Apa saja karya ilmuwan muslim dalam membangun Kota Baghdad

Rabu, 19 Januari 2022  /  11:32 am

Penampakan kota Baghdad. Foto: Repro intisari.grid.com

JAKARTA, TELISIK.ID - Pernah dengar kota 1001 malam? Ya, julukan itu melekat pada salah satu wilayah pusat peradaban Islam yakni Baghdad, Irak.

Julukan kota 1001 malam itu tepatnya di sebuah kota yang terletak di antara jalur sungai Eufrat dan Tigris.

Mengutip tribunnews.com, Baghdad berdiri sejak tahun 762-767 oleh Khalifah Al Manshur dari kekhalifahan Abbbasiyah.

Awalnya, Mansur diberitahu tentang sebuah kota dengan iklim yang menguntungkan oleh sebuah komunitas pendeta Nestorian.

Kota itu dekat dengan Sungai Tigris dan Sungai Efrat yang memberi potensi untuk menjadi "persimpangan jalan raya".

Apalagi ahli geografi dan sejarawan Arab abad kesembilan, Yaqubi, menulis Bagdad sebagai City of Peace, pusat dunia, ibukota Dar al-Islam yang terdepan, tempat bagi ilmuwan perintis, astronom, penyair, matematikawan, pemusik, sejarawan, ahli hukum, dan filsuf.

Itulah alasan yang membuat Mansur setuju mendirikan peradaban di kota ini.

Melansir detik.com, setelah masa kekhalifan Al Manshur selesai, ternyata kota Baghdad mulai mencapai masa kejayaannya.

Kota ini dikenal sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam, tepat setelah kekuasaan berpindah ke tangan Khalifah Harun Ar-Rasyd.

"Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyd (786-809 M) dan anaknya Al Ma'mun (813-833 M)," tulis dosen STISNU Nusantara Tangerang Murniasi dalam publikasinya berjudul Daulah Abbasiyah Baghdad sebagai Pusat Pengetahuan, dikutip detik.com, pada Rabu (19/1/2022).

Pada masa kejayaan ini pula, julukan kota 1001 malam disematkan pada kota Baghdad. Sepanjang pemerintahan Khalifah Harun Ar Rasyd, Baghdad disulap menjadi pusat peradaban dunia dan banyak melahirkan karya terkenal.

Bahkan, menjadi pusat pendidikan dan perdagangan dalam jangka waktu satu generasi sejak didirikan.

Sejarah mencatat, sejumlah ilmuwan dari berbagai wilayah pun datang ke Baghdad untuk mendalami ilmu pengetahuan yang hendak mereka kuasai.

Baca Juga: Yuk, Intip Indahnya Negara Kepulauan Tonga yang Diterjang Tsunami

Julukan kota 1001 malam ini juga, ternyata diambil dari salah satu karya sastra terkenal yang dilahirkan oleh Baghdad yaitu Alf Lailah wa Lailah (kisah seribu satu malam).

Karya sastra tersebut mengisahkan tentang pemimpin yang berhasil membawa Baghdad pada masa keemasannya sekaligus pemimpin yang paling dihormati oleh penduduknya, Harun Ar Rasyd.

Selain itu, kisah seribu satu malam juga memuat kisah-kisah yang melambangkan kehebatan budaya Baghdad selama masa keemasaannya sebagai pemimpin dunia dan Islam yang diakui. Sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Peradaban Islam Terlengkap oleh Rizem Aizid.

Sebagai pusat ilmu pengetahuan bagi seluruh negeri Islam, Baghdad tentunya mendirikan banyak pusat pembelajaran pendidikan. Mulai dari Bait al-Hikmah atau perpustakaan yang berisi buku-buku ilmu pengetahuan oleh Khalifah Al-Ma'mun.

Hingga mendirikan Baitul Hikmah, sebuah lembaga ilmu pengetahuan yang menjadi pusat pengkajian berbagai ilmu. Akademi, sekolah tinggi, dan sekolah biasa pun dengan mudah dapat dijumpai di Baghdad seperti salah satunya, perguruan Nizmiyyah.

Baghdad juga banyak melahirkan kaum cendekiawan yang karyanya berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan hingga saat ini.

Peradaban Baghdad pada saat itu telah memberikan inspirasi bagi bangsa-bangsa di Eropa yang saat itu tengah mengalami masa kegelapan ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Singapura Jadi Negara Paling Lelah di Dunia, Ternyata Begini Alasannya

Beberapa nama cendekiawan muslim yang berasal dari Baghdad di antaranya:

- Al-Khwarizm (ahli astronomi dan matematika, penemu ilmu aljabar)

- Al-Kindi (filosof Arab pertama)

- Al-Razi (filosof, ahli fisika dan kedokteran)

- Al-Farabi (filosof besar)

- Al-Tsani (guru kedua setelah Aristoteles)

- Imam madzhab hukum Islam (Hanafi, Syafi'i, dan Hambali)

- Al-Ghazali (filosof, teolog, dan sufi besar dalam Islam). (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali 

Baghdad Sejarah Peradaban Islam Abbbasiyah Eufrat

Bagdad (بغداد) adalah ibu kota Irak yang berada di provinsi Bagdad. Bagdad adalah kota terbesar kedua di Timur Tengah setelah Kairo, dengan populasinya pada 2003 diperkirakan mencapai 5.772.000. Terletak pada Sungai Tigris pada 33°20 utara dan 44°26 timur, kota ini dulunya pernah menjadi pusat pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah serta menjadi pusat Masa Keemasan Islam di Asia Barat Daya.

Apa saja karya ilmuwan muslim dalam membangun Kota Baghdad

Bagdad

Kota

بغداد BaġdādNegara
Apa saja karya ilmuwan muslim dalam membangun Kota Baghdad
 
IrakProvinsiBagdadDidirikan762PendiriAbu Jafar al-MansourPemerintahan

 • BadanBadan Penasehat Kota Bagdad • Wali kotaSaber Nabet Al-EssawiLuas

 • Total673 km2 (260 sq mi) • Luas daratan673 km2 (260 sq mi) • Luas perairan0 km2 (0 sq mi)Ketinggian

34 m (111,54 ft)Populasi

 • Perkiraan 

(2018)

8.126.755 • Kepadatan12.075,42/km2 (31,275,2/sq mi) • Peringkat populasi di Irak

ke−1 [1][2]Zona waktuUTC+3 (Arabia Standard Time) • Musim panas (DST)No DSTKode area telepon+964

Kota Baghdad didirikan di tepi barat Tigris di suatu waktu antara tahun 762 dan 767 oleh Kekhalifahan Abbasiyah yang dipimpin oleh Kalifah al-Mansur. Kota ini kemungkinan dibangun di bekas sebuah perkampungan Persia. Kota ini menggantikan Ctesiphon, ibu kota Kekaisaran Persia dan Damaskus sebagai ibu kota sebuah kekaisaran Muslim yang mencakup wilayah dari Afrika Utara hingga Persia. Asal mula namanya tidak diketahui pasti: ada yang percaya ia berasal dari bahasa Persia untuk "pemberian Tuhan" ("bagh" (Tuhan) dan "dad" (pemberian)), sementara yang lainnya yakin bahwa ia berasal dari sebuah kalimat dalam bahasa Aramaik yang berarti "kandang domba." Sebuah dinding yang melingkar dibangun di sekeliling kota ini sehingga Bagdad dikenal sebagai "Kota Bulat".[butuh rujukan]

Dikelilingi 3 tembok benteng, kota ini terbagi jadi 4 bagian sama, dengan 4 jalan utama dari istana khalifah ke arah masjid agung dan terus menyebar ke seluruh Iraq. Meliputi kira-kira 2 mil pada tepi timur antara gerbang alun-alun al-Mu'azzam di utara dan alun-alun ash-Shorqui di selatan, pada zaman modern pun kota kuno Bagdad masih bisa dikenali dalam istana Abbasiyah dari akhir abad ke-12 atau 13, dalam basaar-basaar penuh tembaga dan emas, serta di masjid dan pemandian umum, yang dibangun 4 abad kekuasaan kerajaan Ottoman (1535-1918).[butuh rujukan]

Bentuk melingkar Bagdad tentu saja merupakan bukti bahwa ia mencontoh daripada kota-kota Persia seperti Firouzabad di Persia. Malah kini diketahui bahwa kedua desainer yang disewa al-Mansyur untuk merencanakan kota tersebut adalah Nowbakht, mantan Zoroastrian Persia, dan Mashallah, seorang bekas Yahudi dari Khorasan, Iran.[3]

Perkembangan awal

Dalam jangka waktu satu generasi sejak didirikan, Bagdad telah menjadi pusat pendidikan dan perdagangan. Beberapa sumber memperkirakan ia hanya memiliki lebih dari sejuta penduduk, meski yang lainnya menyatakan bahwa angka sebenarnya bisa jadi hanya sebagian dari jumlah tersebut. Sebagian besar penduduknya berasal dari seluruh Iran terutama dari Khorasan. Banyak dari kisah-kisah dalam Seribu Satu Malam berlokasi di Bagdad pada periode ini—yang disebut "Madinat as-Salam" ("Kota Kedamaian") oleh Shahrazad—dan mengisahkan pemimpinnya yang paling dihormati, Kalifah kelima, Harun al-Rashid. Kisah Seribu Satu Malam, termasuk cerita Sindbad yang termasyhur, melambangkan kehebatan budaya Bagdad selama masa keemasannya sebagai pemimpin dunia Arab dan Islam yang diakui.[butuh rujukan]

Pada abad ke-8 dan 9, Bagdad dianggap sebagai kota terkaya di dunia. Para pedagang Tiongkok, India, dan Afrika Timur bertemu di sini, bertukaran benda-benda kebudayaannya dan melambungkan Bagdad menjadi renaisans intelektual. Rumah sakit dan observatorium dibangun; para penyair dan seniman dibina; dan karya besar Yunani diterjemahkan ke bahasa Arab.[butuh rujukan]

Bagdad adalah salah satu dari kota terbesar dan paling kosmopolitan di dunia dan menjadi rumah bagi umat Muslim, Kristiani, Yahudi dan penganut paganisme dari seluruh Timur Tengah dan Asia Tengah.[butuh rujukan]

Penguasa pada masa-masa awal

Populasi Baghdad berada pada jumlah sekitar 300.000 dan 500.000 pada abad ke-9. Pertumbuhan pesat Baghdad pada awal telah melambat akibat dari masalah dalam Kekhalifahan, termasuk pemindahan ibu kota ke Samarra (antara 808–819 dan 836–892), hilangnya provinsi-provinsi barat dan paling timur, dan masa dominasi politik oleh para Buwayhid Iran (945–1055) dan bangsa Turki Seljuk (1055–1135). Panen yang rusak dan perselisihan intern membuatnya runtuh. Meskipun begitu, kota ini tetap merupakan satu daripada pusat kebudayaan dan perdagangan dunia Islam hingga 10 Februari 1258 ketika ia dirusak bangsa Mongol di bawah Hulagu Khan. Para suku Mongol membunuh 800.000 penduduk kota, termasuk Kalifah Abbasiyah Al-Musta'sim, dan merusak sebagian besar kota. Kanal dan tanggul-tanggul yang membentuk sistem irigasi kota juga turut hancur. Perebutan Bagdad mengakhiri era Kekhalifahan Abbasiyah, sebuah pukulan keras yang tak pernah dipulihkan peradaban Arab.[butuh rujukan]

Bagdad pun dipimpin oleh Il-Khanidd, penguasa Iran berbangsa Mongol. Pada 1401, Bagdad dirusak kembali oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur ("Tamerlane"). Ia menjadi ibu kota provinsi yang dipimpin dinasti-dinasti Jalayirid (1400–1411), Qara Quyunlu (1411–1469), Aq Quyunlu (1469–1508), dan Safavid (1508–1534). Pada 1534, Bagdad direbut bangsa Turki Ottoman. Di bawah kekuasaan mereka, Bagdad mengalami masa-masa suram, di antaranya karena perselisihan antara penguasanya dengan Persia. Untuk suatu saat, Bagdad merupakan kota terbesar di Timur Tengah sebelum posisinya diambil alih Konstantinopel pada abad ke-16.[butuh rujukan]

Kemerdekaan

Bagdad tetap dikuasai Kerajaan Ottoman hingga terbentuknya kerajaan Irak di bawah kekuasaan Britania Raya pada 1921, yang kemudian dilanjutkan dengan kemerdekaan resmi pada 1932 dan kemerdekaan penuh pada 1946. Pengaruh Eropa ini juga mengubah wajah kota. Pada tahun 1920, Baghdad - yang tumbuh dari lokasi tertutup seluas 254 mil persegi (657 km²) - menjadi ibu kota negara baru Irak.[butuh rujukan]

Populasi kota tumbuh dari sekitar 145.000 pada 1900 menjadi 580.000 pada 1950. Pada tahun 1970-an, Baghdad mengalami masa kemakmuran dan pertumbuhan karena tajamnya kenaikan harga minyak, ekspor utama Irak. Infrastruktur baru dibangun pada saat ini termasuk saluran pembuangan modern, air, dan jalan tol. Namun Perang Iran-Irak pada tahun 1980-an merupakan masa yang sulit bagi Baghdad karena uang digunakan untuk membiayai pasukan tentara dan ribuan penduduk kota meninggal. Iran melancarkan beberapa serangan rudal terhadap Baghdad, meski serangan tersebut hanya menyebabkan kerusakan kecil dan sedikit korban saja.[butuh rujukan]

Konflik dengan Amerika

Perang Teluk Persia pada 1991 mengakibatkan kerusakan parah terhadap Bagdad, khususnya infrastruktur transportasi, energi dan kebersihannya. Meskipun begitu, Presiden AS George H. W. Bush memutuskan agar pasukan AS tidak memasuki Baghdad dan merebutnya – dan dengan itu meninggalkan Saddam Hussein dalam tonggak kekuasaan – hal ini mungkin disebabkan kemungkinan akan adanya korban sipil yang besar dari melakukan serangan ke kota tersebut.[butuh rujukan]

Baghdad dibom secara besar-besaran pada Maret dan April 2003 dalam invasi AS terhadap Irak 2003, dan jatuh di bawah kekuasaan Amerika Serikat pada sekitar tanggal 7 April-9 April. Kerusakan tambahan juga disebabkan penjarahan besar-besaran pada beberapa hari setelah berakhirnya perang. Setelah jatuhnya rezim Saddam, kota ini pun dikuasai oleh pasukan AS. Akhirnya kekuasaan berpindah kepada pemerintah sementara pada akhir Juni 2004.[butuh rujukan]

Hingga kini Baghdad masih termasuk berbahaya bagi penduduknya karena kriminalitas merajalela di kota tersebut. Selain itu, aliran listrik juga masih terbatas dan menyebabkan warga menjadi tidak sabar dengan invasi AS terhadap Irak.[butuh rujukan]

Pada 2003, Bagdad dihuni sekitar 5,7 juta penduduk.[butuh rujukan]

Bagdad telah lama memainkan peranan penting dalam kehidupan kebudayaan Arab dan sejak dulu merupakan kampung halaman penulis-penulis, musisi dan artis visual terkenal.

Institusi

Beberapa di antara institusi kebudayaan penting di Bagdad termasuk:

  • Orkestra Nasional Irak.
  • Teater Nasional Irak.

Pemandangan yang menarik dan monumen-monumen penting

Tempat-tempat yang menarik termasuk Museum Nasional Irak, di mana koleksi artifak-artidak yang tak ternilai dijarah pada saat invasi pada 2003, gerbang Tangan Kemenangan, dan Kebun binatang Bagdad. Ribuan manuskrip kuno di Perpustakaan negara rusak ketika bangunan tersebut dibakar pada masa Perang Teluk Persia kedua. Masjid Al Khadimiya di barat laut Bagdad adalah salah satu bangunan keagamaan Syiah terpenting di Irak. Ia selesai dibangun pada 1515 dan Imam ke-7 (Musa ibn Jafar al-Kazim) dan ke-9 (Mohammad al-Taqi) dimakamkan di sini.

Salah satu bangunan tertua adalah Istana Abbasiyah yang dibangun pada abad ke-12 atau abad ke-13.

  1. ^ Estimates of total population differ substantially. The Encyclopædia Britannica gives a 2001 population of 4,950,000, the 2006 Lancet Report states a population of 6,554,126 in 2004.
    • "Baghdad" Encyclopædia Britannica. 2006. Encyclopædia Britannica Online. 13 November 2006.
    • "Mortality after the 2003 invasion of Iraq: a cross-sectional cluster sample survey"PDF (242 KB). By Gilbert Burnham, Riyadh Lafta, Shannon Doocy, and Les Roberts. The Lancet, October 11, 2006
    • Baghdad from GlobalSecurity.org
  2. ^ "Cities and urban areas in Iraq with population over 100,000", Mongabay.com
  3. ^ (hal. 10) Diarsipkan 2004-08-15 di Wayback Machine.

  • Pemboman pasar di Baghdad 3 Februari 2007
  • (Inggris) Peta interaktif

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bagdad&oldid=21189870"


Page 2

7 April adalah hari ke-97 (hari ke-98 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian.

1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
  • 529 – Rancangan pertama Corpus Juris Civilis (sebuah dasar yurisprudensi) dikeluarkan oleh Kaisar Romawi Timur Justinian I.
  • 1521 – Ferdinand Magellan tiba di Cebu, Filipina.
  • 1541 – Francis Xavier meninggalkan Lisbon dalam misi untuk Hindia Timur Portugis.
  • 1795 – Prancis mengadopsi meter sebagai satuan ukur panjang.
  • 1906 – Gunung Vesuvius meletus dan menghancurkan Napoli.
  • 1939 – Perang Dunia II: Italia menginvasi Albania.
  • 1945 – Perang Dunia II: Kapal Yamato ditenggelamkan sekitar 200 mil laut di sebelah utara Okinawa.
  • 1947 – Partai Ba'ath didirikan di Damaskus.
  • 1948 – World Health Organization (WHO) didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
  • 1952 – Manga Astro Boy pertama kali dipublikasikan di majalah Shōnen.
  • 1969 – Penerbitan RFC 1 sekaligus menandai kelahiran Internet secara simbolis.
  • 1996 – Grand Prix Sepeda Motor Indonesia 1996 dilaksanakan di Sirkuit Sentul.
  • 2010 – Akhir pelaksanaan Ujian Nasional SD/MI tahun ajaran 2009/2010 di Indonesia.
  • 2016 – Akhir pelaksanaan Ujian Nasional SMA/SMK/MA tahun ajaran 2015/2016 di Indonesia.
  • 1944 – Gerhard Schröder, Kanselir Jerman 1998–2005
  • 1954 – Jacky Chan, aktor laga Cina.
  • 1985
    • Csaba Somogyi, pemain sepak bola Hongaria.
    • Saad Lamjarred, penyanyi dan aktor Maroko.
  • 1986 – Choi Siwon, personel grup musik Super Junior.
  • 1990 – Kevin Aprilio, personel grup musik Vierra.
  • 1991 – Putri Titian, aktris Indonesia.
  • 1891 – P. T. Barnum, penghibur di sirkus, pengusaha dan politikus asal Amerika Serikat
  • 1968 – Jim Clark, pembalap F1 Skotlandia yang tewas dalam insiden balapan di Hockenheimring
  • 1939 – Jumat Agung
  • 1944 – Jumat Agung
  • 1950 – Jumat Agung
  • 1985 – Paskah
  • 1996 – Paskah
  • 1998 – Idul Adha 1418 Hijriah
  • 2023 – Jumat Agung
  • 2034 – Jumat Agung
  • 2045 – Jumat Agung
  • Hari Kesehatan Internasional

6 April – 7 April – 8 April

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=7_April&oldid=20155628"