Penyebab TB MDR
Tuberkulosis (TB/TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan dari orang ke orang melalui udara. Berbeda lagi dengan multidrug resistant tuberculosis (TB MDR).
Mengutip CDC, penyakit TB MDR adalah jenis tuberkulosis yang disebabkan oleh organisme yang kebal terhadap dua jenis obat TBC, yaitu isoniazin dan rifampisin. Jadi, pasien mengalami resistensi obat TB.
Perlu Anda ketahui bahwa penyebab TB MDR umumnya terjadi karena pengobatan tidak tuntas atau mungkin cara penanganan yang salah, sebagai contoh:
- Petugas kesehatan salah memberikan obat.
- Pemberian dosis tidak tepat.
- Tidak adanya obat yang sesuai untuk penderita.
- Pasien tidak menyelesaikan pengobatan.
- Obat-obatan berkualitas buruk.
TB MDR akan lebih berisiko muncul pada penderita TBC yang tidak rutin mengonsumsi obat antituberkulosis atau tidak menghabiskan obat yang diberikan, serta penyakit kambuh kembali.
Namun, orang yang sehat juga bisa terjangkit TB MDR, apabila sering meluangkan waktu bersama atau tinggal dengan penderita TB MDR.
Ciri-ciri TB MDR
Pada dasarnya, tidak ada perbedaan mengenai ciri, tanda, dan gejala TB MDR dengan TB yang biasa.
Hanya saja, saat penderita menjalani pengobatan, bakteri tidak kunjung mati. Hal ini menyebabkan Anda tetap merasakan berbagai gejala TBC, di antaranya adalah:
- Batuk dalam jangka waktu tinga minggu atau lebih
- Batuk berdarah atau berlendir
- Nyeri dada
- Nyeri saat bernapas
- Penurunan berat badan
- Kelelahan
- Demam
- Keringat pada malam hari
- Panas dingin
- Kehilangan selera makan
Serupa dengan TB biasanya, TB MDR juga dapat menyerang bagian organ tubuh lainnya, seperti kulit, kelenjar, otak, ginjal, atau tulang belakang.
Oleh karena itu, tanda dan gejala TB MDR juga tergantung pada area infeksin. Misalnya, jika TB MDR menyerang bagian organ ginjal, Anda mungkin mengalami urine yang mengandung darah.
Cara mengatasi TB MDR
Pengobatan dan perawatan pasien yang mengalami resistensi obat TB tergolong sulit. Apabila penanganannya tidak tepat bisa berbahaya serta mengancam jiwa.
Salah satu pengobatannya kemungkinan pemberian obat antibakteri fluoroquinolone. Sebenarnya, ini adalah obat yang penggunaannya dibatasi, karena efek sampingnya .
Akan tetapi, jenis obat ini mutlak diperlukan untuk beberapa pasien TB laten atau TB MDR.
Selain itu, WHO merekomendasikan pemberian levofloxacin dengan dosis 750 mg satu kali sehari dan moksifloksasin dengan dosis 400 mg satu kali sehari, sebagai obat untuk mengatasi TB MDR.
Tentunya, dokter akan memastikan lebih lanjut mengenai perawatan dan pengobatan yang tepat.
Bagaimana kalau TB MDR tidak ditangani?
Pasien yang mengalami penyakit ini berkaitan dengan peningkatan risiko kematian selama pengobatan. Maka dari itu, kalau tidak ditangani dengan tepat, risikonya semakin meningkat.
Faktanya, hanya sekitar setengah penderita TB MDR di seluruh dunia yang berhasil sembuh.
Apalagi, jika pasien yang mengalami jenis resistensi obat TB lainnya, yaitu extensively drug resistant (TB XDR).
Ini adalah jenis TB MDR langka, yang kebal terhadap obat isoniazid, rifampisin, fluoroquinolone, dan obat suntik lini kedua (amikasin, kanamisin, atau kapreomisin).
TB XDR tergolong kebal terhadap obat TB yang paling manjur. Untuk itu, kemungkinan cara mengobati pasien adalah dengan mendapatkan pengobatan yang kurang efektif.
Gejala TB XDR pun serupa dengan TB pada umumnya. Seperti merasa lemas, penurunan berat badan, demam, dan timbulnya keringat pada malam hari.
Cara mencegah TB MDR
Hal paling penting untuk mencegah kondisi dan penyebaran TB MDR adalah minum obat TBC sesuai dengan aturan. Pastikan Anda mengonsumsi obat sesuai dosis dan tidak menghentikan pengobatan sebelum masa perawatan sudah benar-benar selesai.
Apabila dalam masa pengobatan Anda mengalami kesulitan atau efek samping tertentu, segera konsultasikan agar mendapatkan penanganan lanjutan.
Lalu, pencegahan lainnya adalah dengan menjaga jarak terlebih dahulu dengan pasien TB MDR.
Gunakan masker dan batasi waktu saat berada di tempat publik yang sangat ramai.
Ingin mengetahui lebih banyak tentang jenis tuberkulosis TB MDR? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ.
Kuman dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat sehingga pengobatan akan lebih lama dan lebih mahal karena jenis obatnya berbeda. Kuman yang kebal obat dapat ditularkan kepada orang lain di sekitar penderita.
Bagaimana orang bisa sakit TB MDR?
1. Pengobatan TB biasa yang tidak tuntas
2. Tertular dari pasien TB MDR
Bagaimana mencegah TB?
1. Minumlah obat teratur, setelah 2 minggu minum obat, maka kuman tidak akan menularkan ke orang lain
2. Pasien TB harus menutup mulutnya sewaktu batuk dan bersin
3. Tidak membuang dahak disembarang tempat, tapi dibuang pada tempat khusus dan tertutup
4. Rumah tinggal harus mempunyai ventilasi udara yang baik agar sirkulasi udara lancar
Pencegahan Penularan TB MDR
1. Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau sapu tangan ketika batuk atau bersin, kemudian buanglah tisu di tempat sampah tertutup
2. Jangan membuang ludah dan dahak disembarang tempat
3. Gunakan air dan sabun untuk mencuci tangan Anda kemudian keringkan
4. Ketika kontak dengan orang lain, gunakan masker
Pengobatan TB MDR
1. Pengobatan diberikan pada orang yang terbukti TB MDR
2. Pengobatan diberikan di Sarana Pelayanan Kesehatan yang ditunjuk selama 18 – 24
Menelan Obat Harus Diawasi Petugas Kesehatan Setiap Hari
Efek samping dari Obat, meliputi:
1. Mual dan muntah
2. Pusing / sakit kepala
3. Diare
4. Nyeri otot dan tulang
5. Hilang napsu makan
6. Kesemutan sampai rasa terbakar di kaki
7. Warna kemerahan pada air seni
Bila Anda pasien TB, berobatlah sampai tuntas sesuai dengan anjuran dari Petugas Kesehatan. Bila Anda di diagnosis TB MDR, mulailah pengobatan dengan segera di Sarana Pelayanan khusus yang ditunjuk. Pengobatan TB MDR sampai tuntas adalah upaya yang paling baik bagi pasien untuk sembuh.