12 mei 1998 hari apa

ReporterJumat, 13 Mei 2022 19:29 WIBSeorang mahasiswa menabur bunga memperingati tragedi 12 Mei 1998 di kampus Universitas Trisakti, Jakarta (12/5). ANTARA/Paramayuda


TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa 12 sampai 15 Mei 1998 di Jakarta lebih dikenal sebagai Kerusuhan Mei 1998. Tragedi mengerikan ini awalnya dipicu kematian empat mahasiswa Trisakti akibat peluru tajam aparat saat demonstrasi menuntut turunnya Soeharto dari jabatan Presiden RI, kemudian berujung kerusuhan besar-besaran, pelanggaran hak asasi manusia berat, dan hilangnya sejumlah orang.

Kronologi Tragedi Mei 1998

12 Mei 1998, Tertembak Matinya Empat Mahasiswa Trisakti

12 Mei 1998 merupakan aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai elemen mahasiswa, termasuk Mahasiswa Universitas Trisakti. Demonstrasi dipicu mulai goyahnya ekonomi Indonesia sejak awal 1998 akibat pengaruh krisis finansial Asia sejak 1997 dan menuntut Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden RI.

Kala itu, sekitar pukul 12.30 aksi damai dilakukan dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara, tetapi massa aksi diblokade pasukan Polri dan militer. Negoisasi dengan aparat keamanan sempat dilakukan, namun pada 17.15 mahasiswa memutuskan bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan yang menghujani mahasiswa dengan tembakan.

Mahasiswa panik, berlarian dan berhamburan ke sembarang arah. Naasnya, pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam.

Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada. Peristiwa penembakan empat mahasiswa Universitas Trisakti ini juga digambarkan dengan detail dan akurat oleh seorang penulis sastra dan jurnalis, Anggie D. Widowati dalam karyanya berjudul Langit Merah Jakarta.

Sejumlah aktivis HAM dan mahasiswa memperingati Tragedi Semanggi 13 Mei 1998 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/5). TEMPO/Subekti

13 sampai 15 Mei 1998, Kerusuhan dan Sentimen Etnis Tionghoa

Kematian empat mahasiswa Universitas Trisakti memicu kemarahan dan amukan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Mulai 13 Mei 1998, berbagai daerah gencar melakukan demonstrasi menuntut keadilan.

Tetapi, mengutip Komnas Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di laman resmi komnasham.go.id, kemarahan publik atas tindakan represif aparat keamanan terhadap mahasiswa Trisakti dialihkan menjadi sentimen atas etnis Tionghoa.

Di Sidotopo, Surabaya, pada 14 Mei 1998, para perusuh menargetkan toko dan rumah milik orang Tionghoa, menjarah harta benda dan membakar properti mereka. Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) menemukan dua kasus pemerkosaan dan empat kasus kekerasan seksual. Di hari yang sama, di Padang, Sumatra Barat, sedikitnya sepuluh kantor, bank, dan ruang pamer rusak dilempari batu oleh perusuh yang terdiri dari mahasiswa, perusakan tersebut mereka lakukan saat dalam perjalanan menuju kantor DPRD Sumatera Barat.

Di Palembang, Sumatera Selatan, sepuluh toko milik etnis Tionghoa dan belasan lebih mobil dibakar oleh perusuh, serta puluhan orang mengalami luka-luka terkena lemparan batu oleh mahasiswa yang berunjuk rasa ke kantor DPRD Sumatera Selatan, dalam peristiwa di Palembang tersebut, Tim Relawan untuk Kemanusiaan melaporkan bahwa kekerasan seksual juga terjadi.

Akibatnya, sampai 15 Mei 1998 terjadi berbagai tindak kejahatan di Jakarta dan kota besar lain di Indonesia, ribuan toko, gedung maupun rumah-rumah dibakar dan dihancurkan, khususnya pada mereka yang beretnis Tionghoa.

Atas kejadian tersebut, pemerintah membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang merampungkan laporannya pada 23 Oktober 1998. TGPF menemukan fakta bahwa kerusuhan Mei 1998 diduga mengakibatkan lebih dari seribu orang meninggal karena terjebak dalam bangunan yang terbakar atau dibakar, ratusan orang luka-luka, penculikan terhadap beberapa orang, pemerkosaan atau pelecehan seksual terhadap puluhan perempuan yang sebagian besar dari etnis tertentu, serta ribuan bangunan dibakar.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Kerusuhan Mei 1998, Sejarah Kelam Pelanggaran HAM di Indonesia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik //t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.






Rekomendasi Berita

Institut Teknologi PLN Terima Mahasiswa Baru Lebih Banyak Tahun Depan

1 hari lalu

Institut Teknologi PLN Terima Mahasiswa Baru Lebih Banyak Tahun Depan

Berikut informasi penerimaan mahasiswa baru, program studi, beasiswa, fasilitas dan sebaran lulusan dari Institut Teknologi PLN.


Jokowi: Asrama Mahasiswa Nusantara agar Putra Daerah Kompak

1 hari lalu

Jokowi: Asrama Mahasiswa Nusantara agar Putra Daerah Kompak

Mahasiswa dari berbagai daerah akan tinggal bersama di Asrama Mahasiswa Nusantara sehingga dapat saling mengenal dan menghargai.


Mahasiswa UGM Gali Ciri Khas 18 Kampung Wisata di Yogyakarta untuk Rebranding

2 hari lalu

Mahasiswa UGM Gali Ciri Khas 18 Kampung Wisata di Yogyakarta untuk Rebranding

Ikon di kampung wisata Kota Yogyakarta itu perlu ditemukan, di-branding lalu dijual kepada wisawatan.


Pemerintah Prancis Buka Beasiswa Eiffel untuk Mahasiswa S2 dan S3

2 hari lalu

Pemerintah Prancis Buka Beasiswa Eiffel untuk Mahasiswa S2 dan S3

Pendaftaran Beasiswa Eiffel 2023-2024 tidak diajukan secara langsung. Namun, melalui universitas yang dituju. Ini informasi selengkapnya.


57 Tahun Universitas Trisakti, Satu-satunya Kampus Swasta yang Dibangun Pemerintah

2 hari lalu

57 Tahun Universitas Trisakti, Satu-satunya Kampus Swasta yang Dibangun Pemerintah

Tepat hari ini Universitas Trisakti telah 57 tahun. Kampus sarat sejarah, diberi nama oleh Soekarno, tempat para pahlawan reformasi.


Mahasiswa UNJ Kampanye Tidak Buang Sampah Sembarangan di CFD

4 hari lalu

Mahasiswa UNJ Kampanye Tidak Buang Sampah Sembarangan di CFD

Para mahasiswa UNJ berencana mengadakan kampanye dan memungut sampah di CFD secara rutin tiap bulan.


Mahasiswa Terancam Hukuman Mati Setelah Bunuh Kakek yang Merawatnya Sejak Kecil

6 hari lalu

Mahasiswa Terancam Hukuman Mati Setelah Bunuh Kakek yang Merawatnya Sejak Kecil

Pelaku disangka melanggar hukum pidana dengan ancaman hukuman penjara 20 tahun atau hukuman mati.


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

6 hari lalu

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


Mahasiswa UI Beri Bantuan ke Korban Gempa Cianjur, Ini yang Dilakukan

7 hari lalu

Mahasiswa UI Beri Bantuan ke Korban Gempa Cianjur, Ini yang Dilakukan

Universitas Indonesia (UI) mengirimkan mahasiswanya untuk membantu korban gempa Cianjur.


Ikatan Alumni Syam Indonesia Kirim 54 Mahasiswa Belajar di Suriah

7 hari lalu

Ikatan Alumni Syam Indonesia Kirim 54 Mahasiswa Belajar di Suriah

Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al Syami) kembali mengirimkan 54 mahasiswa untuk belajar ke Damaskus, Suriah.


12 Mei 1998 Selasa Apa?

Tanggal Masehi : 12 Mei 1998, Selasa Anggara. Tanggal Jawa : 15 Suro 1931, Selasa Pahing.

Weton Selasa Pahing berapa?

Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 27 Bakdamulud 1956, berada di Tahun Ehe, Windu Sancaya dan Wuku Tolu. Weton (hari kelahiran) Selasa Pahing memiliki neptu 12.

12 Desember 1998 Hari Apa Jawa?

Simak selengkapnya: Tanggal Masehi : 12 Desember 1998, Sabtu Saniscara. Tanggal Jawa : 22 Ruwah 1931, Setu Legi.

12 Mei 1990 wetonnya apa?

Tanggal Masehi : 12 Mei 1990, Sabtu Saniscara. Tanggal Jawa : 16 Syawal 1922, Setu Kliwon.

Pos Terkait

Toplist

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA