Apa tujuan dan manfaat dari pengawetan makanan dari bahan nabati?

4 dari 5 halaman

Pengawetan Makanan © 2021 iStock.com

Pengawetan makanan dengan bahan kimia sudah umum banget dijumpai di produk makanan. Bahan yang digunakan telah terbukti aman dan diperbolehkan, hanya aja penggunaanya harus dalam jumlah yang sesuai dengan aturan.

Garam

Pengawetan makanan dengan garam ini masuk dalam pengawetan bahan kimia karena menggunakan garam yang walaupun merupakan bahan alami namun tetap masuk dalam kelompok bahan kimia lho. Sesuai definisinya, bahan kimia adalah suatu bentuk materi yang memiliki komposisi kimia dan sifat karakteristik konstan.

Pengawetan makanan bisa dilakukan dnegan garam karena mengurangi aktivitas air pada makanan. Apa itu? Yakni jumlah air bebas tak terikat dalam bahan pangan yang biasanya digunakan bakteri sebagai media tumbuh. Kemampuan ini hadir karena asosiasi ion natrium dan klorida dengan molekul air.

Gula

Gula bertindak sebagai pengawet makanan dengan tindakan yang sama sebagaimana garam, yakni menghancurkan keseimbangan osmosis sel. Salah satu jenis makanan yang paling terkenal dengan penagwetan gula adalan selai, manisan, dan masih banyak lagi.

Pengasapan

Ini adalah metode pengawetan makanan tertua yang digunakan untuk meningkatkan kualitas makanan dan biasanya digunakan untuk mengawetkan daging dan ikan. Pada proses ini, asap dipaparkan pada bahan makanan untuk menghilangkan kelembapan dari permukaan makanan. Tapi metode ini nggak bsia diandalkan sepenuhnya karena kudu dikombinasikan dengan beberapa metode lain seperti penggaraman atau pengeringan.

Selain beberapa teknik pengawetan makanan di atas, ada juga pengawetan lain yang menggunakan metode khusus misalnya penyinaran dan pengemasan vakum, iradiasi untuk menghancurkan organisme dan pengepakan vakum untuk mengeluarkan oksigen dari kemasan makanan untuk mencegah pertumbuhan bakteri aerob yang akan membusuk makanan.

Natrium Benzoat

Sodium benzoate menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan mikroba lain yang berpotensi berbahaya dalam makanan, sehingga mencegah pembusukan. Ini sangat efektif dalam pengawetan makanan asam karena bekerja di pH 2.5 - 4.

Makanya sering ditambahkan untuk produk-produk seperti soda, jus lemon botolan, acar, jeli, saus salad, kecap, dan bumbu lainnya. Pengawet makanan ini masuk dalam kategori zat yang Umumnya Diakui Aman atau atau Generally Recognized As Safe (GRAS).

Natrium Nitrit

Secara alami, senyawa ini ditemukan di sayuran hijau seperti sayuran hijau berdaun. Namun bisa didapatkan dengan mereaksikan asam nitrat dengan natrium karbonat atau natrium bikarbonat. Sebagai pengawet makanan, natrium nitrit menciptakan rasa yang berbeda, mengontrol oksidasi lipid, dan bertindak sebagai antimikroba. Sayangnya pengawet makanan ini disebut nggak aman.

Contoh bahan pangan yang menggunakan natriut nitrit sebagai pengawet makanan adalah daging olahan, seperti sosis, dendeng, ikan atau daging asap, dan daging ham.

Sulfur Dioksida

Cara kerja pengawetan makanan ini adalah dengan memblokir pertumbuhan mikroba dengan mengganggu fungsi normal sel mereka. Sulfur dioksida biasanya terdapat pada buah dan sayuran kering serta minuman ringan yang beralkohol.

Natrium Sorbat dan Kalium Sorbat

Sebagai bahan pengawet makanan, natrium sorbat banyak digunakan pada keju, daging, saos dan juga mayoses. Ini karena natrium sorbat dapat memperpanjang umur simpan produk dengan menghentikan pertumbuhan jamur, mikroorganisme perusak dalam daftar makanan tersebut.

Keseluruhan bahan pengawet makanan tersebut memang boleh ditambahkan pada makanan namun harus dalam batas tertentu. Sayangnya kan karena jumlahnya nggak ada dalam kemasanan makanan kita nggak tahu berapa jumlah yang udah kita konsumsi setiap hari.

Posted by Unknown

» Pengawetan Bahan Makanan

» Kamis, 22 September 2016

Mutu bahan pangan terbaik adalah sesaat setelah pemanenan atau pemotongan. Kondisi tersebut tidak berlangsung lama, bergantung pada derajat kematangan waktu pemanenan.

Beberapa bahan pangan dapat menurun mutunya dalam satu atau dua hari, atau dalam beberapa jam setelah pemanenan atau pemotongan. Bahan hasil pertanian, peternakan atau perikanan tersebut akan terus mengalami kerusakan sehingga terjadi penurunan mutu.

Setiap produk makanan atau minuman mempunyai masa keawetan yang berbeda-beda, banyak hal yang memengaruhinya. Kerusakan bahan pangan ini bergantung pada jenis bahan pangan, dapat berlangsung secara lambat misalnya pada biji-bijian atau kacang-kacangan atau dapat berlangsung secara sangat cepat misalnya pada susu, ikan dan daging. 

Sayuran yang dihasilkan oleh petani, jika tidak dilakukan pengolahan, sayuran tersebut hanya bisa awet beberapa hari saja, bahkan seperti bayam atau kangkung hanya bisa disimpan 1-2 hari saja.

Bahan pangan umumnya tersusun atas air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, serat dan mineral. Kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat berupa terhadap mutu bahan atau produk dan keamanan pangan. Untuk menjaga kualitas bahan pangan dan produknya, bahan pangan tersebut perlu dilakukan pengolahan dan pengawetan.

Proses pengawetan adalah suatu cara untuk menjadikan hasil peternakan dan pertanian yang awalnya bersifat mudah rusak menjadi produk makanan atau minuman (pangan) yang lebih awet dengan sebisa mungkin tetap tujuan utamanya adalah untuk memperpanjang masa simpan. 

Dengan kemajuan ilmu dan teknologi pangan, berbagai jenis makanan dapat dibuat lebih awet, lebih menarik penampilannya, lebih enak serta lebih praktis bagi konsumen, dan yang terutama lebih aman untuk dimakan.


Saat pergi ke pasar maupun supermarket, Moms mungkin pernah menemukan makanan awetan dari bahan nabati.

Makanan ini sebenarnya bisa dimakan segar, tapi pengawetan menjadi pilihan lain untuk menjaga agar kualitasnya tidak cepat rusak.

Sudah tahu apa itu makanan awetan dari bahan nabati dan pilihannya yang biasanya tersedia di pasaran?

Proses Pengawetan Makanan

Foto: Orami Photo Stock

Proses pengawetan makanan adalah metode menyimpan atau memperpanjang umur makanan untuk jangka waktu yang cukup lama.

Pengawetan makanan salah satunya dapat diolah dari bahan nabati.

Makanan awetan dari bahan nabati dibuat guna mencegah pembusukan setelah dipanen

ADVERTISEMENT

Selain itu, proses pengawetan juga berguna agar kandungan gizinya tetap baik dan aman meski tidak langsung dikonsumsi.

Baca Juga: Semakin Langka, 6 Manfaat Buah Bisbul untuk Kesehatan Tubuh

Beberapa metode pengawetan makanan dari bahan nabati yakni:

  • Pendinginan
  • Pembekuan
  • Pengalengan
  • Pengeringan
  • Fermentasi
  • Pasteurisasi
  • Iradasi
  • Penambahan bahan kimia

Terlebih lagi, kemajuan teknologi dalam pengemasan makanan awetan dari bahan nabati pun penting untuk menjaga kualitasnya agar tetap baik dan aman.

Ide pengawetan makanan ini berasal dari harapan untuk mencegah terlalu banyak makanan yang terbuang karena proses pembusukan.

Pembusukan makanan adalah perubahan yang membuat makanan jadi tidak aman dan tidak layak lagi untuk dikonsumsi.

Proses pembusukan makanan umumnya disebabkan oleh pertumbuhan atau kontaminasi mikroorganisme di dalamnya.

Mikroorganisme khas yang menyebabkan pembusukan makanan adalah:

  • Bakteri (misalnya, Lactobacillus)
  • Ragi (misalnya, Saccharomyces)
  • Jamur (misalnya, Rhizopus)

Pembusukan bisa juga terjadi karena berbagai faktor lainnya, seperti:

  • Serangga
  • Perubahan pada kandungan enzim yang secara alami di dalam bahan pangan
  • Perubahan fisik dan kimia bahan pangan

Penurunan mutu lainnya pada bahan pangan salah satunya bisa disebabkan oleh aktivitas alami di dalam pangan tersebut.

Ambil contoh, pelunakan yang berlebihan pada buah akibat enzim, sehingga jadi terlalu matang.

Tak hanya itu, reaksi kimia dalam bahan pangan juga dapat menurunkan kualitas makanan. Alhasil, tekstur bahan pangan rusak dan nutrisinya pun hilang.

Kerusakan dan kehilangan kualitas di dalam bahan pangan inilah yang menjadi salah satu alasan terciptanya makanan awetan dari bahan nabati.

Apa Kelebihan dari Mengawetkan Makanan?

ADVERTISEMENT

Foto: Orami Photo Stock

Mengolah makanan awetan dari bahan nabati bukan tanpa alasan. Ya, proses ini tentu punya tujuannya, Moms.

Berikut tujuan dilakukannya proses pengawetan makanan:

1. Mencegah Pembusukan Makanan

Tujuan utama membuat makanan awetan dari bahan nabati adalah untuk mencegah makanan cepat membusuk sampai saatnya dikonsumsi.

Ini karena biasanya perkebunan atau sumber pemasok bahan pangan dapat menghasilkan terlalu banyak makanan dalam satu waktu.

Jika semuanya dijual dalam kondisi segar, takutnya akan banyak bahan pangan yang membusuk dan terbuang karena belum laku dijual.

Sementara, jika bahan pangan tersebut diawetkan, jangka waktu konsumsinya bisa lebih lama.

Hal ini tentu akan meminimalkan pembusukan makanan yang bikin mubazir.

2. Punya Berbagai Stok Makanan

Dengana danya makanan awetan dari bahan nabati, variasi olahan makanan bisa semakin banyak.

Sebagai contoh, jika tadinya suatu jenis makanan segar hanya bisa diolah dengan cara ditumis atau direbus, kini bisa dimakan langsung.

Pasalnya makanan yang sudah diawatkan sudah kaya rasa, bahkan disimpan dalam jangka waktu lama.

Jadi, Moms bisa punya banyak stok makanan tapi dengan variasi olahan yang berbeda-beda.

Baca Juga: 5 Resep Selai Nanas untuk Teman Makan Roti dan Isian Nastar

3. Lebih Hemat

Selain agar awet, salah satu tujuan membuat makanan awetan dari bahan nabati yakni dinilai lebih ekonomis.

Namun, hal ini mungkin tidak bisa disamakan pada masing-masing orang.

Karena ada berbagai hal yang memengaruhi biaya pengawetan makanan, terlebih bila dilakukan secara mandiri di rumah. Ini mungkin mencakup:

  • Biaya peralatan
  • Makanan segar
  • Tenaga manusia
  • Bahan bakar yang dipakai untuk memproses dan menyimpan makanan

Supaya lebih murah, Moms bisa langsung membeli makanan awetan dari bahan nabati yang memang sudah diproses dan dijual di pasaran.

Pilih dan beli yang dirasa paling terjangkau dan hemat sesuai kemampuan Moms.

Makanan Awetan dari Bahan Nabati

Foto: Orami Photo Stock

Berikut beberapa contoh olahan makanan awetan dari bahan nabati:

1. Buah Kaleng

Buah kaleng mengandung komposisi berupa:

  • Buah
  • Gula
  • Air
  • Asam sitrat

Semua bahan ini dimasukkan ke dalam kaleng, ditutup rapat, kemudian disterilkan dan dipanaskan untuk menghancurkan mikroorganisme di dalamnya.

Proses sterilisasi juga berguna untuk mengurangi bahkan menghilangkan oksigen di dalam kaleng sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang butuh oksigen.

2. Kimchi

Kimchi adalah hidangan tradisional asal Korea yang terdiri atas kombinasi:

  • Sayuran
  • Cabai
  • Bawang putih
  • Jahe

Semua campuran tersebut diasamkan dan difermentasikan agar lebih tahan lama. Kimchi punya rasa khas asam karena merupakan hidangan fermentasi.

Selama proses fermentasi, bakteri menghasilkan asam laktat sehingga menciptakan rasa asam yang tajam.

Selain itu, bawang putih yang kerap dicampurkan ke dalam kimchi juga memberikan rasa yang khas.

Makanan awetan dari bahan nabati yang satu ini sebenarnya terasa pedas. Namun, seberapa pedas rasa kimchi tergantung jumlah cabai yang dipakai dalam proses pembuatannya.

Baca Juga: 5 Resep Tempoyak Durian, Makanan Tradisional Khas Jambi

3. Keripik

Keripik juga jadi salah satu makanan awetan dari bahan nabati. Biasanya, kripik terbuat dari umbi-umbian seperti:

  • Kentang
  • Ubi
  • Singkong

Namun, ada juga keripik yang terbuat dari buah-buahan, misalnya:

  • Apel
  • Nangka
  • Salak
  • Pisang

4. Asinan

Disebut asinan karena proses pembuatannya yang melibatkan banyak garam.

Tak hanya garam, ada pula air dan cuka yang dicampurkan ke dalam bahan-bahan dasar pembuatan asinan, seperti buah dan sayur.

Penambahan garam, air, dan cuka ini bertujuan untuk mengawetkan sayur dan buah tersebut agar tidak mudah basi.

Asinan pun biasanya semakin awet bila disimpan di dalam kulkas.

5. Tape

Mengutip dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), proses pembuatan tape dimulai dari singkong yang dibersihkan, kemudian dikupas kulitnya.

Setelah itu, singkong yang sudah lunak tersebut ditaburi ragi, lalu dibungkus daun atau plastik dan kemudian dimasukkan ke dalam keranjang.

Singkong tersebut didiamkan selama beberapa hari agar permukaannya lebih lunak dan rasanya lebih manis.

Ini terjadi karena adanya proses fermentasi yang mengubah pati singkong jadi gula.

Namun Moms, sebaiknya tape yang baru jadi sebaiknya langsung dikonsumsi atau diolah, ya.

Sebab jika dibiarkan terlalu lama, rasa tape bisa jadi pahit dan teksturnya lembek serta berair karena terbentuknya alkohol.

Baca Juga: 17 Makanan Penunda Lapar, Ampuh Bikin Kenyang Lebih Lama

Nah, itulah tadi Moms pengertian, contoh-contoh, dan pembahasan lainnya seputar makanan awetan dari bahan nabati.

Jika tertarik, Moms bisa langsung mencarinya di pasar atau supermarket terdekat, ya!

Sumber

  • //www3.epa.gov/ttnchie1/ap42/ch09/final/c9s08-1.pdf
  • //www.sciencedirect.com/topics/food-science/canned-fruit
  • //www.thespruceeats.com/kimchi-1328777
  • //lipi.go.id/berita/tape-buatan-jogja-cepat-matang-dan-tahan-lama/543
  • //www.britannica.com/topic/food-preservation
  • //ucanr.edu/sites/MFPOC/Food_Preservation/
  • //edis.ifas.ufl.edu/publication/EP004

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA