Apa dampak negatif penggunaan pupuk kimia?



KONTAN.CO.ID - Pemberian pupuk pada tanaman dapat memberikan manfaat seperti menutrisi tanaman, memperbaiki kualitas tanah, dan menggantikan unsur-unsur hara yang hilang dari dalam tanah. Dalam hal ini, pupuk kimia sering dipilih untuk diberikan ke tanaman. Pupuk kimia memiliki beberapa kelebihan daripada pupuk organik. Kadar unsur hara dan mineral pada pupuk kimia lebih tinggi, serta terjamin karena memang dibuat untuk tanaman. Meski tujuannya untuk memberikan keuntungan bagi tanaman, tetapi dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pemupukan dengan pupuk kimia secara terus-menerus sangat berbahaya. Baca Juga: Tips Merawat Bibit Tanaman yang Tepat Saat Penyemaian Salah satu dampak berlebihan dalam menggunakan pupuk kimia, bisa menimbulkan dampak yang merusak kesuburan tanah itu sendiri. Sebab, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pupuk ini adalah bahan-bahan kimia. Bahan kimia yang tak terserap oleh tanaman, akan tertinggal di dalam tanah. Zat kimia ini nantinya akan mengikat molekul tanah, membuatnya tak gembur lagi dan kering. Setelah kering, tanah akan lengket dan keras. Dilansir dari Cybext, tanah yang padat atau tidak gembur akibat penggunaan pupuk kimia akan mematikan mikroorganisme tanah, sehingga penguraian bahan organik tanah akan terganggu akibatnya tanah menjadi tidak subur. Dampak lainnya, akar tanaman menjadi lunak dan tidak bisa lagi menyerap nutrisi secara maksimal. Akhirnya, tanaman akan mati karena kekurangan nutrisi. Baca Juga: Tips Mudah Merawat Tabulampot supaya Selalu Tumbuh Subur Tak hanya tanah, air di sekitar lahan tanaman juga akan terkena imbasnya. Ini dapa terjadi ketika hujan sisa pupuk yang terserap akar akan terbawa oleh aliran air, menuju sungai, danau, atau bahkan terserap ke dalam tanah sehingga mencemari pasokan air bersih di dalamnya. Air yang terkontaminasi ini, bisa jadi dikonsumsi oleh manusia dan hewan di sekitarnya. Ini dapat menyebabkan keracunan dan masalah kesehatan lainnya. Kendati demikian, bukan berarti Anda tak boleh sama sekali menggunakan pupuk kimia. Anda dapat mengombinasikannya dengan pupuk organik agar sisi negatif pupuk kimia dapat diminimalisir. Pemberian pupuk kimia juga harus sesuai dengan dosisnya. Akan tetapi, lebih baik Anda tak menggunakan pupuk kimia di lingkungan rumah tangga karena dapat mencemari lingkungan tempat tinggal Anda dan tetangga. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Anggi Miftasha


Seorang petani sedang mengolah lahan sawahnya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. ANTARA/Subagyo

Kami mengajak petani agar memanfaatkan pupuk secara efektif, berimbang, dan efisien sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian yang lebih optimal

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian menyatakan penggunaan pupuk di kalangan petani saat ini berlebihan dari yang direkomendasikan sehingga menimbulkan sejumlah dampak negatif terhadap budi daya pertanian. Kepala Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian Ladiyani Retno Widowati mengatakan pertanian saat ini mengalami degradasi, penurunan kualitas dan produktivitas akibat pemupukan yang berlebihan ataupun penggunaan saprodi lainnya yang berlebihan. "Selain itu, dampak dari pemupukan yang tidak berimbang bisa membuat tanaman menjadi kerdil, pembungaan dini, mudah diserang organisme pengganggu tanaman (OPT) dan produksi tidak sesuai dengan potensi tanaman (varietas)," ujarnya dalam webinar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertemakan “Peningkatan Produksi Pertanian dengan Pemupukan Berimbang” di Jakarta, Selasa. Pemupukan yang tidak berimbang, tambahnya, juga membuang-buang anggaran, pencemaran lingkungan, tanaman tidak tumbuh dengan baik, produksi tidak optimal dan kualitas produk menurun. "Misalnya, daya simpan menurun jika terlalu banyak N, beras pecah tinggi bila K kurang," ujarnya. Oleh karena itu, menurut dia, perlu pemupukan berimbang artinya sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan target. "Jadi, kita harus tahu, pemberian pupuk itu untuk mencapai semua status, semua hara esensial seimbang, sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk meningkatkan produksi mutu hasil, meningkatkan efisiensinya. Kita juga perhatikan kesuburan tanah untuk terjaga, jangan sampai terjadi kerusakan," jelasnya. Menurutnya, Indonesia sangat kaya keragaman tanah, dari ujung Sabang sampai Merauke. Setiap tanah memiliki tingkat kesuburan berbeda. Karena itu, kebutuhan pupuk setiap tipe tanah berbeda-beda. Senada dengan itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri menyatakan saat ini petani sudah berlebihan menggunakan beberapa jenis pupuk kimia sehingga akan berdampak kepada kesuburan tanah. "Kami mengajak petani agar memanfaatkan pupuk secara efektif, berimbang, dan efisien sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian yang lebih optimal," katanya. Sementara itu, Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Pupuk Bersubsidi Kementan Yanti Ermawati mengatakan pihaknya menjalankan amanah UU No 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Dalam Pasal 3 UU itu disebutkan bahwa Perlindungan dan Pemberdayaan Petani bertujuan menyediakan prasarana dan sarana Pertanian yang dibutuhkan dalam mengembangkan usaha tani. Sementara dalam Pasal 21 disebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan subsidi benih atau bibit tanaman, bibit atau bakalan ternak, pupuk, dan/atau alat dan mesin pertanian sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya, pemberian subsidi sebagaimana dimaksud harus tepat guna, tepat sasaran, tepat waktu, tepat lokasi, tepat jenis, tepat mutu, dan tepat jumlah. "Hal ini akan menjadi fokus Ditjen PSP ke depannya untuk merumuskan kebijakan dalam hal penyediaan pupuk subsidi agar tepat jenis, mutu dan tetap jumlah," katanya.

