan ciri khas iringannya, akan mengantarkan pemahaman kepada ciri tari etnis tertentu. Itulah alasan kita bisa mengindentiikasi tari etnis karena secara wiraga (tampilan gerak), wirama (tampilan iringan), dan wirasa (tampilan penjiwaan) masing- masing berbeda. Marilah kita perhatikan contoh tari di bawah ini.

Tari Bali

Sumber: www.pbase.com

Gambar 11.4 Tari Trunajaya dari Bali ciptaan I Mario

Wiraga: Sikap tangan dan lengan dengan ruang yang terbuka lebar. Posisi badan cenderung condong disertai ekspresi mata yang lincah diiringi wirama yang dinamis dan wirasa yang energik.

Sikap tangan dan lengan dengan ruang yang terbuka lebar dan posisi sikut yang senantiasa sejajar dengan dada. Posisi badan cenderung condong disertai ekspresi mata yang lincah. Antara badan dan kepala membentuk garis diagonal. Diiringi gending yang dinamis dan ditarikan dengan wirasa yang energik.

Sumber: zeigon.blogspot.com

Gambar 11.5 Tari Legong dari Bali

Di dalam tari Bali, penilaian wiraga, wirama, dan wirasa memiliki identitas khusus yang tertuang dalam istilah:

1. Agem

Sikap badan, tangan, dan kaki yang harus dipertahankan. 2. Tandang

Cara berpindah tempat. 3. Tangkep

Eskpresi mimik wajah yang memberikan penguatan pada penjiwaan tari.

Wiraga tari Bali dibangun dari kekokohan agem dengan posisi badan diagonal dalam tiga

bagian yaitu kepala, badan, dan kaki; tandang dan tangkep yang ditampilkan dengan baik dan benar menurut kaidah tradisi Bali. Kesan keseluruhan dari wiraga, wirama, dan wirasa yang ditumbuhkan dari penampilan tari Bali adalah dinamis, ekspresif, dan energik.

Tari Jawa

Sumber: blvckshadow.blogspot.com

Gambar 11.6 Tari Arjuna dari Jawa

Wiraga: sikap kaki dan tangan dengan ruang yang sedang.

Wirama: iringan tari gending tempo sedang berirama mengalun.

Wirasa: tenang.

Sumber: makailajasmine.blogspot.co.id/2014_02_01_archive.html

Gambar 11.7 Tari Gatot Kaca dari Jawa

Wiraga: sikap kaki dan tangan dengan ruang yang luas. Wirama: iringan gending dalam tempo sedang.

Wirasa: ditarikan dengan gagah.

Penampilan tari atau wiraga dalam tari Jawa harus sesuai dengan karakter tokoh tari yang ditampilkan. Ruang dan tenaga menjadi tuntutan dalam memerankan tokoh yang memiliki karakter. Ruang gerak sempit untuk karakter halus. Ruang gerak luas untuk memerankan tokoh sesuai dengan karakter gagah. Keseluruhan wiraga, wirama, dan wirasa yang tersusun memberikan kesan seimbang, tenang, dan mengalun.

Tari Sumatera

Sumber: kumpulan-budaya.blogspot.com

Gambar 11.8 Tari Zapin dari Sumatera

Wiraga: geraknya ringan melayang. Wirama: pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan gendang. Wirasa: dinamis.

Wiraga: gerak ringan melayang. Wiraga: pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan gendang. Wirasa: dinamis.

Sumber: www.wisatamelayu.com

Gambar 11.9 Tari Serampang Dua Belas dari Sumatera

Ciri khas gerak tari Melayu tampak dari wiraga yang dilakukan penari yang bergerak melayang ringan bagaikan berselancar meniti aliran air, kadang-kadang meloncat ringan bagaikan riak

gelombang yang memecah membentur karang-karang kecil. Wirama berkembang dari tempo yang perlahan, merambat cepat, dan mencapai klimaks kecepatan di bagian akhir. Wirasa tari

ditampilkan dalam keriangan. Dari pengamatan kamu pada wiraga, wirama, dan wirasa tari dari berbagai etnis dan daerah, kesimpulan apa yang kamu peroleh? Tentu beragam jawabannya, tetapi ada satu jawaban yang bisa kita ambil bahwa dari istilah yang sama ditampilkan dalam bentuk tari yang berbeda. Mengenai hal itu Claire Holt (1967) menyatakan: “perlihatkan tarimu, maka akan terlihat budayamu”. Pernyataan tersebut memberi penguatan pemahaman bahwa tari sebagai produk budaya masyarakat berlandaskan pada nilai-nilai yang dianut masyarakat penyangga budayanya. Dengan demikian, keindahan tari (estetis) tergambar dalam penampilannya, sedangkan

1. Nilai Etis pada Tari Bali

Sumber: badungtourism.com

Gambar 11.10 Tari Barong dari Bali

Sumber: badungtourism.com

Gambar 11.11 Tari Rangda dari Bali

Barong (Gb. 11.10) dan Rangda (Gb. 11.11) adalah perwujudan simbolis dari kekuatan baik dan kekuatan jahat dalam mitologi Bali. Rwa Bhineda atau dua yang berbeda adalah dua kekuatan yang senantiasa bersaing di dunia dan manusia berada di tengah dua kekuatan besar tersebut. Oleh karena itu, manusia senantiasa dituntut dinamis dalam menghadapi dan mengantisipasi dua kekuatan yang berbeda dan bertentangan. Konsep budaya rwa bhineda tercermin dalam nilai estetis tari Bali yang senantiasa dinamis, dan energik dalam gerak yang cenderung tidak seimbang.

2. Nilai Etis pada Tari Jawa

Konsep estetis tari Jawa yang tenang mengalun memiliki korelasi positif dengan konsep etis Jawa yang senantiasa mengutamakan ketenangan, keseimbangan, keselarasan, dan harmonis dengan alam.

Sumber: legenda-daerah.blogspot.com

3. Nilai Etika Tari Sumatera

Sumber: daulagiri.wordpress.com

Gambar 11.13 Atas: Tari Rantak dari Sumatera

Gambar 11.14 Bawah: Tari Payung dari Sumatera

Selaras dengan konsep budaya Melayu yang terekam dalam folklore

Minang ‘alam takambang jadi guru, adat basandi sara, sara basandi kitabullah‘ artinya alam yang berkembang menjadi guru, adat yang bersedi pada hukum, hukum yang bersendi pada kitab ALLAH. Tidak mengherankan, apabila budaya Melayu itu identik dengan Islami. yang tampak pada busana para penari yang selalu menutup tubuh.

D. Tari Kreasi Berdasarkan Iringan

Seperti kita ketahui bahwa musik dan tari selalu bersatu. Bagaimanapun juga, apabila musik diperdengarkan maka besar kemungkinan ide gerak tari akan dipengaruhi oleh musik. Masuknya iringan musik akan menambah semangat baru bagi sebuah pertunjukan.

Musik Iringan Tari

Musik Eksternal

Musik eksternal adalah bunyi-bunyian atau suara yang berasal dari alat musik atau instrumen, yaitu gamelan. Keyboard, kendang, dan angklung.

Contoh: Tari Kandagan (Jabar), dan Gandrung (Banyuwangi).

Musik Internal

Musik internal adalah musik atau bunyi-bunyian yang berasal dari anggota tubuh, yaitu tepukan tangan atau tepukan ke anggota tubuh, jentikan jari, dan hentakan kaki ke tanah.

Contoh: Tari Saman (Aceh), Kecak (Bali)

Iringan pada tari memiliki fungsi sebagai berikut:

• Sebagai iringan penyajian tari

• Menambah semarak dan dinamisnya tari • Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari

• Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerak • Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir tari

Kamu bisa memanfaatkan lagu-lagu daerah kamu sendiri atau daerah lainnya untuk membuat iringan tari. Indonesia memiliki beragam etnis dan setiap etnis memiliki lagu-lagu rakyat. Tentunya kamu ingat lagu “Yamko Rambe Yamko” dari Papua, “Manuk Dadali” dari Jawa Barat, “Bungong Jeumpa” dari Aceh, “Ampar-ampar Pisang” dari Kalimantan Selatan. Lagu-lagu tersebut bisa dijadikan sebagai musik untuk mengiringi tari.

Pertama, perhatikan irama dan tempo lagu serta lirik lagu untuk menentukan tema tarian. Kedua, buat gerakan sesuai dengan iringan. Sebagai contoh lagu “Manuk Dadali” mengisahkan tentang kegagahan burung garuda, dengan tempo sedang, irama riang dan gagah. Kamu bisa gabungkan lagu tersebut dengan iringan gitar, tam-tam, perkusi, atau instrumen lainnya. Sudah tentu gerak tarinya harus menyesuaikan dengan tema kegagahan seekor burung. Tatkala kamu membuat gerak, jangan ragu. Kembangkan daya hayal dan imajinasi. Kalau perlu tambah properti tari yang bisa menguatkan tema kegagahan tersebut.

Di bawah ini notasi lagu “Manuk Dadali” Ciptaan Sambas Mangundikarta, untuk kamu buatkan geraknya.

Sumber: tunas63.wordpress.com

Gambar 11.15 Notasi “Manuk Dadali”

Ada pula tari yang diciptakan berdasarkan lagu pengiringnya, seperti: tari Gawil dari Sunda diiringi lagu Gawil, dan tari Poco-Poco diiringi lagu Poco-poco pula. Dalam hal ini antara tari dan iringannya menjadi sebuah kesatuan, identitas, tari menyatu dengan iringannya. Dari pengamatan, kita bisa menduga kemungkinan besar awal penciptaan tarinya terstimulus dari lagunya. Dalam tradisi Sunda dan Jawa hal tersebut diterjemahkan dalam istilah guru lagu, artinya lagu yang menjadi patokan untuk menciptakan tarian. Contoh yang aktual bisa diamati pada tari Jaipong,

Setelah kamu berdiskusi dan berdasarkan hasil pengamatan karya tari yang berada di lingkunganmu, kamu dapat memodiikasi gerakan tari. Salah satu contoh tari di Jawa Barat adalah tari Kandagan yang diciptakan oleh R. Tjetje Somantri. Kandagan berasal dari kata ‘kandaga’ dalam bahasa Sunda, yaitu tempat perhiasan atau barang berharga dan indah. Dengan demikian, tari Kandagan adalah kumpulan gerak-gerak indah dan berharga. Terdapat beberapa tokoh tari di Indonesia yang terkenal karena kepakarannya dalam mencipta tarian yang melegenda. Apakah kamu pernah mendengar nama I Mario dari Bali? Gusmiati Suid dari Sumatera Barat? Bagong Kusudiardjo dari Yogya? I Mario adalah pencipta tari Kekebyaran dengan tarinya yang terkenal Tari Terompong. Gusmiati Suid pencipta tari Rantak yang dinamis dari Sumatera Barat. Bagong Kusudiardjo dari Yogyakarta mencipta tari Yapong. Coba kamu telusuri nama tokoh-tokoh tari di daerahmu atau di luar lingkunganmu untuk memperkaya pengetahuanmu!

Berikut ini, coba kamu peragakan salah satu tari kreasi yang ada di daerahmu, atau dari internet yang bisa diunduh! Dalam contoh buku ini adalah tari Kandagan dari Jawa Barat yang diciptakan oleh R. Tjetje Somantri, berikut dengan hitungan yang dapat dilihat di web: Pusat Olah Tari Setialuyu www.youtube.com.

Sumber: Pusat Olah Tari Setialuyu

Gambar 11.16 Gerak Calik Ningkat dalam tari Kandagan (Sunda)

GERAK 1

Gerak ini dimulai dari gilek, lontang kembar, ukel, sembah. Dilakukan dengan hitungan 1 sampai 8. Lihat di www.youtube.com pada menit ke 00.46

GERAK 2

Gerak ini dimulai dari mengambil soder panjang, disampirkan di atas pergelangan tangan kiri. Lakukan dengan hitungan 1 sampai 4. Lanjutkan dengan gerak 3. Lihat www.youtube.com pada menit ke 1.36

Sumber: Pusat Olah Tari Setialuyu

Gambar 11.17 Gerak alung soder dalam tari Kandagan (Sunda)

GERAK 3

Gerak ini dilakukan dengan engke gigir ke kanan sambil mengayunkan soder sesuai dengan hitungan 5 sampai 8. Ulangi dengan arah yang sebaliknya dengan hitungan 1 sampai 4. Lihat www.youtube. com pada menit 2.31

GERAK 4

Gerak ini dilakukan dengan gerak kaki melangkah ditempat sambil mengayunkan soder di tangan. Dilakukan dengan hitungan 1 sampai 8. Lihat www.youtube.com pada menit ke 2.52

Sumber: Pusat Olah Tari Setialuyu

Gambar 11.19 Gerak Mincid radea dalam tari Kandagan (Sunda)

Sumber: Pusat Olah Tari

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA