Apa dampak negatif dari orang yang malu bertanya brainly?

Ada pepatah yang mengatakan bahwa malu bertanya sesat di jalan. Memang, pepatah ini ada benarnya. Bila kita tidak berani bertanya maka kita tidak akan mendapat informasi terkait suatu hal yang jadi rasa penasaran kita.

Namun, dalam beberapa kesempatan kita ragu mengajukan pertanyaan kepada orang lain. Keraguan ini dilandasi oleh berbagai alasan dan kita pun pernah mengalaminya.

Lima alasan ini mungkin saja pernah kamu alami saat ragu bertanya kepada orang lain? Apa saja sih memangnya? Kalau penasaran langsung disimak sampai tuntas ya!

pexels/mikoto.raw

Saat mengajukan pertanyaan kita berharap orang yang menanggapi akan menjawab sesuai dengan hal yang ditanyakan. Tetapi, tak jarang harapan kita pupus lantaran jawaban dari orang lain justru tidak sesuai dan jauh dari konteks pertanyaan.

Contohnya, kita mengajukan pertanyaan seputar Lionel Messi yang dikabarkan bakal segera pindah dari Barcelona. Kita coba bertanya pada orang lain terkait hal itu namun ternyata mereka menjawab saja dengan asal dan terkesan bercanda.

Kejadian seperti ini sering terjadi ketika bertanya melalui media sosial. Bahkan, kita sering menambahkan kalinat ‘serius tanya’ untuk menegaskan bahwa pertanyaan kita bukan main-main. Hayo ada yang pernah alami ini gak?

pexels/Ketut Subiyanto

Keinginan bertanya untuk menambah wawasan serta informasi baru terkadang bertolak belakang dengan pandangan orang lain terhadap kita. Sebab, masih ada yang memberi penilaian bahwa orang yang banyak bertanya adalah orang yang tidak berilmu.

Padahal, anggapan itu belum tentu benar. Bisa saja seseorang yang bertanya kepada kita atau orang lain telah mengulik suatu hal yang baru bagi hidupnya. Namun, dia butuh penjelasan lebih konkret dari orang lain yang mungkin saja wawasannya lebih banyak dari dirinya.

Anggapan tersebut membuat seseorang tidak berani bertanya bahkan untuk hal yang sangat penting sekalipun. Jadi, jangan mudah menghakimi orang lain ya!

Baca Juga: 5 Alasan Jangan Suka Mengumbar Hal yang Kamu Miliki pada Orang Lain 

pexels/fauxels

Rasa penasaran manusia terhadap suatu hal baru terkadang tidak bisa dibendung. Namun, ada waktunya rasa ingin tahu tertahan oleh sebuah halangan dikarenakan apa yang ditanyakan dianggap sensitif untuk dibahas.

Sebetulnya niat kamu bertanya hanya untuk sekedar menambah pengetahuan positif tetapi orang lain mungkin menganggap sebaliknya. Akibat dari itu, kamu kesulitan dalam menanyakan sebuah hal meski kamu ingin mencari tahu kebenarannya.

pexels/fauxels

Sebuah pertanyaan bisa menjadi topik diskusi. Mulai dari soal percintaan, hubungan pertemanan hingga soal serius macam politik serta ekonomi dapat berkembang jadi bahasan menarik.

Tapi, kadang kala satu pertanyaan malah jadi pemantik perdebatan tidak sehat. Awalnya sekedar bertanya untuk mendapat pencerahan malah berujung pada berdebat yang justru saling menjatuhkan satu sama lain.

Kita yang memberi pertanyaan merasa resah dan menyesal menanyakannya pada orang lain. Alhasil, kita akhirnya sedikit cemas melempar pertanyaan karena takut kejadian serupa terulang lagi.

freepik/drobotdean

Saat memulai obrolan sering kita memakai jurus ‘tanya basa-basi’ agar suasana bisa cair. Namun, harus diakui cara ini terkadang tidak ampuh dan mendapat respons yang biasa saja bahkan cenderung kurang baik oleh lawan bicara.

Dari pengalaman inilah muncul keraguan hanya untuk sekedar menanyakan kabar atau hal-hal remeh lainnya pada orang lain. Sebab, kita takut orang lain tidak memberi tanggapan baik atau hanya menjawab sekenanya saja.

Kelima sebab tadi adalah segelintir faktor mengapa kita ragu ajukan pertanyaan pada orang lain. Meski begitu jangan dijadikan sebagai beban pikiran ya. Ingat, kita boleh ajukan pertanyaan asal tetap sopan dan tidak menyakiti perasaan orang lain.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Kamu Harus Rajin Bertanya pada Diri Sendiri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Tentu kita sering menjumpai beberapa anak yang memiliki sifat malu pada saat disuruh bertanya di dalam kelas, atau tidak adanya inisiatif bertanya ketika tidak mengerti apa yang dijelaskan Bapak/Ibu guru. Bahkan hanya pura-pura faham akan tetapi kenyataannya tidak faham sama sekali.

Anak yang seperti ini biasanya memiliki sifat yang introvert, atau agak tertutup. Bahkan tak jarang dari anak yang seperti ini juga menutup diri untuk berteman dengan teman-temannya yang lain, hanya sebagian saja yang jadi teman akrabnya. Hembb…..kira-kira apa yah dampak buruk bagi anak yang mempunyai sifat seperti ini?

Langsung saja kita kupas bersama Dampaknya Sifat Malu Bertanya Dalam Kelas, antara lain:

Gak ngerti apa-apa, nilai jadi jeblok dan bikin malu banget

Membuat Kita Tertinggal Jauh Materi Pelajaran

Mungkin kita sudah seringkali mendengar kata-kata bijak ini, “malu bertanya sesat dijalan” tepat sekali! Dari ketidak-mauan kita untuk bertanya, kita jadi benar-benar tidak faham materi/pelajaran yang Bapak/Ibu guru sampaikan di kelas. Bahkan kita-pun bisa benar-benar tertinggal jauh dari materi yang diajarkan.

Intinya jangan membuat diri kita terjatuh sendiri dengan sifat pemalu ini, sebaiknya segera ditanyakan apabila memang tidak faham, sebab menutup diri sama dengan menutup peluang kita untuk menjadi orang yang percaya diri dalam berbagai kesempatan.

Ini juga menjadi hal penting dalaM karir kita dimasa mendatang, jadi? Mulailah buang sifat pemalu seperti ini! Coba untuk rilex, nikmati pelajarannya, dan fokus jangan terpengaruh teman yang menganggu atau jadi biang rusuh di kelas. Bapak/Ibu guru pasti membimbing kita dengan baik. Mereka bukan harimau yang akan memakan kita jika kita salah.

Dijauhi gara-gara jadi tukang nyontek PR terus

Membuat kita semakin terkucilkan

Karena dampak dari malu bertanya, kitapun jadi terkucilkan di kelas. Semisal disuruh maju kedepan untuk menjawab soal-soal yang telah diberikan oleh Bapak/Ibu guru, lalu kita tidak bisa menyelesaikannya. Kitapun semakin menjadi orang yang dicap bodoh.

Jika hal itu sudah terjadi, tentunya akan semakin susah kita bisa berubah. Sebab pengaruh dari olok-olokan teman juga bisa mempengaruhi psikologi kita, akibatnya perasaan malu itu semakin menjadi. Bukan cuma malu bertanya, mungkin saja kita bisa minder dan malu untuk bersosialisasi.

Maka dari itu, lebih baik bertanya jika memang tidak mengerti, karena ini lebih baik ketimbang harus murung dan tidak faham apa-apa.

Jika tidak berubah, predikat si bodoh lah yang melekat sampai lulus sekolah 😀

Penyesalan Yang Tak Berujung

Kita akan mengalami penyesalan yang mendalam apabila setelah keluar dari sekolah, kita tidak punya teman, kurang wawasan, dan malu bertemu teman lama. Sekalinya bertemu teman lama, masih jadi bahan olok-olokan mereka.

Bagi yang sudah merasakan sifat ini mulai tumbuh pada diri masing-masing, segeralah untuk berubah. Ingat! Orangtua banting tulang untuk membiayai sekolah kita. Manfaatkan kesempatan ini untuk merubah nasib jadi lebih baik, sebab banyak anak-anak yang serius mau belajar tapi putus sekolah atau tidak memiliki biaya.

Jadilah anak yang pintar dan percaya diri!

Demikian yang bisa kami sampaikan kali ini tentang Dampaknya Sifat Malu Bertanya Dalam Kelas. Semoga bermanfaat ya?

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA