Apa yang dimaksud diabetes tipe 1 dan tipe 2?

Memiliki kesamaan, tetapi beda penyebab dan cara pengobatan

Terdapat dua jenis diabates utama, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Moms meskipun sama-sama penyakit gula, tetapi terdapat perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Kedua jenis diabetes ini memiliki penyakit kronis yang memengaruhi cara tubuh mengatur gula darah atau glukosa.

Glukosa adalah bahan bakar yang memberi makan sel-sel tubuh , tetapi untuk memasuki sel-sel dibutuhkan sebuah kunci. Insulin adalah kuncinya.

Melansir Chronicle Journal of Food and Nutrition peningkatan kadar glukosa dalam waktu lama menyebabkan komplikasi serius seperti disfungsi, dan kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.

Diabetes tipe 1 dan tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak dapat menyimpan dan menggunakan glukosa dengan baik, yang penting untuk energi.

Meskipun memiliki kesamaan, keduanya merupakan penyakit yang berbeda dengan penyebab dan penanganan yang berbeda pula.

Berikut perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang perlu Moms dan Dads ketahui.

Baca Juga: Mudah Dilakukan, Intip Cara Menanam Lengkuas di Rumah!

Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2

Diabetes tipe 1 dan tipe 2 mungkin memiliki nama yang mirip, tetapi terdapat perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 dengan penyebab hingga pengobatan yang unik.

Yuk, simak Moms perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 di bawah ini.

1. Gejala

Foto: Orami Photo Stock

Perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 selanjutnya adalah gejala. Meskipun gejala diabetes hampir sama, tetapi ada perbedaan yang signifikan.

Gejala umum diabetes adalah rasa haus dan lapar yang berlebihan serta banyak berkemih.

Selain itu, ada yang mengeluhkan penurunan berat badan spontan tanpa didahului upaya menurunkan berat badan secara aktif.

Meningkatnya rasa lapar dan haus, sering buang air kecil, kelelahan, penglihatan kabur, mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki, luka yang tidak cepat sembuh, dan penurunan berat badan.

”Tubuh lemah dan mudah lelah juga mood swings merupakan gejala dari diabetes tipe 1,” jelas Dr. Mary Vouyiouklis Kellis, endocrinologist Cleveland Clinic.

Terkadang memiliki gejala yang sama dengan diabetes tipe 1. Namun, bisa banyak pula pasien yang tidak memiliki gejala sama sekali.

2. Penyebab

Foto: Orami Photo Stock

Perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 selanjutnya adalah penyebabnya.

dr. M. Ikhsan Mokoagow, MMedSci, Sp.PD-KEMD, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi, Metabolik, dan Diabetes, RS Pondok Indah – Puri Indah, mengatakan diabetes merupakan kondisi yang ditandai adanya peningkatan kadar gula darah.

Penyebab diabetes tipe 1 karena autoimun, sedangkan diabetes tipe 2 karena sel-sel tubuh kurang sensitif menerima produksi insulin.

Sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab untuk melawan penjajah asing, seperti virus dan bakteri berbahaya.

Pada penderita diabetes tipe 1, sistem kekebalan salah mengira sel sehat tubuh sendiri sebagai penyerang asing.

Sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel beta penghasil insulin di pankreas. Setelah sel beta ini dihancurkan, tubuh tidak dapat memproduksi insulin.

Para peneliti tidak tahu mengapa sistem kekebalan terkadang menyerang sel-sel tubuh sendiri. Ini mungkin ada hubungannya dengan faktor genetik dan lingkungan, seperti paparan virus.

Seseorang dengan diabetes tipe 2 memiliki resistensi insulin. Tubuh masih memproduksi insulin, tetapi tidak dapat menggunakannya secara efektif.

Peneliti tidak yakin mengapa beberapa orang menjadi resisten insulin dan yang lainnya tidak, tetapi beberapa faktor gaya hidup dapat berkontribusi, termasuk tidak aktif dan membawa berat badan berlebih.

Faktor genetik dan lingkungan lain mungkin juga berperan.

Ketika Moms mengembangkan diabetes tipe 2, pankreas akan mencoba mengimbanginya dengan memproduksi lebih banyak insulin.

Karena tubuh Moms tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, glukosa akan menumpuk di aliran darah.

3. Insulin

Foto: Orami Photo Stock

Selanjutnya, perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 adalah insulin. Diabetes tipe1 tidak memproduksi insulin, sedangkan diabetes tipe 2 memproduksi insulin.

Pada Diabetes tipe 1, terjadi kerusakan sel-sel penghasil insulin pada pankreas akibat proses autoimun di mana sel-sel kekebalan tubuh menyerang sel penghasil insulin.

Tubuh tidak memproduksi insulin. Tanpa insulin, tubuh tidak tahu cara menggunakan glukosa untuk energi, meskipun dalam kondisi setelah makan dan memiliki glukosa dalam darah.

Hal tersebut menyebabkan hati mengeluarkan lebih banyak glukosa ke dalam darah, tidak disimpan sebagai energi ataupun cadangan energi.

Dampaknya, gula darah tinggi, sel-sel tidak mendapatkan energi yang dibutuhkan, dan tubuh akan memberikan ’sinyal’ lapar.

"Diabetes tipe 1 karena tubuh tidak memproduksi insulin," ujar Grenye O'Malley, M.D., ahli endokrin Mount Sinai Diabetes Center dan asisten profesor di Icahn School of Medicine at Mount Sinai.

Tubuh memproduksi insulin, namun tidak berfungsi dengan baik. Ketika gula darah tinggi dan insulin dilepaskan, tubuh mengabaikannya.

Sama seperti pada diabetes tipe 1, gula darah tinggi, hati melepaskan lebih banyak glukosa, dan sel-sel lain tidak mendapatkan energi yang mereka butuhkan.

Sel-sel tubuh mulai melawan efek insulin. Hingga pada kasus yang parah, tubuh berhenti memproduksi insulin yang cukup, sehingga tidak dapat lagi menggunakan glukosa secara efektif.

Menurut dr. M. Ikhsan, pada diabetes tipe 2 terjadi kondisi yang disebut resistensi insulin, di mana insulin tidak dapat bekerja secara optimal untuk mengendalikan kadar gula dalam darah.

"Kondisi ini menyebabkan produksi insulin menjadi berlebihan. Pada akhirnya sel-sel penghasil insulin mengalami penurunan fungsi." ucapnya.

Baca Juga: Indeks Glikemik, Ternyata Sangat Berpengaruh pada Gula Darah, lho!

4. Usia

Foto: Orami Photo Stock

Perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 selanjutnya adalah usia risiko terkena.

Kecenderungannya dikarenakan faktor genetik. Untuk itu, dr. M. Ikhsan umumnya didiagnosis pada anak-anak atau usia muda. Namun, bisa juga baru terdiagnosa pada usia dewasa.

"Umumnya berat badan penderita tidak berlebih (overweight/obese), dan mutlak memerlukan insulin untuk pengendalian kadar gula darahnya." jelas dr. M. Ikhsan.

Biasanya terjadi setelah usia 35 tahun. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), orang yang memiliki gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan kolesterol tinggi lebih berisiko terkena diabetes tipe 2.

Sebanyak 80 persen penderita diabetes tipe 2 obesitas dan memiliki riwayat keluarga.

Orang yang berusia di atas 45 tahun, dengan riwayat serangan jantung atau stroke, juga lebih mungkin terserang diabetes tipe 2.

”Meski demikian dapat terjadi pula pada usia yang lebih muda, terutama jika mereka kelebihan berat badan dan memiliki gaya hidup yang tidak sehat,” kata Dr. Jay Skyler, deputy director clinical research and academic programs Diabetes Research Institute di University of Miami, Florida.

Baca Juga: Seperti Apa Kadar Gula Darah Normal? Ketahui Faktanya Berikut Ini!

5. Pengobatan

Foto: Orami Photo Stock

Perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 selanjutnya adalah cara pengobatannya.

Pemberian insulin melalui injeksi atau infus (pompa insulin). ”Penderita diabetes tipe 1 harus menggunakan insulin selama sisa hidup mereka," kata O'Malley.

Pada beberapa pasien cukup mengelola gula darah dengan mengatur pola makan yang tepat dan menjaga berat badan.

Ada pula beberapa pasien dengan diabetes tipe 2 yang membutuhkan suntikan insulin untuk pengobatan (seperti pada diabetes tipe 1), namun hal tersebut tidak umum.

Sebagai gantinya, diberikan resep obat untuk menjaga kadar gula darah tetap rendah atau meningkatkan sensitivitas insulin.

Baca Juga: Resistensi Insulin, Kondisi yang Bisa Menyebabkan Diabetes Tipe 2

Komplikasi Diabetes Melitus

Foto: Orami Photo Stock

Diabetes merupakan penyakit yang menyebabkan kadar gula di dalam darah tinggi.

Mengingat darah akan mengalir ke seluruh organ tubuh, tingginya kadar glukosa darah ini bisa berdampak pada seluruh organ tubuh juga.

Beberapa komplikasi diabetes melitus yang mungkin muncul, antara lain:

1. Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS)

Kondisi ini juga merupakan salah satu kegawatan medis pada penyakit kencing manis, dengan tingkat kematian mencapai 20%.

Melansir Diabetes Care Journal HHS terjadi akibat adanya lonjakan kadar gula darah yang sangat tinggi dalam waktu tertentu.

Gejala HHS ditandai dengan haus yang berat, kejang, lemas, gangguan kesadaran, hingga koma.

2. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Komplikasi penyakit diabetes melitus dalam jangka panjang dapat memicu penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).

Beberapa penyakit kardiovaskuler yang terdampak diabetes melitus antara lain penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, penyempitan arteri.

Tingginya kadar gula darah dalam tubuh juga dapat mempercepat pengerasan pembuluh darah arteri.

Baca Juga: Mengenal Kaditic, Obat untuk Atasi Berbagai Nyeri Ringan hingga Sedang di Tubuh

3. Masalah Penglihatan

Retinopati diabetik adalah salah satu bahaya diabetes yang mengancam penglihatan. 

Seperti bagian tubuh lainnya, mata juga memiliki pembuluh darah untuk suplai nutrisi.

Namun, gula darah yang tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah di retina membengkak dan bocor.

Bahkan, pada retinopati diabetik juga mungkin terjadi sumbatan pembuluh darah.

Sumbatan ini lama-kelamaan akan merusak dinding pembuluh darah dan memicu munculnya pembuluh darah baru abnormal (neovaskularisasi).

4. Masalah Kaki dan Kulit

Masalah pada kulit dan luka pada kaki juga umum terjadi jika mengalami komplikasi diabetes.

Hal ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah dan saraf, serta terbatasnya aliran darah ke kaki.

Gula darah yang tinggi juga memudahkan bakteri dan jamur berkembang biak.

Terlebih jika adanya penurunan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sebagai akibat dari diabetes.

Dengan demikian, masalah pada kulit dan kaki pun tak dapat terelakkan.

Jika tidak dirawat dengan baik, kaki penderita diabetes berisiko mudah luka dan terinfeksi sehingga menimbulkan gangren dan ulkus diabetikum.

Penanganan luka pada kaki penderita diabetes adalah dengan pemberian antibiotik, perawatan luka dengan benar, atau bahkan amputasi bila kerusakan jaringan sudah parah.

Baca Juga: Aturan Pakai Neurodex, Obat untuk Atasi Masalah Saat Tubuh Kekurangan Vitamin B

Kedua jenis diabetes tersebut ini membutuhkan perawatan jangka panjang. Namun, dengan manajemen pengobatan yang tepat, pasien dapat menjalani hidup sehat dalam jangka waktu yang lama.

Selain itu, menurut American Diabetes Association olahraga teratur dan diet seimbang juga penting untuk menjaga kadar gula darah relatif stabil. Yuk, hidup sehat untuk meminimalisir risiko diabetes.

Nah, itu dia Moms perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2. Jadi jangan sampai salah lagi ya Moms!

  • //www.diabetes.org/diabetes
  • //www.healthline.com/health/difference-between-type-1-and-type-2-diabetes#prevalence
  • //www.researchgate.net/publication/318959668_Causes_Complications_and_Management_of_Diabetes_Mellitus
  • //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4207202/
  • //www.diabetes.org.uk/diabetes-the-basics/differences-between-type-1-and-type-2-diabetes

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA