3 mengapa pembelajaran disebut sebagai suatu sistem jelaskan unsur unsurnya


BAB I

PENDAHULUAN

1.1        LATAR BELAKANG

Suatu kenyataan yang yang tampak jelas dalam dunia pendidikan dimana pendidikan tersebut diharapkan bisa diterima oleh semua pihak. Pendidikan sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen antara lain, sistem baru (raw input), Environmental input, instrumental input (guru kurikulum).

Ilmu pendidikan juga akan memperhatikan perubahan tata nilai yang terjadi dalam masyarakat. Disamping itu ilmu pendidikan harus memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, dalam ekonomi, politik, pendidikan dan keamanan. Sebabnya ialah pendidikan mempunyai kewajiban untuk mengantarkan para peserta didik memasuki masyarakat yang sedang mengalami perubahan-perubahan yang mendasar dalam kehidupan ekonomi dan kehidupan politik.

1.2       RUMUSAN MASALAH

1.  Bagaimana pengertian sistem dan apa saja ciri-ciri sistem tersebut ?

2.  Apa saja unsur-unsur yang ada dalam pendidikan sebagai suatu sistem ?

3. Sebutkan sistem apa saja yang ada dalam sistem pendidikan dan subsistem pendidikan dalam supra sistem ?

1.3        TUJUAN

1.  Agar kami lebih memahami, mengerti dan dapat mengetahui ciri-ciri dari sistem.

2.  Mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan sebagai suatu sistem.

3. Mengetahui semua sistem yang ada dalam sisten pendidikan dan subsistem pendidikan dalam supra sistem.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1       PENGERTIAN DAN CIRI - CIRI SISTEM                   

Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Kita dapat mengatakan bahwa sebuah sepeda motor itu merupakan suatu sistem, yang kemudian orang menyebut dengan sistem sepeda motor. Suatu perkumpulan atau organisasi adalah sebagai sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem organisasi. Pendidikan sebagai sebuah sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan sistem pendidikan. Begitu seterusnya, bahwa setiap jenis organisasi, apapun bentuknya, ia disebut sistem.

Lalu apa pengertian sistem itu sendiri? Definisi sistem banyak rumusan yang dikemukakan oleh para tokoh dengan sudut pandangnya masing-masing.

Bela H. Banathy dalam bukunya instruktional sistem mengemukakan bahwa “ an assemblage of obyects united by sam form of regular interaction and interpendence”. Menurut sistem berarti : satuan/kaitan objek-objek yang disatukan oleh suatu bentuk interaksi atau saling ketergantungan. Menurut Suhardjo (1985), sistem adalah kesatuan fungsional dari pada unsur-unsur (aspek-aspek) yang ada untuk mencapai tujuan. Pengertian kedua ini lebih menunjukkan kejelasan, diantarnya : sistem terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari masing-masing unsur, ada kesatuan fungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang ingin di capai.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, setiap organisasi yang ada dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem, walaupun masing-masing mempunyai batasan yang berbeda. Misalnya manusia sebagai sistem, tentu memiliki batasan yang berbeda dengan binatang sebagai sistem. Begitu pula pendidikan sebagai suatu sistem, juga mempunyai batasan yang berbeda dengan ekonomi sebagai sistem, begitu seterusnya. Namun demikian, perlu diketahui bahwa di balik perbedaan dari setiap sistem, pada persamaannya, yang oleh Mudhoffir (1986) dikatakan bahwa persamaan dari setiap sistem terletak pada ciri-ciri sistem, yang dapat di rinci sebagai berikut:

1.      Tujuan

Tujuan merupakan sesuatu yang akan di capai oleh sebuah sistem. Misalnya : Sepeda motor merupakan sistem bertujuan untuk mempermudah tranportasi. Manusia sebagai sistem, tujuannya untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan sebagai sistem, tujuannya untuk memberikan layanan bagi yang memerlukan. Pengajaran sebagai sistem, tujuannya agar siswa belajar untuk dapat menampilkan perilaku tertentu, begitu seterusnya.

2.      Fungsi

Merupakan suatu aktivitas/fungsi sistem untuk dapat mencapai tujuan sistem itu sendiri. Misalnya: manusia sebagai suatu sistem, agar dapat mencapai tujuan hidupnya, dituntut adanya fungsi-fungsi, diantaranya fungsi pernafasan, pencernaan makanan, fungsi penglihatan, fungsi aliran darah, fungsi kekebalan penyakit, fungsi pembiakkan, dan sebagainya, yang kesemuannya fungsi tersebut saling berkaitan dan saling mendukung. Apabila salah satu diantaranya tidak menunjukkan fungsi, maka sistem tersebut akan mengalami gangguan, kegagalan dan atau bahkan tidak bermanfa’at sama sekali.

3.      Komponen

Komponen merupakan bagian yang ada dalam suatu sistem, yang melakukan atau memainkan fungsi tertentu dalam rangka mencapai tujuan sistem. Misalnya sepeda motor punya tujuan sebagai alat tranportasi untuk mempercepat perjalanan seseorang menuju alamat tertentu. Agar sepeda motor dapat mencapai tujuannya harus ada unsur-unsur pendukung, diantaranya : komponen pembakar (busi), komponen penggerak (mesin), komponen pengaman (spion), komponen pengontrol, komponen pengatur kecepatan (gas), dan lain-lain. Masing-masing komponen atau unsur sistem tersebut harus melakukan fungsinya sendiri-sindiri, tetapi ia juga harus selalu berhubungan (berinteraksi) dan saling memiliki ketergantungan (interdependensi) dengan komponen lainnya. Apabila salah satu komponen tau unsur-unsur sistem sepeda motor tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak memerankan fungsinya, maka sepeda motor sebagai sebuah sistem akan mengalami gangguan untuk mencapai tujuannya, bahkan bisa tidak berfungsi sama sekali. Dengan demikian setiap sistem yang ingin mencapai tujuannya harus memiliki unsur-unsur pendukung bagian-bagian dari sistem yang melaksanakan suatu fungsi khusus dalam rangka menunjang pencapaian tujuan sistem.

      Perlu diketahui pula, setiap komponen sistem sesungguhnya juga merupakan suatu sistem tersendiri. Mengapa demikian? Karena setiap komponen sistem juga memiliki komponennya sendiri. Misalnya manusia merupakan sistem yang komponen atau unsurnya terdiri dari pencernaan makanan, pernafasan, pengindraan, dan sebagainya. Pengindraan sendiri, misalnya mata, memiliki beberapa komponen diantaranya : kelopak mata, kornea mata, bulu mata dan sebagainya. Begitu pula pencernaan makanan, juga mempunyai unsur-unsur tersendiri begitu seterusnya setiap komponen sistem mempunyai komponen sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komponen sistem juga merupakan subsistem dari suatu sistem yang kebih besar, atau setiap sistem terdiri dari sub-subsistem. Komponen sistem atau subsistem yang merupakan suatu sistem tersendiri juga mempunya tujuan sendiri.Misalnya busi sepeda motor merupakan subsistem dari sepeda motor, dan ia juga sebagai sistem tersendiri mempunya tujuan yaitu mewujudkan proses pengapian, begitu seterusnya.

      Sebagaimana telah dikemukakan bahwa setiap sistem itu terdiri dari komponen sistem, namun demikian menurut fungsinya tidak semua komponen sistem tersebut mempunyai hubungan langsung dengan komponen yang lain. Lebih jelasnya dapat dikatakan bahwa dalam suatu sistem ada komponen sistem integral dan ada komponen sistem tidak integral.

      Komponen sistem integral mempunyai keterkaitan fungsi secara langsung dan atau merupakan bagian tak terpisahkan dari sub-subsistem yang ada, sehingga bila komponen sistem ini tidak berfungsi maka akan mengganggu pencapaian tujuan sistem. Sedang komponen sistem tidak integral adalah komponen sistem yang mempunyai arti bagi subsistem lain tetapi bukan merupakan bagian integral dari subsistem lain tersebut, sehingga apabila komponen ini terpaksa tidak ada, maka tidak akan mengganggu pencapaian tujuan sistem. Contoh: sekolahan sebagai suatu sistem, komponen integralnya adalah guru, siswa, perpustakaan, papan tulis, kapur, penghapus. Sedang komponen tidak integralnya adalah kipas angin, lampu neon dan kantin. Komponan tidak integral ini bila tersedia menambah lancarnya pencapaian tujuan, tetapi bila tidak ada tidak akan mengganggu kegiatan.

4.      Interaksi atau Saling Hubungan

Sebagaimana telah dikemukakan dimuka bahwa suatu sistem itu terdiri dari beberapa komponen, dan secara fungsional setiap komponen tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling mempunyai keterkaitan bahkan dapat dikatakan saling memiliki ketergantungan antara komponen satu dengan komponen yang lainnya. Dengan kata lain, fungsi dari komponen yang satu sangat menentukan fungsi komponen lainnya. Dengan demikian apabila suatu sistem di harapkan dapat mencapai tujuan sistem dengan baik, harus ditunjang oleh fungsi yang baik dari tiap-tiap komponen sistem yang ada.

5.      Penggabungan Yang Menimbulkan Jalinan Keterpaduan

Dalam rangka mencapai tujuan sistem harus merupakan suatu kesatuan yang terpadu. Keterpaduan komponen sistem tersebut akan memperkuat kerja dan fungsi sistem karena masing-masing komponen merupakan jalinan yang saling menunjang.

6.      Proses Transformasi

Proses transformasi merupakan suatu aktivitas untuk mengubah masukan / bahan mentah menjadi suatu produk atau bahan jadi. Produk atau bahan jadi ini akan tersalurkan menjadi masukan sistem lain, sistem lain ini juga akan dilakukan proses transformasi, demikian seterusnya. Berbicara tentang proses transformasi, harus diingat pula bahwa setiap sistem terdiri dari sub-subsistem dan setiap subsistem juga merupakan sistem tersendiri, yang juga melakukan aktivitas transformasi. Oleh karena itu, proses transformasi pada suatu sistem bisa terjadi secara bertingkat – transformasi terjadi pada tingkat sub-subsistem, baru kemudian terjadi transformasi pada sistem yang lebih luas. Dengan kata lain, pada suatu sistem tidak hanya terjadi sebuah proses transformasi tetapi serangkaian proses transformasi.

7.      Umpan Balik

Umpan balik merupakan aktivitas pemantauan atau kontrol terhadap efektivitas dan efisiensi kerja sistem.

8.      Daerah Batasan dan Lingkungan

Perlu diketahui pula, suatu sistem akan berinteraksi atau berhadapan dengan sistem lain, atau lingkungan sistem yang berada di luar sistem. Karena lingkungan yang berada di luar sistem itu juga merupakan sistem tersendiri, perlu ada ketegasan batasan tentang sistem tertentu. Misalnya manusia sebagai suatu sistem, akan mempunyai batasan yang berbeda dengan binatang sebagai sistem, kegiatan pendidikan sebaga suatu sistem akan berbeda dengan kegiatan ekonomi sebagai suatu sistem. Hal lain yang perlu kita fahami juga, karena setiap lingkungan sistem merupakan sistem tersendiri, maka secara otomatis akan terdapat macam sistem, yang merupakan suatu sistem yang lebih besar. Sistem lebih besar ini kemudian disebut dengan istilah “Supra Sistem”. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, Tirtaharja (1994) memberikan ilustrasi gambar sebagai berikut.

 

                                                Gambar 6.4

     Hubungan Sistem Satu Dengan Sistem lainnya dalam Supra Sistem


                                                Gambar 6.2

     Hubungan antara Komponen Sistem dalam Sebuah Sistem

2.2        PENDIDIKAN SEBAGAI  SUATU SISTEM

Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya. Begitu pula dengan pendidikan, juga merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam komponen pendukung, yang masng-masing komponen akan saling mempengaruhi dan bekerjasaama dalam mencapai tujuan. Secara umum suatu unit pendidikan dapat digambarkan sebaga berkut.

Gambar 6.3

Sistem Pendidikan merupakan model sistem yang berlaku pada setiap unit usaha atau organisasi lainnya. Adapun unsur-unsur yang ada dapat di jelaskan sebagai berikut

Raw Input. Merupakan bahan mentah yang akan di proses dalam suatu unit usaha atau organisasi. Dalam konteks pendidikan, yang dimaksud raw input adalah calon siswa.

Instrumenal Input. Merupaka unsur pendukung yang mempengaruhi aktivitas organisasi atau unit usaha dan dapat dirancang atau dipersiapkan oleh unit usaha atau oleh organisasi yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan yang termasuk instrumental input adalah : sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, prasarana dan sarana.

Environmental Input. Merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas suatu organisasi atau unit usaha, tetaoi tidak dapat dirancang atau dipersiapkan oleh unit usaha atau organisasi yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan , environmental input digambarkan, seperti : pengaruh TV, ekonomi, politik, sosial budaya, dll.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai sistem pendidikan, lihat gambar 6.4

P R O S E S    P E N D I D I K A N

 

                                                Gambar 6.4

Sistem Pendidikan dan Unsur-Unsurnya

2.3       SISTEM PENDIDIKAN DAN SUBSISTEM PENDIDIKAN DALAM                        SUPRA SISTEM

Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan subsistem (bagian) dari supra sistem, disamping mempunyai sub-subsistem pendidikan. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam supra sistem (masyarakat) itu terdapat beberapa sistem, misalnya sistem ekonomi, sistem politik, sistem pendidikan, sistem keamanan, dll. Masing-masing sistem dalam supra sistem tersebut terdiri dari sub-subsistem, begitu pula sistem pendidikan yang didalamnya juga terdapat sub-subsistem.

Tirtarahardja (1994:64) telah memberikan gambaran sebagai berikut.

                                                                                    Supra Sistem

                                                                                                Sistem

                                                                                                  Subsistem     

                                                                                                Sub-Subsistem

                                                                                                    Dst

 

Gambar 6.5

      Sistem Pendidikan dan Subsistem Pendidikan dalam Supra Sistem


SM = Sekolah Menengah

Gambar 6.7

Sistem Pendidikan Dan Subsistem Pendidikan dalam Supra Sistem


PF = Pendidikan Formal

PNF = Pendidikan Non Formal

PIF = Pendidikan In Formal

Gambar 6.8

Sistem Pendidikan Dan Subsistem Pendidikan Dalam Supra Sistem

BAB III

PENUTUP

3.1       SIMPULAN

Sebagai kesimpulan dapat kita pastikan bahwa pendidikan itu merupakan sebuah komponen atau lembaga yang mempunyai tujuan agar terciptanya situasi atau potensi-potensi dasar apa saja yang dimiliki anak-anak dapat dikembangkan sesuai dengan ketentuan kebutuhan mereka pada suatu zaman dan dimana mereka harus survival. Dalam pendidikan tersebut memahami bahwa tujuan atau kompetensi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran. Persoalan tersebut adalah bagaimna melaksanakannya di dalam proses belajar-mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan tercapai dan juga memahami bagaimana pendidikan itu mempunyai sistem yang baik untuk mencapai tujuan.

3.2       SARAN

Sistem merupakan istilah yang memiliki makna yang sangat luas dan dapat digunakansebutan yang melekat pada sesuatu. Sistem terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari masing-masing unsur, ada kesatuan fungsi dari kesatuan unsur dan ada yujuan yang ingin dicapai. Begitupun pendidikan sebagai sebuah sistem yang disebut dengan sistem pendidikan. Oleh karena itu pendidikan sebagai sistem sangatlah perlu dimengerti karena pendidikan juga merupakan sistem yang terdiri dari berbagai macam komponen pendukung yang masing-masing komponen akan mempengaruhi dan bekerja sama dalam mencapai tujuan.

DAFTAR PUSTAKA

HAR Tilar, 1999. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia :      Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung : Remaja Rosda Karya.

                  , 2000, Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia, Bandung : Remaja Rosda Karya.


Page 2