Apa pendapat medsos tentang kecelakaan setyo novanto

Liputan6.com, Jakarta - Setya Novanto, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar belum berhenti menjadi magnet pemberitaan. Kabar teranyar, Novanto dirawat di RS Medika Permata Hijau setelah mobil Fortuner B 1732 ZLQ yang ditumpanginya mengalami kecelakaan di Jalan Permata Berlian pada Kamis 16 November kemarin.

Tak hanya media dalam negeri, media asingpun ramai memberitakan tentang kecelakaan yang dialami Novanto.

Media Australia, abc.net.au, memuat kabar tersebut dalam laporannya yang bertajuk "Indonesian Speaker Setya Novanto wanted over corruption scandal, turns up in hospital emergency room".

"Ketua DPR Indonesia yang hilang saat penyidik antikorupsi berusaha menemuinya, telah ditemukan, ia mengklaim mengalami kecelakaan mobil," demikian kalimat pembuka laporan tersebut.

Sebelumnya, media yang sama juga menyoroti perihal "hilangnya" Novanto dengan melansir laporan Associated Press berjudul "Top Indonesia official escapes arrest by anti-graft police".

Media Singapura, straitstimes.com, dalam laporan berjudul "Indonesia's Speaker in hospital, ending hunt by anti-graft agency" menyebutkan, "Perburuan badan antikorupsi atas politisi yang sukar ditangkap ini berakhir kemarin ketika Ketua DPR itu terbaring di rumah sakit setelah diduga menabrakkan mobilnya ke sebuah tiang listrik di Jakarta Selatan".

Sementara itu, kantor berita Reuters yang berpusat di London, Inggris, pada Kamis 16 November kemarin merilis pernyataan kuasa hukum Novanto soal kabar yang menyebutkan bahwa politisi berusia 62 tahun tersebut "menghilang".

"Dia (Novanto) tidak bersembunyi," kata pengacara Novanto, Fredrich Yunadi via sambungan telepon kepada Reuters yang kemudian dimuat dalam laporan bertajuk "Indonesian parliament speaker not hiding from graft probe: lawyer".

Laporan serupa dengan judul yang sama persis turut dilansir oleh media Malaysia, freemalaysiatoday.com.

Ia menambahkan, "Dia sangat sibuk, diundang ke banyak acara dan sebagainya".

Sebelum kecelakaan yang dialami Novanto terungkap, media yang berpusat di Jepang, asia.nikkei.com, dalam laporannya bertajuk "Indonesia House speaker may be put on fugitive list" menyoroti kabar bahwa nama Novanto akan segera dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).

"Ketua DPR Setya Novanto akan segera dimasukkan dalam DPO setelah yang bersangkutan menghindari penangkapan oleh petugas antikorupsi pada Rabu atas tuduhan keterlibatannya dalam kasus senilai US$ 170 juta," sebut asia.nikkei.com.

Adapun, scmp.com, pada Kamis 16 November juga ikut mengabarkan tentang Novanto yang akan segera masuk DPO setelah dikabarkan "hilang". Media China itu memuatnya dengan tajuk "Top Indonesian politician who was hailed by Donald Trump could be declared a fugitive in US$170 million corruption case".

"Komisi antikorupsi Indonesia pada hari Kamis mengatakan bahwa pihaknya akan memasukkan nama Ketua DPR dalam DPO jika yang bersangkutan tidak menyerahkan diri setelah ia dituduh terlibat dalam pencurian dana publik sebesar US$ 170 juta," demikian kalimat pembuka dalam laporan South China Morning Post tersebut.

Media Kamboja, sea-globe.com, ternyata juga menjadikan Novanto sebagai objek pemberitaan pada 16 November. Mereka mengulasnya dengan artikel berjudul "Indonesia’s House speaker is missing after warrant issued for his arrest".

Pemberitahuan Privasi kami mengatur keanggotaan Anda di Panel Influencer kami, ini dapat Anda akses di sini . Situs web kami menggunakan cookie. Seperti di dunia offline, cookie membuat segalanya menjadi lebih baik. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang cookie yang kami gunakan, kunjungi kebijakan Cookie kami.

Bagikan pendapat Anda dan dapatkan imbalan seperti nurmia_emzet . Daftar untuk mulai menghasilkan sekarang!

  • home
  • metro
  • Mobil yang dinaiki Ketua DPR RI sekaligus tersangka kasus dugaan megakorupsi e-KTP Setya Novanto usai menabrak tiang listrik di Jalan Permata Berlian RT 2 RW 2, Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Kamis, 16 November 2017 malam. Foto: Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya

    TEMPO.CO, Jakarta - Polisi telah memeriksa empat saksi terkait dengan kecelakaan yang dialami Ketua Dewan Perwakilan Rakyat sekaligus tersangka kasus dugaan megakorupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP), Setya Novanto.

    "Ada empat saksi yang sudah diambil keterangannya," kata Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Halim Pagarra melalui pesan tertulis pada Jumat, 17 November 2017, soal peristiwa kecelakaan Setya Novanto.

    Satu dari empat saksi itu adalah pengemudi mobil yang ditumpangi Setya, yakni Hilman Mattauch. Sedangkan tiga saksi lain merupakan warga sekitar, yakni Suwadi, Akrom, dan Arafik. Ketiganya tengah berada di lokasi kecelakaan saat peristiwa itu terjadi di Jalan Permata Berlian, RT 2 RW 2, Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis malam, 16 November 2017.

    Baca: Sekjen Golkar Minta Masyarakat Tak Curigai Sakitnya Setya Novanto

    Menurut Halim, saat itu, saksi Suwadi mendengar suara benturan dalam jarak 30 meter. Dia kemudian melihat mobil Fortuner yang dinaiki Novanto dengan nomor polisi B-1732-ZLO dalam keadaan menabrak tiang listrik. "Kondisi jalan saat itu beraspal, cuaca hujan gerimis, dan lampu penerangan jalan menyala," ucap Halim. Sedangkan saksi Akrom saat itu melihat mobil tersebut menikung hingga menabrak pohon dan tiang listrik dari jarak 5 meter. Saksi Arafik, petugas derek, melihat posisi mobil tengah menempel tiang listrik. "Kemudian diderek," ujar Halim. Mobil tersebut mengalami ringsek. Kap mesin penyok, pelek roda ban depan pecah dan rusak, serta kaca samping kiri dan bagian tengah pecah. Sedangkan menurut pengakuan pengemudi Hilman Mattauch, yang juga jurnalis salah satu stasiun televisi swasta, dia kurang berkonsentrasi karena menerima telepon dan mengobrol dengan Setya, sehingga kecelakaan itu terjadi. Setya menghilang saat hendak dijemput paksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada Rabu, 15 November 2017. Dia saat itu tak ada di rumah, meski petugas KPK menyatroni rumahnya hingga dinihari.

    Pengacara Setya, Fredrich Yunandi, mengatakan saat itu kliennya sedang ke luar kota karena ada keperluan. Setelah kembali, Setya berencana ingin datang ke pertemuan DPD Partai Golongan Karya. Namun ternyata, Setya mengalami kecelakaan di sekitar Permata Hijau, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Kamis malam.

    Saat ini, polisi masih mendalami peristiwa kecelakaan Setya dengan melakukan olah tempat kejadian perkara. Adapun Setya Novanto kini dirawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta Barat.

    Simak juga: Kecelakaan, Setya Novanto Dilarikan ke RS Medika Permata Hijau




  • home
  • metro
  • Mobil yang dinaiki Ketua DPR RI sekaligus tersangka kasus dugaan megakorupsi e-KTP Setya Novanto usai menabrak tiang listrik di Jalan Permata Berlian RT 2 RW 2, Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Kamis, 16 November 2017 malam. Foto: Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya

    TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Halim Pagarra mengatakan kecelakaan yang menimpa Setya Novanto benar-benar terjadi. Polisi telah menemukan bukti adanya kelalaian pengemudi sehingga Toyota Fortuner yang ditumpangi Novanto menabrak tiang listrik. “Ini murni kecelakaan, bukan rekayasa,” kata Halim, Senin, 20 November 2017. Halim merasa perlu memberi penegasan karena masyarakat banyak yang menduga kecelakaan itu hanya ‘sandiwara’. Apalagi dari tiga penumpang Fortuner, hanya Novanto yang cedera. Sehingga muncul spekulasi, kecelakaan itu sengaja dikarang oleh Setnov agar bisa menghindar dari pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi.

    Menurut Halim, saat itu yang mengendarai Fortuner adalah Hilman Mattauch. Kontributer Metro TV itu tidak fokus berkendara karena menyetir sambil berkomunikasi melalui telepon genggam.

    "Dia lagi online sama Metro TV, dia lihat ke belakang terus, lalu dia nabrak trotoar, pohon, terus tiang listrik," kata Halim menjelaskan penyebab kecelakaan.

    Baca: Setya Novanto Kecelakaan, Tiang Listrik Jadi Obyek Foto

    Saat benturan terjadi, tubuh Novanto terpental ke depan karena tidak mengenakan sabuk pengaman. "Yang duduk di depan saja yang pakai sabuk," ucap Halim. Akibatnya kepala Setnov benjol.

    Untuk membuktikan kecelakaan itu bukan rekayasa, kata Halim, polisi akan mempelajari rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) di rumah penduduk yang berada di seberang lokasi kecelakaan. "Kami masih kumpulkan bukti, kami belum dapatkan rekaman kamera di TKP," ujar Halim.

    Kecelakaan yang menimpa Setya Novanto itu terjadi 16 november lalu di Jalan Permata Berlian, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Polisi sudah menetapkan Hilman sebagai tersangka karena dianggap lalai saat mengemudikan kendaraan.




    Video yang berhubungan

    Postingan terbaru

    LIHAT SEMUA