Baca juga: Kementan pastikan stok pupuk di wilayah Pantura Jabar aman


Baca juga: Kementan beberkan alasan penyebab kelangkaan pupuk subsidi
Baca juga: Kementan kawal kebijakan dan distribusi pupuk subsidi tepat sasaran

Pewarta: SubagyoEditor: Kelik Dewanto

COPYRIGHT © ANTARA 2021

Startup Sosial Petani Indonesia

Dalam dunia pertanian, penggunaan pupuk kimia merupakan sebuah tren yang sangat populer.

Dibandingkan dengan pupuk kandang, misalnya, pupuk kimia dianggap lebih praktis karena bisa tinggal dibeli saja, sementara pupuk kandang belum tentu bisa didapat dengan mudah.

Padahal, penggunaan pupuk kimia memiliki banyak dampak negatif, baik untuk lahan, tanaman, bahkan bagi orang-orang yang mengonsumsi makanan hasil tanaman yang mengandung pupuk kimia tersebut.

Ya, mengonsumsi makanan yang terkena zat kimia (pupuk) secara langsung atau tidak langsung tentu akan sangat berbahaya bagi kesehatan.

Hal lain yang juga seharusnya menjadi alasan petani untuk berpikir dua kali menggunakan pupuk kimia organik adalah polusi yang diakibatnya.

Baca: Perbedaan Sayur Hidroponik VS Organik

Jika hujan turun dan menggeser pupuk kimia dari tempat semula ke tempat lain (misalnya hingga ke sungai), bukan hanya polusi tanah yang dihasilkan, tetapi juga polusi air.

Oleh karena itu, sebaiknya petani mengurangi penggunaan pupuk kimia, melainkan menggantinya dengan pupuk kandang.

Selain kerugian-kerugian yang telah disebutkan di atas, ada beberapa kerugian lain yang dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia jangka panjang, yakni sebagai berikut:

1. Merusak tanah dan mengganggu keseimbangan hara

Pupuk kimia yang diaplikasikan ke tanaman tidak semua diserap oleh tanaman tersebut, tetapi masih ada sisa zat kimia yang akan tinggal di tanah.

Zat kimia yang tinggal tersebut akan mengikat tanah atau membuatnya menjadi lengket sehingga tanah tidak lagi gembur. Jika hal ini terjadi, maka tanah akan sangat semakin ketergantungan terhadap pupuk kimia.

Tentu saja ini juga akan merugikan petani dari segi finansial.

Selain itu, pupuk kimia juga akan mengganggu keseimbangan hara pada tanah. Jika zat hara berkurang, maka tanaman akan kekurangan makanan. Apabila hal ini terjadi, maka tanaman tidak akan tumbuh dan berkembang secara  maksimal.

2. Membunuh organisme dan mikroorganisme

Source: blogspot.co.id

Tanah yang tidak gembur akan mematikan atau mengurangi populasi organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme yang menyuburkan tanah).

Selain itu, binatang-binatang lain seperti cacing dan serangga-serangga tanah juga tidak akan mampu bertahan hidup di tanah yang unsur haranya rusak.

Pupuk Kimia juga tidak hanya mematikan organisme-organisme darat, tetapi juga fauna-fauna perairan. Jika sisa zat kimia di lahan dialirkan ke sungai melalui air hujan, fauna-fauna perairan pasti akan keracunan.

Hal ini dikarenakan pupuk mengandung zat seperti nitrat dan fosfat yang merupakan dua jenis zat kimia yang berbahaya karena racun yang dikandung.

3. Menghambat pembusukan bahan organik

Apabila tanah pupuk kimia digunakan dalam jangka waktu panjang, maka mikroorganisme yang ada di dalam tanah bisa mati.

Baca: Cara Basmi Hama Minim Biaya dan Pestisida

Mikroorganisme-mikroorganisme pengurai yang tersisa tidak akan bisa mengurai bahan-bahan organik di tanah dengan sempurna. Hal ini tentu saja mempengaruhi tingkat kesuburan tanah ke depannya.

4. Menghambat penyerapan zat hara oleh akar

Source: bibitbunga.com

Penggunaan pupuk kimia berkepanjangan tidak hanya mampu merusak unsur-unsur dalam tanah, tetapi juga merusak bagian-bagian tanaman secara perlahan.

Pupuk kimia yang dibuat secara berlebihan ke tanah dapat membuat akar tanaman menjadi lunak bahkan lunak. Selain karena unsur hara yang semakin menipis akibat kontinuitas penggunaan pupuk kimia, tanaman juga akan kesulitan mendapat makanan karena akarnya sendiri sudah rusak.

5. Mempengaruhi hasil panen

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, penggunaan pupuk kimia berkepanjangan menyebabkan banyak kerusakan, baik kerusakan unsur-unsur tanah, matinya mikroorganisme pengurai bahan organik, bahkan kerusakan pada bagian tubuh tanaman.

Baca: 6 Cara Mengendalikan Penyakit Antraknosa / Patek pada Cabai

Pada akhirnya, kerusakan-kerusakan tersebut akan membuat hasil panen menjadi tidak maksimal.

Referensi: Research Gate

Penulis: Hutri Cika Berutu 

Sudah download aplikasi Pak Tani Digital? Klik di sini

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA