Anjuran beristighatsah terdapat dalam surah al-anfal ayat

(Ingatlah, ketika kamu memohon pertolongan Tuhanmu) ketika kamu meminta pertolongan dari-Nya untuk dapat mengalahkan orang-orang musyrik (lalu diperkenankan-Nya bagimu, "Sesungguhnya Aku) sungguh Aku pasti (memberikan bantuan kepadamu) akan menolongmu (dengan mendatangkan seribu malaikat yang datang berturut-turut") yakni mereka datang secara berturut-turut, sebagian dari mereka menyusul sebagian lainnya. Pada permulaannya Allah menjanjikan untuk mereka bantuan seribu malaikat, kemudian menjadi tiga ribu malaikat, hingga sampai lima ribu malaikat, seperti yang dijelaskan di dalam surah Ali Imran. Menurut suatu qiraat lafal alfun dibaca aalaf seperti aflas dalam bentuk jamak.

Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah--sementara kalian berebut dan mempersengketakan harta rampasan perang--saat kalian berbondong-bondong menghadap Allah memohon pertolongan karena kalian tidak mempunyai pilihan selain berperang. Lalu Allah memperkenankan doa itu dan mengirimkan bala bantuan berupa seribu malaikat yang datang secara berturut-turut. (1). (1) Pada saat pejuang-pejuang Mukmin tidak mempunyai pilihan lain selain berperang, mereka segera memohon kemenangan kepada Allah, lalu Allah memperkenankan doa mereka dan mengirimkan seribu malaikat secara berturut-turut. Artinya, saat itu mulai turun perintah mengirim satu pasukan yang diikuti dengan pengiriman pasukan-pasukan berikutnya, mirip dengan strategi pengiriman pasukan penguat pada taktik perang modern. Prinsip dasar peperangan modern menyatakan perlunya pengiriman pasukan secara berturut-turut untuk memudahkan proses penempatan setiap pasukan pada posnya masing-masing, tanpa harus terjadi kekosongan dan tanpa terjadi kepadatan. Di samping itu, tibanya pasukan penguat itu kepada pasukan inti akan dapat membangkitkan semangat juang dan jiwa patriotisme. Itulah yang diinginkan Allah. Pengiriman pasukan tentara itu hanya dimaksudkan untuk memberi kabar gembira, agar hati kalian menjadi tenang. Kemenangan hanya dan selalu datang dari Allah.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Page 2

(Dan Allah tidak menjadikannya) bala bantuan tersebut (melainkan sebagian berita gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).

Bantuan yang didatangkan oleh Allah berupa malaikat itu untuk membawa berita kemenangan agar kalian berbesar hati dan terus maju. Sungguh pertolongan itu tidak datang selain dari Allah yang Mahakuat dan Mahamenang, yang menetapkan segala urusan sebagaimana mestinya sesuai dengan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Kalau pun tidak dikirimkan para malaikat-Nya, maka sesungguhnya kemenangan di Tangan Allah, tidak karena banyaknya pasukan dan lengkapnya persenjataan.

Tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya.

Di mana Dia menetapkan berbagai perkara dengan sebab-sebabnya dan meletakkan sesuatu pada tempatnya.

Page 3

(Ingatlah, ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteram) untuk menenteramkan hatimu dari rasa takut yang menimpa dirimu (daripada-Nya) Allah Yang Maha Tinggi (dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu) dari hadas dan jinabah itu (dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan) godaan setan dari dirimu yang mengatakan bahwasanya jika kamu berada dalam jalan kebenaran, niscaya kamu tidak akan kehausan lagi berhadas sedang kaum musyrikin berada dekat air (dan untuk menguatkan) mengokohkan (hatimu) dalam keyakinan dan kesabaran (dan memperteguh dengannya telapak kakimu) agar telapak kakimu berdiri tegar di padang pasir.

Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah di saat kalian kekurangan perbekalan air dan di saat kalian dicekam rasa takut pada musuh, lalu Allah mendatangkan pada kalian rasa aman. Kalian merasakan kantuk dan tertidur dengan tenang. Allah menurunkan air hujan dari langit agar kalian dapat bersuci dengan air itu dan mengusir bisikan setan. Allah telah mengukuhkan hati kalian dengan pertolongan-Nya. Dengan air hujan itu pula tanah menjadi padat dan mengokohkan kaki yang berdiri di atasnya (1). (1) Ayat ini menjelaskan karunia Allah yang diberikan kepada pejuang-pejuang Mukmin saat mereka mendapatkan ketenangan jiwa berupa rasa kantuk yang menyebabkan mereka dapat beristirahat dengan baik, dan diturunkannya hujan sehingga mereka dapat bersuci dan mandi. Tanah berpasir pun menjadi padat dan kesat oleh siraman air hujan sehingga dapat mengokohkan pasukan yang menginjakkan kaki mereka di atasnya. Karena, seperti diketahui, pasir-pasir halus dan kering akan cepat mendatangkan lelah pasukan di samping menjadi kendala yang menghalangi kecepatan gerak. Ayat berikutnya menjelaskan perintah Allah kepada para malaikat untuk ikut serta mengukuhkan hati orang-orang beriman dan meniupkan perasaan gentar ke dalam hati orang-orang kafir. Sebab rasa gentar menghadapi musuh berarti kekalahan. Diterangkan pula dalam ayat itu bagaimana teori melemahkan musuh dari tempat yang mematikan, yaitu dengan menebas batang leher atau tangan sehingga meruntuhkan senjata lawan.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yang sebelumnya kamu ditimpa ketakutan. Hal ini termasuk pertolongan-Nya dan pengabulan-Nya terhadap doamu.

Dari hadats maupun kotoran.

Yakni was-wasnya kepadamu, seperti was-wasnya kepadamu bahwa jika kamu berada di atas kebenaran, tentu kamu tidak akan kehausan lagi berhadats, sedangkan kaum musyrik berada di dekat air.

Dengan keyakinan dan kesabaran, karena kuatnya hati mempengaruhi kokohnya badan.

Ada yang mengartikan dengan teguh hati dan pendirian, dan ada pula yang mengartikan dengan tidak terperosok ke dalam pasir.

Page 4

(Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat) yang diperbantukan kepada kaum Muslimin ("Sesungguhnya Aku) bahwasanya Aku (bersama kamu) memberikan pertolongan dan bantuan (maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang telah beriman) dengan memberikan pertolongan kepada mereka dan mengabarkan berita gembira. (Kelak Aku akan timpakan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir) ketakutan yang sangat (maka penggallah leher mereka) kepala mereka (dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka) ujung-ujung jari tangan dan kaki. Dikatakan bahwa dalam perang itu jika seseorang muslim hendak memukul kepala si kafir tiba-tiba kepala itu sudah jatuh menggelinding sendiri sebelum pedangnya sampai kepadanya. Dan Rasulullah saw. melempar mereka dengan segenggam batu kerikil, maka tidak ada seorang musyrik pun yang luput matanya dari lemparan batu kerikil itu, akhirnya mereka kalah.

Wahai orang-orang yang beriman, ketahuilah bahwa Allah telah mewahyukan kepada para malaikat itu untuk membisikkan ke dalam hati kalian. Allah berfirman kepada malaikat, "Aku akan menyertai kalian untuk membantu dan memenangkan kalian. Kuatkanlah hati orang-orang yang beriman, tunduklah kepada kebenaran dan berjihadlah di jalan Allah. Kami akan menjadikan hati orang-orang musyrik itu dicekam rasa takut dan gentar menghadapi kalian. Tebaslah batang leher mereka dan potonglah jari tangan mereka yang membawa pedang."

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yang membantu kaum muslimin.

Dengan memberikan bantuan dan pertolongan.

Dengan membantu dan memberikan kabar gembira, mendorong mereka untuk berani melawan musuh serta mendorong mereka berjihad.

Khithab (pembicaraan) ini bisa ditujukan kepada para malaikat dan bisa ditujukan kepada kaum mukmin. Jika ditujukan kepada para malaikat, maka hal ini menunjukkan bahwa para malaikat ikut terjun dalam perang Badar, dan jika ditujukan kepada kaum mukmin, maka berarti Allah mendorong mereka dan mengajari mereka bagaimana mereka membunuh kaum musyrik, dan bahwa mereka tidak perlu mengasihani orang-orang musyrik karena mereka telah menentang Allah dan Rasul-Nya.

Yakni penggallah leher mereka. Oleh karena itulah, ketika salah seorang kaum muslimin hendak memenggal leher orang kafir dalam perang Badar, ternyata lehernya sudah jatuh lebih dahulu karena pukulan malaikat.

Maksud ujung jari di sini adalah persendian anggota tangan dan kaki. Dalam peperangan, sasaran yang mematikan adalah leher, tetapi apabila lawan memakai baju besi sehingga sulit dikalahkan, maka tangannya yang dilumpuhkan agar tidak dapat memegang senjata sehingga mudah ditawan.

Page 5

(Yang demikian itu) azab yang menimpa mereka itu (adalah karena sesungguhnya mereka menentang) melawan (Allah dan rasul-Nya; dan barang siapa menentang Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya) terhadapnya.

Dukungan dan kemenangan itu adalah bagi kalian, sedangkan orang-orang musyrik itu hanya akan merasa takut dan gentar. Hal itu disebabkan karena mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Mereka berada di satu pihak, sementara Allah dan Rasul-Nya ada di pihak lain. Barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka Dia akan benar-benar menurunkan siksa yang amat menyakitkan. Dan siksa Allah itu amat keras.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Di antara siksaan-Nya adalah dengan memberikan kekuasaan kepada para wali-Nya terhadap musuh-musuh-Nya.

Page 6

(Itulah) hukuman yang ditimpakan atasmu (maka rasakanlah hukuman itu) hai orang-orang kafir, sebagai hukuman di dunia (sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu) kelak di hari kemudian (azab neraka").

Begitulah peperangan, wahai orang-orang yang beriman. Maka, rasakanlah pahit-manisnya perang dengan jiwa penuh keyakinan bahwa kalian akan mendapat pertolongan dan kemenangan. Orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah akan mendapatkan hukuman yang lain di hari kiamat berupa siksa neraka.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Dalam kisah di atas terdapat ayat-ayat Allah yang besar yang menunjukkan bahwa apa yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah benar, janji Allah adalah benar, pengabulan Allah terhadap doa hamba-Nya, perhatian yang besar dari Allah kepada keadaan hamba-hamba-Nya yang beriman dan pengadaan-Nya terhadap sebab yang mengokohkan iman dan pendirian mereka serta penyingkiran-Nya terhadap bahaya dan was-was setan yang datang kepada mereka.

Page 7

(Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu) mereka menghimpun kekuatan dalam jumlah yang banyak sehingga mereka kelihatan seakan-akan merayap maju (maka janganlah kamu membelakangi mereka) dalam keadaan lari karena kalah.

Wahai orang-orang yang memihak dan tunduk pada kebenaran, apabila kalian berhadapan dengan orang-orang kafir di medan perang yang menuju ke arah kalian dengan jumlah yang besar, janganlah kalian melarikan diri dan membelakangi senjata mereka.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Page 8

(Barang siapa yang membelakangi mereka di waktu itu) ketika berhadapan dengan mereka di medan peperangan (dalam keadaan mundur kecuali berbelok) mengelak (untuk siasat perang) dengan cara berpura-pura lari tetapi untuk tujuan menyerang (atau menggabungkan diri) menyatu (dengan pasukan yang lain) dengan pasukan kaum Muslimin lainnya meminta tolong kepada mereka (maka sesungguhnya orang itu kembali) pulang (dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya) sejelek-jelek tempat kembali ialah neraka Jahanam. Keadaan ini khusus jika orang-orang kafir tidak makin bertambah lemah.

Barangsiapa yang tidak mempunyai keberanian menghadapi musuh lalu melarikan diri dan meninggalkan medan laga, maka Allah akan murka kepadanya. Kelak ia akan dijadikan penghuni neraka, seburuk-buruk tempat kembali. Namun, jika hal itu dilakukan demi mengatur siasat dan taktik perang, atau meninggalkan medan peperangan untuk bergabung dengan pasukan Mukmin lainnya sebagai tambahan kekuatan, maka hal itu tidak berdosa.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Seperti memperlihatkan kepada musuh seakan-akan lari ke belakang sebagai tipu daya, padahal akan kembali menyerang atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain agar lebih mudah memerangi.

Yakni meminta bantuan kepada pasukan kaum muslimin yang lain. Jika pasukan lain berada dekat dengannya (di sekitar medan peperangan), maka masalahnya sudah jelas, yakni boleh. Tetapi apabila pasukan lain di luar medan peperangan, misalnya kaum muslimin kalah dan pergi menuju ke salah satu negeri kaum muslimin atau ke pasukan lain dari pasukan kaum muslimin, maka telah ada riwayat dari para sahabat yang menunjukkan bolehnya. Namun mungkin saja, hal ini apabila mundur lebih baik akibatnya, akan tetapi apabila mereka melihat jika tetap di tempat dapat mengalahkan musuh, maka dalam hal ini tidak termasuk keadaan yang diberi rukhshah (keringanan) sehingga mereka tidak boleh mundur. Ayat ini masih mutlak, dan akan disebutkan di akhir surat batasan jumlahnya yang membolehkan mundur.

Hal ini apabila kaum kafir tidak berjumlah lebih dari dua kali lipat kaum muslimin sebagaimana akan diterangkan nanti. Ayat ini menunjukkan bahwa melarikan diri dari peperangan merupakan dosa yang besar.

Page 9

(Maka yang sebenarnya bukan kamu yang membunuh mereka) di Badar dengan kekuatanmu (akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka) dengan melalui pertolongan-Nya yang Dia limpahkan kepada kalian (dan bukan kamu yang melempar) mata kaum musyrikin, hai Muhammad (ketika kamu melempar) dengan batu kerikil, sebab sekali lempar dengan segenggam batu kerikil yang dilakukan oleh manusia tidak akan dapat memenuhi mata bala tentara yang begitu banyaknya (tetapi Allahlah yang melempar) dengan cara mengenakan lemparan itu kepada mereka; hal ini sengaja Dia lakukan guna mengalahkan orang-orang kafir (dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin dengan kemenangan) yakni anugerah (yang baik) yang dimaksud adalah ganimah/harta rampasan perang. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) perkataan mereka (lagi Maha Mengetahui) tentang keadaan mereka.

Apabila kalian telah memenangkan peperangan itu atas mereka dan kalian telah berhasil membunuh musuh, maka sesungguhnya hal itu bukan semata-mata karena kekuatan kalian. Allahlah yang memenangkan kalian dan Dialah yang membunuh mereka dengan jalan memberikan kekuatan pada kalian dan meniupkan ke dalam jiwa orang-orang kafir itu rasa takut dan gentar. Demikian juga halnya dengan engkau, wahai Rasul, bukan dirimu yang melakukan pada saat engkau melemparkan debu dan kerikil ke arah muka mereka sehingga membuat orang-orang kafir itu gentar, tapi Allah yang melakukannya dan mereka gemetar dengan lemparan itu. Itulah di antara karunia baik yang diberikan Allah pada orang-orang beriman, meskipun ada di antaranya dalam bentuk ujian yang menyulitkan, sebagai cara Allah untuk menampakkan jiwa keikhlasan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui urusan dan Maha Mendengar ucapan orang-orang beriman dan musuh-musuh mereka.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Page 10

(Itulah) kemenangan itu suatu hal yang nyata (dan sesungguhnya Allah melemahkan) membuat tidak berdaya (tipu daya orang-orang yang kafir).

Itulah kemenangan yang besar dan Allah Maha Melemahkan tipu muslihat orang-orang kafir.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Allah melemahkan tipu daya dan makar orang-orang kafir yang mereka lancarkan kepada Islam dan pemeluknya, dan menjadikan tipu daya mereka berbalik menimpa mereka.

Page 11

(Jika kalian mencari keputusan) hai orang-orang kafir, yakni kamu sekalian meminta keputusan, di mana salah seorang dari kamu yaitu Abu Jahal mengatakan, "Ya Allah! Siapakah dari kami yang paling memutuskan silaturahmi dan yang paling banyak melakukan hal-hal yang tidak dikenal pada kalangan kami, maka semoga Engkau membinasakannya (maka telah datang kepadamu keputusan) ketentuan binasanya orang-orang yang melakukan hal itu, mereka adalah Abu Jahal dan orang-orang yang terbunuh bersamanya, bukannya Nabi saw. dan kaum mukminin (dan jika kalian berhenti) dari perbuatan kafir dan memerangi Nabi saw. (maka itulah yang lebih baik bagi kalian; dan jika kalian kembali) untuk memerangi Nabi saw. (niscaya Kami kembali) untuk memberikan pertolongan kepada Nabi saw. atas kalian (dan tidak akan dapat mencukupi) menolak (angkatan perang kalian dari kalian) yakni golongan kalian (sesuatu bahaya pun biar pun angkatan perang itu banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman) huruf inna dibaca kasrah sebagai jumlah isti`naf, dan dibaca anna dengan memperkirakan adanya huruf lam, bentuk lengkapnya ialah lama`al mu`miina.

Wahai orang-orang yang menyekutukan Allah, jika kalian memohon kepada Allah dengan cara bergelantungan pada kain penutup Ka'bah, agar Dia memutuskan perkara antara kalian dengan orang-orang beriman, maka telah datang kepada kalian hukum yang tegas, bahwa kemenangan akan berpihak pada orang-orang Mukmin, bukan pada kalian. Apabila kalian mengulang lagi penyerangan itu maka Kami akan menjanjikan kekalahan yang lain pada kalian. Pasukan kalian yang bergelimang dosa, meskipun berjumlah banyak, tidak akan dapat melindungi kalian dari bahaya. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang percaya dan tunduk pada kebenaran.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni keputusan dari Allah dengan menimpakan azab kepada orang yang zalim dan salah.

Dengan membinasakan yang layak dibinasakan, yaitu Abu Jahal dan orang-orang yang terbunuh bersamanya.

Dari kekufuran dan dari memerangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Maksudnya kembali memusuhi dan memerangi Rasul.

Barang siapa Alah bersamanya, maka dialah yang akan tertolong meskipun ia lemah dan jumlahnya sedikit. Kebersamaan Allah ini dengan memberikan bantuan dan pertolongan sesuai amalan iman yang mereka kerjakan. Oleh karena itu, apabila terjadi kekalahan pada kaum muslimin di sebagian waktu, maka hal itu tidak lain karena sikap remeh mereka dan tidak mengerjakan kewajiban iman dan konsekwensinya. Karena jika mereka melakukan apa yang diperintahkan Allah, tentu mereka tidak akan kalah dan musuh tidak akan menang.

Page 12

(Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu sekalian kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berpaling) memalingkan diri (daripada-Nya) dengan cara menentang perintah-Nya (sedang kalian mendengar) Alquran dan nasihat-nasihat-Nya.

Wahai orang-orang yang berpihak dan tunduk pada kebenaran, sesungguhnya kalian telah benar-benar mengetahui bahwa kemenangan itu datang atas bantuan Allah dan oleh sikap patuh pada Allah dan Rasul- Nya. Maka tetaplah kalian bersikap patuh kepada Allah dan Rasul-Nya. Janganlah kalian menghalang- halangi seruan Rasul kepada kebenaran, padahal kalian mendengar dan memahami apa yang dikatakannya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Dengan menyelisihi perintah-Nya.

Oleh karena itu, berpalingnya kamu dari-Nya padahal kamu mendengarkan apa yang dibacakan kepadamu dari kitab Allah, perintah-perintah-Nya, wasiat dan nasehat-Nya, termasuk keadaan yang sangat buruk.

Page 13

(Dan janganlah kalian menjadi sebagai orang-orang yang berkata, "Kami mendengar; padahal mereka tidak mendengarkan) secara sadar dan penuh dengan pengertian, mereka adalah orang-orang munafik dan kaum musyrikin

Janganlah kalian berperangai seperti orang-orang munafik yang berkata, "Kami telah mengetahui dan mengerti kebenaran," akan tetapi sebenarnya mereka tidak mempercayai dan tidak tunduk kepada kebenaran, seakan-akan mereka tidak mengetahui kebenaran itu.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni tidak mendengar sambil mentadaburi dan mengambil pelajaran daripadanya. Maksud ayat ini adalah janganlah kita hanya menyampaikan di lisan dakwaan yang tidak ada hakikatnya, karena yang demikian tidak diridhai Allah dan Rasul-Nya, dan lagi iman bukan sekedar angan-angan dan hiasan, akan tetapi iman sesungguhnya yang menancap di hati dan dibenarkan oleh amalan.

Page 14

(Sesungguhnya binatang, makhluk-makhluk yang seburuk-buruknya di sisi Allah ialah orang-orang yang tuli) tidak mau mendengarkan perkara yang hak (dan bisu) tidak mengucapkan perkara yang hak (yang tidak mengerti apa pun) tentang perkara yang hak.

Sesungguhnya orang-orang musyrik, termasuk di dalamnya orang-orang munafik, bagaikan binatang yang paling buruk. Pendengaran mereka tuli dan tidak dapat mendengar, mulut mereka bisu dan tidak mampu bicara. Mereka memang tidak mau mendengar, mengatakan dan memikirkan yang benar.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Maksudnya manusia yang paling buruk di sisi Allah ialah yang tidak mau mendengar, menuturkan dan memahami kebenaran. Ayat-ayat dan peringatan sama sekali tidak bermanfaat bagi mereka. Mereka ini disebut Allah sebagai orang-orang yang tidak mengerti, yakni tidak mengerti hal yang bermanfaat bagi mereka, dan tidak mengutamakannya di atas madharrat. Mereka ini di sisi Allah lebih buruk dari semua makhluk bergerak, karena Alah Ta’ala telah memberikan mereka pendengaran, penglihatan dan hati agar mereka menggunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan menaati-Nya, namun mereka menggunakannya untuk maksiat sehingga terhalang dari banyak kebaikan. Mereka sesungguhnya dapat mendengar, akan tetapi tidak masuk ke dalam hati, mereka hanya mendengar sesuatu yang menjadi hujjah atas mereka, dan mereka tidak mendengar sesuatu yang bermanfaat bagi mereka karena Alah mengetahui bahwa dalam hati mereka tidak ada kebaikan sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya.

Page 15

(Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan pada mereka) bakat yang baik di dalam mendengarkan perkara yang hak (tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar) dengan pendengaran yang disertai pemahaman. (Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar) sebagai perumpamaan, karena Allah telah mengetahui bahwa tidak ada kebaikan dalam diri mereka (niscaya mereka pasti berpaling juga) dari perkara yang hak itu (sedangkan mereka memalingkan diri") dari menerima perkara hak yang mereka dengar itu karena keras hati dan ingkar.

Kalau saja Allah berkehendak mengetahui, dengan ilmu-Nya yang azali, bahwa ihwal mereka nantinya tidak akan mendatangkan kebaikan bagi diri mereka sendiri, bagi orang lain dan bagi kebenaran, niscaya Allah akan membuat mereka dapat mendengarkan petunjuk yang mengantarkan kebenaran pada akal mereka. Tapi sebenarnya meskipun mereka dapat mendengar dan memahami kebenaran itu, pasti mereka tetap akan berpaling dari usaha mendapatkan petunjuk, karena mereka telah dikuasai hawa nafsu.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Karena sudah diketahui tidak ada kebaikan dalam hati mereka.

Tidak mau menerima ditambah dengan sikap keras dan mengingkari atau mereka tidak akan menoleh kepada kebenaran satu pun juga. Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa Allah tidak menghalangi iman dan kebaikan kecuali kepada orang yang tidak ada kebaikan padanya, karena keimanan tidak akan berkembang dan berbuah dalam dirinya, maka segala puji bagi Allah yang Mahabijaksana.

Page 16

(Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul) dengan taat (apabila Rasul menyeru kamu pada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian) berupa perkara agama sebab perkara agama merupakan penyebab bagi kehidupan yang kekal (dan ketahuilah oleh kalian bahwa sesungguhnya Allah menghalangi antara manusia dan hatinya) maka ia tidak dapat beriman atau kafir melainkan berdasarkan kehendak Allah (dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan) Allah akan membalas semua amal perbuatan kalian.

Wahai orang-orang yang berpihak dan tunduk pada kebenaran, sambutlah Allah dengan sepenuh hati jika Dia memerintahkan kalian untuk mengerjakan sesuatu. Sambutlah Rasul-Nya--sebagai penyampai pesan-pesan Allah--apabila dia menyeru kalian untuk mengerjakan perintah dan menegakkan hukum Allah yang menjamin kehidupkan jiwa, raga, pikiran dan kalbu kalian. Ketahuilah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah menguasai dan mengarahkan hati kalian pada apa yang Dia kehendaki. Allah akan membuat dinding pemisah antara diri dan hati kalian jika mendapat bisikan hawa nafsu. Dan jika kalian meniti jalan yang lurus, niscaya Allah akan menyelamatkan kalian, dan kelak kalian akan dikumpulkan Allah di hari kiamat, hari pembalasan.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Dengan menaati Allah dan Rasul-Nya.

Maksudnya menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. Demikian juga berarti menyeru kamu kepada iman, petunjuk, dan perkara-perkara agama lainnya, di mana hal itu merupakan sebab kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta sebab hidupnya hati dan ruh.

Allah memperingatkan agar seseorang tidak menolak seruan Allah dan Rasul-Nya dengan firman-Nya, “Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya.” Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan sampai menolak perintah Allah ketika datang, sehingga diadakan penghalang antara seseorang dengan hatinya apabila seseorang menginginkan sesuatu setelah itu, hatinya pun bercerai berai karena Allah membatasi seseorang dengan hatinya; Dia membolak-balikkan hati sesuai yang Dia kehendaki. Oleh karena itu, hendaknya seoarang hamba banyak berdoa, “Yaa muqallibal quluub tsabit qalbii ‘alaa diinik” (“Wahai Allah yang membola-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”)

Maksudnya Allah-lah yang menguasai hati manusia, sehingga seseorang tidak mampu beriman atau berbuat kufur melainkan dengan iradah (kehendak)-Nya.

Maka Dia akan memberikan balasan terhadap amalmu.

Page 17

(Dan peliharalah diri kalian daripada siksaan) jika siksaan menimpa kalian (ia tidak khusus menimpa orang-orang yang lalim saja di antara kalian) bahkan siksaan itu merata kepada mereka dan selain mereka. Dan cara untuk memelihara diri supaya jangan tertimpa siksaan ialah membenci penyebabnya, yaitu perkara mungkar. (Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya) terhadap orang-orang yang melanggar perintah dan larangan-Nya.

Lindungilah diri kalian dari dosa-dosa besar yang merusak tatanan masyarakat. Jauhilah sikap enggan berjihad di jalan Allah, perpecahan, dan rasa malas melaksanakan kewajiban melakukan amar makruf nahi munkar. Karena, akibat buruk dosa itu akan menimpa semua orang, tidak khusus hanya orang yang berbuat kejahatan saja. Yakinlah bahwa siksa Allah di dunia dan akhirat itu amat keras.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Caranya adalah dengan mengingkari kemungkaran yang terjadi sesuai kemampuan.

Hal ini apabila kezaliman nampak dan tidak dirubah, maka jika datang musibah sebagai hukumannya akan mengena kepada pelaku dan selainnya.

Bagi orang yang melanggar perintah-Nya.

Page 18

(Dan ingatlah hai para Muhajirin ketika kalian masih berjumlah sedikit lagi tertindas di muka bumi) yakni Mekah (kalian takut orang-orang Mekah akan menculik kalian) mengambil kalian dengan cepat (maka Allah memberi kalian tempat menetap) yaitu kota Madinah (dan didukung-Nya kalian) Dia membuat kalian menjadi kuat (dengan pertolongan-Nya) ketika perang Badar, yaitu melalui bantuan para malaikat (dan diberi-Nya kalian rezeki dari yang baik-baik) berupa ganimah (agar kalian bersyukur) terhadap nikmat-nikmat-Nya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Lubabah alias Marwan bin Abdul Munzir. Nabi saw. telah mengutusnya kepada orang-orang Bani Quraizhah dengan membawa pesan darinya, supaya mereka mau tunduk di bawah kekuasaan Nabi saw. Maka Abu Lubabah bermusyawarah dengan mereka; akan tetapi ia mengisyaratkan dengan tangannya kepada mereka, bahwa jika mereka tunduk maka hukumannya adalah sembelih (maut). Abu Lubabah sengaja berbuat demikian demi untuk melindungi anak-anak dan harta bendanya yang berada di antara mereka.

Ingatlah kembali wahai orang-orang yang beriman--meskpiun saat ini kalian telah menjadi bangsa yang kuat--masa-masa ketika masih menjadi kaum minoritas, kaum tertindas, di mana semua musuh mengeksploitasi kelemahan kalian dan kalian dicekam rasa takut oleh tindakan-tindakan penculikan yang dilakukan oleh musuh-musuh itu. Kemudian kalian berhijrah atas perintah Allah ke kota Yatsrib, yang selanjutnya menjadi tempat tinggal kalian. Kalian menang dengan bantuan dan dukungan-Nya. Allah memberikan pada kalian harta rampasan perang yang baik-baik agar kalian bersyukur atas pemberian itu dan terus berjuang demi menjunjung tinggi kalimat yang benar.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Sebagaimana pada perang Badar.

Seperti ghanimah.

Dengan hanya beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya.

Page 19

(Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian mengkhianati Allah dan rasul-Nya dan) jangan pula (kalian mengkhianati amanat-amanat kalian) yakni apa-apa yang dipercayakan kepada kalian berupa agama dan hal-hal yang lain (sedangkan kalian mengetahui).

Wahai orang-orang yang beriman, percaya dan tunduklah kepada kebenaran. Allah tidak membenarkan ada orang dari kalangan kalian yang berkhianat kepada-Nya dan rasul-Nya dengan berpihak kepada penentang-penentang kebenaran itu. Atau mengkhianati orang lain dalam soal pengambilan harta rampasan perang dan berpangku tangan enggan berjihad. Dan jangan pula kalian mengkhianati amanat orang lain sedangkan kalian memahami perintah dan larangan-Nya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Dalam ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kepada kaum mukmin agar mereka menjalankan amanah Allah yang telah diamanahkan kepada mereka berupa mengerjakan perintah dan menjauhi larangan, di mana amanah tersebut sebelumnya telah ditawarkan kepada langit, bumi, dan gunung namun mereka semua enggan menerimanya dan khawatir tidak mampu menjalankannya, lalu manusia merasa mampu memikulnya, maka dipikullah amanah itu oleh manusia. Barang siapa yang menjalankan amanah itu, maka ia berhak mendapatkan pahala yang besar dari Allah, sebaliknya barang siapa yang tidak menjalankannya, maka ia berhak memperoleh azab yang keras dan menjadi orang yang mengkhianati Allah dan Rasul-Nya serta mengkhianati amanahnya.

Yakni mengetahui bahwa amanah itu wajib ditunaikan.

Page 20

(Dan ketahuilah bahwa harta kalian dan anak-anak kalian itu hanyalah sebagai cobaan) buat kalian yang menghambat kalian daripada perkara-perkara akhirat (dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar) maka janganlah sekali-kali kalian melewatkan pahala yang besar sehingga kalian mau berbuat khianat demi untuk mereka. Ayat berikut diturunkan berkenaan dengan tobatnya Abu Lubabah.

Ketahuilah pula wahai orang-orang yang benar-benar beriman, bahwa cobaan hidup itu di antaranya disebabkan oleh cinta yang berlebihan pada anak-anak kalian. Maka, janganlah cinta pada anak dan harta benda itu melebihi cinta kalian pada Allah, karena hal yang demikian itu akan merusak urusan kalian. Dan ketahuilah bahwa pahala Allah jauh lebih besar daripada harta dunia dan anak keturunan.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yang dapat menghalangimu dari urusan akhirat atau dari menunaikan amanah karena cinta kepada harta dan anak.

Maka janganlah kamu sia-siakan karena mementingkan harta dan anak.

Page 21

(Hai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah) melalui berserah diri kepada-Nya dan cara-cara yang lain (niscaya Dia akan memberikan kepada kalian petunjuk) buat kalian sehingga kalian dapat membedakan hal-hal yang dapat membawa keselamatan dan hal-hal yang membahayakan diri kalian, sehingga kalian selamat dari hal-hal yang kalian takutkan (dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni kalian) dosa-dosa kalian. (Dan Allah mempunyai karunia yang besar).

Wahai orang-orang yang percaya dan tunduk kepada kebenaran, apabila kalian patuh pada perintah Allah dalam kesendirian atau di tengah keramaian, maka Allah akan memberikan karunia pada kalian berupa kekuatan yang dapat membedakan antara yang benar dan yang tidak benar. Allah akan memberi kemenangan atas musuh-musuh kalian. Allah akan menutupi, menghilangkan dan mengampuni kesalahan- kesalahan kalian. Dialah Allah yang senantiasa memiliki karunia yang besar.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Furqan artinya kemampuan membedakan antara yang haq (benar) dan yang batil, petunjuk dan kesesatan, dan yang halal dengan yang haram. Furqan dapat juga diartikan dengan pertolongan.

Yaitu dosa-dosa kecil.

Yaitu dosa-dosa besar.

Allah memiliki pahala yang besar dan banyak bagi orang-orang yang bertakwa kepada-Nya dan mendahulukan keridhaan-Nya di atas hawa nafsunya.

Page 22

Mereka bermusyawarah di Darun Nadwah untuk menyikapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, bahwa sekelompok orang Quraisy yang terdiri dari para pemuka setiap suku berkumpul memasuki Darun Nadwah, lalu Iblis datang kepada mereka menjelma menjadi orang tua yang disegani. Ketika mereka melihatnya, mereka bertanya, “Siapa kamu?” Iblis menjawab, “Orang tua yang berasal dari Nejd. Saya mendengar kamu sedang berkumpul dan saya senang menghadirinya. Pendapat dan saran saya niscaya tidak menghilangkan (maksud)mu.” Mereka berkata, “Ya, masuklah.” Maka ia pun masuk bersama mereka. Iblis berkata, “Perhatikanlah masalah orang ini! Demi Allah, hampir saja dia memegang urusan kamu dengan perintahnya.” Lalu salah seorang di antara mereka berkata, “Tahanlah ia dengan diikat lalu tunggulah sampai kecelakaan menimpanya sehingga ia binasa sebagaimana para penyair sebelumnya telah binasa, yaitu Zuhair dan Nabighah, dan ia seperti mereka.” Lalu orang tua dari Nejd itu (yakni Iblis) berkata dengan keras, “Demi Allah, pendapat ini tidak tepat. Demi Allah, tentu Tuhannya akan mengeluarkannya dari tahanan dan memberikannya kepada para sahabatnya. Mereka (para sahabat) tentu akan meraihnya dan mengambilnya dari kalian serta akan melindungi Beliau dari kalian. Mungkin saja ia nanti akan mengusirmu dari negerimu.” Mereka berkata, “Orang tua ini betul, cobalah cari pendapat yang lain.” Salah seorang di antara mereka berkata, “Usirlah dia dari tengah-tengah kalian sehingga kalian dapat beristirahat darinya, karena apabila ia keluar, maka perbuatannya tidak akan membahayakan kamu, dan lagi di manakah bahayanya jika ia sudah tidak ada di dekat kalian. Kalian pun dapat beristirahat, dan urusannya bukan kepada kalian lagi.” Orang tua Nejd itu berkata, “Demi Allah, pendapat ini tidak cocok bagi kamu. Tidakkah kamu memperhatikan kata-katanya yang manis dan lancar lisannya, sedangkan ucapannya sebagaimana yang kamu dengar menyentuh hati? Demi Allah, jika kalian melakukannya, lalu ia menawarkan ajarannya kepada orang-orang Arab (lainnya), tentu mereka akan berkumpul (membela)nya dan akan menyerang kamu dan mengusirmu dari negerimu serta membunuh para pemukamu.” Mereka berkata, “Demi Allah, benar sekali. Cobalah cari pendapat selain ini.” Maka Abu Jahal la’natullah ‘alaih berkata, “Demi Allah, aku akan memberimu pendapat yang nampaknya belum pernah kamu pikirkan, dan saya lihat tidak ada lagi pendapat selainnya.” Mereka bertanya, “Apa itu?” Ia berkata, “Kamu ambil seorang pemuda terhormat yang gagah dari setiap suku, lalu setiap pemuda diberikan pedang yang tajam, kemudian mereka sama-sama menusuknya seperti tusukan yang dilakukan seseorang. Jika mereka telah membunuhnya, maka darahnya akan mengena ke semua kabilah, sehingga saya kira suku dari Bani Hasyim ini tidak akan sanggup memerangi orang-orang Quraisy semua, dan mereka setelah melihat kejadian itu akan menerima diat. Kita pun dapat beristirahat dan menyelesaikan bahayanya.” Maka orang tua Nejd itu berkata, “Ini, demi Allah, adalah pendapat yang tepat. Sesuai yang dikatakan pemuda itu (Abu Jahal), dan saya lihat tidak ada yang lain.” Setelah itu mereka pun berpencar dengan menyepakati usulan itu. Jibril pun mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, memerintahkannya agar Beliau tidak bermalam di tempat tidur yang biasa Beliau tempati untuk bermalam, dan memberitahukan kepada Beliau tipu daya mereka. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak bermalam di rumahnya pada malam itu, dan Allah telah mengizinkan Beliau keluar (berhijrah). Allah juga menurunkan surat Al Anfal kepada Beliau setelah tiba di Madinah, yang di sana Allah menerangkan nikmat-nikmat-Nya dan ujian dari sisi-Nya, “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.” Sedangkan terhadap ucapan mereka, “Tunggulah sampai kecelakaan menimpanya sehingga ia pun binasa sebagaimana para penyair sebelumnya binasa” turunlah ayat, “Bahkan mereka mengatakan, "Dia (Muhammad) adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya". (Terj. Ath Thuur: 30) dan hari tersebut disebut sebagai hari berdesakan karena mereka berkumpul terhadap suatu pendapat.” (lihat Ibnu HIsyam 1/480-482).

Dengan mengatur urusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, memberi wahyu tentang apa yang mereka rencanakan terhadap Beliau dan memerintahkan Beliau berhijrah.

Page 23

(Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami) yakni Alquran (mereka berkata, "Sesungguhnya kami telah mendengar ayat-ayat seperti ini, kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini) ucapan ini telah dikatakan oleh Nadhr bin Harits, karena ia sering berkunjung ke negeri Hairah untuk tujuan berniaga. Di sana ia membeli buku-buku tentang sejarah orang-orang Ajam, kemudian ia menceritakannya kepada penduduk kota Mekah. (Tiada lain) tak lain (hal ini) yakni Alquran (hanyalah dongeng-dongengan) cerita-cerita bohong (orang-orang dahulu.")

Wahai Muhammad, perhatikanlah sikap permusuhan yang diperlihatkan oleh orang-orang kafir pada saat dirimu memperdengarkan ayat-ayat suci al-Qur'ân, ayat-ayat Kami. Kebodohan dan keangkuhan mereka yang sangat, mendorong mereka untuk berkata, "Seandainya kami mau mengatakan seperti apa yang dikatakan al-Qur'ân itu, pasti kami akan melakukannya. Ia tidak lebih dari mitos-mitos yang dikarang oleh orang-orang terdahulu."

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Inilah sikap keras dan kezaliman mereka, padahal sesungguhnya Alah telah menantang mereka membuat satu surat yang semisalnya dan menyuruh mereka memanggil yang lain selain Allah untuk berkumpul membuatnya, namun mereka tidak sanggup juga membuatnya. Oleh karena itu ucapan ini hanyalah dakwaan semata yang didustakan oleh kenyataan, padahal telah diketahui bahwa Beliau adalah seorang ummiy; yang tidak bisa membaca dan menulis, dan tidak pernah mengadakan perjalanan untuk mempelajari berita orang-orang terdahulu. Menurut penyusun tafsir Al Jalalain, bahwa yang mengucapkan kata-kata di atas adalah An Nadhr bin Al Harits, di mana sebelumnya ia mendatangi negeri Hirah untuk berdagang, lalu ia membeli buku-buku orang asing dan menceritakannya kepada penduduk Mekah.

Page 24

(Dan ingatlah ketika mereka/orang-orang musyrik berkata, "Ya Allah! Jika betul hal ini) yaitu Alquran yang dibacakan oleh Muhammad (dialah yang benar) diturunkan (dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.") siksaan yang menyakitkan sekali sebagai pembalasan atas ingkar kami terhadapnya. Perkataan ini diucapkan oleh Nadhr dan lain-lainnya sebagai penghinaan dengan maksud untuk memberikan gambaran kepada orang lain seakan-akan ia benar-benar mengetahui akan kebatilan Alquran. Allah swt. telah berfirman:

Ingatlah, wahai Nabi, bagaimana mereka menentangmu dan menentang Allah seraya mengatakan dengan nada menantang, "Kalau apa yang engkau bawa itu adalah benar, turunkanlah hujan batu dari langit, atau turunkan siksa yang amat keras dan pedih."

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Padahal yang seharusnya mereka ucapkan adalah, “Ya Allah, jika (Al Quran) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka tunjukkanlah kami kepadanya.” Namun karena kebodohan mereka yang begitu dalam, mereka malah mengucapkan sebaliknya. Padahal kalau Allah segera menimpakan azab kepada mereka, maka tidak ada satu pun dari mereka yang selamat, akan tetapi Dia menghindarkan azab itu karena Rasul masih berada di tengah-tengah mereka.

Page 25

(Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka) oleh sebab apa yang telah mereka minta (sedangkan kamu berada di antara mereka) karena jika azab itu turun akan menimpa semua orang tanpa kecuali. Dan tiada suatu umat pun yang diazab melainkan setelah nabi dan kaum mukminin keluar daripadanya. (Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun) karena ternyata di dalam tawaf yang mereka lakukan mereka selalu mengatakan, "Ampunan-Mu, ampunan-Mu." Dan menurut suatu pendapat dikatakan bahwa orang-orang yang meminta ampunan itu adalah orang-orang lemah dari kalangan kaum mukminin yang tinggal bersama dengan orang-orang kafir sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya, "Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih." (Q.S. Al-Fath 25).

Dengan hikmah-Nya, Allah tidak akan menurunkan siksa duniawi yang berat pada mereka, sementara engkau berada di tengah-tengah mereka, dengan harapan mereka menyambut seruanmu itu. Dan bukan kehendak Allah untuk menghukum orang-orang yang durhaka selama mereka meminta ampunan, menyadari dan meninggalkan kekeliruan mereka.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Page 26

(Mengapa Allah tidak mengazab mereka) dengan pedang sesudah engkau dan kaum mukminin yang lemah keluar dari Mekah. Berdasarkan pendapat yang pertama, ayat ini menasakh ayat sebelumnya; dan ternyata Allah swt. mengazab mereka dalam perang Badar dan perang-perang yang lain (padahal mereka menghalangi) mencegah Nabi saw. dan kaum muslimin (untuk mendatangi Masjidilharam) yakni untuk melakukan tawaf di dalamnya (dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya?) seperti menurut dugaan mereka. (Tiada lain) tidak lain (orang-orang yang berhak menguasainya hanyalah orang-orang yang bertakwa tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui) bahwasanya tidak ada hak bagi orang-orang kafir untuk menguasai Masjidilharam.

Dan sungguh keadaan mereka seperti sekarang ini layak ditimpakan azab, sebab mereka telah berani merintangi manusia yang hendak mendatangi Masjid al-Harâm, sebagai tempat yang tidak boleh dijadikan ajang peperangan. Namun Allah masih tetap menangguhkan siksa itu, sebab dalam ilmu-Nya yang terahasiakan, akan banyak dari kalangan mereka orang-orang yang kelak beriman. Hanya saja dengan perbuatan itu mereka bukan lagi sebagai pembela masjid yang dimuliakan Allah, karena mereka telah mengotori kesuciannya dengan paham-paham syirik yang ada sebelum Islam. Sementara di sana masih ada kalangan yang dengan sungguh-sungguh mempertahankan kesucian masjid itu, yaitu orang-orang Mukmin yang taat kepada Allah. Akan tetapi, kebanyakan orang yang menyekutukan Allah tidak mau memahami agama dan mengerti kedudukan masjid itu di sisi Allah.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Dan Allah telah melakukannya dengan mengazab mereka di Badar dan lainnya.

Yaitu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Untuk melakukan thawaf.

Seperti yang mereka sangka. Kata-kata “wa maa kaanuu awliyaa’ah”, dhamir (kata ganti) hu (dia) bisa kembalinya kepada Allah, sehingga artinya bahwa “mereka bukanlah wali-wali-Nya,” dan bisa juga kembali kepada Masjidilharam, sehingga artinya, bahwa “mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya.”

Oleh karena ketidaktahuan mereka, akhirnya mereka mengaku berhak.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: Abu Jahal berkata, “Ya Allah, jika (Al Quran) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” Maka turunlah ayat, “Wa maa kaanallahu liyu’adzdzibahum wa anta fiihim…dst sampai wa hum yashudduuna ‘anil masjidil haraam…dst.” Lihat surat Al Anfaal: 33-34.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA