Adanya awan yang disertai hujan lebat dapat mengganggu jalannya transportasi

Iklim adalah kondisi cuaca di wilayah tertentu dalam periode waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas.Iklim ini terdiri dari beberapa unsur, diantaranya adalah suhu udara,curah hujan,angin, kelembaban udara, dan tekanan udara. Dimana dampak dari iklim dibidang transportasi, telekomunikasi, dan pariwisata adalah sebagai berikut:

  1. Bidang transportasi =  Kondisi cuaca  sangat memengaruhi kelancaran transportasi, baik itu darat, laut, ataupun udara. Dimana  saat  terjadi cuaca buruk seperti hujan deras disertai petir maka pengemudi kendaraan motor, mobil, atau truk harus berhati hati karena jalanan menjadi licin dan hati hati jika ada pohon tumbang , sedangkan kondisi cuaca buruk juga dapat mempengaruhi  penerbangan pesawat udara, dimana  pesawat udara tidak dapat beroperasi karena cuaca buruk seperti angin kencang, hujan deras,dan awan tebal yang ada  di udara  dapat membahayakan keselamatan awak pesawat, karena cuaca buruk dapat mengakibatkan kecelakaan pesawat. Selain itu dengan  adanya cuaca buruk juga dapat menyebabkan jarak pandang kapal di laut terganggu karena hujan menyebabkan timbulnya kabut.
  2. Bidang telekomunikasi = Kondisi cuaca berpengaruh terhadap jaringan telekomunikasi, dimana  jika kondisi cuaca sedang bagus yaitu cerah berawan,maka jaringan telekomunikasi akan lancar,sedangkan jika kondisi cuaca buruk maka jaringan telekomunikasi menjadi kurang lancar, karena sinyal jaringan internet menjadi lemah dan lambat.
  3. Bidang pariwisata = kondisi cuaca berepengaruh terhadap pariwisata, dimana saat cuaca cerah para wisatawan dapat menikmati sarana dan prasarana yang ada di tempat pariwisata tersebut, namun jika cuaca sedang buruk maka para wisatawan tidak dapat menikmati sarana dan prasarana yang ada,contoh jika para wisatawan sedang berwisata di pantai dan tiba tiba terjadi cuaca buruk seperti hujan deras maka para wisatawan tidak bisa bermain selancar,banana boat, dan wahana lainnya karena kondisi pantai tidak memungkinkan yaitu adanya geombang tinggi.

Ilustrasi Transportasi Laut (Foto: Ardian Fanani/detikcom)

Jakarta - Badai tropis cempaka diprediksi akan menimbulkan cuaca ekstrem selama tiga hari ke depan. Kepala Badan Meteorologi Klimatogi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengimbau waspada terhadap dampak cuaca ekstrem ini pada perjalanan melalui laut dan udara."Oleh karena itu transportasi udara dan laut perlu mewaspadai dampak dari siklon tropis cempaka atau bibit yang belum lahir terutama penerbangan dan pelayaran," kata Dwi di Gedung BMKG Pusat di Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2017).

Dwi mengatakan dampak dari badai tropis cempaka ini akan berlangsung selama tiga hari ke depan. Sebagian wilayah tengah dan barat Indonesia pun diprediksi akan mengalami hujan lebat disertai kilat dan angin kencang."Hujan yang lebat disertai petir juga angin yang kencang bisa mencapai 20 knot lebih, kemudian gelombang yang tinggi baik di Samudra Hindia bahkan di Selat Bali dan Selat Sunda. Ini perlu diwaspadai," ucap Dwi.Sementara itu, Dwi mengatakan untuk titik rawan terjadinya puting beliung masih terjadi di tiga provinsi. Adapun ketiganya adalah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Adapun titik gelombang tinggi yang diprediksi mengalami kenaikan selama tiga hari ke depan. Gelombang tinggi diperkirakan terjadi di perairan selatan Jawa Timur hingga Selatan NTB, Samudera Hindia Selatan Bali dan Selatan NTB. Gelombang tinggi juga terjadi di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten hingga selatan Jawa Tengah dan Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa. (rvk/rvk)

Kondisi atmosfer dalam jangka waktu yang relatif singkat atau lebih dikenal dengan istilah cuaca sangat mempengaruhi berbagai sektor kehidupan manusia. Salah satu sektor yang sangat bergantung pada kondisi cuaca adalah sektor transportasi. Kelancaran dan keamanan sistem transportasi darat, laut maupun udara sangat ditentukan oleh kondisi cuaca. Sedangkan kondisi cuaca harian, bahkan dalam periode beberapa jam dapat berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol. Cuaca yang berubah ini banyak dipengaruhi oleh kondisi iklim regional seperti contohnya kondisi osilasi Samudra Hindia, badai tropis atau ENSO. Oleh sebab itu prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh otoritas terkait sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran dan keamanan sektor transportasi. Tapi tahukah kamu mengapa cuaca sangat mempengaruhi sistem transportasi?

Ilustrasi pesawat terbang. Gambar oleh RENE RAUSCHENBERGER dari Pixabay

Cuaca yang diprediksi akan dihadapi selama perjalanan

Cuaca adalah satu faktor alam yang tidak dapat dikontrol oleh manusia, sedangkan kondisi atmosfer yang terdiri dari berbagai indikator seperti contohnya kecepatan dan arah angin, suhu dan tekanan udara mempengaruhi bagaimana pesawat bisa terbang, hingga bagaimana kapal dapat melalui suatu perairan dengan aman. Pesawat terbang memanfaatkan gaya angkat yang diberikan oleh angin dan tekanan udara pada sayapnya dibantu oleh dorongan mesin untuk membuat badan pesawat melaju kedepan. Sehingga kondisi angin, tekanan udara selama perjalanan dan sepanjang rute terbang merupakan informasi yang krusial bagi para pilot untuk menerbangkan pesawat.

Angin yang bertiup dapat mempengaruhi tinggi gelombang. Kapal yang sedang berlayar terutama kapal-kapal berukuran kecil dan sedang sangat dipengaruhi oleh kemana angin bertiup. Karena angina dan gelombang yang tinggi dapat mendorong dan menghempaskan kapal ke daerah yang tidak aman sehingga kapal dapat tersangkut terumbu atau bahkan terbalik. Sedangkan untuk kapal-kapal dengan ukuran besar, pada umumnya kondisi angin kencang dan gelombang tinggi tidak menghambat kapal-kapal jenis ini untuk berlayar. Namun cuaca ekstrim seperti badai dan gelombang yang sangat tinggi dapat menjadi acuan kapal untuk tidak berlayar atau menunda keberangkatan.

Ilustrasi gelombang tinggi dan angin kencang dapat menyebabkan kecelakaan pada sistem transportasi laut. Gambar oleh Yevhen Buzuk dari Pixabay

Kondisi Cuaca juga mempengaruhi kelancaran dan keamanan transportasi darat

Pernahkah kamu terjebak pada kemacetan di tengah hujan deras dan angin kencang? Banyak pula kasus kecelakaan terjadi ketika hujan deras, kabut atau asap tebal yang mengurangi jarak pandang pada sistem transportasi darat. Prakiraan cuaca yang kita terima memberikan gambaran tentang kondisi cuaca sebelum keberangkatan. Sama seperti pada transportasi udara dan laut, kemungkinan hujan deras atau angin kencang dapat mempengaruhi kelancaran dan keselamatan perjalanan dengan menggunakan transportasi darat.

Hujan deras dapat mengurangi jarak pandang dan meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan. Gambar oleh Kammy27 dari Pixabay

Ketika hujan turun terlampau deras, air yang menggenang dapat menyebabkan banjir dan gangguan pada sistem kereta listrik dan kemacetan di jalan-jalan arteri. Air yang menggenang memperlambat kecepatan kendaraan yang melintas sehingga terjadi penumpukan pada daerah-daerah sibuk dan jalan yang mengalami penyempitan. Kecepatan angin juga meningkat seiring dengan meningkatnya ketinggian. Sehingga pada saat kejadian angin kencang yang cukup ekstrim, di jalanan layang kecepatan angin menjadi lebih tinggi dan menjadi berbahaya bagi pelintas. Kendaraan dapat keluar jalur karena adanya terpaan angin kencang.

Perubahan Iklim, cuaca ekstrim dan keselamatan transportasi

Seperti yang telah disebutkan di atas, kondisi cuaca harian dipengaruhi oleh kondisi iklim regional maupun iklim global. Seperti kondisi pada awal tahun 2021 ini, kondisi cuaca harian di sebagian besar wilayah di Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi La-Nina yang ditandai oleh tingginya curah hujan. Tingginya curah hujan diawali dengan pembentukan awan-awan hujan tinggi yang juga menyebabkan turbulensi bagi pesawat terbang. Kondisi ini juga mempengaruhi terbentuknya gelombang tinggi pada berbagai perairan di Indonesia.

Awan gelap yang sebelum badai. Gambar oleh dexmac dari Pixabay

Perubahan iklim global berpengaruh terhadap frekuensi terjadinya kondisi iklim ekstrim. Para ahli menyatakan adanya peningkatan frekuensi terjadinya cuaca ekstrim pada skenario perubahan iklim pada peningkatan suhu permukaan laut. Dimasa datang diperkirakan terjadinya cuaca ekstrim seperti hujan dengan intensitas tinggi, badai maupun kekeringan akan lebih sering terjadi dan dengan intensitas yang lebih kuat sehingga sarana dan prasarana penunjang sistem transportasi harus mengakomodasi perubahan ini. Usaha yang dapat dilakukan antara lain dengan peningkatan ketepatan prakiraan cuaca dan observasi cuaca, peningkatan dan peremajaan sarana dan prasarana sistem transportasi dan alat transportasi, peningkatan sumber daya manusia hingga edukasi masyarakat untuk lebih awas terhadap bahaya berkendara di saat cuaca ekstrim.

Sumber: 1, 2, 3, 4, dan 5.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA