Apa yang dimaksud dengan stroke non hemoragik?

Pengertian stroke non hemoragik merupakan salah satu jenis gangguan yang cukup berbahaya. Gangguan yang menyerang sel-sel otak ini tak hanya akan menyebabkan stroke namun juga gangguan pada saraf otak.

Stroke adalah kondisi darurat medis yang terjadi karena sel otak akan mati hanya dalam waktu singkat, bahkan dalam hitungan menit. Tentu saja hal demikian bisa menyebabkan bagian tubuh tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Baca Juga: Apakah Kardiomiopati Dapat Disembuhkan? Ini Penyebab dan Gejalanya

Oleh karena itu, gangguan ini membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Ini terutama untuk meminimalisir tingkat kerusakan yang terjadi. Namun tahukah Anda apa sebenarnya penyakit yang bernama stroke non hemoragik?

Pengertian Stroke Non Hemoragik

Pada dasarnya ada beberapa jenis stroke yang perlu kita kenali. Salah satunya adalah stroke iskemik atau terkenal dengan sebutan stroke jenis non hemoragik.

Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang terjadi ketika pasokan darah yang menuju ke otak mengalami penyumbatan. Tanpa pasokan darah yang cukup akan membuat otak tidak akan mendapat asupan oksigen dan nutrisi.

Tak ayal hal tersebut akan membuat sel-sel pada area otak yang terdampak akan mengalami kematian. Stroke jenis ini umumnya menimbulkan hilangnya fungsi neurologis di area otak tersebut.

Penanganan awal jenis stroke ini adalah dengan melakukan sejumlah tindakan. Baik dengan menjaga jalan pernapasan, mengembalikan kondisi aliran darah, dan mengontrol tekanan darah.

Meski terdapat jenis stroke lainnya, yakni stroke hemoragik, tetapi pada kenyataannya jenis stroke non hemoragik terjadi pada sekitar 80 persen orang.

Baca Juga: Gejala Maag Kronis, Kenali Sejak Dini dan Harus Diwaspadai

Untuk jenis non hemoragik ini juga masih terbagi lagi menjadi dua jenis. Pembagian ini berdasarkan serangannya yang bisa terjadi pada area tubuh yang berbeda. Bahkan jenis ini juga terjadi akibat penyumbatan yang berbeda pula.

Untuk lebih mengetahui jenis gangguan ini, berikut adalah perbedaan dari stroke iskemik yang penting untuk Anda ketahui.

Stroke Emboli

Ini adalah jenis non hemoragik yang terjadi ketika gumpalan darah, plak atau benda lainnya dalam pembuluh darah menyebabkan terbentuknya sumbatan pada area tubuh lainnya.

Gumpalan tersebut kemudian bisa berpindah menuju ke pembuluh darah dalam otak yang menyebabkan stroke..

Stroke Trombotik

Ini adalah jenis stroke non hemoragik yang terjadi ketika gumpalan yang menyebabkan sumbatan terbentuk secara langsung pada pembuluh darah dalam otak.

Baca Juga: Cara Mengatasi Rasa Malas, Jauhi Bantal yang Posesif

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan seseorang terkena penyakit stroke jenis ini. Berikut adalah beberapa yang sebaiknya Anda waspadai.

  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Malas bergerak
  • Merokok
  • Konsumsi minuman beralkohol
  • Menggunakan kokain
  • Mengonsumsi metamfetamin
  • Ada riwayat penyakit stroke dalam keluarga
  • Memiliki penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, diabetes, kolesterol tinggi, gangguan irama jantung dan hipertensi.

Pengobatan Stroke Non Hemoragik

Ada sejumlah penanganan penyakit ini yang akan dokter lakukan. Berikut ini beberapa bentuk pengobatan stroke non hemoragik yang sebaiknya juga Anda tahu.

Obat Antihipertensi

Penggunaan obat antihipertensi terutama untuk mengendalikan tekanan darah dan mencegah stroke kambuh kembali. Adapun contoh obat antihipertensi yang baik pada penderita stroke iskemik adalah ACE Inhibitor, Alpha Blocker dan Beta Blocker, Diuretik Thiazide dan Calcium Channel Blocker.

Statin

Ini adalah jenis obat golongan statin, contohnya Atorvastatin.

Endarterektomi Karotis

Ini adalah jenis operasi yang penting untuk mencegah berulangnya penyakit stroke non hemoragik pada pasien. Dengan melakukan operasi tersebut agar tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis pada leher pasien dapat hilang atau dibuang.

Sayangnya, prosedur medis yang akan mereka lakukan dengan operasi tersebut tidak sembarangan. Tidak setiap pasien stroke bisa menjalaninya, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit jantung.

Penyuntikkan rtPA

Suntik rtPA (Recombinant Tissue Plasminogen Activator) adalah penyuntikan yang dokter lakukan lewat infus. Ini memiliki tujuan untuk mengembalikan kondisi aliran darah.

Suntik rtPA biasanya hanya dapat diberikan untuk pasien yang cepat dibawa ke rumah sakit. Utamanya dalam waktu 3 hingga 4,5 jam pasca gejala pertama muncul.

Obat Antiplatelet

Sama seperti obat aspirin, pemberian jenis obat antiplatelet tersebut juga bertujuan untuk mencegah pembekuan darah pada pasien stroke. Sehingga untuk mencegah terjadinya serangan mendadak.

Demikian informasi tentang pengertian stroke non hemoragik yang penting kita tahu. Meskipun penanganan penyakit ini harus secara medis, namun dengan tindakan cepat saat muncul gejala akan bisa mencegah dampak yang lebih buruk. (R11/HR-Online)

Editor: Ndu

This post was last modified on April 15, 2021 9:24 PM

Stroke non hemoragik atau sering juga disebut sebagai stroke iskemik, adalah stroke yang terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah. Jenis ini dialami sekitar 80% penderita stroke.

06 Dec 2019|Nina Hertiwi Putri

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Stroke non hemoragik merupakan jenis stroke yang paling banyak terjadi

Tahukah Anda, jika sebenarnya, ada beberapa jenis stroke yang dapat terjadi? Salah satu jenis stroke yang paling sering terjadi adalah stroke non hemoragik atau yang sering juga disebut sebagai stroke iskemik.Dari seluruh jumlah orang yang mengalami stroke, sekitar 80% nya menderita stroke non hemoragik. Selain jenis ini, ada dua jenis stroke yang juga bisa muncul, yaitu stroke hemoragik dan mini stroke, atau stroke ringan.

Lebih jauh tentang stroke non hemoragik

Stroke non hemoragik adalah stroke akibat penyumbatan aliran darah oleh suatu gumpalan seperti lemak, yang disebut plak. Penumpukan plak di pemuluh darah, akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah atau arterosklerosis.Saat pembuluh darah menyempit akibat plak, maka aliran darah akan melambat. Hal ini membuat darah menumpuk, yang lama-kelamaan bisa menggumpal, dan akhirnya benar-benar menyumbat pembuluhnya.Stroke non hemoragik, dibagi lagi menjadi dua jenis dan masing-masingnya bisa terjadi di area tubuh berbeda, dan disebabkan oleh penyumbatan yang berbeda. Berikut ini, perbedaan dari jenis stroke non hemoragik yang ada.Stroke emboli terjadi saat gumpalan darah, plak atau benda lain yang menyebabkan sumbatan di pembuluh darah, terbentuk di area lain pada tubuh. Lalu, gumpalan tersebut bergerak menuju ke pembuluh darah di otak.Stroke trombotik, terjadi apabila gumpalan yang menyebabkan sumbatan terbentuk langsung pada pembuluh darah di otak.

Kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya stroke non hemoragik

Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke non hemoragik, di antaranya:
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi
  • Kolesterol tinggi
  • Riwayat serangan jantung
  • Riwayat anemia sel sabit
  • Kelainan pembekuan darah
  • Penyakit jantung bawaan
  • Diabetes
  • Kebiasaan merokok
  • Kelebihan berat badan, terutama bagi Anda yang memiliki perut buncit
  • Kebiasaan mengonsumsi alkohol berlebih
  • Konsumsi obat-obatan terlarang
Stroke non hemoragik juga lebih mungkin terjadi pada orang dengan anggota keluarga yang sebelumnya pernah mengalami stroke. Risiko terjadinya kondisi ini juga akan meningkat, seiring dengan bertambahnya usia.

Waspadai gejala stroke non hemoragik

Gejala stroke harus dikenali sejak awal. Sebab penyakit ini bisa membahayakan nyawa. Pada stroke non hemoragik, ada empat gejala khas yang perlu diperhatikan, yaitu:
  • Face (wajah): perhatikan, apakah ada satu sisi wajah yang terlihat lebih turun dari sisi lainnya?
  • Arm (tangan): saat mencoba menaikkan satu tangan, apakah lengan yang lainnya menjadi lebih lemah? Ataukah ada kesulitan untuk mengangkat tangan?
  • Speech (cara bicara): apakah Anda terlihat kesulitan untuk berbicara atau pengucapan kata menjadi tidak jelas atau pelo?
  • Time (perhatikan waktu yang tepat): jika jawaban dari semua pertanyaan di atas adalah YA, maka segera periksakan diri Anda ke dokter atau panggil ambulans untuk mengantar ke IGD.
Agar lebih mudah, Anda bisa meningat gejala stroke di atas dengan singkatan FAST.Selain keempat gejala di atas, ada kondisi lain yang bisa menandakan terjadinya stroke non hemoragik. Kondisi-kondisi di bawah ini, umumnya terjadi secara mendadak. Beberapa gejala stroke yang lain di antaranya:
  • Mendadak
  • Kesulitan berjalan
  • Sakit kepala
  • Sering jatuh tanpa sebab yang jelas
  • Tiba-tiba menjadi sulit memahami pembicaraan orang
  • Kebingungan
  • Mengalami gangguan penglihatan secara mendadak
  • Sakit kepala hebat tanpa sebab yang jelas

Perawatan yang tepat untuk stroke non hemoragik

Untuk stroke non hemoragik, perawatan dilakukan dengan fokus untuk mengembalikan aliran darah di otak ke kondisi normal. Untuk bisa mencapai hal tersebut, ada beberapa jenis tindakan yang dilakukan oleh dokter, seperti:Agar aliran darah dapat kembali lancar, dokter dapat memberikan obat yang disebut dengan tissue plasminogen activator (TPA). Obat ini berfungsi mempercepat penyembuhan stroke, terutama apabila diberikan segera setelah stroke pertama kali terjadi.Dokter biasanya akan memberikan obat ini dalam tiga jam pertama sejak gejala muncul. Terkadang, obat ini juga tetap efektif apabila diberikan 4,5 jam setelah kemunculan gejala pertama kalinyaSelain obat TPA, pemberian obat aspirin atau obat pengencer darah lainnya juga dapat dilakukan. Dokter akan menyesuaikannya dengan kondisi masing-masing pasien.Pada beberapa kasus, pemberian obat saja tidak cukup. Sehingga, prosedur operasi perlu dilakukan untuk mengembalikan aliran darah normal di otak. Prosedur ini dinamakan trombektomi.Pada trombektmi, dokter akan memasukkan selang kecil fleksibel atau kateter untuk menghancurkan gumpalan yang menyumbat pembuluh darah.

Cegah stroke non hemoragik dengan cara ini

Stroke non hemoragik adalah penyakit yang berbahaya. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan serangkaian cara untuk mencegahnya. Berikut ini, pencegahan stroke yang juga dapat meningkatkan kondisi kesehatan Anda secara umum.
  • Rutin memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter
  • Berolahraga secara teratur
  • Mengonsumsi makanan yang sehat
  • Menjaga berat badan ideal
  • Menghindari kebiasaan merokok atau menjadi perokok pasif
  • Melihat riwayat stroke dalam keluarga. Jika ada, periksakan diri ke dokter
  • Beristirahat dengan cukup
  • Mengonsumsi obat sebagai langkah pencegahan, hanya atas anjuran dokter
Baik stroke non hemoragik maupun jenis stroke lainnya, tentu akan jauh lebih baik dihindari, sebelum Anda harus menjalani pengobatannya. Jangan tunda rencana ke dokter, jika gejala sudah mulai terasa. Semakin cepat pemeriksaan dilakukan, maka semakin cepat juga perawatan dapat diberikan.

gejala strokestrokestroke hemoragik

WebMD. //www.webmd.com/stroke/guide/types-stroke#1
Diakses pada 6 Desember 2019
Medical News Today. //www.medicalnewstoday.com/articles/318098.php
Diakses pada 6 Desember 2019
Healthline. //www.healthline.com/health/stroke/cerebral-ischemia
Diakses pada 6 Desember 2019
Stanford Health Care. //stanfordhealthcare.org/medical-conditions/brain-and-nerves/stroke/treatments.html
Diakses pada 6 Desember 2019

Stroke batang otak merupakan kondisi darurat medis bisa disebabkan oleh penyumbatan dan perdarahan di batang otak. Kondisi ini bisa dipicu oleh pola hidup tidak sehat.

16 Apr 2022|Yanita Nur Indah Sari

Fungsi obat pengencer darah adalah untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah. Cara kerja obat ini berbeda-beda, bergantung pada jenisnya.

24 Sep 2020|Nina Hertiwi Putri

Obat stroke terbagi menjadi beberapa jenis, tergantung dari kondisi stroke yang sedang dialami. Tak boleh sembarangan, Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan pengobatan stroke.

13 Des 2019|Nina Hertiwi Putri

Dijawab Oleh dr. Adhi Pasha Dwitama

Dijawab Oleh dr. Adhi Pasha Dwitama

Dijawab Oleh dr. Elsinda Eka Sari

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA